Você está na página 1de 24

Makalah Radiokimia

“ Jenis – Jenis Peluruhan “

Di susun Oleh :

Ketua : Ode Hartati (201541093)

Anggota :

1. Selvensina Larwuy(201441085) 7. Sendi L. Maahury(201541059)


2. Ronald Maslebu(201541045) 8. La Upy Tomia(201541057)
3. Aldya C. Pelupessy(201541025) 9. Kolodina Paulus(20144110)
4. Anadje Benamen(201341034) 10. Candra Henaulu(201541014)
5. Nurul Wakan(201541044) 11. Muhaidir Kaplale(201541050)
6. Rahmawati ( 201541033) 12. Welhelmus Putnarubun
(201541032)

Program Studi Pendidikan Kimia


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Pattimura
Ambon
2018

1|Makalah “Jenis-jenis Peluruhan Kelompok II


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga Makalah tentang “Jenis-Jenis Peluruhan” ini dapat tersusun
hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Ambon, 11 April 2018

Penulis

2|Makalah “Jenis-jenis Peluruhan Kelompok II


Daftar Isi

Cover ...................................................................................................................1

Kata Pengantar ..................................................................................................2

Daftar Isi .............................................................................................................3

Bab I Pendahaluan

A. Latar Belakang ................................................................................4-5


B. Rumusan Masalah ..............................................................................5
C. Tujuan Penulisan ................................................................................5

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Peluruhan Radioaktif .....................................................6


B. Jenis-jenis Peluruhan ....................................................................7-22

Bab III Penutup

A. Kesimpulan .......................................................................................23
B. Saran..................................................................................................23

Daftar Pustaka .................................................................................................24

3|Makalah “Jenis-jenis Peluruhan Kelompok II


BAB I

“Pendahaluan”

A. Latar Belakang

Radioaktivitas pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh ilmuwan Perancis
Henri Becquerel ketika sedang bekerja dengan material fosforen. Material semacam ini
akan berpendar di tempat gelap setelah sebelumnya mendapat paparan cahaya, dan dia
berpikir pendaran yang dihasilkan tabung katode oleh sinar-X mungkin berhubungan
dengan fosforesensi. Karenanya ia membungkus sebuah pelat foto dengan kertas hitam
dan menempatkan beragam material fosforen diatasnya. Kesemuanya tidak menunjukkan
hasil sampai ketika ia menggunakan garam uranium. Terjadi bintik hitam pekat pada pelat
foto ketika ia menggunakan garam uranium tesebut. Tetapi kemudian menjadi jelas
bahwa bintik hitam pada pelat bukan terjadi karena peristiwa fosforesensi, pada saat
percobaan, material dijaga pada tempat yang gelap. Juga, garam uranium nonfosforen dan
bahkan uranium metal dapat juga menimbulkan efek bintik hitam pada pelat.

Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana sebuah inti atom
yang tidak stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi). Peluruhan terjadi
pada sebuah nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah
proses acak sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan sebuah atom. Suatu atom yang
tidak stabil dapat distabilkan dengan cara radioaktivitas.

Partikel Alfa tidak mampu menembus selembar kertas, partikel beta tidak
mampu menembus pelat alumunium. Untuk menghentikan gamma diperlukan lapisan

4|Makalah “Jenis-jenis Peluruhan Kelompok II


metal tebal, namun karena penyerapannya fungsi eksponensial akan ada sedikit
bagian yang mungkin menembus pelat metal

Para peneliti ini juga menemukan bahwa banyak unsur kimia lainnya yang
mempunyai isotop radioaktif. Radioaktivitas juga memandu Marie Curie untuk
mengisolasi radium dari barium; dua buah unsur yang memiliki kemiripan sehingga
sulit untuk dibedakan. Bahaya radioaktivitas dari radiasi tidak serta merta diketahui.
Efek akut dari radiasi pertama kali diamati oleh insinyur listrik Amerika Elihu
Thomson yang secara terus menerus mengarahkan sinar-X ke jari-jarinya pada 1896.
Dia menerbitkan hasil pengamatannya terkait dengan efek bakar yang dihasilkan. Bisa
dikatakan ia menemukan bidang ilmu fisika medik (health physics); untungnya luka
tersebut sembuh dikemudian hari. Efek genetis radiasi baru diketahui jauh
dikemudian hari. Pada tahun 1927 Hermann Joseph Muller menerbitkan penelitiannya
yang menunjukkan efek genetis radiasi. Pada tahun 1947 dimendapat penghargaan
hadiah Nobel untuk penemuannya ini. Sebelum efek biologi radiasi diketahui, banyak
perusahan kesehatan yang memasarkan obat paten yang mengandung bahan
radioaktif; salah satunya adalah penggunaan radium pada perawatan enema. Marie
Curie menentang jenis perawatan ini, ia memperingatkan efek radiasai pada tubuh
manusia belum benar-benar diketahui (Curie dikemudian hari meninggal akibat
Anemia Aplastik, yang hampir dipastikan akibat lamanya ia terpapar Radium). Pada
tahun 1930-an produk pengobatan yang mengandung bahan radioaktif tidak ada lagi
dipasaran bebas.

