Você está na página 1de 63
N72.993 Ue Analisis Struktur Dengan Cara Matriks FuiMi: TL A. » 1997 | 1998 Susastrawan M.Sc. = Penerbit ANDI OFFSET Yogyakarta am Proyek Pembinaan Perpustakaay KS Jawa Timur T A. 199°» 1996 Analisis Struktur Dengan Cara Oleh: Susastrawan M. Se. Hak Cipta © 1991, pada penulis, Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ‘apapun, tanpa izin tertulis dari penulis. Edisi Pertama, Cetakan Pertama, 1991 Penerbit : ANDI OFFSET JI. Beo 38-40, Telp. 61881, 88282 Yogyakarta 55281 Percetakan : ANDI OFFSET Jl. Beo 38-40, Telp. 61881, 88282 Yogyakarta 55281 Pusat Penjuatan : — Unit Kanvas ANDI OFFSET ul, Beo 40, Telp. 61881, 88282 Yogyakarta 55281 — Steff & Partners Jl. Green Ville Blok BG No. 28 Telp. 5604289 Jakarta Barat MILIK : PERPUSTAKAAN DAERAH ISBN : 979-533-02: SI 533-0243 JAWA_TIMUR Nomet : 2.2 poy pK Tanggal : ib 19°96 ' KATA PENGANTAR Perkembangan teknologi elektronika khususnya teknologi komputer begitu pesatnya, sehingga boleh dikata setiap kegi- atan diberbagai bidang tidak bisa lepas dengan penggunaan komputer. Demikian pula didunia teknik sipil penggunaan peralatan komputer untuk menganalisa berbagai bentuk struk- tur merupakan kebutuhan yang sulit untuk ditinggalkan. Cara konvensional untuk menganalisa berbagai bentuk struktur baik Rangka atau Portal telah cukup banyak dikenal, misalnya metode Takabeya, Kani, Hardy Cross, Clapeyron dan sebagainya. Metode-metode tersebut diatas, rumus-rumus dan sifat hitungannya sangat sulit berinteraksi dengan sifat hitungan program komputer. Untuk mengatasi hal itu terdapat suatu metode untuk menganalisa struktur dengan bantuan alja- bar matrix. Dengan penggunaan aljabar matrix maka akan sa- ngat mudah berinteraksi dengan peralatan komputer. Oleh karena itu buku ini pada Bab I menyajikan dasar hitungan aljabar matrix secara garis besar (untuk lebih rincinya dianjurkan mempelajari aljabar matrix pada aljabar linear). Pada Bab I] menerangkan analisa struktur dengan metode displesemen, sedang Bab III menyajikan program kompu- ter dengan Fortran yang dapat dipakai untuk menghitung baik Rangka ("Truss") maupun Portal ("Frame"), beserta penjelasan dan cara penggunaannya. iv Analisis Struktur Dengan Cara Matriks Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga dapat tersusunnya buku ini. Saran dan kritik selalu kami harapkan demi kesempurnaan buku ini pada edisi berikutnya. Penulis (Ir. Susastrawan, MS) DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR IST .... BABI 1.1. 1.2, 1.3. BABIL 2.1. 2.2, 2.3. 2.4, ALJABAR MATRIKS Pendahuluaz .... Type Matriks ... 1.2.1, Matriks Baris . Matriks Kolom . . Matriks Diagonal .. .2.6, Matriks Satuan 1.2.7, Band Matrix .. Operasi Aljabar Matriks 1.3.1, Penambahan dan Pengurangan Matril 1.3.2. Perkalian Matriks Dengan Sebuah Bilangan 1.8.3. Perkalian Matriks Dengan Matriks 1.3.4. Transpose Matriks ... 