Você está na página 1de 27

Assalamu’alaikum wr.

wb

Nama saya wahyuni ika lestari dari kelas 2c jaringan telekomunikasi digital

Disini saa akan membahas tugas bahasa inggris

1. Disini saya memilih Kasus 1 yang berjudul semoga kebenaran ada bersamamu
2. Yang harus dilakukan catherine adalah dengan menggatakan sejujurnya dan m
enggungkapkan kebenaran kepada majernya dengan tau apapun resikonya. Bahwa
perusahannya menjual unit yang berasal dari kelompok tidak benar yang tidak memiliki hasil
lebih dari 50 %, karena dengan jujur cathrine memiliki kode etika yang baik dan jika
manejernya juga memiliki kode etika dia pasti akan mengerti apa yang dilakukan cathrine itu
yang benar dan jika manajernya tidak ingin mengalami kerugian maka bisa mencoba bekerja
sama dengan perusahaan lain agar dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.
3. Saya ingin menjadi
 mementingkan keselamatan,kesehatan dan kesejahtraan masyarakat
 Obyektif dan jujur
 Bertanggung jawab
 Profesional
 Menegakkan dan meningkatkan kehormatan, integritas, dan martabat
4. Langkah-langkah yang saya ambil untuk memiliki karakteristik seperti diatas adalah
 Mentaati peraturan atau kode etik
 Disiplin dan tegas
 rajin
 Tidak mudah menyerah

1. Here I choose Case 1 entitled, may the truth be with you


2. What catherine should do is to tell the truth and expose the truth to the majer by knowing
whatever the risks are. That his company sells units that belong to an incorrect group that
does not produce more than 50%, because honestly cathrine has an ethical code and if its
manager also has a code of ethics he / she will understand what cathrine is doing right and if
the manager does not want to experience The harm done should work with other
companies
3. Hsgvcgk
4. I want to be
• attach importance to the safety, health and community welfare
• Objective and honest
• To be responsible
• Professional
• Enforce and enhance honor, integrity, and dignity
5. The steps I take to have the characteristics as above are
• Obey rules or codes of conduct
• Discipline and firmness

Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics


Makalah Mengelola Etika dan Tanggung Jawab Sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG Semakin besar suatu organisasi, maka semakin besar pula tuntutan
masyarakat terhadap organisasi tersebut. Banyak lembaga bisnis yang menggunakan segala
cara untuk memenangkan persaingan oleh karena itu, diharapkan manajer dapat menjalankan
bisnis yang memenuhi syarat dalam etika bisnis, baik secara moral maupun norma
masyarakat. Organisasi sebagai suatu system juga diharapkan dapat memiliki tanggung jawab
social terhadap masyarakat. Berita yang menggembirakan dari kalangan dunia usaha dewasa
ini adalah semakin banyaknya jumlah organisasi yang menciptakan jabatan-jabatan baru yang
berkaitan dengan lingkungan dalam jajaran pimpinan puncak mereka. Yang menjadi pusat
perhatian para pimpinan tersebut adalah segala kegiatan perusahaan, dari program daur ulang
yang dilakukan sampai ke kebijaksanaan jangka panjang perusahaan terhadap lingkungan. Ini
semua menuntut keterampilan dari manajer ditambah kemampuan mereka dalam mengatasi
berbagai macam isu tentang peraturan dan hal-hal teknis yang berkaitan dengan lingkungan.
Kemampuan melakukan diplomasi juga akan sangat membantu karena mereka juga berbicara
atas nama lingkungan alam, dan rakyat, dalam berbagai forum eksekutif. Pada perusahaan
DuPont, misalnya, setiap tahun dilakukan penilaian terhadap para line manajer tentang
seberapa baik mereka mengelola tanggung jawab yang berkaitan dengan lingkungan. Namun
di sisi lain, muncul berita yang kurang menggembirakan, yakni bahwa tidak semua laporan
tentang dunia usaha seperti yang sudah dibahas di muka. Sebagai contoh beberapa eksekutif
Beech-Nut mendekam dalam penjara karena perusahaan tersebut menjual apple juice palsu.
Juice yang berlabel “100% fruit juice” tersebut ternyata campuran dari bahanbahan sintetis.
Tidakkah anda merasa khawatir akan apa yang terjadi di dalam masyarakat seandainya
tindakan semacam itu sudah menjadi kebiasaan? Seharusnya kita bertanya “bukankah ini saat
bagi kita untuk mulai serius tentang aspek moral dan dampak sosial dari pengambilan
keputusan dalam perusahaan?” jawabannya tentu saja adalah ya. Yang menjadi pusat dari
pembahasan ini adalah tanggung jawab manajer dalam membanru pihak lain untuk mencapai
kinerja yang tinggi namun dengan sekaligus juga selalu bertindak melalui caracara yang etis
dan bertanggung-jawab. Contoh kasus dalam dilema manajer Salah satu ketakutan paling
besar dalam usaha jasa makanan adalah bila ada salah seorang pekerja ada yang menularkan
penyakitnya, seperti hepatitis A yang kita ketahui adalah virus yang sangat mudah menular
yang ditularkan melalui makanan, penggunaan peralatan obat dengan seorang yang telah
terinfeksi bersama-sama, ke dalam makanan produksi mereka. Para manajer dan pemilik jasa
makanan setempat mengkhawatirkan apa yang dapat dilakukan jika suatu kasus hepatitis
menimpa usaha mereka, baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Dan
kekhawatiran itu menjadi kenyataan bagi salah satu 1
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics
usaha jasa makanan setempat. Bob Mericle, pemilik restoran Wafle House di Springfield,
Missouri, dihadapkan pada sebuah dilemma berat, didapati salah satu juru masakdi
restorannya mungkin telah menularkan hepatitis A-nya kepada 350 orang selama periode 5
hari. Tuan Mericle harus mengambil keputusan. Haruskah ia mengumumkan informasi itu
atau haruskah ia melaporkannya ke departemen kesehatan sebagaimana diminta?
Menghadapi dilemma sulit seperti harus atau tidak harus mengumumkan penyakit menular
hanyalah salah satu contoh jenis-jenis masalah tanggung jawab etis dan social yang boleh jadi
harus dihadapi oleh para manajer sewaktu mereka merencana, mengorganisasi, memimpin,
dan mengendalikan. Sewaktu para manajer dan organisasi menjalankan usaha mereka, factor-
faktor social dapat dan memang mempengaruhi tindakan-tindakan mereka. BAB 2
PEMBAHASAAN 2.1 PERILAKU YANG ETIS Saat kita menjalani hidup sehari-hari, kita
diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga masyarakat yang berkesadaran social, kita
ingin melakukan apa yang benar secara moral, etis dan menurut hukum. Kata ethics berasal
dari bahasa yunani ethos, yang berarti karakter. Etika adalah seperangkat prinsip moral atau
nilai-nilai yang menegaskan benar atau salah bagi seseorang atau suatu kelompok. Semua
individu termasuk manajer harus bertanggung jawab pada masyarakat atas perilaku mereka.
Untuk itu perilaku yang etis dapat didefinisikan sebagai perilaku yang memenuhi prinsip-
prinsip yang benar dan salah yang telah diterima oleh masyarakat. 2.1.1 Etika dan Sifat-Sifat
Dasar Pekerjaan Manajemen Etika individu dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain
pengaruh keluarga, factor situasi, nilai moral dan agama, pengalaman dan pengaruh dari
teman. Definisi yang lebih luas lagi, etika berkaitan dengan hubungan organisasi dengan
pihak luar maupun pihak dalam organisasi. Perhatian terhadap etika dalam organisasi dapat
dibagi tiga : 1. Hubungan organisasi dengan karyawan, antara lain organisasi harus
menyediakan system kompensasi yang adil dan layak berdasarkan peraturan yang berlaku,
organisasi menyediakan kondisi kerja yang baik, adanya kesempatan karyawan untuk
dipromosikan, dan lain-lain. 2. Hubungan karyawan dengan organisasi, antara lain bahwa
karyawan harus berperilaku jujur dan loyal terhadap organisasi dalam arti dapat menjaga
rahasia organisasi 3. Hubungan organisasi dengan pihak luar, berkaitan dengan bagaimana
berperilaku yang etis terhadap konsumen, pesaing, pemerintah, pemegang saham,
masyarakat, dll. Sebagai contoh, Wal-Mart memiliki pedoman yang tegas sehubungan
dengan perilaku etis karyawan. Siapa saja yang menerima sesuatu yang berharga (makan
malam, uang tip, dan 2
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics
sebagainya) dari perusahaan yang memiliki hubungan usaha dengan Wal-Mart, akan segera
diberhentikan. Bahkan karyawan Wal-Mart tidak mengijinkan perwakilan perusahaan lain
membelikan mereka secangkir kopi. Selanjutnya, untuk mendorong karyawan berperilaku
etis, maka semua pemasok dan mitra dagang Wal-Mart diminta untuk melakukan transaksi
dengan karyawan Wal-Mart diruang kaca sehingga dapat dilihat oleh setiap orang yang
berjalan melewati lobby kantor pusat. Terakhir, di dinding setiap ruang kaca tersebut dihiasi
dengan poster bertuliskan, “barang apa saja yang diterima (dari pemasok dan mitra dagang)
akan dikembalikan atas biaya si pengirim”. Perilaku menejemen yang tidak etis terjadi bila
mana manajer secara pribadi melanggar prinsip-prinsip benar dan salah yang telah disepakati.