Didalam makalah ini akan dibahas jenis-jenis peluruhan diantaranya


Peluruhan Alfa, Peluruhan Beta, Peluruhan Gamma, Pembelahan Spontan,
Pembelahan Neutron, Pemancaran Neutron Terlambat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang dapat ditulis
dalam makalah ini adalah Apa Saja Jenis-jenis Pelurahan Radioaktif ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang tertera diatas maka dapat dibuat tujuan
penulisan adalah dapat mengetahui Jenis – jenis Peluruhan Radioaktif .

5|Makalah “Jenis-jenis Peluruhan Kelompok II


BAB II

PEMBAHASAN

A. Peluruhan Radioaktif

Inti atom yang tidak stabil secara spontan akan berubah menjadi inti atom yang
lebih stabil. Proses perubahan tersebut dinamakan peluruhan radioaktif (radioactive
decay). Dalam setiap proses peluruhan akan dipancarkan radiasi. Bila ketidakstabilan inti
disebabkan karena komposisi jumlah proton dan neutronnya yang tidak seimbang, maka
inti tersebut akan berubah dengan memancarkan radiasi alfa (a) atau radiasi beta (b).
Sedangkan bila ketidakstabilannya disebabkan karena tingkat energinya yang tidak
berada pada keadaan dasar, maka akan berubah dengan memancarkan radiasi gamma (g).

Peluruhan radioaktif adalah transformasi nuklir spontan yang telah terbukti


tidak terpengaruh oleh tekanan, suhu, bentuk kimia, dll (kecuali beberapa kasus yang
sangat khusus). Ketidakpekaan terhadap kondisi ekstranuklear memungkinkan kita untuk
mengkarakterisasi inti radioaktif periode peluruhan mereka dan cara mereka dan energi
peluruhan tanpa memperhatikan fisik mereka atau kondisi kimia.

Peluruhan Nukleus dan Radioaktif Tidak Stabil Ketergantungan waktu


peluruhan radioaktif dinyatakan dalam waktu paruh (hh),yang merupakan waktu yang
diperlukan untuk satu setengah atom radioaktif dalam sampel yang akan menjalani
kerusakan. Dalam prakteknya ini adalah waktu untuk mengukur intensitas radioaktif
(atau sederhananya,radioaktivitas sampel) untuk mengurangi hingga setengah dari nilai
sebelumnya (lihat Gambar 1.1). Setengah kehidupan bervariasi dari jutaan tahun hingga
pecahan detik. Sementara waktu paruh antara a menit dan setahun mudah ditentukan
dengan teknik laboratorium yang cukup sederhana,penentuan waktu paruh yang lebih
singkat membutuhkan teknik yang rumit dengan tingkat lanjut instrumentasi. Waktu
paruh terpendek yang dapat diukur adalah sekitar 10 -18 detik. Karena itu,peluruhan
radioaktif yang terjadi dengan periode waktu kurang dari 10 -18 s dianggap seketika.
Pada ekstrem yang lain, jika waktu paruh dari peluruhan radioaktif melebihi 1015y,
peluruhan biasanya tidak dapat diamati di atas kehadiran latar belakang sinyal normal
dalam detektor. Oleh karena itu, nuklida yang memiliki waktu paruh lebih besar dari

6|Makalah “Jenis-jenis Peluruhan Kelompok II


1015 y biasanya dianggap stabil untuk peluruhan radioaktif. Namun, beberapa nuklida
yang tidak stabil dengan waktu paruh yang sangat panjang,> _ 1020 y, telah
diidentifikasi. Harus disadari bahwa 1015 tahun sekitar 105 kali lebih besar dari usia
alam semesta. Peluruhan radioaktif melibatkan transisi dari keadaan kuantum asli yang
pasti nuklida ke keadaan kuantum yang pasti dari nuklida produk. Perbedaan energi
antara dua tingkat kuantum yang terlibat dalam transisi sesuai dengan energi peluruhan.
Energi peluruhan muncul dalam bentuk radiasi elektromagnetik dan sebagai energi
kinetik produk, lihat Elemen dan Nuclide IndeMode peluruhan radioaktif bergantung
pada nuklida tertentu yang terlibat. Kita telah melihat Contoh. 1 bahwa peluruhan
radioaktif dapat menjadi ciri oleh a-, B-, dan -radiasi. Peluruhan alfa adalah emisi inti
helium. Peluruhan beta adalah kreasi dan emisi baik elektron atau positron, atau proses
penangkapan elektron. Peluruhan gamma adalah emisi radiasi elektromagnetik di mana
transisi terjadi antara tingkat energi nukleus yang sama. Modus peluruhan radioaktif
tambahan adalah konversi internal di mana inti kehilangan energinya oleh interaksi
medan nuklir dengan orbital elektron, menyebabkan ionisasi elektron bukan emisi 7-ray.
Sebuah mode peluruhan radioaktif yang diamati hanya dalam nuklei terberat adalah fisi
spontan di mana nukleus berdisosiasi secara spontan menjadi dua bagian yang kurang
lebih sama. Fisi ini disertai dengan emisi radiasi elektromagnetik dan neutron. Terakhir
Dekade juga beberapa mode peluruhan yang tidak biasa telah diamati untuk nuklida
sangat jauh dari garis stabilitas, yaitu emisi neutron dan emisi proton. Beberapa mode
peluruhan yang sangat langka seperti emisi 12C juga telah diamati. x untuk energi
peluruhan.(Gregory R. Choppin dkk, 2002:58-59)