1.3.5. Invers Matrix .. ANALISIS STRUKTUR Deformasi Aksial . Deformasi Lentur Rangka Batang Bidang ("Truss Element’) .. 2.8.1. Persamaan Dasar .. 2.3.2. Matriks Transformasi Portal Bidang ("Frame Struktures") 2.4.1, Batang Yang Mengalami Deformasi Aksial 2.4.2. Batang Yang Mengalami Deformasi Lentur PESESSSocwor ma nwowwnwnwnnenena Analisis Struktur Dengan Cara Matriks 2.4.3, Batang Yang mengalami Deformasi Aksial dan Lentur (Portal) ... 2.4.4. Matriks Transformasi 2.4.5. Element Actions 2.4.6. Fixed end Forces 2.4.7. Prosedur Hitungan BAB II] PROGRAM KOMPUTER, 3.1. Penjelasan Program Komputer 3.2. Penyusunan Input Date .... BAB IV APLIKASI PROGRAM KOMPUTER 4.1, Konstruksi Portal Bidang........ 42. Konstruksi Rangka Bidang 55 58 60 61 81 103 105 105 107 4.3, Struktur Dengan Kondisi Pembebanan Lebih Dari Satu... 110 DAFTAR PUSTAKA .. 117 Aljabar Matriks 1 BABI ALJABAR MATRIKS 1.1. Pendahutuan Dengan adanya kemajuan yang cukup pesat dalam bidang elektronika, khususnya bidang Komputer, maka proses hitungan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan banyak menggunakan cara aljabar matriks. Yang disebut matriks dalam hal ini adalah suatu rangkaian unsur yang disusun dalam baris dan kolom. Bila susunan itu terdiri atas m baris dan n kolom, disebut matriks m x n. Bila m dan n sama besar, disebut matriks bujur sangkar ("Square matrix ‘) secara umum suatu matriks m x n dapat ditulis sebagai berikut: au 82 813, 21 422 23 TAl=Cagl= | aa as ass (4) ami @m2 @m3 + +++ amp Suatu unsur matriks dengan simbol aj; berarti unsur tersebut berada pada baris idan kolom j. 1.2. Type Matriks 1.2.1 Matriks Baris Suatu matriks yang hanya terdiri atas satu baris disebut matriks baris 2 Analisis Struktur Dengan Cara Matriks ("row matrix}. Cara penulisan biasanya digunakan sepasang kurung kait, sebagai contoh : TAl=[ a a a3 J (1.2) 1.2.2 Matriks Kolom Suatu matriks yang hanya terdiri atas satu kolom disebut matriks kolom ("Column matrix”) Cara penulisan pada umumnya seperti nampak pada contoh sebagai berikut : [a] = Ja (1.3) 1.2.3 Matriks Bujur Sangkar Matriks m x n dikatakan matriks bujur sangkar apabila m =n. Contoh : CA]= 4 7 6 10 2 3 (1.4) 15 7 5 1.2.4 Matriks Simetri Matriks simetri adalah matriks bujur sangkar diagonal simetri, misal : ‘unsur-unsurnya terhadap LA] = 4 7 6 7 2 3 (1.5) 6 3 5 1.2.5 Matriks Diagonal Matriks diagonal adalah suatu matriks dengan unsur-unsurnya nol kecuali unsur-unsur diagonalnya. Njabar Matrike 3 contoh: [A] = 4 0 0 o 2 0 (1.6) 0 0 5 1.2.6 Matriks Satuan Matriks satuan adalah matriks diagonal dengan semua unsur diagonalnya bernilai