Wewenang dan kekuasaan yang melekat pada beberapa posisi manajemen dapat mendorong
manajer untuk terlibat dalam tindakan tidak etis. Karena manajer sering kali menguasai
sumber-sumber daya perusahaan, maka terdapat resiko dimana beberapa manajer dapat
menyalahgunakan pemakaian yang sah atas sumber-sumber daya tersebut untuk kepentingan
pribadi. Seperti misalnya, mengajak tamu untuk makan malam adalah umum dan kegiatan
yang sah diberbagai perusahaan. Akan tetapi, jika manajer meminta karyawan untuk
membantu pekerjaan pribadi seperti mengambil pakaian manajer dibinatu, adalah perilaku
yang tidak etis. Menangani informasi adalah salah satu bidang dimana manajer harus berhati-
hati dalam berperilaku etis. Informasi adalah suatu bagian penting dari pekerjaan manajemen.
Manajer mengumpulka, menganalisis, melakukan tindakan, dan menyebarkannya. Mereka
juga diharapkan untuk memperoleh informasi yang benar dan jika diperlukan, menyimpan
informasi rahasia. Membocorkan rahasia perusahaan kepada pesaing memainkan angka,
menyembunyikan informasi atau berbohong merupakan beberapa kemungkinan
penyalahgunaan informasi yang dipercayakan kepada manajer. Sebagai contoh, di Hongkong,
“Ba Dan” secara harfiah berarti lembar putih. Di divisi Bausch & Lomb’s Hongkong,
manajer menggunakan istilah “Ba Dan” untuk angka penjualan palsu yang mereka kirim
kepada kantor pusat setiap bulan. Untuk mempertahankan kedudukannya sebagai divisi
internasional Bausch & Lomb’s yang teratas, manajer Hongkong memalsukan angka
penjualan untuk pelanggan asia tenggaranya. Kemudian untuk membuat agar angka palsu itu
terlihat sebagai penjualan yang asli, mereka mengirim produknya ke gudang pelanggan yang
palsu. Bausch & Lomb’s menggunakan auditor keuangan perusahaan ditambah departemen
keamanan internal yang dikelola oleh mantan agen rahasia dan mantan perwira polisi untuk
mengadakan operasi “sengat” untuk menangkap karyawan yang melakukan kenakalan “Ba
Dan” di Hongkong. Bidang ketiga dimana manajer harus berhati-hati jika hendak
menerapkan perilaku etis adalah cara mereka mempengaruhi perilaku orang lain terutama
bawahan mereka. Pekerjaan manajerial memberikan kekuasaan yang besar untuk
mempengaruhi orang lain. Jika manajer meminta karyawan melakukan tindakan tidak etis
(atau menghadapi perilaku kasar), seperti “memalsukan angka untuk mendapatkan hasil”,
maka mereka menyalahgunakan wewenang manajerial. Hal ini kadang-kadang disebut
sindroma “kerjakan atau keluar.” Sindroma dijumpai apabila seorang manajer mengatakan
kepada karyawannya, “kerjakan, karena anda dibayar untuk itu. Jika anda tidak dapat
mengerjakannya, kami akan mencari orang lain yang dapat mengerjakannya.” Menetapkan
sasaran adalah cara lain yang digunakan manajer untuk mempengaruhi perilaku karyawan
mereka. Seperti misalnya, di Bausch & Lomb yang mendapat tekanan 3
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics yang
sangat besar untuk mencapai kenaikan pendapatan dua angka setiap tahun. Seorang mantan
pimpinan perusahaan berkata, “sekali anda menyetujui jumlah target penjualan anda, anda
diharapkan untuk mencapainya,” tanpa alasan. Tekanan untuk mencapai angka penjualan
begitu besar, sehingga Bausch & Lomb mengatakan kepada pembeli bahwa mereka bias
memperoleh produk kacamata dan lensa kontak Bausch & Lomb yang terbaik hanya jika
mereka juga membeli produk lainnya yang kurang laku dan tidak mereka butuhkan.
Kemudian saat pesaing muncul dengan lensa kontak yang dapat dibuang, Bausch & Lomb
dengan mudah menawarkan lensa kontak biasa yang telah dipasarkan selama 15 tahun,
kemudian mengganti kemasannya dan menjualnya kepada konsuman sebagai produk baru
yang juga dapat dibuang. Terdapat beberapa sumber potensial yang dapat menimbulkan
dilemma dalam masalah etika bagi seorang manajer, antara lain : 1. Diskriminasi, dimana
manajer menolak promosi seseorang atau lamaran kerja calon karyawan dikarenakan ras,
agama, jenis kelamin, umur, dan kriteria-kriteria lain yang tidak berkaitan dengan pekerjaan.
2. Pelecehan seksual 3. Konflik kepentingan, misalnya jika manajer meminta suatu imbalan
untuk pengambilan keputusan yang dapat menguntungkan si pemberi imbalan. 4.
Menyalahgunakan kepercayaan konsumen, misalnya manajer memiliki informasi tertentu
tentang konsumen dan membaginya dengan orang lain. 5. Manajer menggunakan fasilitas
kantor untuk kepantingan pribadi. 2.1.2 Penyimpangan di Tempat Kerja Penyimpangan di
tempat kerja adalah perilaku tidak etis yang melanggar norma-norma organisasi mengenai
benar dan salah. Penyimpangan produksi yaitu merusak mutu dan jumlah hasil produksi.
Penyimpangan hak milik adalah perilaku tidak etis terhadap harta milik perusahaan.
Penyusutan adalah pencurian barang dagangan milik perusahaan oleh karyawan.
Penyimpangan politik menggunakan pengaruh seseorang untuk merugikan orang lain di
perusahaan. Penyerangan pribadi adalah sikap bermusuhan atau perilaku menyerang terhadap
orang lain. Gambar 1. Jenis-jenis Penyimpangan di Tempat Kerja ORGANISASI RINGAN
BERAT . ANTAR – PRIBADI 4
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics 2.2
BAGAIMANA MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG ETIS ? Dimusim dingin, di tengah
badai salju, sekolah-sekolah ditutup dan banyak orang memutuskan untuk berdiam di rumah.
Akan tetapi, Richard Addressi telah selesai mandi, bercukur dan berpakaian untuk ke kantor.
Ayah Addresi telah bekerja di IBM selama 36 Tahun, sedangkan dia kurang 4 bulan dari
peringatan ke-30 masa kerjanya di perusahaan itu. Addresi berpamitan mencium Istrinya,
Joan, tetapi sebelum ia memcapai mobilnya, ia terjatuh di lantai garasi dan meninggal karena
serangan jantung. Dia telah bekerja di IBM sejak usia 18 tahun dan baru saja mencapai usia
48. Anda adalah wakil presiden yang berwenang mengurus kesejahteraan karyawan IBM.
Addressi hanya kurang 4 bulan sebelum mencapai pensiun penuh, apakah anda akan
memberikan pension sepenuhnya kepada istri Addressi dan anak-anaknya? Jika anda
menjawab ya, mereka akan menerima uang pension penuh sebesar $ 1800 per bulan dan
bebas biaya pengobatan seumur hidup. Jika anda mengatakan tidak, istri Addresi dan
anakanaknya hanya akan menerima $ 340 sebulan. Mereka juga harus membayar $473 per
bulan untuk melanjutkan asuransi kesehatannya. Sebagai wakil presiden yang menangani
kesejahteraan karyawan di IBM, tindakan etis apa yang harus dilakukan? 2.2.1 Pengaruh
Pada Pengambilan Keputusan yang Etis Karena Richard Addessi telah bekerja 30 tahun
kurang 4 bulan, pimpinan IBM tidak mempunyai pilihan lain kecuali memberikan Joan
Addressi dan kedua anak perempuannya bagian dana pensiun yang lebih kecil. Apakah
keputusan IBM adalah etis? Mungkin anda akan mengatakan tidak. Anda bayangkan
bagaimana perusahaan begitu tega tidak memberikan pensiun penuh kepada keluarga Richard
Addressi yang anda yakini mereka berhak akan itu. Mungkin orang lain berpendapat bahwa
IBM telah melakukan tindakan yang etis dengan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan
dalam program pensiun. Lagi pula, bertindak adil berarti menerapkan peraturan yang sama
kepada setiap orang. A. Intensitas Etika dari keputusan Para manajer tidak sama dalam
memperlakukan semua keputusan etika. Perbedaan keputusan yang akan diperlakukan adalah
intensitas etika, yaitu seberapa besar perhatian seseorang pada permasalahan etika. Ketika
menghadapi masalah-masalah dengan intensitas etika yang tinggi, manajer lebih berhati-hati
atas dampak dari keputusan mereka kepada orang lain. Mereka mungkin memandang
keputusan tersebut sebagai keputusan etika atau moral dari pada sekedar keputusan ekonomi.
