Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MODUL 1
MANUSIA MENGGAPAI TUJUAN HIDUPNYA
Oleh:
RM. E. EKO PUTRANTO, O. CARM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Tahun 2017
i|Halaman
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Katolik
Kode Mata Kuliah : MPK4102
Modul 1/ Pokok Bahasan 1 : Manusia, Agama, Iman.
Nama Penulis Utama/NIP : Rm. E. Eko Putranto, O. Carm
Alamat Email : eeputranto@gmail. com
No. Tel./HP : 0341-55724/0818384195
ii | P a g e
DAFTAR ISI
5. Manusia ditebus.
6. Arti Agama.
9. Iman
TEST FORMATIF
DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP
iii | P a g e
MANUSIA MENGGAPAI
TUJUAN HIDUPNYA
II. Pendahuluan
1|Halaman
Sub Pokok Bahasan I :
MANUSIA, AGAMA,IMAN
Setelah menyelesaikan sub pokok bahasan pada modul ini peserta didik
diharapkan mampu:
B.Pengantar
Dari mana asal manusia dan seluruh alam ini dan bagaimana
akhirnya?
2|Page
Apa makna keberadaan dari dirinya dan seluruh alam semesta ini?
Apa yang harus dibuat supaya hidup dengan sesama di bumi ini
bisa bermakna dan bahagia ?
3|Page
C.Materi (MANUSIA)
1) PENGANTAR UMUM
Pendidikan Agama Katolik menjadi salah satu mata kuliah umum yang
diajarkan di Universitas. Sasaran utamanya adalah agar terbentuk
cendekiawan yang sanggup membaktikan diri kepada masyarakat dan
Negara sesuai dengan panggilan khasnya. Dengan pendidikan agama
Katolik diharapkan mahasiswa diharapkan memliki kesanggupan
menghayati kekatolikannya sesuai dengan tuntutan kesarjanaannya.
Demikian sebaliknya mahasiswa dapat menghayati kesarjanaannnya sesuai
dengan tuntutan imannya.
Dunia pendidikan sekarang telah mengintegrasikan Intellegence
Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ) dan Spiritual Quotient
(SQ)..Pengetahuan yang bersifat intelektual saja tidak cukup. Masyarakat
tidak hanya menghargai gelar akademis saja. Masyarakat melihat sikap
yang seimbang dengan pencapaian akademis yang diraihnya. Semakin tinggi
gelar akdemis, semakin tinggi tuntutan dan harapan masyarakat.
Salah satu aspek Pendidikan Katolik adalah pengetahuan. Penambahan
pengetahuan yang bersifat informatif saja tidak cukup. Pendidikan Agama
Katolik pun bukan sekedar hafalan ajaran Agama Katolik. Lebih penting
adalah segi reflektif untuk mampu menghayati agama. Sikap reflektif adalah
salah satu ciri karakter kecendikiawanan.
Tanpa sikap reflektif, agama akan menjadi formalitas pemeluknya sehingga
mengakibatkan:
Pemeluk tidak bisa membedakan mana yang bersifat ajaran resmi
dan mana yang tidak resmi.
Mudah membentengi diri dalam keeksklusifan kelompok.
Sulit untuk bisa terbuka untuk berdialog dengan pandangan
lain.Padahal ke-Indonesiaan tidak lepas dari Kebhinekaan dan
Pluralitas Agama dan pandangan lain.
Mudah terjebak pada fanatisme sempit.
Ada istilah: ‘ Fides Quaerens Intellectum” yang artinya iman mencari
pengertian. Sebagai calon cendekiawan, mahasiswa diharapkan mempunyai
sikap kritis, analitis dan sanggup menentukan dengan bijaksana apa yang
baik dan benar.
Berkaitan dengan keilmuan, Pendidikan Agama Katolik tidak lepas dari
Teologi. Teologi biasa disebut ilmu iman. Sebagai ilmu iman, teologi adalah
usaha pemahaman secara ilmiah dan metodes mengenai keseluruhan wahyu
4|Page
yang diberikan Tuhan dalam sejarah manusia. Dasar utama adalah sikap
kritis manusia yang mau memahami apa yang diimani.
