Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KAJIAN PUSTAKA
A. Multiplle Intelligence
1. Pengertian Multiple Intelligences
Multiple Intelligences yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kecerdasan
majemuk atau kecerdasan ganda merupakan salah satu teori kecerdasan yang memperoleh
banyak pengakuan akhir-akhir ini. Teori ini dicetuskan oleh Howard Gardner, psikolog
dari Harvard. Mula-mula Gardner menemukan tujuh jenis kecerdasan tetapi kemudian
mengembangkannya menjadi delapan, dan membahas kemungkinan kecerdasan yang ke
Sembilan.
Menurut Gardner kecerdasan dalam multiple intelligences meliputi kecerdasan verbal-
lingustik (cerdas kata), kecerdasan logis-matematis (cerdas angka), kecerdasan visual-
spasial (cerdas gambar-warna), kecerdasan musikal (cerdas musik-lagu), kecerdasan
kinestetik (cerdas gerak), kecerdasan interpersonal (cerdas sosial), kecerdasan
intrapersonal (cerdas diri), kecerdasan naturalis (cerdas alam), kecerdasan eksistensial
(cerdas hakikat). Setiap kecerdasan dalam multiple intelligences memiliki indikator
tertentu. Kecerdasan majemuk anak diidentifikasi melalui observasi terhadap perilaku,
tindakan, kecenderungan bertindak, kepekaan anak terhadap sesuatu, kemampuan yang
menonjol, reaksi spontan, sikap, dan kesenangan.
Beberapa komponen kecerdasan yang dimiliki setiap individu menurut Lunenburg dan
Lunenburg (2014), diantaranya yaitu:
a. Linguistic Intelligence (kecerdasan linguistik)
Adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik
secara lisan maupun tertulis. Ciri-ciri anak dengan kecerdasan linguistic yang menonjol
biasanya senang membaca, pandai bercerita, senang menulis cerita atau puisi, senang
belajar bahasa asing, mempunyai perbendaharaan kata yang baik, pandai mengeja, suka
menulis surat atau e-mail, senang membicarakan ide-ide dengan teman-temannya,
memiliki kemampuan kuat dalam mengingat nama atau fakta, menikmati permainan kata
(utak-atik kata, kata-kata tersembunyi, scrabble atau teka-teki silang, bolak-balik kata,
plesetan atau pantun) dan senang membaca tentang ide-ide yang menarik minatnya.
b. Logical-mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika)
Kemampuan dalam menghitung, mengukur dan mempertimbangkan proposisi dan
hipotesis, serta menyelesaikan operasi-operasi matematis. Guru dapat meningkatkan
kecerdasan logika-matematika siswa dengan mengajar menguraikan, sebab-akibat dan
hubungan skenario sebagai petunjuk untuk menulis, mengajar tata aturan bahasa dan
kalimat diagram, merancang kode abjad dan angka, mencari pola di dalam kelas, sekolah,
di luar ruangan, dan rumah.
c. Spatial intelligence (kecerdasan spasial)
Kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, seperti dimiliki para
pemburu, arsitek, navigator, dan dekorator.Anak-anak dengan kecerdasan visual – spatial
yang tinggi cenderung berpikir secara visual. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap
warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan antarunsur tersebut. Seorang anak yang memiliki
kecerdasan dalam spasial biasanya lebih mengingat wajah ketimbang nama, suka
menggambarkan ide-idenya atau membuat sketsa untuk membantunya menyelesaikan
masalah, berpikir dalam bentuk gambar-gambar serta mudah melihat berbagai objek dalam
benaknya, dia juga senang membangun atau mendirikan sesuatu, senang membongkar
pasang, dan senang membaca. . Guru dapat meningkatkan kecerdasan spasial siswa dengan
menggunakan diagram untuk pengajaran konsep menulis, menggunakan gambar sebagai
petunujuk untuk menulis, berimajinasi sebelum menulis.
i. Eksistensial-spiritual
Kemampuan untuk berpose dan merenungkan pertanyaan tentang keberadaan-
termasuk kehidupan dan kematian. Kecerdasan ini dimiliki dalam domain dari filsuf dan
pemimpin agama. Siswa dengan kecerdasan ini cenderung menjadi seseorang yang harus
meletakkan segala sesuatu ke dalam kerangka yang lebih besar, perspektif global, konteks
historis. Mereka memiliki kecenderungan untuk menjadi begitu terfokus pada gambaran
besar bahwa mereka sering melupakan rincian yang diperlukan. Kecerdasan kesembilan
ini belum sepenuhnya diterima oleh guru di dalam kelas.