Mereka merasa lebih khawatir dalam melakukan “hal yang benar”. Intensitas etika tergantung
kepada enam factor, yaitu: 1. Besarnya akibat adalah jumalh kerugian atau keuntungan yang
dihasilkan dari suatu keputusan etika. Makin banyak orang yang dirugikan atau semakin
besar kerugian yang diderita oleh orang-orang itu, maka semakin besar akibatnya. 2.
Kesepakatan social adalah kesepakatan apakah suatu perilaku itu baik atau buruk. Sebagai
contoh, selain dari tindakan mempertahankan diri, banyak orang belum sepakat apakah
membunuh adalah salah. Namun, banyak orang belum sepakat terhadap aborsi atau hukuman
mati. 3. Kemungkinan akibat adalah kesempatan dimana sesuatu akan terjadi dan
mengakibatkan kerugian bagi orang lain. Misalnya, kamungkinan akibat adalah rokok. Kita
tahu bahwa 5
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics
merokok akan meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan jantung, penyakit kanker,
paru-paru, impotensi, dan gangguan pada janin. 4. Kesiapan sementara adalah waktu diantara
tindakan dengan akibat yang ditimbulkannya. Kesiapan sementara lebih kuat apabilamanajer
harus memberhentikan karyawan minggu depan dibandingkan dengan tiga bulan kedepan. 5.
Kedekatan akibat adalah jarak social, kejiwaan, budaya, atau fisik dari pengambil keputusan
dengan mereka yang terkena dampak dari keputusannya. 6. Konsentrasi akibat adalah
seberapa besar suatu tindakan mempengaruhi rata-rata orang. Misalnya, menipu 10 investor
masing-masing senilai $10.000, menghasilkan konsentrasi akibat yang lebih besar dari pada
menipu 100 investor dengan masing-masing senilai $1.000. B. Pengembangan Moral Ada
tiga tingkat perkembangan moral yang masing –masing terdoro dari dua tahap. Pada setiap
tahap berikutnya, pertimbangan moral seseorang menjadi semakin berkurang
ketergantungannya pada pengaruh-pengaruh luar. Ketiga tingkatan itu dan keenam tahapan
itu dalam gambar 2. Gambar 2. Tahap-tahap perkembangan moral Tingkat Deskripsi Tahap-
Tahap Prinsip 6. Mengikuti prinsip-prinsip etis yang dipilih sendiri bahkan seandainya
prinsipprinsip itu melanggar hukum 5. menghargai hak-hak orang lain dan mempertahankan
nilai-nilai dan hak-hak mutlak tanpa memperdulikan pendapat mayoritas. Konvensional 4.
Mempertahankan tatanan konvensinya dengan memenuhi kewajibankewajiban yang telah
anda sepakati 3. Menghayati apa yang diharapkan oleh orang-orang yang dekat dengan anda
Pra Konvensional 2. Mentaati peraturan apabila berbuat sedemikian itu merupakan
kepentingan langsung anda 1. Mentaati peraturan untuk menghindari hukuman fisik Riset
pada tahap-tahap ini memungkinkan kita untuk menarik sejumlah kesimpulan. Pertama,
orang melangkah melalui keenam tahap itu dalam bentuk tangga. Mereka perlahan-lahan
menaiki suatu tangga, tahap demi tahap. Kedua, tidak ada jaminan berlangsungnya
pertumbuhan moral. Pertumbuhan dapat berhenti pada setiap tahap. Ketiga, mayoritas orang
dewasa berada ditahap 4. Mereka terbatas pada memenuhi aturan-aturan dan akan siap sedia
untuk berperilaku secara etis. Misalnya, seorang manajer tahap ketiga cenderung membuat
membuat keputusan-keputusan yang akan mendapatkan persetujuan rekan sejawat, seorang
manajer tahap keempat akan berusaha untuk menjadi “warga korporasi yang baik” dengan
membuat keputusan-keputusan yang menghormati prosedurprosedur dan peraturan-peraturan
organisasi itu; dan seorang manajer dalam tahap kelima lebih cenderung menantang praktek-
praktek organisasi yang dianggapnya keliru. Banyak usaha-usaha belakangan ini dilakukan
oleh perguruan-perguruan tinggi guna meningkatkan kesadaran etis para mahasiswa dan
pedoman-pedoman dipusatkan untuk mendorong mereka bergerak ke tingkat yang berprinsip.
C. Prinsip-prinsip Pengambilan keputusan yang etis 6
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics
Selain dari masalah-masalah intensitas etika yang tingkat kedewasaan moral seorang
manajer, prinsip-prinsip etika tertentu yang digunakan manajer juga akan mempengaruhi cara
mereka memecahkan dilemma etika. Sayangnya tidak ada satupun “prinsip ideal” yang dapat
digunakan untuk mengambil keputusan bisnis yang etis. Menurut Profesor Larue Hosmer,
sejumlah prinsip etika yang berbeda dapat digunakan untuk mengambil keputusan bisnis,
antara lain: 1. Prinsip kepentingan pribadi jangka panjang Prinsip etika dimana anda tidak
perlu melakukan tindakan apapun yang bukan menyangkut kepentingan jangka panjang
pribadi atau organisasi anda. 2. Prinsip kebijaksanaan pribadi Prinsip etika yang
berkeyakinan bahwa anda tidak boleh melakukan apapun yang tidak jujur, tidak terbuka,
tidak tulus dan tidak suka dilaporkan di surat kabar maupun televisi. 3. Prinsip perintah
agama Prinsip etika yang berkeyakinan bahwa anda janganlah melakukan tindakan yang
tidak baik dan tidak menciptakan sikap bermasyarakat, sikap dimana setiap orang berkerja
bersama mencapai tujuan yang diterima masyarakat. 4. Prinsip peraturan pemerintah Prinsip
etika yang menghendaki agar anda tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum, karena
hukum mewakili standar moral minimal. 5. Prinsip manfaat bersama Prinsip etika yang
menyatakan bahwa anda tidak boleh melakukan perbuatan yang tidak menghasilkan kebaikan
lebih besar kepada masyarakat. Sebaliknya, lakukan apa yang menciptakan kebaikan terbesar
kepada jumlah terbanyak. 6. Prinsip hak perorangan Prinsip etika yang meyakini bahwa anda
tidak boleh melakukan perbuatan yang melanggar hak orang lain yang telah disepakati. 7.
Prinsip pemerataan keadilan Prinsip etika yang menyatakan bahwa anda seharusnya tidak
melakukan perbuatan yang merugikan bagi kelompok terkecil diantara kita : yang miskin,
tidak berpendidikan dan pengangguran. Kesamaan yang dimiliki oleh prinsip-prinsip etika
tersebut adalah bahwa prinsip itu mendorong manajer dan karyawan untuk
mempertimbangkan kepentingan orang lain saat mengambil keputusan yang etis. 2.2.2
Langkah Praktis untuk Pengambilan Keputusan yang Etis A. Seleksi dan Penerimaan
Karyawan yang Beretika Sebagai contoh kasus kita biasa lihat; jika anda menemukan sebuah
dompet yang berisi $50, apakah anda akan mengembalikan dengan uangnya? Menurut
Majalah Reader’s Digest meneliti pertanyaan ini dengan cara meninggalkan 120 dompet.
Pada penarika contoh yang terpilih bukan secara ilmiah, yaitu di tiga kota besar, tiga wilayah
pinggiran kota, dan tiga kota kecil. Setiap dompet berisikan $50, nama, alamat setempat, foto
keluarga, catatan, dan kupon seperti yang bias dijumpai dalam sebuah dompet. Hasilnya 67 7
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics
persen dari dompet tersebut dikembalikan dengan uang $50. Dompet tersebut lebih banyak
dikembalikan oleh wanita (72 %), dari pria (62 %), dan lebih banyak dikembalikan di kota
kecil (80 %) daripada di kota besar (70 %), pinggir kota (60 %), atau kota menengah (57 %).