B. Jenis-jenis peluruhan

Terdapat tiga jenis peluruhan radioaktif secara spontan yaitu peluruhan alfa (a),
peluruhan beta (b), dan peluruhan gamma (g). Jenis peluruhan atau jenis radiasi yang
dipancarkan dari suatu proses peluruhan ditentukan dari posisi inti atom yang tidak stabil
tersebut dalam diagram N-Z.

7|Makalah “Jenis-jenis Peluruhan Kelompok II


1. Peluruhan Alfa (a)

Peluruhan alfa dominan terjadi pada inti-inti tidak stabil yang relatif berat
(nomor atom lebih besar dari 80). Dalam peluruhan ini akan dipancarkan partikel alfa (a)
yaitu suatu partikel yang terdiri atas dua proton dan dua neutron, yang berarti
mempunyai massa 4 sma dan muatan 2 muatan elementer positif. Partikel a secara
simbolik dinyatakan dengan simbol 2He4. Radionuklida yang mengalami peluruhan akan
kehilangan dua proton dan dua neutron serta membentuk nuklida baru. Peristiwa
peluruhan a ini dapat dituliskan secara simbolik melalui reaksi inti sebagai berikut:
ZXA → Z-2YA-4 + a
Contoh peluruhan partikel Alfa yang terjadi di alam adalah:
238
92U → 90Th234+ a

Sifat Radiasi Alfa

a. Daya ionisasi partikel alfa sangat besar, kurang lebih 100 kali daya ionisasi partikel b
dan 10.000 kali daya ionisasi sinar g.
b. Jarak jangkauan (tembus) nya sangat pendek, hanya beberapa mm udara, bergantung
pada energinya.
c. Partikel a akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik.
d. Kecepatan partikel a bervariasi antara 1/100 hingga 1/10 kecepatan.

(Herman Chamber,dkk, 1996:14-15)

2. Peluruhan Beta (β)

Peluruhan beta terjadi pada inti tidak stabil yang relatif ringan. Dalam
peluruhan ini akan dipancarkan partikel beta yang mungkin bermuatan negatif (β-) atau
bermuatan positif (β+). Partikel β- identik dengan elektron sedangkan partikel β+ identik
dengan elektron yang bermuatan positif (positron). Pada diagram N-Z, peluruhan β-
terjadi bila nuklida tidak stabil berada di atas kurva kestabilan sedangkan peluruhan β+
terjadi bila nuklidanya berada di bawah kurva kestabilan.
Dalam proses peluruhan β- terjadi perubahan neutron menjadi proton didalam inti atom
sehingga proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai persamaan inti berikut.
ZX
A
→ Z+1Y
A
+ β- + ν Contoh: 15P
32
→ 16S
32
+ β- + ν8, Sedangkan dalam proses

8|Makalah “Jenis-jenis Peluruhan Kelompok II


peluruhan β+ terjadi perubahan proton menjadi neutron di dalam inti atom sehingga
proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai persamaan inti berikut.
ZX
A
→ Z-1Y
A
+ β+ + ν- Contoh: 8O
15
→ 7N15 + β+ + ν-
Neutrino (ν+) dan antineutrino (ν-L) adalah partikel yg tidak bermassa tetapi berenergi yg
selalu mengiringi peluruhan β.

Sifat Radiasi Beta


a. Daya ionisasinya di udara 1/100 kali dari partikel α

b. Jarak jangkauannya lebih jauh daripada partikel α, di udara dapat beberapa cm.

c. Kecepatan partikel β berkisar antara 1/100 hingga 99/100 kecepatan cahaya.

d. Karena sangat ringan, maka partikel β mudah sekali dihamburkan jika melewati
medium.

e. Partikel β akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan


listrik9.

Nukleus dengan terlalu banyak proton atau terlalu banyak neutron akan
mengalami peluruhan β melalui gaya nuklir lemah.

 Nukleus yang kaya neutron akan mengalami emisi β─.


 Nukleus yang kaya proton akan mengeluarkan partikel β + atau diubah dengan
menangkap elektron atom dalam proses yang disebut penangkapan elektron.