satu. Contoh: [1] =] 1 0 0 9 9 1 0 9 (1.7) 9 oO 1 0 0 o 0 1 1.2.7 “Band Matrix” “Band matrix” ialah suatu matriks bujur sangkar dengan unsur-unsur di dekat diagonalnya tidak sama dengan nol. Contoh: [ A] = 5 3 2 0 0 0 1 3 1 1 0 0 0 5 7 6 2 0 oO 0 3 4 2 1 (1.8) 0 0 1 7 8 6 0 0 0 6 8 9 1.3. Operasi Aljabar Matriks 1.3.1 Penambahan dan Pengurangan Matriks Proses penambahan dan pengurangan matriks hanya dapat berlangsung bila ukuran matriks tersebut sama besar. Penjumlahan/pengurangan dua matriks dilakukan dengan menambahkan/mengurangi unsur-unsur matriks yang sesuai. Contoh: | 5 | 2 1 6 6 8 3 1}+}5 7 = 8 -6 4 5 2 2 6 7 4 Analisis Struktur Dengan Cara Matriks Sifat penjumlahan/pengurangan adalah kedua matriks yang dijumlahkan/di- kurangkan dapat ditukar letaknya. Contoh: [A] +(B]=[B]+[A] (1.9} 1.3.2 Perkalian Matriks dengan Sebuah Bilangan Perkalian antara sebuah matriks dengan suatu bilangan (misal a) adalah sama dengan perkalian atas unsur-unsur matriks tersebut dengan bilangan itu. Dan letak antara keduanya bisa ditukar. Contoh : alA] = [Ala (1.10) jika[A] = 4 1 2 5 6 8 makaal[A] =| a4 at a2 ad a6 a8 Bilaa = 2, maka a[A] = 8 2 4 “ 10 12 16 1.3.3 Perkalian Matriks dengan Matriks Suatu matiks dapat dikalikan dengan matriks lain dengan sifat dan syarat perkalian sebagai berikut: ew 1, Perkalian matriks A dengan matriks 8 tidak sama dengan perkalian matriks B dengan matriks A. o [A] [B] # (BI [AJ (1.11) 2. Dua matriks A dan matriks B hanya dapat dikalikan dengan cara [A] [B] apabila jumlah kolom matriks [A] sama dengan jumlah baris matriks [B]. Adapun matriks hasil perkaliannya mempunyai jumlah baris matriks [A], dan jumlah kolom sama dengan jumlah kolom matriks 8. Contoh: [Al = [ain ar "] 821 822 423 Aljabar Matriks 5 [8] = | bu by bat bao bar baz fA] x[B] = | an ai arg bu a1; a2 a3] | ba bar TA] x [B] = J aibiitaizbo:taisb31 © ay bi2+az2b22+a,3b32 @z1bi1+822b21+a23b3; 831 by +a2222+a23b32 tel xtAl [ibn bi] fan a ais ber bez | | ar a2 aes ba, ba = | biraiitbizaa, birai2tbiz@22 Bi aiatbi2423 bar auitbaza21, 21812422822 a1 413+b22823 b318114b32a23 b31412+D32422 D311 tbs2a3 [AJ x [8] =[ cl p harus sama dengan q (m x p} (qx n)} 9m x r) (1.12) [Ac] x [B] xfc] =-{ D1] (1,13) (m xp) (qxr) {s xn) {mxn) Syarat: p = q res ¥ Pada perkalian 3 buah matriks seperti diatas dapat dilakukan dengan mengalikan 1A] dan [B] terlebih dahulu, kemudian hasilnya dikalikan dengan [C]. Atau {B] dikalikan terlebih dahulu dengan [C], kemudian matriks [A] dikalikan dengan matriks hasil perkalian [B] dan [C]. Contoh :((A] (81) (C] =£A] (1B) (Cl) (1.14) is Struktur Dengan Cara Matriks 1.3.4 Transpose Matriks Misal terdapat dua buah matriks [C] dan [D] seperti di bawah ini : [c]=] 1 2 3 4 5 6 Matriks [D] dapat