Sebagai pengusaha, anda dapat meningkatkan kesempatan untuk menerima karyawan jujur,
yang mengembalikan dompet beserta uangnya, jika anda memberika tes kejujuran kepada
pelamar kerja. Jenis-jenis Tes Kejujuran : 1. Tes Kejujuran Terbuka Memberikan tes tertulis
yang memperkirakan kejujuran karyawan dengan cara bertanya langsung kepada pelamar
kerja mengenai apa pendapat atau perasaan mereka tentang pencurian atau tentang hukuman
terhadap perilaku yang tidak etis. 2. Tes Kejujuran berdasarkan Kepribadian Tes tertulis yang
secara tidak langsung menilai kejujuran karyawan dengan mengukur sifat kejiwaan seperti
misalnya ketergantungan dan ketelitian. Sebagai contoh, penghuni penjara dikarenakan
kejahatan kerah putih ( pemalsuan, penggelapan, dan penipuan) dinilai lebih rendah dari pada
kelompok manajer tingkat menengah dalam hal ukuran kepercayaan, ketergantungan,
kejujuran, ketelitian, dan ketaatan. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat menerima
karyawan secara selektif dan mempromosikan karyawan yang lebih beretika. B. Pelatihan
Etika Tujuan dari pelatihan etika adalah : 1. Membangun kesadaran karyawan tentang etika.
Hal ini berarti membantu karyawan mengenali masalah mana yang merupakan masakah etika
dan kemudian menghindari pembenaran terhadap perilaku yang tidak etis. Dua perusahaan
telah menciptakan permainan lembaga untuk meningkatkan kesadaran akan masalah etika.
Citicorp Banks mamiliki suatu permainan yang disebut “Etika Kerja” di mana pemainnya
dinilai menang atau kalah, tergantung pada jawaban mereka terhadap pertanyaan mengenai
hukum, peraturan, kebijakan, dan pertimbangan. 2. Untuk memperoleh kepercayaan pada
karyawan. Tidak mengherankan jika karyawan menjadi sangat curiga akan alasan manajemen
menawarkan pelatiha etika. 3. Untuk melatih karyawan suatu model praktis dari pengambilan
keputusan yang etis. Suatu model dasar dapat membantu mereka memikirkan akibat dari
keputusan mereka bagi orang lain dan mempertimbangkan bagaimana mereka dapat memilih
diantara berbagai pemecahan. Langkah-Langkah Dalam Membuat Keputusan yang Etis : 1.
Menyadari adanya dilemma yang berkaitan dengan etika 2. Mencari Fakta 3.
Mengidentifikasi Pilihan 4. Menguji masing-masing pilihan Apakah tidak melanggar hukum?
Apakah tepat ? Apakah bermanfaat ? 5. Memutuskan pilihan yang akan diambil 8
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics 6.
Melakukan pemeriksaan ulang terhadap keputusan anda: Bagaimanakah perasaan saya
apabila keluarga saya mengetahui keputusan saya? Bagaimanakah perasaan saya seandainya
keputusan tersebut disebarluaskan dalam surat kabar setempat ? 7. Melaksanakan keputusan
C. Iklim Etika Langkah pertama untuk membangun iklim etika adalah agar para manager
sendiri bertindak secara etis. Manajer yang menolak hadiah mewah dari pemasok perusahaan
yang hanya menggunakan telepon, faks, dan mesin copy untuk keperluan usaha dan buka
untuk kepentinga pribadi atau yang menepati janji kepada karyawan, pemasok, dan
pelanggan, akan mendorong orang lain percaya bahwa perilaku etis adalah normal dan
diterima. Langka kedua dalam membangun iklim etika adalah agar manajemen puncak
berperan aktif dalam program etika perusahaan. Langkah ketiga adalah menciptakan system
pelaporan yang mendorong manajer dan karyawan melaporkan pelanggaran etika.
Pengaduan, yaitu melaporkan pelanggaran etika yang dilakukan oleh orang lain, adalah
langkah yang sulit bagi bagi banyak orang. Calon pelapor sering kali merasa takut bahwa
mereka akan dihukum lebih dari pada si pelanggar etika itu. Serta langkah yang terakhir
dalam pembentukan iklim etika adalah agar manajemen secara adil dan konsekuen
menghukum mereka yang melanggar kode etik perusahaan. 2.3 DUA PANDANGAN YANG
BERBEDA Pandangan Klasik (The Classical View) adalah pandangan bahwa satu-satunya
tanggung jawab manajemen adalah untuk memaksimalkan keuntungan atau laba. Pendukung
dari pandangan klasik ini adalah Milton Friedman. Ia mengatakan bahwa kebanyakan
manajer sekarang ini adalah manajer profesional, yang berarti mereka tidak memiliki
perusahaan yang mereka jalankan. Mereka adalah karyawan, hanya bertanggung jawab
kepada para pemegang saham. Oleh karena itu tanggung jawab utama mereka adalah
menjalankan usaha itu demi kepentingan terbaik bagi para pemegang saham tadi. Dan
kepentingan yang terbaik bagi para pemegang saham adalah pendapatan finansial. Menurut
Friedman, apabila manajer-manajer memutuskan sendiri untuk menghabiskan sumber daya
organisasi mereka bagi “kebaikan sosial” mereka menggerogoti mekanismen pasar.
Seseorang harus membayar pendistribusian ulang aset-aset ini. Apabila tindakantindakan
yang secara sosial bertanggung jawab itu mengurangi laba dan deviden, maka para pemegang
saham akan rugi. Apabila upah dan tunjangan-tunjangan harus dikurangi untuk membayar
tindakan-tindakan sosial, para konsumen akan rugi. Seandainya harga-harga lebih tinggi
ditolak oleh para konsumen dan penjualan merosot, usaha itu barangkali tidak akan
berlangsung terus menerus, dalam hal ini, semua unsur organisasi akan rugi. Apalagi
Friedman mengatakan apabila manajer-manajer profesional mengejar sesuatu yang lain
daripada laba, mereka secara implisit mengangkat diri mereka sendiri sebagai pembuat
kebijakan yang tidak dipilih. Ia mempertanyakan apakah para manajer perusahaanperusahaan
bisnis itu mempunyai keahlian untuk menentukan bagaimana masyarakat itu seharusnya. Hal
itu, kata Friedman, merupakan masalah yang harus diputuskan oleh perwakilan-perwakilan
politik yang kita pilih. 9
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics
Pandangan Sosial Ekonomi (The socioeconomic view) adalah pandangan bahwa tanggung
jawab sosial manajemen jauh melampaui sekedar memperoleh laba melainkan juga
mencakup melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Para sosial ekonomi
melawan dengan mengatakan bahwa jaman telah berubah, dan bersama dengan jaman
harapan-harapan masyarakat terhadap bisnis berubah pula. Ini paling baik diilustrasikan
dalam pembentukan perusahaan-perusahaan secara hukum. Perusahaan itu terdaftar oleh
pemerintah, dan pemerintah memberikan ijin untuk mencabutnya. Jadi perusahaan-
perusahaan itu bukanlah badan-badan mandiri yang hanya bertanggung jawab pada
pemegang saham. Mereka pun mempunyai tanggung jawab terhadap masyarakat yang lebih
luas yang menciptakan dan mendukung mereka. Salah seorang penulis, dalam mendukung
pandangan sosial ekonomi itu mengingatkan kita bahwa “memaksimalkan laba merupakan
prioritas kedkedua perusahaan , bukan prioritas utama. prioritas pertama adalah menjamin
kelangsungan hidupnya. No. Argumen-Argumen Yang Mendukung Dan Melawan Tanggung
Jawab Sosial Argumen yang mendukung Argumen yang menentang 1 Harapan-harapan
masyarakat, harapan-harapan masyarakat terhadap perusahaan telah meningkat secara
dramatis sejak tahun 1960-an. Pendapat umum sekarang mendukung agar perusahaan
mengejar sasaran-sasaran sosial maupun ekonomis. Menghalangi memaksimalkan laba, hal
ini merupakan inti sudut pandangan klasik. Bisnis menjadi bertanggung jawab secara sosial
apabila secara ketat memperhatikan kepentingankepentingan ekonominya dan membiarkan
kegiatan-kegiatan lain ditangani lembagalembaga lain. 2 Laba jangka panjang, perusahaan-
perusahaan yang secara sosial bertanggung jawab itu cenderung memiliki laba jangka
panjang yang lebih terjamin. Lunturnya tujuan, mengejar sasaran-sasaran sosial itu
melunturkan maksud utama perusahaan, yitu produktivitas ekonomi. 3 Kewajiban etis,
sebuah perusahaan bisnis dapat dan seharusnya bertanggung jawab secara sosial, sebab
tindakan tindakan-tindakan yang bertanggung jawab itu benar demi dirinya sendiri. Biaya-
biaya, banyak tindakan yang secara sosial bertangung jawab tidak menutup biaya-biayanya.