Dalam peluruhan β─, muatan pada inti meningkat sebesar satu unit. Partikel
β─ adalah elektron (massa 0,0005486 u 511 keV dan muatan -e). Itu dianggap
diciptakan pada saat peluruhan. Partikel cahaya kedua, - antineutrino () - juga dibuat
dan dipancarkan. Ia tidak memiliki muatan dan massa yang sangat kecil, yang
umumnya dianggap nol. Ia berinteraksi sangat lemah dengan materi. β─ pembusukan
adalah proses tiga tubuh - energi kinetik yang dilepaskan dibagi antara partikel β─

9|Makalah “Jenis-jenis Peluruhan Kelompok II


dan antineutrino. Ini menghasilkan partikel β─ yang dipancarkan memiliki distribusi
energi, dari 0 ke maksimum yang diizinkan oleh nilai Q (titik akhir energi).

Pembusukan β─ melibatkan transformasi neutron menjadi proton di dalam inti:

n → p + β− + ν

Energi harus dijaga dan transformasi yang diberikan dalam Persamaan. dapat terjadi
hanya jika nukleus putin lebih ringan (lebih stabil) daripada induknya. Ini berarti bahwa nilai

Q β− = (mp – mD)C2 harus> 0. Perhatikan bahwa massa mP dan mD, untuk


orang tua dan anak perempuan, masing-masing, adalah massa atom nuklir dan
termasuk massa elektron atom . Partikel beta jauh lebih ringan dari pada partikel α.
Kecepatannya, oleh karena itu, untuk energi yang diberikan jauh lebih besar dan jauh
lebih menembus. Beberapa mm material akan menghentikan partikel 1 MeV β.

β + emisi

β+ peluruhan mengubah inti kaya proton menjadi isobar yang lebih stabil.
Muatan nuklir dikurangi satu unit. Partikel + adalah antielektron, yang disebut
positron. Ia identik dengan elektron biasa kecuali bahwa ia bermuatan positif. Secara
efektif, + peluruhan mengkonversi (melalui gaya nuklir lemah) proton menjadi
neutron dan positron. Neutrino juga dibuat dalam prosesnya. Perhatikan bahwa ini
adalah neutrino biasa bukan antineutrino. e- + p → n + ν

Ada 3 badan dalam keadaan final dan positron dipancarkan dengan berbagai energi
yang terus menerus, seperti juga elektron dalam peluruhan β─. Menggunakan

10 | M a k a l a h “ J e n i s - j e n i s P e l u r u h a n Kelompok II
konservasi energi, nilai peluruhan β + Q, menggunakan massa atom, diberikan oleh
Q β− = (mp – mD - 2m)C2

Ini harus lebih besar dari nol agar proses itu bisa terjadi.

Pengambilan elektron

Pengambilan elektron EC adalah proses alternatif untuk + peluruhan di mana


proton diubah menjadi neutron. Orang tua menyerap elektron atom, biasanya dari
orbit terdalam. e- + P → n + ν

Konservasi energi memberikan nilai Q sebagai : Q EC = (mp – mD)C2

Perhatikan bahwa QEC lebih besar dari Q by2mc2. Dalam penangkapan


elektron, massa elektron atom diubah menjadi energi, sedangkan, dalam peluruhan
β+, energi diperlukan untuk menciptakan positron. Ini berarti bahwa EC dapat terjadi
ketika peluruhan β +
tidak bisa. Tidak ada partikel yang diemisikan dalam
penangkapan elektron dan sebagainya, kecuali untuk sejumlah kecil energi rekoil dari
nukleus putri, energi yang dilepaskan lolos tidak terdeteksi.

3. Radiasi Gamma

Sinar gamma dan sinar X memiliki sifat yang mirip dan dibedakan berdasarkan
asal-usulnya: Sinar X dipancarkan dari atom elektron elektron, jika elektron berpindah
dari keadaan energi yang lebih tinggi ke energi yang lebih rendah (karakteristik sinar X)
atau jika elektron diperlambat turun di bidang inti (bremsstrahlung); Sinar y dipancarkan
dari nuklei, jika ini lewat dari keadaan tereksitasi ke keadaan energi yang lebih rendah.
Rentang energi sinar X bervariasi dari sekitar 100 eV hingga 100 keV (rentang
wavelenghts sekitar 10 nm hingga 10 pm), dan sinar y dari sekitar 100 eV hingga 104 MeV
(rentang panjang gelombang sekitar 0,1 nm hingga 10-7 nm ). Itu berarti ada tumpang
tindih dalam rentang energi sinar X dan sinar y. Elektron dengan energi> 10 MeV yang

11 | M a k a l a h “ J e n i s - j e n i s P e l u r u h a n Kelompok II
menyerang substansi nomor atom lugh menginduksi emisi dari bremsstrahlung yang
sangat energetik ("keras") yang juga disebut radiasi y, karena energi yang tinggi. Berbeda
dengan sinar y yang dipancarkan dari nuklei, bremsstrahlung ini menunjukkan distribusi
energi yang berkelanjutan.