diperoleh dengan cara menukar baris dan kolom matriks [C]. Dalam hal ini matriks [D] dikatakan transpose matriks [C] dan dituliskan sebagai : [oD] = [cl7. (1.15) dan [D] = 1 4 Beberapa sifat transpose matriks : 4. Bila suatu matriks ditranspose dua kali, maka akan diperoleh matriks semula, yaitu : ((AIT)7 = [A] (1.16) 2. Bila transpose dari dua matriks dijumlahkan hasiinya sama dengan trans- pose hasil penjumlahan kedua matriksnya. LA}7+ (B]7 = (fA) +(B])7 (1.17) 3. Transpose dari suatu perkalian matriks sama dengan perkalian dari trans- pose masing-masing matriks dengan urutan dibalik. (CA}(B))7 = (817 [Al™ (1.18) 4, Transpose dari suatu matriks simetri sama dengan matriks itu sendiri. Jika matriks [A] simetri, maka [A] = Al]? (1.19) Bila [A] matriks anti simetri {yaitu suatu matriks dengan unsur-unsur diagonalnya nol dan unsur-unsur terhadap diagonal sama besar tetapi berlainan tanda}, maka [Al =—[Al? (1.20) Aljabar Matriks 7 5. -Hasil kali suatu matriks terhadap matriks transposenya selalu berupa matriks simetri. [A}LA]? = (Cc) (1.21) [.C] matriks simetri 6. Suatu matriks bujur sangkar selalu dapat diuraikan menjadi penjumlahan dari matriks simetri dan matriks anti simetri. 1 2 3 1 25 15 0 - 05 16 3 1 2) =) 25 1 15 [+] 05 9 05 oO 1 2 15 1,5 2 -15 - 05 o simetri anti simetri taj] = (by) + (cj) (1.22) dengan: by = (1 (ai; + a;,) ~ simetri (% 1 (9g — aj) > anti simetri 1.3.5 Invers Matrix Suatu matriks [A] disebut sebagai inversnya matriks [B] bila hasil kali keduanya merupakan matriks satuan. TA] [B] = (1) (1.23) Langkah-langkah proses invers matriks : 1 Gantikan masing-masing unsur matriks dengan masing-masing nilai kofak- tornya. S 2. Transposekan matriks yang diperoleh tersebut. Matriks ini kemudian disebut sebagai matriks “adjoint a. Hitung nilai determinan (matriks) aslinya. 4. Bagilah unsur-unsur matriks ‘Adjoint ‘idengan nilai determinan matriks aslinya. Contoh : Inveskanlah matriks [A] berikut ini : [Al= J] 1 2 302 8 Analisis Suktur. Cara Matrike ‘Analisis Struktur ‘ Penjelasan : wo An = 2 Ay = -3 Aa = -2 An = 1 -2 1 BAB II 2 aj = [ 2 -2 ANALISIS STUKTUR : 3. Determinan/A/= 2-6=-—4 4. Matriks Invers Suatu konstruksi bangunan yang menerima beban tuar, baik itu beban pada batang atau beban pada titik buhul, maka konstruktur tersebut akan me- 1 ngalami deformasi. Secara umum deformasi tersebut berupa : deformasi aksial, fA} 7} = — 2 -2 - 05 05 lentur dan puntir. “4 )_, i|- 075 — 025 2.1 Deformasi Aksiat Dengan memperhatikan gambar 2.1, sebuah batang dibebani N, dan Ny 5. Kontrol : pada ujung-ujungnya, maka : 1 2 - 05 + 05 1 0 3 2 + 0,75 - 025 |= | 0 1 Suatu matriks yang matriks inversnya nol disebut matriks “singular ’. (») GAMBAR 2.1 Deformasi aksiat batang 10 Analisis Struktur Dengan Cara Matrike Syarat keseimbangan pada gambar 2.1.