Bisnis harus menyerap ongkos-ongkos itu atau membebankannya kepada konsumen melalui
harga yang lebih tinggi. 4 Citra Masyarakat, perusahaan-perusahaan berusaha untuk
meningkatkan citra mereka di masyarakat guna meningkatkan penjualan, mendapatkan
karyawan yang lebih baik, akses pendanaan, dan keuntungan-keuntungan lain. Terlampau
banyak kekuasaan, perusahaan itu sudah merupakan salah satu sektor masyarakat kita yang
paling berkuasa. Apabila perusahaan itu mengejar tujuan-tujuan sosial, perusahaan itu bahkan
akan memilki kekuasaan yang lebih besar lagi. 5 Lingkungan yang lebih baik, keterlibatan
usaha dapat menolong memecahkan masalahmasalah yang sulit, menolong menciptakan mutu
kehidupan yang lebih baik dan masyarakat yang lebih menyenangkan di mana perusahaan
dapat menarik dan mempertahankan keryawan-keryawan yang terampil. Kurangnya
keterampilan, pandangan dan kemampuan para pemimpin bisnis terutama diarahkan pada
ekonomi. Usahawan itu tidak memilki kualifikasi yang baik untuk menangani masalah-
masalah sosial. 10
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics 6
Menghambat peraturan pemerintah lebih lanjut, peraturan pemerintah menambah biaya
ekonomi dan membatasi fleksibilitas keputusan para manajer. Dengan menjadi bertanggung
jawab secara sosila, perusahaan dapat mengharapkan berkurangnya peraturan pemerintah.
Kurangnya pertanggungjawaban, para pemimpin bisnis beranggapan tidak ada garis-garis
tanggung jawab sosial langsung dari sektor bisnis kepada masyarakat umum. 7
Keseimbangan tanggung jawab dengan kekuasaan, perusahaan memiliki sejumlah besar
kekuasaan di dalam masyarakat. Dibutuhkan jumlah tanggung jawab yang sama besar untuk
mengimbanginya. Kurangnya dukungan dari masyarakat luas, tidak ada mandat luas atau
teriakan dari masyarakat terhadap bisnis untuk terlibat dalam masalah-masalah sosial. 8
Kepentingan-kepentingan pemegang saham, tanggung jawab sosial akan memperbaiki harga
saham perusahaan dalam jangka panjangnya. 9 Kepemilikan sumber-sumber, organisasi
bisnis memiliki sumber-sumber keuangan, keahlian teknis, dan bakat manajerial untuk
mendukung proyek-proyek masyarakat dan amal yang memerlukan bantuan. 10 Keunggulan
pencegahan atas penanganan masalah, masalah-masalah sosial harus ditangani pada waktu
tertentu. 2.4 ETIKA MANAJERIAL Etika adalah aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang
merumuskan perilaku benar dan salah, dalam hal ini kita ingin meninjau dimensi etis
keputusan-keputusan manajerial. Banyak keputusan yang dibuat para manajer menuntut
mereka untuk merenungkan siapa yang dapat terkena, dalam rangka hasilnya ataupun
prosesnya. Menurut Stephen P Robbins dan Mary Coulter, terdapat empat pandangan tentang
etika, yakni : Ulititarian view of ethics (pandangan etika utilitarian) Pandangan ini
menyatakan bahwa keputusan-keputusan etika dibuat semata-mata berdasarkan hasil atau
akibat keputusan itu. Keputusan ini biasanya didasarkan pada perhitungan kuantitatif,
sehingga teori ini didasarkan pada metode kuantitatif. Sasaran utilitarianisme adalah
memberikan manfaat tebesar bagi jumlah terbesar. Di satu pihak, utilitarianisme mendorong
efisiensi dan produksivitas dan sesuai dengan sasaran maksimalkan laba. Namun dilain pihak,
pandangan itu dapat menyebabkan melencengnya alokasi sumber daya, terutama apabila
beberapa orang yang kena dampak keputusan itu tidak memiliki perwakilan atau suara dalam
keputusan tersebut. Utilitarianisme dapat juga menyebabkan hak-hak sejumlah orang yang
berkepentingan menjadi terabaikan. Theory of justice view of ethics (pandangan etika teori
keadilan) Pendekatan ini menyatakan bahwa para manajer harus menerapkan, memaksakan,
mendorong peraturan secara adil dan tidak memihak serta tindakan itu dilakukan dengan
mengikuti seluruh peraturan dan perundang-undangan di bidang hukum. Misalnya, seorang
manajer akan menggunakan sudut pandang teori keadilan dalam menentukan pembayaran
seorang karyawan baru tingkat dasar sebesar $1,50 sejam di atas upah minimum, karena yang
berpendapat bahwa upah minimum itu tidak memadai untuk memungkinkan karyawan-
karyawan memenuhi kewajiban-kewajiban dasar keuangan mereka. Menerapkan standar-
standar keadilan juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. Sikap itu melindungi
kepentingan-kepentingan pihak-pihak yang berkepentingan yang barangkali tidak
mempunyai kekuasaan; tetapi pandangan tersebut dapat mendorong suatu perasaan 11
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics
mempunyai hak yang boleh jadi membuat para karyawan mengurangiusaha menempuh
risiko, berinovasi, dan produktivitas. Rights view of ethics (pandangan etika hak) Pandangan
ini menekankan bahwa manajer peduli terhadap pernghormatan dan perlindungan hak
terhadap kerahasiaan, kebebasan pribadi individu, misalnya hak terhadap kerahasiaan,
kemerdekaan berbicara dll. Segi positif sudut pandang hak-hak ini adalah bahwa sudut
pandang tersebut melindungi kerahasiaan dan kebebasan individu-individu. Tetapi pandangan
tersebut memiliki sisi negatif dalam organisasi. Pandangan itu dapat menimbulkan hambatan-
hambatan terhadap produktivitas dan efisiensi yang tinggi dengan menciptakan iklim kerja
yang lebih memperhatikan perlindungan legal hak-hak individu daripada menyelesaikan
pekerjaan. Integrative social contracts theory (pandangan etika teori kontrak social terpadu)
Pandangan ini menyarankan kepada manajer bahwa etika keputusan yang diambil harus
didasarkan pada sejumlah factor empiris (apa yang ada) dan factor normatis (apa yang
seharusnya). Misalnya, dalam menentuka berapa upah yang harus dibayar kepada para
pekerja di sebuah pabrik baru di Ciuad Jurez, Mexico, teori kontrak sosial terpadu akan
mengatakan bahwa sebuah organisasi akan mendasarkan keputusan tersebut pada
tingkattingkat upah yang telah ada di masyarakat. Pandangan etika bisnis ini berbeda dengan
ketiga yang lain dalam pandangan tersebut menyarankan bahwa para manajer harus melihat
norma-norma etis yang ada di industri-industri dan perusahaan-perusahaan untuk menentukan
apa yang merupakan tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang benar dan yang salah.
Pandangan ini didasarkan pada dua kontrak, yakni kontrak social umum dan kontrak khusus.
Kontrak umum adalah suatu kontrak yang mengizinkan dunia bisnis menjalankan dan
mendefinisikan peraturan dasar yang dapat diterima, sedangkan kontrak khusus adalah
mencakup cara berperilaku yang dapat diterima diantara para anggota komunitas tertentu.
2.4.1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA MANAJERIAL Gambar.3
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku etis dan tingkah laku tidak etis Ciri-ciri
individu Ditemukan dua variabel kepribadian yang mempengaruhi tindakan-tindakan
individu menurut keyakinan-keyakinannya tentang apa yang benar dan salah: kekuatan ego
dan tempat kendali. Kekuatan ego adalah ukuran kepribadian tentang kekuatan
keyakinankeyakinan seseorang . orang yang tinggi skor kekuatan egonya cenderung melawan
dorongan-dorongan dan lebih sering mengikuti keyakinan-keyakinan mereka daripada orang-
orang yang rendah kekuatan egonya. Tempat kendali adalah suatu sifat kepribadian yang
mengukur derajat sampai di mana orang berpendapat bahwa mereka adalah berkuasa atas
nasib mereka sendiri, sementara 12
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics
orang-orang yang memilki tempat kendali eksternal berpendapat bahwa apa yang terjadi
terhadap mereka dalam hidup itu disebabkan oleh keberuntungan atau kebetulan. Dari sudut
pandang etis, orang-orang yang etis, orang –orang yang eksternal itu kurang cenderung
memikul tanggung jawab pribadi bagi akibat-akibat perilaku mereka dan lebih cenderung
mengandalkan kekuatan –kekuatan eksternal. Orang-orang internal itu, sebaliknya, lebih
cenderung memikul tanggung jawab bagi akibat-akibat dan mengandalkan standar batin
mereka sendiri mengenai benar dan salah untuk membimbing perilaku mereka. Variabel-
variabel struktural Desain struktural sebuah organisasi menolong membentuk perilaku moral
manajermanajernya. Struktur-struktur tertentu memberikan bimbingan kuat, sementara
strukturstruktur lain hanya menciptakan ketidakjelasan bagi para manajer. Desain-desain
struktural yang meminimalkan ketidakjelasan dan terus-menerus mengingatkan para manajer
tentang apa yang “etis” lebih cenderung mendorong perilaku etis. Budaya organisasi Budaya
yang kuat akan lebih banyak mempengaruhi para manajer daripada kebudayaan yang lemah .
apabila budaya itu kuat dan menopang standar etika yang tinggi, budaya itu tentunya akan
mempunyai pengaruh yang sangat kuat dan positif tehadap perilaku etis seorang manajer.