Penyerapan sinar y dan sinar X pada prinsipnya berbeda dari sinar α atau β.
Sementara yang terakhir kehilangan energi mereka dengan suksesi tabrakan, foton y-ray
mengeluarkan energi mereka sebagian besar dalam satu proses. Karena mereka tidak
membawa muatan, interaksi mereka dengan materi itu kecil. Untuk penyerapan sinar y
hukum eksponensial berlaku:

(μ = koefisien absorpsi dan d = ketebalan absorber). Validitas yang tepat dari


hukum eksponensial ini terbatas pada radiasi yoenergetik, pensil tipis dari sinar y dan
penyerap yang tipis.

Hubungan antara energi radiasi y dan penyerapannya dicirikan oleh setengah


ketebalan d1 / 2, yaitu ketebalan penyerap dimana intensitas radiasi y dikurangi menjadi
setengahnya. Memperkenalkan I = Io / 2 dalam persamaan. (6.18) memberi:

Alih-alih koefisien serapan linier, koefisien penyerapan massa μ / p (cm2 / g) sering


digunakan:

Dalam persamaan ini, d dalam satuan g / cm2. Penyerapan radiasi 1 'dari


137Cs sebagai fungsi d dalam g / cm2 diplot pada Gambar. 6.12.

Karena hukum penyerapan eksponensial, intensitas I = 0 tidak tercapai. Dengan


7d1 / 2 intensitas awal dikurangi menjadi sekitar 1%, dan oleh l0d1 / 2 menjadi sekitar 1%
,. Untuk tujuan proteksi radiasi, penting untuk mengetahui bahwa intensitas radiasi 1 MeV
y dikurangi menjadi sekitar l% oleh 5 cm timah atau 25 cm beton.

12 | M a k a l a h “ J e n i s - j e n i s P e l u r u h a n Kelompok II
Di tempat pertama, penyerapan radiasi y tergantung pada densitas absorber,
mirip dengan penyerapan radiasi α atau β. Dalam Tabel 6.3 koefisien penyerapan
massa untuk berbagai peredam dan berbagai energi radiasi y terdaftar.

Setengah-ketebalan radiasi y pada timah dapat digunakan sebagai ukuran energi


(Gambar 6.13). Fakta bahwa pada energi yang lebih tinggi, dua nilai ditemukan untuk
setengah keping yang sama adalah karena tumpang tindih dari tiga mekanisme
penyerapan utama yang berbeda:

a. Dengan efek foto, photon y-ray mentransfer energinya ke elektron, yang dipancarkan
sebagai fotoelektron. Energi dari fotoelektron adalah

13 | M a k a l a h “ J e n i s - j e n i s P e l u r u h a n Kelompok II
Ey, adalah energi dari photon y-ray dan EB energi ikat elektron. Energi recoil dari ion
yang dihasilkan dapat diabaikan, karena massa kecil elektron dibandingkan dengan
massa ion. EB, secara umum, juga relatif kecil dibandingkan dengan Ey.

b. Dengan efek Compton, photon y-ray melepaskan hanya sebagian energi ke elektron,
yang dipancarkan. Menurut hukum kekekalan momentum, photon berdoa mengubah
frekuensi v dan arahnya, seperti ditunjukkan pada Gambar 6.14. Energi dari foton doa
yang tersebar adalah

di mana E0 = energi awal foton, q = (1 - cos φ) / rn0. c2 (φ = angle of scattering), m =


massa sisa elektron dan c = kecepatan cahaya. Energi dari elektron yang dipancarkan
adalah

c. Pembentukan pasangan diamati pada energi Ey ≥ 2m0c2 = 1,02 MeV. Di medan listrik
inti, foton berdoa diubah menjadi elektron dan positron, asalkan energinya setidaknya
setara dengan jumlah massa elektron dan positron. Jadi, pembentukan pasangan
adalah pembalikan pemusnahan. Probabilitasnya meningkat tajam dengan
meningkatnya energi foton berdoa dan mewakili sebagian besar proses penyerapan
pada energi E ;. > 10 MeV. Selanjutnya, pembentukan pasangan meningkat dengan
kuadrat nomor atom Z.

14 | M a k a l a h “ J e n i s - j e n i s P e l u r u h a n Kelompok II
Gambar 6.13. Setengah-ketebalan radiasi y dalam memimpin sebagai fungsi energi
(menurut C. M. Davisson, R. D. Evans, Rev. mod. Fisika 24,19 (1952).

Koefisien penyerapan total p diberikan kira-kira dengan jumlah koefisien penyerapan


parsial karena efek foto (μPh), efek Compton (μC) dan pembentukan pasangan (μP):

Kontribusi dari koefisien penyerapan parsial ini untuk penyerapan radiasi y dalam
memimpin diplot pada Gambar. 6.15 sebagai [penyatuan energi dari radiasi y. Peningkatan
15 | M a k a l a h “ J e n i s - j e n i s P e l u r u h a n Kelompok II
yang kuat dari kontribusi pembentukan pasangan pada energi yang lebih tinggi mengarah ke
lentur kurva untuk total koefisien penyerapan p pada Gambar. 6.15 dan kurva pada Gambar.
6.13.