(a) AE Ny = - th (2.1) Ny = dan keseimbangan pada gambar 2.1.(b) AE No = + —~—.d (2.2) AE Ny = -— ds (2.2) Pa ' Dengan menggabungkan persamaan (2.1) dan (2.2), maka akan diperoleh : AE AE N, (2.3) Np Persamaan (2.3) dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut : : AE AE 4 + - 2 1 I , (2.3a) . AE AE Nb os + a dy aau: [N ]={¢k 1 [a] (2.3b) dengan = [:N J] = matriks beban luar [ K ] = matriks kekakuan batang Ld J = matriks displesemen Analisis Struktur u ‘ Jika batangnya lebih dari satu yang dirangkai dalam satu konstruksi. bod [de [4g GAMBAR 2.2 Gabungan Batang Dari gambar 2.2 nampak : ft] [2] dan | 3] adalah nomor titik buhul Fy, F, dan F3 adalah gaya luar d; ,dy dan d3 adalah deformasi pada titik buhul 1, 2 dan 3 Sesuai dengan persamaan (2.3), maka dapat diperoleh : AE, AVE g , AEs 4 AsEs ds Fy ost i Ib i hh 15 Fp oS oe — nt d3 (2.4) h h ' ASE. ALE Fy = — AMES g AE, ; Is Ip AVE AE: ASE Jikaky = a, ky ==> dan ks aaa maka persamaan (2.4) s 2 3 dapat dituliskan sebagai berikut : 12 Analisis Struktur Dengan Cara Matriks Fy = (ki tka)di + (ky) d, + (-k3) ds Fy = (kiddy + (ky kz) do +{—Kabda (25) Fy = leks) dy + (kz) dp + (ka + ka) dy atau + Fy ky + ky -ki —ks dy F, f= [ok ki +k, — ke a (2.6) Fs ks -k; ka tks ds Dalam keadaan yang sesungguhnya konstruksi seperti nampak pada gambar 2.2 tidak mungkin (karena tidak stabil). Agar stabil harus ada titik yang di- pegang {dikonstrain). Misal titik 1 dipegang {dalam bentuk tumpuan), maka d, = 0. Sehingga persamaan (2.6) menjadi : a LEME a Fp |= ARO kth, ke dy (27) Fa “s YY} ky ko +ks| | ds Karena .d, = 0, maka bagian yang diarsir persamaan (2.7) diatas dapat dihilang- kan, sehingga persamaan (2.7) menjadi = 2] [ki tke ~ke d, 28) Fs ky kotks || da t gaya luar matriks kekakuan displesemen system struktur yang terjadi Persamaan (2.8) dapat ditulis dalam bentuk : 7 Te 4 th ki 2 a * ° ° = (2.9) ks ka tks Fs ds t t t disusun ditetapkan dihitung Analisis Struktur 13 “Join Code” (JCODE} dan “Member Code” (MCODE) JCODE adalah satu set angka yang terdiri atas nomor-nomor derajat kebebasan pada suatu titik. MCODE adalah satu set angka yang terdiri atas nomor-nomor derajat k ebebasan pada ujung-ujung suatu batang. JCODE dan MCODE merupakan alat bantu untuk menyusun matriks kekak uan, matriks beban luar dan untuk keperluan lain, Sebagai contoh akan disusun kem- bali persamaan (2.6) dengan menggunak an JCODE/MCODE. nomor dof masing-masing titik GAMBAR 2.3 Derajat kebebasan (d 0 f) Dari gambar 2.3 dapat disusun : JCODE(1) = 1 artinya Joint Code titik 1 = nomor derajat kebebasan 1. JCODE(2) = 2 artinya Joint Code titik 2 = nomor derajat kebebasan 2. dan seterusnya MCODE(1)= [1 2] artinya