Intensitas masalah Gambar 4.Ciri-ciri yang menentukan Intensitas masalah 2.4.2
BEBERAPA PEMBENARAN TERHADAP PERILAKU YANG TIDAK ETIS Mengapa
orang yang normal mungkin bertindak tidak etis? Seperti, memberikan tawaran dengan
memanfaatkan informasi dari pihak dalam, melakukan suap untuk mendapatkan bisnis di luar
negeri, memanipulasi rekening-rekening biaya dan sebagainya. Anda mungkin bertanya
“mengapa orang melakukan hal-hal seperti itu? Terdapat empat hal yang dapat dijadikan
alasan untuk membenarkan tindakan-tindakan yang salah semacam itu: 1. Meyakinkan diri
sendiri bahwa tindakan semacam itu benar-benar tidak melanggar hukum. Hal tersebut
mencerminkan suatu keyakinan yang salah, bahwa tindakan seseorang akan diterima,
khususnya dalam situasi yang tidak jelas. Apabila anda menghadapi situasi yang “mendua”,
sehingga sulit bagi anda untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk,
pemecahannya sebenarnya sangat sederhana: bila anda ragu-ragu terhadap keputusan atau
tindakan yang anda ambil, jangan melakukannya. 2. Meyakinkan diri sendiri bahwa tindakan
tersebut benar-benar demi kepentingan banyak 13
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics
orang. Jawaban tersebut mengandung anggapan yang tidak benar bahwa karena seseorang
memperoleh manfaat dari tindakannya, maka tindakan tersebut juga dianggap untuk
kepentingan orang lain atau organisasi. Untuk mengatasi pembenaran semacam itu
bergantung kepada kemampuan untuk melihat lebih lanjut dari hasil jangka pendek tersebut
dikaitkan dengan dampaknya dalam jangka panjang serta melihat lebih lanjut cara-cara yang
digunakan dalam memperoleh hasil tersebut. Misalnya, untuk menanggapi pertanyaan
berikut, “sejauh mana saya bias memaksakan sesuatu supaya tujuan tercapai?”. Jawaban yang
sebaiknya diberikan adalah “Jangan mencobanya untuk mencarinya” 3. Meyakinkan diri
sendiri bahwa tak seorang pun merasa bahwa anda melakukan sesuatu yang salah. Mereka
secara tidak benar percaya bahwa perilaku yang masih perlu dipertanyakan tersebut adalah
benar-benar “aman” dan tidak akan pernah ditemukan atau disebarluaskan. Kurang
bertanggung-jawab, tekanan yang tidak masuk akal untuk melakukan sesuatu, dan seorang
bos yang lebih suka memilih “untuk tidak tahu”, dapat mendorong tumbuhnya pemikiran
seperti itu. Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan cara menanamkan kepada semua
orang bahwa apabila sampai terbukti, tindakan yang salah semacam itu pasti akan dihukum.
4. Meyakinkan diri sendiri bahwa organisasi akan melindungi anda. Ini merupakan persepsi
yang salah tentang loyalitas. Orang percaya bahwa kepentingan organisasi adalah di atas
segalanya. Akibatnya, orang percaya bahwa pimpinan akan membenarkan tindakan serta
melindungi karyawan tersebut dari ancaman. Namun loyalitas terhadap suatu organisasi tidak
berarti membenarkan suatu tindakan yang salah, loyalitas organisasional sebaiknya tetap
berpijak pada moralitas hukum dan social. 2.5 TANGGUNG JAWAB SOSIAL Tanggung
jawab sosial dapat diartikan sebagai wujud pelaksanaan etika dalam organisasi. Tanggung
jawab sosial juga dapat didefinisikan sebagai kewajiban perusahaan untuk merumuskan
kebijakan, mengambil keputusan, dan melaksanakan tindakan yang memberikan manfaat
kepada masyarakat. Sayangnya, karena tidak ada kesepahaman yang kuat tentang kepada
siapa dan untuk apa perusahaan bertanggung jawab sosial, akan sulit bagi manajer untuk
mengetahui apa yang dianggap sebagai perilaku perusahaan yang bertanggung jawab sosial.
2.5.1 Peran Kepada Siapa Organisasi Bertanggung Jawab sosial Terdapat dua pandangan
tentang kepada siapa organisasi bertanggung jawab social, yaitu sebagai berikut : 1. Model
Pemegang saham (Shareholder) Pandangan tentang tanggung jawab social yang menyebutkan
bahwa sasaran organisasi yang utama adalah memaksimalkan keuntungan bagi manfaat para
pemegang saham. Lebih spesifik lagi, apabila keuntungan meningkat, maka nilai saham
perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham akan meningkat juga. 2. Model Pihak yang
berkepentingan (Stakeholder) Teori tentang tanggung jawab social perusahaan yang
mengatakan bahwa tanggung jawab manajemen yang terpenting, kelangsungan hidup jangka
panjang (bukan hanya memaksimalkan laba), dicapai dengan memuaskan keinginan berbagai
pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (bukan hanya pemegang saham). 14
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics
Pihak yang berkepentingan adalah orang atau kelompok dengan kepentingan yang sah dalam
suatu perusahaan. Karena pihak berkepentingan memiliki minat dan dipengaruhi oleh
tindakan organisasi, maka mereka memiliki suatu “taruhan” dalam tindakan tersebut.
Akibatnya, kelompok yang berkepentingan akan mencoba untuk mempengaruhi perusahaan
agar bertindak menurut keinginan mereka. Bertanggung jawab bagi berbagai pihak yang
berkepentingan (stakeholders) menimbulkan dua pertanyaan pokok. Pertama, bagaimana
perusahaan mengenali stakeholder organisasi ? kedua, bagaimana perusahaan mengimbangi
kebutuhan dari stakeholder yang berbeda ? dengan membedakan stakeholder primer dan
sekunder , akan dapat menjawab pertanyaan tersebut. a. Stakeholder Primer adalah
kelompok-kelompok, seperti pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah,
dan masyarakat sekitar, dimana organisasi bergantung untuk kelanjutan hidup jangka
panjang. Sebagai contoh, saat Kmart menghadapi masalah keuangan, ia terlambat melakukan
pembayaran kepada tiga pemasok utamanya. Para pemasok ini memperingatkan Kmart
bahwa mereka tidak akan mengirim lagi produk mereka ke toko-toko Kmart, kecuali jika
dibayar tunai sebelumnya atau pada saat pengiriman. Bahayanya bagi Kmart adalah apabila
masalah ini menyebar kepada kelompok stakeholder lain. Ketika mendengar bahwa Kmart
tidak dapat melunasi pemasok ini, maka pemasok Kmart yang lain juga menginginkan
pembayaran tunai sebelum pengiriman. Karena semakin sedikit barang yang dikirim ke toko,
maka pelanggan mungkin berhenti berbelanja di Kmart karena tidak dapat memperoleh
barang yang mereka butuhkan. Selanjutnya hal ini dapat mengganggu usaha jangka panjang
Kmart. b. Stakeholder Sekunder adalah media dan kelompok khusus yang berkepentingan,
yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan. Sebagai contoh, kebanyakan
anak-anak Amerika di tahun 1960 tumbuh karena menyantap roti selada ikan tuna, masakan
tuna (dengan keripik kentang diatasnya). Akan tetapi pada pertengahan 1980an anggapan
umum tentang nelayan dan industry tuna berubah menjadi negative, ketika kelompok
lingkungan hidup mengumumkan kenyataan bahwa terdapat sekitar seratus ribu ikan lumba-
lumba terbunuh setiap tahun oleh jala penangkap ikan tuna. Akibatnya banyak restoran dan
sekolah melakukan protes dengan menghapuskan ikan tuna dari daftar makanan mereka.