Gambar 6.15. Koefisien absorpsi total p dan koefisien penyerapan parsial dari radiasi
y dalam timbal sebagai fungsi dari energi (menurut C. M. Davisson, R. D. Evans,
Rev. mod. Fisika 24, 79 (1952)). Pada Gambar. 6.16 koefisien penyerapan total
radiasi y dalam berbagai bahan diplot sebagai fungsi energi radiasi y. Pengaruh kuat
dari nomor atom terbukti dari angka ini. Selain proses penyerapan utama (a) ke (c),
beberapa proses lain memiliki pengaruh kecil:

d. Pada energi rendah dari radiasi y, hamburan koheren oleh atom-atom diamati, seperti
dalam kasus sinar X.
e. Pada energi tinggi radiasi y, reaksi nuklir diinduksi (reaksi fotonuklir).
f. Penghamburan Thomson dan Compton terjadi dalam skala kecil di inti atom.

Energi radiasi y dapat ditemukan kira-kira dari setengah ketebalan d1 / 2,


dengan menggunakan kurva pada Gambar. 6.13. Metode penentuan energi y-ray
paling akurat dan identifikasi radionuklida adalah spektrometri y dengan
menggunakan detektor solid-state. Dalam spektrum doa yang diperoleh dengan
metode ini, photopeaks tajam diamati yang memungkinkan penentuan energi sesuai
dengan persamaan. (6.21). Penyerapan radiasi y untuk tujuan proteksi radiasi
membutuhkan dinding timbal atau dinding tebal dari beton, sebagaimana telah
disebutkan pada bagian 6.1.

16 | M a k a l a h “ J e n i s - j e n i s P e l u r u h a n Kelompok II
Gambar 6.16. Koefisien penyerapan radiasi y dalam berbagai bahan sebagai fungsi
energi (menurut C. M. Davisson, R. D. Evans, Rev. mod. Fisika 24, 79
(1952)).(Karl,1997:85-90)

Pelepasan sinar y terjadi karena inti mengalami peluruhan dari keadaan


tereksitasi ke keadaan yang lebih rendah (keadaan dasar atau ground state), atau akbat
lompatan elektron orbital. Sinar y didefenisikan dalam bentuk foton yang merupakan
energi diskrit. Peluruhan ini tidak menyebabkan perubahan jumlah proton dan neutron.
Hanya energi yang tereksitasi dari inti yang mengalami perubahan partikel β-seiring
diikuti peluruhan sinar y. Jika peluhan antara dua tingkatan yang dapat diukur waktunya,
maka akan terjadi yang disebut transisi isomer (IT = isomeric transition). IT ini hanya
terjadi pada peluruhan sinar y. (Alfian, 2014: 56)

4. Pembelahan Spontan

Saat muatan nuklir meningkat ke nilai besar, intinya menjadi lebih tidak stabil. Hal
ini tercermin dengan penurunan waktu paruh untuk inti lebih berat daripada uranium. Pada
tahun 1940 K. Petrzak dan G. Flerov menemukan bahwa 238U sebagai tambahan atau
peluruhan juga memiliki mode peluruhan radioaktif yang bersaing yang disebut fisi
spontan. Dalam mode ini dua fragmen berat (produk fisi) terbentuk di samping beberapa
neutron. Reaksi dapat ditulis ~ X "~ alX ZI 1 + ~ X 2 + m (4.38) di mana v adalah jumlah
neutron, biasanya 2 - 3. Waktu paruh untuk fisi spontan 238U sangat panjang, sekitar 8
1015 tahun Ini berarti bahwa sekitar 70 fisi terjadi per detik dalam 1 kg 238U, yang dapat

17 | M a k a l a h “ J e n i s - j e n i s P e l u r u h a n Kelompok II
dibandingkan dengan emisi simultan 45 109 109 c ~ -partikel. Dengan meningkatnya Z,
fisi spontan menjadi lebih umum, yaitu paruh untuk proses pembusukan ini
menurun.Untuk 2944 ~ itu adalah 1,2 • 1011 y, untuk 2 ~ Cm, 1,4 • 107 y; untuk 252 ~ c
98 "" 66 y; dan untuk 256 - 3 • 10 -4 y. Bahkan, spontan fisi menjadi peluruhan
mendominasi 100 rm, mode untuk nuklei terberat (lihat Gambar 3.3). Fisi spontan dalam
beberapa hal mirip dengan fisi yang diinduksi oleh pemboman dengan neutron energi
rendah (w 14.7).

Peluruhan dengan pembelahan spontan hanya terjadi pada nuklida sangat besar.