4. Manfaat LKS
Manfaat LKS menurut Majid (2011) yaitu memudahkan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran, siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami serta
mengerjakan suatu tugas dalam bentuk tugas tertulis. Penelitian yang pernah dilakukan
mengungkapkan bahwa LKS dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam pembelajaran
dan memiliki kualitas yang berpengaruh pada kesuksesan yang positif dalam memahami
materi pelajaran.
5. Langkah-langkah Pembuatan LKS
Berdasarkan penjabaran Depdiknas (2004) langkah-langkah penyusunan LKS terdiri
dari:
a. Menganalisis kurikulum;
b. Menyusun peta kebutuhan LKS;
c. Menentukan judul-judul LKS; dan
d. Menulis LKS, yang terdiri dari beberapa tahap antara lain:
1) Merumuskan kompetensi dasar,
2) Menentukan alat penilaian,
3) Menyusun materi, dan
4) Memperhatikan struktur bahan ajar.
D. Materi Virus
1. Pengertian Virus
Virus adalah gen penyebab infeksi yang hanya dapat hidup di dalam sel hidup, yaitu
pada sel hewan (temasuk manusia), tumbuhan, jamur, dan bakteri (Nurhayati, 234:2006).
Pada awalnya virus dianggap sebagai zat kimiawi biologis. Bahkan akar bahasa latin untuk
kata virus berati ‘racun’. Karena virus mampu menyebabkan berbagai macam penyakit dan
dapat menyebar di antara organisme, para peneliti pada akhir 1800-an menganggap ada
kesamaan antara bakteri dan mengajukan virus sebagai bentuk kehidupan yang paling
sederhana. Akan tetapi virus tidak dapat bereproduksi atau melaksanakan aktivitas
metabolisme di luar sel inang. Kebanyakan ahli biologi yang mempelajari virus saat ini
mungkin akan setuju bahwa virus tidak hidup, namun berada di wilayah abu-abu antara
bentuk kehidupan dan zat kimiawi (Campbell, Reece, 2010). Virus adalah agen infeksius
yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop cahaya dan mereka bukan sel, mereka
tidak memiliki inti sel, organel, atau sitoplasma. Ketika mereka menyerang sel-sel pejamu
yang rentan, virus menampilkan beberapa sifat organisme hidup sehingga tampak di
perbatasan antara hidup dan tak hidup. Virus dapat mereplikasi, atau memperbanyak,
hanya di dalam sel inang
1. Struktur Tubuh Virus
Bentuk virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk dan komposisi kimiawinya. Bentuk
virus ada yang berbentuk bulat, oval, memanjang, silindariis, dan ada juga yang berbentuk
T. Ukuran Virus sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
elektron, ukuran virus lebih kecil daripada bakteri. Ukurannya berkisar dari 0,02
mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1 μm = 1/1000 mm). Unit pengukuran virus biasanya
dinyatakan dalam nanometer (nm). 1 nm adalah 1/1000 mikrometer dan seperjuta
milimeter. Virus cacar merupakan salah satu virus yang ukurannya terbesar yaitu
berdiameter 200 nm, dan virus polio merupakan virus terkecil yang hanya berukuran 28
nm
a. Kapsid
Kapsid adalah lapisan pembungkus tubuh virus yang tersusun atas protein. Kapsid
terdiri dari sejumlah kapsomer yang terikar satu sama lain.
Fungsi :
1) Memberi bentuk virus
2) Pelindung dari kondisi lingkungan yang merugikan
3) Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel
b. Isi
Terdapat di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik/ molekul pembawa sifat
keturunan yaitu DNA atau RNA. Virus hanya memiliki satu asam nukleat saja yaitu satu
DNA/ satu RNA saja, tidak kedua-duanya. Asam nukleat sering bergabung dengan protein
disebut nukleoprotein. Virus tanaman/ hewan berisi RNA/ DNA, virus fage berisi DNA.
c. Kepala
Kepala virus berisi DNA, RNA dan diselubungi oleh kapsid. Kapsid tersusun oleh
satu unit protein yang disebut kapsomer.
d. Ekor
Serabut ekor adalah bagian yang berupa jarum dan berfungsi untuk menempelkan
tubuh virus pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala kapsid. Struktur virus ada 2
macam yaitu virus telanjang dan virus terselubung (bila terdapat selubung luar (envelope)
yang terdiri dari protein dan lipid). Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat yang
dilengkapi benang atau serabut. Khusus untuk virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak
memiliki ekor.