Gambar 5. Model Stakeholder dari Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 15
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics 2.5.2
Untuk Apa Organisasi Bertanggung Jawab Sosial ? Perusahaan dapat memberi manfaat
terbesar kepada Stakeholder dengan cara memenuhi tanggung Jawab ekonomi, hukum, etika,
dan kebijaksanaan. a. Tanggung Jawab Ekonomi Harapan bahwa perusahaan akan
menghasilkan keuntungan dengan memproduksi barang atau jasa yang bernilai. Tanggung
jawab ini merupakan tanggung jawab perusahaan yang paling mendasar. b. Tanggung Jawab
Hukum Harapan bahwa perusahaan akan mematuhi hukum dan peraturan masyarakat ketika
mereka berusaha memenuhi tanggung jawab ekonomi. c. Tanggung Jawab Etika Harapan
bahwa perusahaan tidak akan melanggar prinsip-prinsip benar atau salah yang telah diterima
ketika menjalankan usaha. Karena stakeholder yang berbeda mungkin tidak setuju tentang
apa yang etis atau tidak, memenuhi tanggung jawab etika lebih sulit daripada memenuhi
tanggung jawab ekonomi atau hukum. d. Tanggung Jawab Kebijaksanaan Harapan bahwa
perusahaan akan sukarela menjalankan peran sosialnya diluar tanggung jawab ekonomi,
hukum dan etika. Tanggung jawab kebijaksanaan adalah kesukarelaan. Gambar 6. Tanggung
Jawab Sosial Keseluruhan Gambar 6 diatas menunjukkan bahwa tanggung jawab ekonomi
dan hukum memainkan bagian yang lebih besar dalam tanggung jawab social perusahaan
daripada tanggung jawab etika dan kebijakan. Namun kepentingan relatifitas dari tanggung
jawab ekonomi, hukum, etika dan kebijakan tergantung pada harapan yang dimiliki
masyarakat terhadap tanggung jawab social perusahaan pada suatu waktu tertentu. Seabad
yang lalu, masyarakat berharap agar perusahaan memenuhi tanggung jawab ekonomi, hukum,
dan lainnya. Namun sekarang, sejak masyarakat menilai apakah perusahaan sudah
bertanggung jawab social, maka tanggung jawab etika dan kebijakan menjadi lebih penting
dari biasanya. 16
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics 2.5.3
Tanggapan atas Tuntutan akan Tanggung Jawab Sosial Kepekaan social adalah strategi yang
dipilih oleh perusahaan untuk menanggapi harapan Stakeholder dalam bidang ekonomi,
hukum, etika, atau kebijaksanaan, berkaitan dengan tanggung jawab social. Terdapat empat
strategi kepekaan social, yaitu : 1. Strategi Reaktif Strategi kepekaan social dimana
perusahaan memilih untuk berbuat kurang dari apa yang diharapkan masyarakat dan
mengabaikan tanggung jawab atas masalah. 2. Strategi Defensif Strategi kepekaan social
dimana perusahaan memilih untuk mengakui tanggung jawabnya atas suatu masalah tetapi
melakukan usaha terkecil untuk memenuhi harapan masyarakat. 3. Strategi Akomodatif
Strategi kepekaan social dimana perusahaan memilih untuk menerima tanggung jawab atas
masalah dan melakukan semua yang diharapkan masyarakat untuk memecahkan persoalan. 4.
Strategi Proaktif Strategi kepekaan social dimana perusahaan akan mengantisipasi tanggung
jawab atas masalah sebelum terjadinya dan akan berusaha lebih dari apa yang diharapkan
masyarakat untuk menyelesaikan persoalan. Gambar 7. Kepekaan Sosial 2.6 Manajemen
Berbasis Nilai-Nilai Manajemen berbasis nilai-nilai adalah sebuah pendekatan terhadap
pengelolaan di mana para manajer menetapkan, memajukan, dan mempraktekan nilai-nilai
bersama sebuah organisasi. Nilai-nilai suatu organisasi mencerminkan apa yang dibelanya
dan apa yang diyakininya. Nilai-nilai organisasi yang dirasakan bersama merupakan budaya
organiasi tersebut dan mempengaruhi cara organisasi itu beroperasi serta perilaku para
karyawannya. Misalnya, di Tom’s of Maine, sebuah pabrik produk-produk perawatan pribadi
ilmiah, nilai-nilai bersama perusahaan itu telah menjadi bagian strategi bisnis keseluruhan.
Setiap keputusan manajerial di Tom’s of Maine dievaluasi dalam terang nilai-nilai yang
terdapat dalam pernyataan keyakinan dan pernyataan misi. Tom’s berniat sekaligus memikul
tanggung jawab sosial dan laba. Bagi setiap perusahaan yang yakin dan mempraktekan 17
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics
manajemen berbasis nilai, nilai-nilai korporasi bersama mempunyai banyak tujuan. 2.6.1
Tujuan dari Nilai Bersama Nilai-nilai bersama sebuah perusahaan bertindak sebagai tonggak-
tonggak pedoman bagi tindakan dan keputusa bersama manajerial. Misalnya, di pabrik
pakaian Blue Bell Inc. Suatu tradisi kuat nilai-nilai perusahaan membimbing sewaktu mereka
merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi
BAB 3 KESIMPULAN Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa ada prinsip-prinsip dalam
berbisnis : Tanggung jawab usaha : melampaui para pemegang saham menuju mereka yang
berkepentingan Dampak ekonomis dan sosial bisnis : menuju inovasi, keadilan, dan
masyarakat dunia Tingkah laku binsis : melampaui hukum menuju semangat kepercayaan
Menghormati peraturan-peraturan Mendukung perdagangan multilateral Menghormati
lingkungan Mencegah operasi-operasi yang tidak halal Dan upaya perwujudan dan
peningkatan etika manajemen : Pelatihan etika Advokasi etika Kode Etik Keterlibatan Publik
dalam Etika Manajemen Perusahaan 18
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics
http://manajemenkelompoktiga.blogspot.com/2010/03/makalah-mengelola-etika-
dantanggung.html DAFTAR PUSTAKA Williams, Chuck. 2001. Manajemen Edisi Pertama.
Salemba Empat. Jakarta. Robbins, Stephen P and Mary Coulter. 1999. Manajemen Edisi
Keenam. PT. Prenhallindo. Jakarta. Schermerhorn, John R.,Jr. 1998. Manajemen Buku 1.
Andi. Yogyakarta. Wiludjeng SP, Sri. 2007. Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Graha
Ilmu. Yogyakarta. http://akademik.unsri.ac.id http://stiealanwar.files.wordpress.com http://fe-
unpad.com 19
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics Etika
adalah Kode prinsip moral dan nilai-nilai yang mengatur perilaku seseorang atau kelompok
sehubungan dengan apa yang benar atau salah. Etika Manajerial • • • • Etika bisa sulit untuk
menentukan Isu-isu etis yang sangat kompleks Manajer menghadapi berbagai situasi sulit
Etika jatuh antara hukum dan pilihan bebas Dilema etis: Apa yang Akan Anda Lakukan? • • •
Sebuah dilema etika muncul dalam situasi mengenai benar atau salah ketika nilai-nilai dalam
konflik Manajer dan karyawan adalah agen moral yang harus membuat pilihan etis
Keputusan tentang periklanan, operasi, dan penggunaan internet semua dilema ANDA
mungkin dihadapi kriteria pengambilan keputusan yang etis • • • Pendekatan Utilitarian -
perilaku moral harus menghasilkan yang terbesar baik untuk jumlah terbesar Individualisme
pendekatan - tindakan yang moral ketika mereka mempromosikan kepentingan individu
jangka panjang Hak Moral Pendekatan - keputusan moral adalah mereka yang paling
menjaga hak-hak mereka yang terkena dampak. ada 6 hak morak yang harus
dipertimbangkan bebas privasi nurani berpendapat hak 1. hak persetujuan 2. hak atas 3. hak
kebebasan hati 4. hak untuk bebas 5. hak atas proses 6. hak atas hidup dan keamanan •
Pendekatan Keadilan - keputusan harus didasarkan pada standar keadilan, keadilan, dan
ketidakberpihakan Mendefinisikan Keadilan 20
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics • •
keadilan distributif - konsep bahwa perlakuan yang berbeda terhadap orang-orang tidaklah
boleh didasarkan pada karakteristik yang sewenang-wenang keadilan kompensasi individu
harus diberikan ganti rugi atas biaya cedera yang disebabkan oleh pihak yang bertanggung
jawab pilihan-pilihan etis seorang manajer 1. pada tingkatan prakonvensional - mematuhi
peraturan untuk menghindari hukuman. bertindak dalam kepentingannya sendiri. patuh 2.
pada tingkat konvensional - menghidupkan pengharapan orang lain. memenuhi kewajiban
sistem sosial. menjunjung hukum 3. poskonvensional - mengikuti prinsip keadilan dan hak
yang dipilih sendiri. mengetahui bahwa orang-orang menganut nilai-nilai yang berbeda dan
mencari solusi kreatif untuk mengatasi dillema etika. menyeimbangkan kepentingan diri dan
kepentingan orang banyak pada prakonvensional, gaya memimpinnya lebih memaksa, pada
tahap konvensional lebih banyak membimbing dan berorientasi pada tim. dan pada tahap
poskonvensional lebih banyak berdaya ubah atau pemimpin yang mengabdi globalisasi dan
etika 1. globalisasi membuat permasalahan etika menjadi lebih kompleks 2. Suap adalah
praktik umum di banyak negara 3. Transparency International peringkat negara berdasarkan
Indeks Pembayar Suap Organisasi Stakeholder adalah Pemangku kepentingan kelompok
manapun dalam atau di luar organisasi yang memiliki kepentingan dalam kinerja organisasi.
konsep dasar piramida 1. Kadang-kadang disebut dasar piramida 2. Mengurangi kemiskinan
dan sosial penyakit sementara membuat keuntungan 3. Menjual kepada orang-orang paling
miskin di dunia 4. 4 orang Milyar membentuk tingkat terendah di dunia ekonomi piramida 5.