Nuklida yang sangat besar membelah diri menjadi 2 nuklida yang massanya hampir sama
disertai pelepasan beberapa netron.

Contoh: 98Cr254 42Mp108 + 56Ba142 + 4 0n 1

Konsep tentang mekanisme pembelahan spontan

Mekanisme pembelahan spontan di jabarkan secara singkat pada bagian


“Pembelahan spontan” dalam buku “Proses pembelahan nuklir” yang di terbitkan tahun
1991 oleh CRC Press. Pembelahan spontan adalah disintegrasi dari inti dua fragmen berat
tanpa suplai energy dari luar Terjadi. Hal ini dapat terjadi melalui pembentukan suatu jalur
mekanisme kuantum yang menjadi halangan pembelahan. Jadi penetrasi dari penghalang
ini merupakan faktor dominan untuk menentukan kemungkinan akan terjadinya
pembelahan spontan. Pembelahan spontan terjadi pada nuklida-nuklida yang nomor
atomnya besar dan membelah secara spontan menjadi dua nuklida yang massanya berbeda

5. Pembelahan Neutron

Neutron adalah elemen penyusun inti atom yang tidak mempunyai muatan . Atom
tersusun dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron sebagai penyusun inti atom,
sedangkan elektron bergerak mengelilingi inti atom. Neutron dalam inti seperti sinar
gamma dapat menembus suatu bahan dengan mudah. Interaksi neutron dengan inti atom
berbeda dengan interaksi partikel radioaktif. Neutron merupakan zarah elementer
penyusun inti atom yang tidak mempunyai muatan listrik. Energi diam sebuah neutron
hampir sama dengan massa sebuah proton, yaitu sebesar 1,67492x gram atau 939,6 MeV/
(Wisnu Susetyo,1988:5). Neutron dilambangkan dengan , sedangkan cacah neutron dalam

18 | M a k a l a h “ J e n i s - j e n i s P e l u r u h a n Kelompok II
inti atom biasa dilambangkan dalam huruf N.Neutron bukan partikel yang di luar inti.
Neutron bebas meluruh secara radioaktif menjadi sebuah proton, sebuah elektron dan
sebuah antineutrino dengan umur rata-rata 15,5 menit. Neutron memiliki energi diam
937,57 MeV dan momen magnetik sebesar -1,9135 (Yusman Wiyatmo, 2009:21)

Berbeda dengan radiasi α, β dan γ, radiasi neutron memang tidak dihasilkan dari
proses peluruhan spontan. Radiasi neutron dihasilkan dari proses reaksi fisi, misalnya di
reaktor nuklir, atau dari neutron generator (akselerator ataupun zat radioaktif).Neutron
merupakan partikel yang mempunyai massa tetapi tidak bermuatan listrik sehingga
interaksinya dengan materi lebih banyak bersifat mekanik, yaitu tumbukan antara neutron
dengan atom (inti atom) bahan penyerap, baik secara elastik maupun tak elastik. Setiap
tumbukan dengan materi akan menyerap energi neutron sehingga setelah beberapa kali
tumbukan maka energi neutron akan "habis". lnteraksi lain yang mungkin muncul bila
energi neutron sudah sangat rendah adalah reaksi inti atau penangkapan neutron oleh inti
atom bahan penyerap.

 Reaksi Inti (Penangkapan Neutron)

Bila energi neutron sudah sangat rendah atau sering disebut sebagai neutron
termal (En ≤ 0,025 eV), maka terdapat kemungkinan bahwa neutron tersebut akan
"ditangkap" oleh inti atom bahan penyerap sehingga mambentuk inti atom baru, yang
biasanya merupakan inti atom yang tidak stabil, yang memancarkan radiasi, misalnya α,
β atau γ. Peristiwa ini disebut sebagai proses aktivasi neutron, yaitu rnengubah bahan
yang stabil menjadi bahan radioaktif

Pada atom tertentu, penangkapan neutron diikuti dengan peristiwa pecahnya inti
atom (reaksi fisi) yang disertai dengan pembentukan 2 buah inti atom baru, pelepasan
energi panas dan pelepasan 2 ~ 3 buah neutron baru. Di dalam reaktor nuklir, energi panas
bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, sedangkan neutron yang baru digunakan
untuk mempertahankan reaksi fisi (reaksi berantai). Atom-atom yang bisa mengalami
peristiwa ini adalah: U235, Pu-239, Th-233, dan sebagainya.

19 | M a k a l a h “ J e n i s - j e n i s P e l u r u h a n Kelompok II
 Pemancaran Neutron

Radiasi neutron dapat dihasilkan dengan interaksi antara radiasi α dengan bahan
yang dapat melangsungkan reaksi (α,n) seperti unsur Be. Sumber neutron ini merupakan
campuran antara unsur Be dengan unsur radioaktif pemancar α, misalnya Am-241 yang
dibungkus dalam sebuah kapsul, sehingga terjadi reaksi sebagai berikut.

