Você está na página 1de 15

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

KATALIS “LAZADA” LANTANUM/ZEOLIT ALAM


DIAKTIVASI UNTUK PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE
PALM OIL (CPO) PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN
KAMPAR

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Poniran; 1603111082; Angkatan 2016
Ineiga Melisa; 1703113556; Angkatan 2017
Vanessa Audina; 1703113482; Angkatan 2017

UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017

i
Kata Pengantar

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................. 1
1.3 Tujuan Khusus Penelitian......................................................... 2
1.4 Urgensi Penelitian..................................................................... 2
1.5 Temuan yang diharapkan dan Orisinalitas Penelitian............... 2
1.6 Kontribusi terhadap Ilmu Pengetahuan .................................... 2
1.7 Luaran yang diharapkan............................................................ 2
1.8 Manfaat Penelitian..................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3
2.1 Crude Palm Oil......................................................................... 3
2.2 Katalis Heterogen...................................................................... 3
2.2.1 Katalis Zeolit Alam.......................................................... 4
2.3.2 Lantanum Oksida (La2O3)............................................... 4
...................................................................................................
12
2.3 Proses Pembuatan Biodiesel..................................................... 4
2.3.1 Esterifikasi........................................................................ 4
2.4.2 Transesterifikasi............................................................... 5
2.4 Biodiesel.................................................................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 5
3.1 Bahan dan Alat.......................................................................... 5
3.2 Pembuatan Katalis La/NZA...................................................... 6
3.2.1 Aktivasi Katalis Zeolit Alam............................................ 6
3.4.3 Impregnasi Logam La ..................................................... 7
3.3 Pembuatan Biodiesel................................................................. 8
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN............................................ 9
4.1 Anggaran Biaya......................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan........................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing................ 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan................................................ 16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas..... 18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti............................................ 19

iii
1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia pembangunan nasional disusun atas dasar pembangunan
jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya dilaksanakan secara sambung
menyambung untuk dapat menciptakan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik.
Pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup sebaiknya menjadi acuan
bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar tercipta keseimbangan dan
kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan hidup sehingga
keberlanjutan pembangunan tetap terjamin. Pola pemanfaatan sumberdaya alam
seharusnya dapat memberikan akses kepada segenap masyarakat, bukan terpusat
pada beberapa kelompok masyarakat dan golongan tertentu, dengan demikian
pola pemanfaatan sumberdaya alam harus memberi kesempatan dan peran serta
aktif masyarakat, serta memikirkan dampak–dampak yang timbul akibat
pemanfaatan sumber daya alam tersebut.
Lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan di mana di dalamnya terdapat
berbagai macam kehidupan yang saling ketergantungan. Lingkungan hidup juga
merupakan penunjang yang sangat penting bagi kelangsungan hidup semua
makhluk hidup yang ada. Lingkungan ySeringkali pembangunan suatu usaha
dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat luas tetapi disusun kurang cermat.
Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis sebagai suatu proyek, tetapi pada
umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat dalam ruang lingkup yang lebih kecil
yang layak ditinjau dari segi sosial, administrasi, teknis, ekonomis, dan
lingkungan.
Oleh karena itu lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani di karenakan
adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya
masalah mengenai keadaan lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi
yang terjadi di berbagai daerah.ang sehat akan terwujud apabila manusia dan
lingkungannya dalam kondisi yang baik. Untuk itu di perlukan suatu pemahaman
yang cukup dalam menganalisis mengenai dampak tehadap lingkungan.
Meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan industri perlu dikendalikan untuk
mengurangi kadar kerusakan lingkungan di banyak daerah antara lain pencemaran
industri, pembuangan limbah yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan
kesehatan, penggunaan bahan bakar yang tidak aman bagi lingkungan, kegiatan
pertanian, penangkapan ikan dan pengelolaan hutan yang mengabaikan daya
dukung dan daya tampung lingkungan. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 24 Tahun 2009 Tentang Panduan Penilaian Dokumen
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Analisis mengenai dampak
lingkungan hidup yang selanjutnya disingkat AMDAL adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