Secara metodologis (meta-hodos=jalan, cara), sumber positif dari
Pendidikan Agama Katolik adalah:
Kitab Suci.
Tradisi Gereja.
Dokumen-dokumen ketentuan gereja.
Sejarah Agama.
2) QUO VADIS MANUSIA ?
Kata kunci terjadi pada hari keenam.Pada hari itu Allah menciptakan
pria dan wanita. Ciptaan ini sangat khusus, berbeda dengan sebelumnya karena
‘ Allah menciptakan manusia sesuai citranya, dalam gambarannya ia
menciptakan mereka; pria danwanita’ ( Kej 1,27). Manusia adalah mahkota
ciptaan Allah.Gambar Allah menunjukkan kemampuan ciptaan khusus ini
5|Page
melebihi yang lain. Manusia mempunyai kesadaran diri dan kenal diri. Manusia
sendiri mampu mengenal Allah dan bebas mengenali cintaAllah.
◦ Mazmur 8.
JASMANI-ROHANI
6|Page
JIWA DAN BADAN
PRIA-WANITA
7|Page
◦ Pernyataan sedunia tentang Hak Asasi Manusia dan Kongregasi
Ajaran Iman menyatakan bahwa hak pertama dan dasariah bagi
manusia adalah hak untuk hidup. Karena itu, hidup manusia
harus diperjuangkan dan dilindungi. “Hidup manusia berasal dari
Allah. Hidup itu karunia-Nya, gambar dan meterai-Nya,
keikutsertaan dalam nafas kehidupan-Nya. Oleh karena itu Allah
satu-satunya Tuhan hidup itu; manusia tidak dapat
memperlakukannya sesuka hatinya”.Hidup manusia luhur dan
tidak ada sesuatupun yang bisa menggantikan dan memberikan
hidup (Mrk 8:37). Agar manusia hidup, Allah
memberikan/menjamin segala hal bagi kelangsungan hidup
manusia (Mat 6:25-32). Ini mengungkapkan bahwa manusia
tergantung secara total kepada penyelenggaraan Allah. Hidup
sebagai anugerah dan ketergantungan manusia kepada Allah
memuat panggilan sekaligus tugas manusia untuk melindungi
kehidupan.
8|Page
Taman firdaus adalah lambang hubungan yang ideal Allah dan
manusia.Adam dan Hawa melihat Allah secara langsung. Mereka dalam
keadaan sempurna, kudus. Tetapi hal yang buruk terjadi. Hawa dicobai ular
untuk makan buah dari pengetahuan yang baik dan buruk (3,1-6).Perintah
Allah hanya agar manusia tidak makan buah terlarang(2,16-17). Hawa
memberikan kepada Adam, dan Adam juga memakannya. Mereka tidak taat
dan jatuh dalam dosa. Mereka kehilangan kepercayaan Allah. Pohon
pengetahuan yang baik dan yang jahat melambangkan keterbatasan manusia
sebagai ciptaan. Manusia tidak mau menerima keterbatasan itu. Ia ingin lebih.
Maka manusia jatuh dalam dosa.
Adam dan Hawa merasakan akibat dosa. Mereka menjadi malu dengan
tidak taat kepada Allah dan berusaha menutupi diri dan menyembunyikan diri
dari Allah. Mereka mulai bermain api. Mereka saling menyalahkan diri. Mereka
juga menyalahkan ular. Allah memberitahu akibatnya.Kelahiran bayi menjadi
buktinya. Hubungan manusia pun diwarnai tekanan dan kekuasaan (3,16).Bumi
tidak lagi bebas, manusia harus bekerja keras untuk makan (3,17-19).Akhirnya ,
Adam, Hawa dan keturunannya akan mengalami kematian: manusia dari debu
dan akan kembali ke debu (3,19). Harmoni yang ada antara manusia, manusia
dengan alam, bahkan dnegan Allah menjadi terluka. Gereja Katolik
mengajarkan akibat dosa Adam dan Hawa sebagai dosa asal.KisahPerjanjian
Lama menunjukkan pengaruh dosa, mulai dari Kain membunuh Abel.
