Você está na página 1de 2

ALAT DAN BAHAN

ALAT BAHAN
- Gelas kimia (Pyrex - Urin
IwakiTE-32) - Siprofloksasin
- Gelas ukur - Dapar
- Pipet tetes ammonium asetat
- Pipet volume - Asetonitril (25 mL)
- Mikro pipet - Aquabidest (75 mL)
(Eppendorf) - Trietanolamin 0,1%
- Labu takar (Pyrex) - Oktadesil Silane (ODS)
- Vial
- HPLC

PROSEDUR
A. Pengambilan sampel
Urin sukarelawan di ambil sebelum obat di minum (blanko). Kemudian
obat siprofloksasin diminum sehari sebelum percobaan pada jam 10.30.
Volume urin yang terkumpul diukur menggunakan matkan. Kemudian
diambil 10 ml lalu ditaruh dalam vial dan disimpan dalam lemari
pendingin. Urin dikumpulkan pada rentang waktu yang telah
ditentukan :
11.00 - 14.00
14.00 - 17.00
17.00 - 20.00
20.00 - 23.30
05.30 - 08.00
08.00 - 11.00
B. Perlakuan sampel
Sampel urin diambil sebanyak 1 ml kemudian dimasukan ke dalam labu
takar 10 ml. Setelah itu diencerkan dengan dapar ammonium asetat
hingga 10 ml (1:10). Sampel dimasukan ke dalam kolom HPLC dengan
Fase balik oktadesil silane (ODS), fase gerak asetonitril-air (25:75)
dengan 0,1% trietanolamin dan pH disesuaikan hingga 2,5 dengan
asam sulfat 1 M, detector spektrofotometri UV 280 nm, laju elusi 1
ml/menit. Kemudian luas area siprofloksasin yang dicatat.

C. Pengolahan data
Kurva kalibrasi dibuat, dengan cara dibuat larutan siprofloksasin dalam
urin blanko, dengan konsentrasi siprofloksasin 1, 5, 10, 20, 50 µg/ml.
Kurva dibuat berdasarkan rasio luas area antara siprofloksasin. Luas
area dari tiap larutan siprofloksasin dihitung dengan system HPLC
yang sama. Dari kurva kalibrasi yang didapat kemudian dihitung
konsentrasi siprofloksasin dari sampel.
Dibuat kurva log dXu vs tmid, lalu ditentukan konstanta laju eliminasi
dan waktu paruh eliminasi.

Você também pode gostar