1
2

Agar pembangunan tidak menyebabkan menurunya kemampuan lingkungan


yang disebabkan karena sumber daya yang terkuras habis dan terjadinya dampak
negatif, maka sejak tahun 1982 telah diciptakan suatu perencanaan dengan
mempertimbangkan lingkungan. Hal ini kemudian digariskan dalam Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 24 Tahun 2009 Tentang Panduan
Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini diantaranya :
1. Bagaimana tahapan penilaian dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan?
2. Bagaimana prinsip untuk menentukan kelayakan atau ketidaklayakan
lingkungan hidup suatu rencana usaha?

1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya pembuatan makalah ini diantaranya :
1. Untuk mengeta tahapan penilaian dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
2. Untuk menentukan dan mengetahui mengenai hal kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan hidup suatu rencana usaha.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam pembuatan makalah ini diantaranya :
1. Memperdalam pengetahuan mahasiswa dalam hal penilaian dokumen
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
2. Menambah rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

2
3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Amdal Pembangunan dan Lingkungan Hidup
Pada umumnya setiap negara yang sedang membangun memiliki sistem
perencanaan pembangunan sendiri-sendiri. Sistem perencanaan pembangunan ini
disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah
ditetapkan. Di indonesia pembangunan nasional disusun atas dasar pembangunan
jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya dilaksanakan secara sambung
menyambung untuk dapat menciptakan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik.
Kegiatan pembangunan ini dilaksanakan dengan menggunkan apa yang disebut
proyek. Seringkali proyek dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat luas
tetapi disusun kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis
sebagai suatu proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat
dalam ruang lingkup yang lebih kecil yang layak ditinjau dari segi sosial,
administrasi, teknis, ekonomis, dan lingkungan.
Pembangunan dengan proyek yang dikaji dari aspek kelayakan lingkungan
bisa disebut pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan
lingkungan pada hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan
berlanjut (sustainable development). Instrumen untuk mencapai pembangunan
berlanjut adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). AMDAL harus
dilakukan untuk proyek yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting,
karena ini memang yang dikehendaki baik oleh Peraturan Pemerintah maupun
oleh Undang-undang, dengan tujuan agar kualitas lingkungan tidak rusak karena
adanya proyek-proyek pembangunan. Oleh karena itu pemilik proyek atau
pemrakarsa akan melanggar perundangan bila tidak menyusun AMDAL, semua
perizinan akan sulit didapat dan di samping itu pemilik proyek dapat dituntut
dimuka pengadilan. Keharusan membuat AMDAL merupakan cara yang efektif
untuk memaksa para pemilik proyek memperhatikan kualitas lingkungan, tidak
hanya memikirkan keuntungan proyek sebesar mungkin tanpa memperhatikan
dampak lingkungan yang timbul. Dampak dari suatu kegiatan, baik dampak
negatif maupun dampak positif harus sudah diperkirakan sebelum kegiatan itu
dimulai. Dengan adanya AMDAL, pengambil keputusan akan lebih luas
wawasannya di dalam melaksanakan tugasnya. Karena di dalam suatu rencana
kegiatan, banyak sekali hal-hal yang akan dikerjakan, maka AMDAL harus dapat
membatasi diri, hanya mempelajari hal-hal yang penting bagi proses pengambilan
keputusan.
AMDAL ini sangat penting bagi negara berkembang khususnya Indonesia,
karena Indonesia sedang giat melakasanakan pembangunan, dan untuk
melaksanakan pembangunan maka lingkungan hidup banyak berubah, dengan
adanya AMDAL maka perubahan tersebut dapat diperkirakan. Dampak kegiatan
terhadap lingkungan hidup dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif,

3
4

hampir tidak mungkin bahwa dalam suatu kegiatan atau pembangunan tidak ada
dampak negatifnya. Dampak negatif yang kemungkinan timbul harus sudah
diketahui sebelumnya (dengan MDAL), di samping itu AMDAL juga membahas
cara-cara untuk menanggulangi atau mengurangi dampak negatif. Agar supaya
jumlah masyarakat yang dapat ikut merasakan hasil pembangunan meningkat,
maka dampak positif perlu dikembangkan di dalam AMDAL.