DOSA ASAL
Dosa asal adalah nama fakta bahwa Adam dan Hawa meneruskan
kepada keturunannya kodrat yang terluka oleh pelanggaran dari kekudusan
awal (KGK, 417).Gereja tidak menerangkan bagaimana terjadi. Kita
menerimanya sebagai misteri dan tidak sepenuhnya mengerti.Kita hanya tahu
bahwa Adam dan Hawa telah tidak menerima kekudusan yang mereka terima
sejak awal dan meneruskan ke pada umat manusia.
Namun dosa asal tidak membuat kita kehilangan kebaikan . Dosa asal
memang memperlemah kekuatan kita berhubungan dengan Allah dan daya
memilih hal yang baik. Akibat dosa adalah kecenderungan tidak tahu,
kecenderungan dikuasai oleh nafsu.
9|Page
Ajaran tentang dosa asal dari Alkitab dan Tradisi: Karena kejatuhan
Adam dan Hawa, bangsa manusia terlibat dalam peperangan yang baik dan
yang jahat. Setan selalu berusaha mempengaruhi manusiwa melawan Allah dan
hukum Allah. Namun Allah menjanjikan menolong lewat Yesus Kristus yang
karena kematian dan wafat dan Kebangkitannya memenangkan peperangan.
Dari pewahyuan Allah lewat YesusKristus, kabar Injili diteruskan lewat gereja .
Berkat Roh Kudus gereja berziarah mewartakan warta Injili dengan senantiasa
peka terhadap tanda-tanda jaman.
5) MANUSIA DITEBUS
10 | P a g e
kreativitas dan kedalaman. Sebaliknya bila digunakan untuk diri sendiri akan
menyebabkan ketidak harmonisan, putus asa, kekerasan dan kebencian.
6.ARTI AGAMA
Agama menurut asalnya: ada ungkapan:’ kepercayaan dari gunung, agama dari
laut!’
• Iman/kepercayaan
• Kitab suci
• Jemaat
Ritus/ibadat
• Religiositas ditanamkan dalam diri setiap orang, dan tidak bisa diobok-obok
oleh kepentingan duniawi.
• Cakupan religiositas lebih luas dari agama (banyak orang menjadi religius
tanpa mengenal agama). • Religiositas berasal dari Allah sendiri
Hak pribadi dan masyarakat atas kebebasan sosial dan sipil dalam
hal keagamaan.
Martabat pribadi manusia semakin disadari oleh manusia jaman
sekarang. Pertambahan jumlah penduduk menuntut supaya dalam
bertindak manusia sepenuhnya menggunakan pertimbangannya sendiri
serta kebebasannya yang bertanggung jawab, bukannya terdorong oleh
paksaan, melainakan karena menyadari tugasnya, begitu pula mereka
menuntut supaya wewenang pemerintah dibatasi secara yuridis, supaya
batas-batas kebebasan yang sewajarnya baik pribadi-pribadi maupun
kelompok jangan dipersempit. Dalam masyarakat manusia, kebebasan
itu terutama menyangkut harta-nilai rohani manusia teristimewa
berkenaan dengan pengalaman agama secara bebas dalam masyarakat
(art.1 DH).
Obyek dan Dasar Kebebasan Beragama.