93Np + α
241 237
95Am

4Be + α
9 12
6C + n

o Fisi spontan dan emisi neutron

Dalam fisi spontan nukleus memecah menjadi dua fragmen masa yang kurang
lebih sama. Proses biasanya terbatas pada inti berat yang BE/A untuk fragmen ≥ BE/A
untuk awal inti. Fisi dapat juga di induksi oleh reaksi nuklir misalnya penangkapan
neutron. Fisi spontan hanya terjadi pada nuklei yang sangat berat seperti Cf252 ketika, nilai
Q besar cukup untuk mengatasi energi yang dibutuhkan untuk mengubah induk menjadi
dua bagian yang terpisah, fragmen fisi sangat kaya neutron. Juga, beberapa (2 hingga 5)
neutron di pancarkan selama energi mengcakup 2MeV. Neutron tidak bermuatan dan
menyimpan energi dalam materi melalui interaksi nuklir,

6. Neutron yang terlambat

Produk fisi yang kaya akan neutron akan mengalami peluruhan dengan emisi β
mengikuti rantai peluruhan. Dibandingkan dengan peluruhan β, peluruhan neutron sangat
cepat dan jika adapeluruhan β, emisi neutron ditunda (Herman Chamber “ Radioactive
Decay “.1996:7-8)

20 | M a k a l a h “ J e n i s - j e n i s P e l u r u h a n Kelompok II
Beta neutron terlambat sangat relevan dalam menyediakan waktu neutron dalam
proses massa hidup. (Stone, 2014 : 4)
Contoh reaksi pemancaran neutron terlambat
-1e

35Br
87
36Kr
87
+ -1ß0 36Kr
86
+ 0 n1
56 menit

Proses peluruhan terjadi dengan didahului oleh pemancaran negatron kemudian


dilanjutkan dengan pemancaran neutron.
87
35Br disebut dengan pemancaran neutron terlambat.

21 | M a k a l a h “ J e n i s - j e n i s P e l u r u h a n Kelompok II
BAB III
Penutup
Kesimpulan :
- Peluruhan radioaktif adalah transformasi nuklir spontan yang telah terbukti tidak
terpengaruh oleh tekanan, suhu, bentuk kimia, dll
- Jenis-jenis Peluruhan Radioaktif
1. Peluruhan alfa dominan terjadi pada inti-inti tidak stabil yang relatif berat (nomor
atom lebih besar dari 80).
2. Peluruhan beta terjadi pada inti tidak stabil yang relatif ringan. Dalam peluruhan
ini akan dipancarkan partikel beta yang mungkin bermuatan negatif (β-) atau
bermuatan positif (β+).
3. Peluruhan Gamma tidak menyebabkan perubahan jumlah proton dan neutron.
Hanya energi yang tereksitasi dari inti yang mengalami perubahan partikel β-
seiring diikuti peluruhan sinar y.
4. Pembelahan spontan adalah disintegrasi dari inti dua fragmen berat tanpa suplai
energy dari luar Terjadi. Hal ini dapat terjadi melalui pembentukan suatu jalur
mekanisme kuantum yang menjadi halangan pembelahan
5. Pembelahan Neutron, radiasi neutron memang tidak dihasilkan dari proses
peluruhan spontan. Radiasi neutron dihasilkan dari proses reaksi fisi, misalnya di
reaktor nuklir, atau dari neutron generator (akselerator ataupun zat radioaktif).
6. Neutron terlambat sangat relevan dalam menyediakan waktu neutron dalam proses
massa hidup

22 | M a k a l a h “ J e n i s - j e n i s P e l u r u h a n Kelompok II
DAFTAR PUSTAKA

1. Alfian Noor.2014. Radiasi Kimia. Makassar : Dua Satu Press Yayasan Mitra Sains

2. Herman Chamber, (1996) ”Introduction to Health Physics” 3rd Ed., McGraw- Hill
Book Company, Inc.

3. Irving Kaplan, (1979) “Nuclear Physics”, 2nd Ed., Addison-Wesley Publishing


Company

4. Karl Heinrich Lieser.1997. Nuclear and Radiochemistry :Fundamentalsand


Applications.Cambridge : VCH

5. Lamarsh, J.R. (1983) “Introduction to Nuclear Engineering” 2nd Ed., Addison-


Wesley Publishing Company
6. RD Evans, “The Atomic Nucleus”, McGraw-Hill Book Company, Inc. (1955) 50
7. Stone, J. N. (2014). Beta – Delayed Neutron Emission : New Experimental Study of
Angular Properties.

7. Wisnu Mada, YogyakartaSusetyo,1988:5. Spektrometri Gamma. Badan Penerbit dan


Publikasi universitas Gadjah

8. Yusman Wiyatmo, 2009:21.Fisika Nuklir. yogyakarta

23 | M a k a l a h “ J e n i s - j e n i s P e l u r u h a n Kelompok II
24 | M a k a l a h “ J e n i s - j e n i s P e l u r u h a n Kelompok II

Você também pode gostar