2.2 Pembangunan dan Lingkungan Hidup


Peningkatan usaha pembangunan sejalan dengan peningkatan penggunaan
sumber daya untuk menyokong pembangunan dan timbulnya permasalahan-
permasalahan dalam lingkungan hidup manusia. Pembangunan ini merupakan
proses dinamis yang terjadi pada salah satu bagian dalam ekosistem yang akan
mempengaruhi seluruh bagian. Kita tahu bahwa pada era pembangunan dewasa
ini, sumber daya bumi harus dikembangkan semaksimal mungkin secara bijaksana
dengan cara-cara yang baik dan seefisien mungkin.
Dalam pembangunan, sumber alam merupakan komponen yang penting
karena sumber alam ini memberikan kebutuhan asasi bagi kehidupan. Dalam
penggunaan sumber alam tadi hendaknya keseimbangan ekosistem tetap
terpelihara. Akan tetapi, seringkali dengan terus meningkatnya kebutuhan proyek
pembangunan, keseimbangan ini bisa terganggu, yang kadang-kadang bisa
membahayakan kehidupan umat manusia.
Kerugian-kerugian dan perubahan-perubahan terhadap lingkungan perlu
diperhitungkan, dengan keuntungan yang diperkirakan akan diperoleh dari suatu
proyek pembangunan. Itulah sebabnya dalam setiap usaha pembangunan, ongkos-
ongkos sosial untuk menjaga kelestarian lingkungan perlu diperhitungkan.
Sedapat mungkin tidak memberatkan kepentingan umum masyarakat sebagai
konsumen hasil pembangunan tersebut.
Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam mengambil keputusan-
keputusan demikian, antara lain adalah kualitas dan kuantitas sumber daya alam
yang diketahui dan diperlukan; akibat-akibat dari pengambilan sumber kekayaan
alam termasuk kekayaan hayati dan habisnya deposito kekayaan alam tersebut.
Bagaimana cara pengelolaannya, apakah secara tradisional atau memakai
teknologi modern, termasuk pembiayaannya dan pengaruh proyek pada
lingkungan, terhadap memburuknya lingkungan serta kemungkinan menghentikan
pengrusakan lingkungan dan menghitung biaya-biaya serta alternatif lainnya.
Hal-hal tersebut di atas hanya merupakan sebagian dari daftar persoalan,
atau pertanyaan yang harus dipertimbangkan bertalian dengan setiap proyek
pembangunan. Juga sekedar menggambarkan masalah lingkungan yang masih
harus dirumuskan kedalam pertanyaan-pertanyaan konkrit yang harus dijawab.
Setelah ditemukan jawaban-jawaban yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan tadi,
maka disusun pedoman-pedoman kerja yang jelas bagi kegiatan pembangunan.

BAB 3
4
5

PEMBAHASAN
3.1 Tahapan Penilaian Dokumen AMDAL
AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan. AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan dan digunakan untuk
pengambilan keputusan. Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL antara lain
adalah aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan
masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha atau kegiatan.
Berdasarkan Permen LH No.24 Tahun 2004 penilaian dokumen analisis
mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) perlu menetapkan panduan
penilaian dokumen AMDAL ini merupakan pengantar bagi penilai dokumen
AMDAL untuk dapat menggunakan panduan dalam Peraturan Menteri ini.
Pasal 1 :
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang selanjutnya
disingkat AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan.
2. Kerangka acuan analisis dampak lingkungan hidup yang selanjutnya
disingkat KA-ANDAL adalah ruang lingkup kajian analisis mengenai
dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan.
3. Analisis dampak lingkungan hidup yang selanjutnya disingkat ANDAL
adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan
penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
4. Rencana pengelolaan lingkungan hidup yang selanjutnya disingkat RKL
adalah upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha
dan/atau kegiatan.
5. Rencana Pemantauan Lingkugan atau RPL adalah upaya pemantauan
komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting
akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
6. Uji administrasi adalah penilaian terhadap kelengkapan administrasi.
7. Uji tahap proyek adalah penilaian terhadap kesesuaian dengan tata
ruang dan tahapan rencana usaha dan/atau kegiatan.
8. Uji konsistensi adalah penilaian konsistensi penyusunan
dokumenAMDAL, termasuk dokumen ringkasan eksekutif.
9. Uji keharusan adalah penilaian terhadap dokumen AMDAL dalam
pemenuhan aspek keharusan yang berisi dan mengkaji aspek dampak
penting, besaran dampak, sifat penting dampak, kelayakan lingkungan hidup
dan pengelolaan, serta pemantauan dampak penting.