Konsili Vatikan II menyatakan, bahwa pribadi manusia berhak atas
kebebasan beragama. Kebebasan itu berarti, bahwa semua orang harus
14 | P a g e
kebal terhadap paksaan dari pihak-pihak orang orang perorangan
maupun kelompok-kelompok sosial dan kuasa manusiawi manapun juga,
sedemikian rupa, sehingga dalam hal keagamaan tak seorangpun
dipaksa untuk bertindak melawan suara hatinya, atau dihalang-halangi
untuk dalam batas-batas wajar bertindak menurut suara hatinya, baik
sebagai perorangan maupun di muka umum, baik sendiri maupun
bersama-sama dengan orang-orang lain. Selain itu Konsili menyatakan,
bahwa hak atas kebebasan beragama sungguh didasarkan pada martabat
pribagi manusia, sebagaimana dikenal berkat sabda allah yang
diwahyukan dan dengan akal budi. Hak pribadi manusia atas kebebasan
beragama itu harus diakui dlaam tata hukum maysarakat sedmikian
rupa sehingga menjadi hak sipil (DH, art 2).
Kebebasan Beragama dan hubungan manusia dengan Allah.
Kebebasan beragama itu menjadi lebih jelas lagi, bila dipertimbangkan
bahwa tolok ukur hidu manusia yang tertinggi adalah hukum ilahi
sendiri yang bersifat kekal serta obyektif, berlaku bagi semua orang,
yakni bahwa menurut keketapan kebijaksanaan dan cinta kasihNya
Allah mengatur, mengarahkan serta memerintahkan alam semesta dan
perjalanan masyarakat manusia. Allah mengikutsertakan dalam
hukumnya itu, sehingga manusia, berkat penyelenggaraan Ilahi yang
secara halus mengatur segalannya, dapat semakin menyelami kebenaran
yang tak dapat berubah. Maka dari itu setiap orang mempunyai tugas
dank arena itu juga hak untuk mencari kebenaran perihal keagamaan,
untuk dnegan bijaksana, melalui upaya-upaya yang memadai,
membentuk pendirian suara hatinya ayng cermat dan benar. (DH, art3).
Kebebasan jemaat-jemaat keagamaan.
Kebebasan dari paksaan dalam hal keagamaan, yang menjadi hak setiap
pribadi, harus dikaui juga bila orang-orang bertindak bersama. Sebab
kodrat sosial manusia maupun hakekat sosial agama menuntut adanya
jemaat-jemaat keagamaan.Maka asal tuntutan-tuntuan ketertiban
umum yang adil jangan dilanggar, jemaat-jemaat itu berahk atas
kebebasan untuk mengatur diri menurut kaidah-kaidah mereka sendiri
untuk menghormati kuasa ilahi yang tertinggi dengan ibadat umum,
untuk membantu para anggota mereka dalam menghayati hidup
keagamaan serta mendukung mereka dengan ajaran, dan untuk
mengembangkan lembaga-lembaga, tempat para anggota bekerja sama
untuk mengatur hidup mereka sendiri menurut azas-azas keagamaan
mereka (DH,art 4).
Kebebasan beragama dan keluarga.
15 | P a g e
Setiap keluarga, sebagai rukum hidup dengan hal aslinya sendiri, berhak
untuk dengan bebas mengatur hidup keadagamaan dalam pangkuannya
sendiri di bawah bimbingan orang tua. Nereka berhak menentukan
keyakinan keagamaan mereka sendiri, pendidikan keagamaan manakah
yang akan diberikan keapda anak-anak mereka (DH, art 5)
Tanggung jawab atas kebebasan beragama
Kesejahteraan umum masyarakat, yakni keseluruhan kondisi-kondisi
hidup sosial, yang memungkinkan ornag-orang mencapai kesempurnaan
mereka secara lebih utuh dan lebih mudah.terutama terletak pada
penegakan hak-hak serta tugas tugas pribadi mereka. Maka ada
kewajiban menjaga hak atas kebebasan beragama pada para warga
Negara, pada kelompok-kelomposk sosial. Pada pemerintah-pemerintah,
pada Gereja dan jemaat-jemaat keagamaan lainnya, masing-masing
menurut caranya sendiri, demi tugas mereka memelihara kesejahteraan
umum
Batas-batas kebebasan beragama
Hak atas kebebasan beragama dilaksanakan dalam masyarakat
manusia.Maka dari itu penggunaannya harus mematuhi kaidah-kaidah
tertentu yang mengaturnya.Dalam penggunaan semua kebebasan harus
ditaati azas moral tanggung jawab pribadi dan sosial. Dalam meakai
haknya setiap orang maupun kelompok sosial diwajibkan oleh hukum
moral untuk memperhitungkan hak-hak orang lain , dan wajib-wajibnya
sendiri terhadap roang lain, maupun kesejahteraan umum semua orang.