ujung-ujung batang 1 mempunyai nomor derajat kebebasan (no do f) 1 dan 2. MODE(2) = [2 3] artinya ujung-ujung batang 2 mempunyai no do f 2 dan 3, MCODE(3) = [1 3] artinya ujung-ujung batang 3 mempunyai no do f 1 dan 3, Sustem konstruksi gambar 2.3 diatas mempunyai 3 derajat kebebasan (3 degre of freedom), sehingga matriks kekakuan sistem strukturnya berukuran 3 x 3. Penyusunan matriks kekakuan dilakukan berdasarkan pada persamaan 2.3a dan 7 3b yang merupakan perssmaan dasar untuk struktur yang batang-batangnya hanya mengalami deformasi aksial. Penyelesaian : Batang 1: MCODE(1) = [1 2) Analisis Struktur 1 2 as MCODE(1) 1 2 3 ALE, ALE ks rE, AL Es i h ALE, ALE, N hb t matriks kekakuan batang 1 MCODE Kj) AE: AE 9 ]y a “AE AE 9 |, To 0 0 o|3 matriks kekakuan sistem struk- tur sumbangan dari batang 1. Maksud dari penulisan diatas ialah dengan bantuan MCODE, matriks kekak uan batang disusun kedalam matriks kekakuan sistem struktur. Dalam hal ini matriks kekakuan sistem struktur berukuran 3 x 3 sesuai dengan jumlah ‘do f‘ sebesar 3. Batang 2: MCODE(2}=[2 3] 2 3 MCODE Are, ALE: kp =| 22 | 2 MCODE Kja) = ha cy “A,E, Az,E, |3 ir I 1 2 3 0 0 0 1 AE: AE | | hb AGE. AGE: Ase: Ase: | 4 hook jan Cara Matriks 15 Analisis Struktur Batang 3 : MCODE(3) =[ 1 3) 1 3 MCODE 1 2 3 AE: AE: AE: ASE: ke? "9 Ly MODE Kigy= | o--° ls Is Is Is AsEs AsEs : - 3 0 0 o |2 I3 Is _AsEs 7 A3E3 5 5 K = Kay + Kay + Keay ALE: AE a AsEs 4) Aas h h ls Is ALE: ALE, AE, AaEs _ - 0 0 9 hook h h E, A, 0 00 0 AEs 2 Ea _AsEs 0 A3Es hook Is Is ALE AoE. E. Jikaky =>, ky = aoe) S| maka \ h Is K =[ tk -k —ks ~ki kitk, 9 —ke . (2.10) —ks ke ky tks 16 Analisis Struktur Dengan Cara Matriks Jika titik buhul 1 dipegang (“constrain”), maka : @ nomor derajat kebebabasan masing-masing titik GAMBAR 2.4 Derajat kebebasan Pada titik buhul 1 derajat kebebasannya 0, hal ini berarti titik buhul 1 tidak bergerak karena ditumpu. Dengan demikian jumlah derajat kebebasan dari struktur tersebut adalah 2, dan matriks kekakuan sistem struktur menjadi 2 x 2. Penyelesaian untuk kasus titik buhul 1 dipegang : Batang 1: MCODE{1)=[0 1] 0 1 MCODE(1) 1 2 AE, ALE ALE AE |g . 16) ola 4 eo Mcope Ki1)= | hy AE, AsE -o2S eely 0 o }2 h I Batang 2 : MCODE(2)=[1 2] 1 2 MCODE(2) 1 2 ALE: A2E; ALE. Age, k= = 1 _ h b MCODE K(2)= AcE: AgEs ALE, AdE2 hb hh Qe hh Analisis Struktur Ww Batang 3= MCODE(3)=[0 2] 0 2 or MCODE(2) 1 2 ASE. AsE k= | 2 2210 mcopeKai= | o o]4 Is Is => mE ME | o | ME, ly I3 Is K = Kay + Ky + Keg) ALE, ALE, ALE, + fo 0 =|“ o f+ [28 -22 4 h h ALE: ALE 0 0 > a 0 lk ty Ko= Pky tke -k; —k, ky +k3 (iat persamaan 2.8) Contoh = Diketahui : Konstruksi tergambar A = 05cm E = 2.10% kg/cm? F, = 1ton F; = 1ton [Proyek Pembinaan Perpustakaan |

Você também pode gostar