5
6

10. Uji kedalaman adalah penilaian terhadap dokumen AMDAL terhadap


kajian dampak penting hipotetik dengan menggunakan metode
pengumpulan dan analisis data, dan metode prakiraan dan evaluasi dampak
yang tepat.
11. Uji relevansi adalah penilaian terhadap dokumen AMDAL dalam
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dikaitkan dengan
rekomendasi dalam AMDAL.
Pasal 2 :
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi penilai
AMDAL dalam melakukan penilaian dokumen AMDAL.
Pasal 3 :
(1) Penilai dokumen AMDAL menilai secara berurutan semua dokumen
yang merupakan bagian dari dokumen AMDAL yang terdiri atas:
a. dokumen KA-ANDAL;
b. dokumen ANDAL;
c. dokumen RKL;
d. dokumen RPL; dan
e. dokumen Ringkasan Eksekutif.
(2) Penilai dokumen AMDAL dari instansi pemerintah harus memenuhi
persyaratan:
a. berpendidikan sarjana; dan/atau
b. sudah memperoleh sertifikat pelatihan penyusunan
AMDAL, pelatihan penilaian AMDAL atau pelatihan yang sejenis.
Pasal 4 :
(1) Penilaian dokumen KA-ANDAL sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 ayat (1) huruf a terdiri atas 3 (tiga) aspek penilaian yang meliputi:
a. uji administrasi;
b. uji tahap proyek;
c. uji kualitas dokumen yang meliputi:
1. uji konsistensi;
2. uji keharusan; dan
3. uji kedalaman.
(2) Penilaian dokumen ANDAL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) huruf b terdiri atas 4 (empat) aspek penilaian yang meliputi:
a. uji administrasi;
b. uji tahap proyek;
c. uji kualitas dokumen yang meliputi:
1. uji konsistensi;
2. uji keharusan;
3. uji kedalaman; dan
4. uji relevansi.
d. kelayakan lingkungan untuk ANDAL, RKL, dan RPL.

6
7

(3) Penilaian dokumen RKL dan RPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) huruf c dan huruf d terdiri atas 2 (dua) aspek penilaian yang
meliputi:
a. uji administrasi;
b. uji kualitas dokumen yang meliputi:
1. uji konsistensi;
2. uji keharusan;
3. uji kedalaman; dan
4. uji relevansi.
(4) Penilaian dokumen ringkasan eksekutif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (1) huruf e terdiri atas:
a. uji konsistensi;
b. uji keharusan;
c. uji kedalaman; dan d. uji relevansi.
Pasal 5 :
(1) Penilaian dokumen AMDAL dilakukan sesuai dengan skema tahapan
penilaian dokumen AMDAL sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Penilaian dokumen AMDAL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) dilakukan sesuai dengan panduan sebagaimana tercantum dalam:
a. Lampiran II untuk penilaian KA-ANDAL; b.Lampiran III untuk penilaian
dokumen ANDAL; c. Lampiran IV untuk penilaian dokumen RKL;
d.Lampiran V untuk penilaian dokumen RPL; dan
e. Lampiran VI untuk penilaian dokumen Ringkasan Eksekutif.
(3) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 6 :
(1) Uji administrasi dokumen AMDAL sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Uji konsistensi dokumen AMDAL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 7 :
Dalam melakukan penilaian dokumen AMDAL, selain menggunakan skema
tahapan dan panduan penilaian dokumen AMDAL sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6, penilai dokumen AMDAL dapat menggunakan
pedoman atau panduan penyusunan AMDAL lainnya seperti panduan kajian
aspek sosial dalam AMDAL, panduan kajian aspek kesehatan masyarakat
dalam AMDAL, dan panduan pelingkupan di bidang AMDAL.
Pasal 8 :