Semua orang harus diperlakukan menurut keadilan dan
perikemanusiaan.
Pembinaan penggunaan kebebasan
Manusia jaman sekarang menghadapi pelbagi tekanan, dan terancam
bahaya kehilangan kebebasan mengikuti cara berpikirnya sendir. Tetapi
di lain pihak tidak sedikit orang yang agaknya begitu condong untuk
dengan dalih mau bebas menolak setiap kepatuhan dan
meremehkanketaatan ayng sewajarnya. Itulah sebabnya mengapa
Konsisli mengajurkan kepada semua , terutama mereka yang bertugas
sebagi pendidik, supaya berusaha membina orang-orang yang mematuhi
tata kesusilaan mentaati kekuasaan ayng sah, dan mencintai kebebasan
sejati. Dengan kata lain orang-orang yang dengan pertimbangannya
sendiri menilai kenyataan dalam terang kebenaran, mengatur
kegiatannya dengan kesadaran bertanggung jawab, dan berusaha
mencari apapun yang benar dan adil, dengan hati yang rela untuk
bekerja sama dnegan orang-orang lain.
16 | P a g e
Demilianlah termasuk hasil dan tujuan kebebasan beragama jgua bahwa
dalam menunaikan tugas tugasnya sendiri manusia bertindak dalam
hidup memasyarakat dengan tanggung jawab yang lebih besar.
Gereja Katolik sangat menghargai kebebasan beragama sekaligus
menentang semua tindakan yagn menghambat kebebasan
beragama.Kebebasan beragama harus diwujudkan dalam kehidupan
bermasyarakat secara konkret dengan memperhatikan kaidah-kaidah
dan hukum yang adil demi kesejahteraan bersama.(DH)
9.IMAN
Iman, pengalaman religious adalah aspek dalam hidup orang beriman. Dari segi
manusia, iman menunjukkan tanggapan manusia terhadap wahyu Allah dan
pebyerahan diri kepada Allah. Orang beriman tahun lebih mendalam mengenai
Allah justru dalam penyerahan iman.
18 | P a g e
mencapai kesempurnaan kekal. Kristus menjadi pangkal dan arah
seluruh hidupnya.
Beberapa sikap iman:
Sikap menolak iman: sikap menolak utusan Allah dan menolak
ajaran yang disampakina.
Sikap menerima iman
3. Iman sebagai pengetahuan.
Iman mengandung arti menerima sejumlah kebenaran yang
diberitahukan Allah. Rasionalitas adalah unsur hakiki kehidupan
manusiwa, maka juga iman tidak mungkin tanpa rasionalitas.
Aspek intelektualitas iman bersandar pada Allah yang maha Tuhan dan
Bijaksana.
4. Iman sebagai tindakan manusia.
Iman mempengaruhi tindakan manusia. Pembangunan pribadi,
pembangunan masyarakat, pembangunan dunia diinspirasi dan
digerakkan oleh iman.
5. Pertanggungan jawab iman.
Beriman bukan hanya tindakan manusia yang emosional tetapi juga
rasional. Manusia yang percaya tidak berhenti pada keadaan menerima
kebenaran. Didorong oleh kesadaran penuh, manusia beriman berefleksi
dan menghayati imannya. Pertanggungan jawab iman bersifat integral
juga melibatkan kemauan dan perasannya yang dikembangkan dan
berbuah.Iman adalah rasional bukan karena dibuktikan, tetapi karena
dipertanggungjawabkan.
19 | P a g e
D.Test Formatif
E.Daftar Pustaka
21 | P a g e