3. Perkembangbiakan Virus
Virus memanfaatkan metabolisme sel penjamu untuk membantu sintesis protein virus
dan virion baru; jenis sel yang dapat diinfeksi oleh virus dapat sedikit dapat banyak. Untuk
tujuan diagnosti, sebagian besar virus ditumbuhkan dalam biakan sel, baik turunan sel
sekunder atau kontinu; pemakaian telur embrionik dan hewan percobaan untuk membiakan
virus hanya dilakukan untuk investigasi khusus. Jenis biakan sel untuk mengembangbiakan
virus sering berasal dari jaringan tumor, yang dapat digunakan secara terus menerus.
Replikasi virus dalam biakan sel dapat di deteksi dengan. Tahap-tahap replikasi :
a. Peletakan/ Adsorpsi adalah tahap penempelan virus pada dinding sel inang. Virus
menempelkan sisi tempel/ reseptor site ke dinding sel bakteri
b. Penetrasi sel inang yaitu enzim dikeluarkan untuk membuka dinding sel bakteri.
Molekul asam.nukleat (DNA/RNA) virus bergerak melalui pipa ekor dan masuk ke
dalam sitoplasma sel melalui dinding sel yang terbuka. Pada virus telanjang, proses
penyusupan ini dengan cara fagositosis virion (viropexis), pada virus terselubung
dengan cara fusi yang diikuti masuknya nukleokapsid ke sitoplasma.
c. Eklipase : asam nukleat virus menggunakan asam nukleat bakteri untuk membentuk
bagian-bagian tubuh virus
d. Pembentukan virus (bakteriofage) baru : bagian-bagian tubuh virus yang terbukti
digabungkan untuk menjadi virus baru. 1 sel bakteri dihasilkan 100 – 300 virus baru
e. Pemecahan sel inang : pecahnya sel bakteri. Dengan terbentuknya enzim lisoenzim
yang melarutkan dinding sel bakteri sehingga pecah dan keluarlah virus-virus baru
yang mencari sel bakteri lain
4. Klasifikasi Virus
Nama famili ditandai dengan akhiran viridae. Nama subfamili diberi akhiran virinae Nama
akhiran genus diberi akhiran virus. Lwoff, Horne & Tournie adalah ahli dalam taksonomi
virus, berdasarkan kriteria.
a. Jenis asam nukleat (DNA/ RNA) berantai ganda/ tunggal
b. Ukuran dan morfologi tmsk tipe simetri kapsid
c. Adanya enzim spesifik, terutama polimerase RNA & DNA yang penting bagi replikasi
genom
d. Kepekaan terhadap zat kimia & keadaan fisik
e. Cara penyebaran alamiah
f. Gejala yang timbul
g. Ada tidaknya selubung
h. Banyaknya kapsomer untuk virus ikosohedarial/ diameter nukleokapsid untuk virus
helikoidal
Saat ini telah lebih dari 61 famili virus diidentifikasi, diantaranya mempunyai anggota yang
mampu menyerang manusia dan binatang. Menurut RNA, famili virus dibagi menjadi:
a. Picontohrnaviridae
b. Rhabdoviridae
c. Caliciviridae
d. Flaviviridae
5. Peran Virus
Didalam kehidupan, virus memiliki 2 peran, yaitu peran virus sebagai
mikroorganisme yang menguntungkan, maupun yang merugikan.
Virus yang menguntungkan: Virus berperan penting dalam bidang rekayasa genetika
karena dapat digunakan untuk cloning gen (reproduksi DNA yang secara genetis identik).
Sebagai contoh adalah virus yang membawa gen untuk mengendalikan pertumbuhan
serangga. Virus juga digunakan untuk terapi gen manusia sehingga diharapkan penyakit
genetis, seperti diabetes dan kanker dapat disembuhkan.
Virus yang merugikan :Virus yang dapat merugikan karena menyebabkan berbagai jenis
penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan
6. Penyakit – Penyakit Akibat Virus
Proses infeksi virus dapat melalui berbagai jaringan.
a. Melalui saluran pernafasan , contoh : virus influenza penyebab influensa, virus rubeola
penyebab campak, ronavirus penyebab SARS, virus variola penyebab penyakit cacar,
virus varicella penyebab penyakit cacar air.
b. Melalui saluran pencernaan, contoh : virus hepatitis A,B, poliomyelitis penyebab
polio, rotavirus penyebab diare
c. Melalui kulit dan mukosa genitalia, contoh : virus herpes simplex1 penyebab
stomatitis, flavivirus penyebab DBD, rabies penyebab rabies, cytomegalovirus
penyebab hepatitis
d. Melalui plasenta, contoh : virus rubella, cytomegalovirus
E. Kerangka Berfikir