7
8

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2000 tentang Panduan Penilaian Dokumen
Analisis Mengenai Dampak lingkungan Hidup dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 9 :
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Penilaian dokumen AMDAL meliputi 4 (empat) aspek berikut:
1. Uji administrasi dokumen AMDAL
Dokumen AMDAL yang diajukan pemrakarsa harus memenuhi
persyaratan administrasi sebagaimana ditetapkan dalam peraturan
perundangan yang berlaku.
2. Uji tahap proyek
Uji tahap proyek yang dimaksudkan adalah bahwa rencana usaha
dan/atau kegiatan yang diajukan masih berada pada tahap perencanaan
(studi kelayakan) serta lokasinya harus sesuai dengan rencana tata
ruang wilayah (RTRW) setempat.
3. Uji kualitas dokumen AMDAL meliputi:
a. Uji Konsistensi
Uji konsistensi yang dimaksudkan adalah menilai konsistensi
penyusunan dokumen AMDAL maupun pelaksanaan kajian AMDAL
termasuk dokumen Ringkasan Eksekutif (RE).
b. Uji Keharusan
Uji keharusan yang dimaksudkan adalah menilai bahwa suatu
dokumen AMDAL telah memenuhi aspek keharusan, dimana suatu
dokumen AMDAL wajib berisi dan mengkaji:
1. Dampak penting;
2. Besaran dampak;
3. Sifat penting dampak;
4. Kelayakan lingkungan hidup;
5. Pengelolaan dan pemantauan dampak penting.
Kelima aspek uji keharusan tersebut harus termuat dalam dokumen
Ringkasan Eksekutif (RE).

c. Uji Kedalaman
Uji kedalaman yang dimaksudkan adalah menilai bahwa pengkajian
dampak penting hipotetik dalam dokumen AMDAL sudah
menggunakan metode pengumpulan dan analisis data yang tepat,
termasuk metode prakiraan dan evaluasi dampak. Hal ini dilakukan
oleh seseorang dengan keahlian di bidang tertentu.

d. Uji Relevansi

8
9

Uji relevansi yang dimaksudkan adalah menilai bahwa parameter


yangdikelola dan dipantau serta upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup relevan dengan yang direkomendasikan dalam
ANDAL (bab evaluasi). Uji relevansi difokuskan pada komponen
dampak penting yang menimbulkan banyak dampak turunan, perbaikan
atau modifikasi teknologi dengan menerapkan 4R (reduce, reuse,
recycle, recovery), pencegahan timbulnya dampak negatif dan akan
berpengaruh positif terhadap penghematan biaya pengelolaan secara
keseluruhan.

4. Kelayakan Lingkungan Hidup untuk ANDAL, RKL dan RPL, termasuk RE


Prinsip untuk menentukan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan adalah:
a. Dampak penting negatif yang akan ditimbulkan oleh rencana usaha
dan/atau kegiatan yang bersangkutan tidak dapat ditanggulangi oleh
teknologi yang tersedia, atau
b. Biaya penanggulangan dampak penting negatif lebih besar dari pada
manfaat dampak penting positif yang akan ditimbulkan oleh rencana
usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan.
maka rencana usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan dinyatakan tidak layak
lingkungan.

3.1 Skema Penilaian Dokumen AMDAL


Dalam skema dapat untuk dituliskan sebagai berikut :
Dalam hal suatu dokumen KA-ANDAL atau ANDAL, RKL, RPL dan
RE tidak sesuai dengan persyaratan administrasi, maka dokumen tersebut wajib
dikembalikan kepada pemrakarsa untuk dilengkapi dan terhadap dokumen
tersebut tidak dapat dilakukan penilaian dokumennya dalam rapat tim teknis
atau rapat komisi penilai AMDAL. Dokumen yang memenuhi persyaratan
administrasi selanjutnya dapat dilakukan penilaian dalam rapat tim teknis atau
rapat komisi penilai AMDAL.
Apabila rencana lokasi suatu usaha dan/atau kegiatan terletak pada lokasi
yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah nasional, provinsi dan
kabupaten/kota, maka terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan wajib ditolak
sebagaimana ketentuan dalam Pasal 16 ayat (4) PP 27/1999 tentang AMDAL.
Komisi penilai AMDAL wajib menolak suatu usaha dan/atau kegiatan
yang sedang dan/atau telah dilakukan konstruksi dan/atau operasi dan/atau pasca
operasi karena AMDAL adalah kajian untuk suatu usaha dan/atau kegiatan yang
masih dalam tahap perencanaan sebagaimana diatur dalam PP 27/1999 tentang
AMDAL.

9
10

Gambar 3.1 Skema Tahapan Penyusunan dan Penilaian AMDAL


Dalam hal penilaian terhadap dokumen AMDAL menunjukkan bahwa
dokumen belum memenuhi kaidah mutu dokumen AMDAL, maka hasil penilaian
tersebut selanjutnya digunakan sebagai dasar perbaikan dokumen AMDAL
oleh pemrakarsa apabila rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut dinyatakan
disepakati dokumen KA-ANDALnya atau dinyatakan layak lingkungan hidup.
Dokumen KA-ANDAL yang telah memenuhi persyaratan administrasi, uji
tahap proyek dan uji mutu dokumen, maka dokumen tersebut selanjutnya
dijadikan lampiran dalam surat keputusan kesepakatan KA- ANDAL. Bagi
dokumen ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan Eksekutif yang telah memenuhi
persyaratan administrasi, uji tahap proyek, uji mutu dokumen dan ditetapkan
layak lingkungan hidup, maka dokumen tersebut selanjutnya dijadikan
lampiran dalam surat keputusan kelayakan lingkungan hidup bagi rencana
usaha dan/atau kegiatan bersangkutan.

10
11

BAB 4

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan Permen LH No.24 Tahun 2009 AMDAL adalah kajian
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Prinsip untuk
menentukan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan adalah dampak penting negatif yang akan ditimbulkan oleh
rencana usaha dan kegiatan yang bersangkutan tidak dapat ditanggulangi oleh
teknologi yang tersedia, atau biaya penanggulangan dampak penting negatif lebih
besar dari pada manfaat dampak penting positif yang akan ditimbulkan oleh
rencana usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan.
Dalam hal suatu dokumen KA-ANDAL atau ANDAL, RKL, RPL dan
RE tidak sesuai dengan persyaratan administrasi, maka dokumen tersebut wajib
dikembalikan kepada pemrakarsa untuk dilengkapi dan terhadap dokumen
tersebut tidak dapat dilakukan penilaian dokumennya dalam rapat tim teknis
atau rapat komisi penilai AMDAL. Dokumen yang memenuhi persyaratan
administrasi selanjutnya dapat dilakukan penilaian dalam rapat tim teknis atau
rapat komisi penilai AMDAL.

4.2 Saran
Adapun saran yang bisa diberikan adalah, sebaiknya komponen penilai
AMDAL memperhatikan aspek rona lingkungan daripada aspek ekonomi dalam
penilaian dokumen AMDAL.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningdiah, T. 2012. Dokumen Wajib AMDAL. http://ayuningdiah-


tantri.blogspot.co.id/2013/06/peraturan-menteri-lingkungan hidup.html .
Diakses : 10 Desember 2017 Pukul 22.30 WIB.
Kadir, A. 2013. Peran AMDAL Dalam Menjaga Pelestarian Lingkungan Hidup.
Jurnal Risalah Hukum. 3 (1) : 13-16.
Permen LH No.24 Tahun.2009. Tentang Penilaian Dokumen AMDAL.

12

Você também pode gostar