Orang-orang ini secara tradisional telah terlayani 21
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics 6.
Perusahaan dapat membuat uang sambil mengatasi kemiskinan global, kerusakan lingkungan,
pembusukan sosial dan ketidakstabilan politik etika ketahanan 1. pengembangan yang dapat
bertahan - perkembangan ekonomi yang menghasilkan kekayaan dan memenuhi kebutuhan
mereka juga memenuhi kebutuhan generasi sekarang - menjaga lingkungan untuk generasi
yang akan datang Mengelola Etika dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 1. Kode Etik -
pernyataan resmi dari nilai-nilai organisasi tentang etika dan isu-isu sosial 2. struktur etis -
sistem, posisi dan program untuk melaksanakan perilaku etis 3. Whistle-Blowing - karyawan
pengungkapan praktik ilegal, tidak bermoral, atau tidak sah Kasus Bisnis untuk Etika dan
Tanggung Jawab Sosial 1. Memperhatikan etika dan tanggung jawab sosial sama pentingnya
dengan keuntungan dan biaya 2. Etika dan tanggung jawab sosial berdampak kinerja
keuangan 3. Perusahaan mulai mengukur faktor-faktor non finansial yang menciptakan nilai
4. Pelanggan memperhatikan etika perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan
http://management5.blog.perbanas.ac.id/?p=89 22
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics
MENGELOLA ETIKA dan TANGGUNG JAWAB SOSIAL Etika adalah kode prinsip moral
yang membangun perilaku yang berhubungan dengan benar dan salah. Sebuah persoalan
etika bisa muncul dalam situasi apa pun ketika tindakan seorang individu atau organisasi
dapat membahayakan atau menguntungkan pihak lain. Keputusan dan perilaku yang beretika
biasanya dibimbing oleh sebuah sisitem nilai. Empat pendekatan yang berdasarkan pada nilai
yang menjadi kriteria dalam pengambilan keputusan yang beretika adalah pendekatan
bermanfaat, individualisme, hak-hak moral, dan keadilan. Pendekatan bermanfaat (utilitarian
approach) menyatakan bahwa perilaku moral menghasilkan kebaikan yang paling besar bagi
jumlah yang lebih besar. Pendekatan individualisme (individualism approach) mengatakan
bahwa suatu tindakan dianggap pantas ketika tindakan tersebut mengusung kepentingan
terbaik jangka panjang seorang individu. Pendekatan hak-hak moral menyatakan bahwa umat
manusia memiliki hak asasi dan kebebasan yang tidak bisa direbut oleh keputusan satu
individu. Enam hak-hak moral yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan:
Hak persetujuan bebas. Akan diperlakukan hanya jika individu tersebut secara sadar dan
tidak terpaksa setuju umttuk diperlakukan. Hak atas privasi. Dapat memilih untuk melakukan
apa yang ia inginkan di luar pekerjaannya dan memegang kendali akan informasi tentang
kehidupan pribadinya. Hak kebebasan hati nurani. Dapat menahan diri dari memberikan
perintah yang melanggar moral dan norma agamanya. Hak untuk bebas berpendapat. Dapat
secara benar mengkritik etika atau legalitas tindakan yang dilakukan orang lain. Hak atas
protes hak. Berhak untuk berbicara tanpa berat sebelah dan berhak atas perlakuan yang adil.
Hak atas hidup dan keamanan. Berha untuk hidup tanpa bahaya dan ancaman terhadap
kesehatan dan keamanannya. Pendekatan keadilan (justice approach)menyatakan bahwa
keputusan moral harus didasarkan pada standar-standar keadilan, kejujuran, dan
ketidakberatsebelahan. Terdapat tiga jenis keadilan yang harus diperhatikan oleh para
manajer. Keadilan distributif (distributive justice) mengharuskan bahwa perlakuan yang
berbeda terhadap orang-orang 23
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics
tidaklah didasarkan pada karakteristik kesewenang-wenangan. Pada kasus perbedaan
substansif, orang-orang harus diperlakukan secara berbeda berdasarkan proporsi yang ada
karena perbedaan diantara mereka. Keadilan prosedural (procedural justice) mengharuskan
bahwa peraturan harus secara jelas diberikan dan dijalankan secara konsisten dan tidak berat
sebelah. Keadilan kompensasi (compensatory justice) mengatakan bahwa individu harus
diberikan kompensasi atas cedera yang dideritanya yang disebabkan oleh pihak yang
bertanggung jawab dan individu tidak boleh diminta pertanggungjawaban atas hal yang tidak
berada di bawah kendalinya. Bagi manajer yang individual, kemampuan untuk membuat
keputusan yang beretika sebagian bergantung pada aoakah sang manajer berada di tingkatan
perkembangan moral yang prekonvensional, konvensional, atau poskonvensional.
Prekonvensional yaitu mematuhi peraturan untuk menghindari hukuman. Manajer
menggunakan gaya kepemimpinan otokrasi atau memaksa, serta pegawai diorientasikan ke
arah penyelesaian tugas. Konvensional yaitu menghidupkan pengharapan orang lain dan
memenuhi kewajiban sistem sosial serta menjunjung hukum. Manajer menggunakan gaya
kepemimpinan yang membimbing atau memberi semangat, serta berorientasi pada tim.
Prokonvensional yaitu mengikuti prinsip keadilan dan hak yang dipilih sendiri, mengetahui
bahwa orang-orang menganut nilai-nilai yang berbeda dan mencari solusi kreatif untuk
mengatasi dilema etika, dan menyeimbangkan kepentingan diri dan kepentingan orang
banyak. Manajer menggunakan kepemimpinan berdaya upah atau kepemimpinan yang
mengabdi. Pegawai diberdayakan dan diberikan kesempatan untuk melakukan pastisipasi
penuh yang membangun jalannya organisasi. Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate
social responsibility-CSR) adalah kewajiban menajemen organisasi untuk membuat
keputusan dan melakukan tindakan yang akan meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan
masyarakat serta perusahaan. Pemangku kepengtingan dalam organisasi Pemangku
kepentingan (stakeholder) adalah kelompok apapun yang ada di dalam maupun di luar
organisasi yang memiliki kepentingan dalam kinerja organisasi. Tanggung jawab sosial
perusahaan berkaitan dengan nilai-nilai yang dianut perusahaan terhadap masyarakat. Model
untuk mengevaluasi kinerja sosial melibatkan empat kriteria yaitu ekonomi, hukum, etika,
dan kebijaksanaan. Tanggung jawab ekonomi adalah menghasilkan barang dan jasa yang
diinginkan oleh masyarakat sertas memaksimalkan keuntungan bagi pemilik dan pemegang
saham perusahaan. Tanggung jawab hukum menentukan apa yang dianggap masyarakat
sebagai suatu yang penting berhubungan dengan perilaku yang pantas dilakukan oleh
perusahaan. 24
Robbins, Stephen. Management Chapter 5: Social Responsibility and Managerial Ethics
Tanggung jawab etika terdiri atas perilaku-perilaku yangbtidak bisa ditempatkan ke dalam
ranah hukum dan mungkin tidak berhubungan dengan kepentingan ekonomi perusahaan
secara langsung.
http://kelompok1pengantarmanajemenkelasi.blog.perbanas.ac.id/2011/04/07/mengelola-
etika-dantanggung-jawab-sosial/ 25
Please download to view

Você também pode gostar

  • 2 en Id
    2 en Id
    Documento77 páginas
    2 en Id
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Akhir Borland Luluk
    Tugas Akhir Borland Luluk
    Documento2 páginas
    Tugas Akhir Borland Luluk
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • F Esay 1
    F Esay 1
    Documento2 páginas
    F Esay 1
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Sejarah Internet
    Sejarah Internet
    Documento24 páginas
    Sejarah Internet
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Rang Kuman
    Rang Kuman
    Documento14 páginas
    Rang Kuman
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Uts Take Home
    Uts Take Home
    Documento6 páginas
    Uts Take Home
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Akhir Borland
    Tugas Akhir Borland
    Documento6 páginas
    Tugas Akhir Borland
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Format Proposal Judul Skripsi
    Format Proposal Judul Skripsi
    Documento5 páginas
    Format Proposal Judul Skripsi
    MIskandarZulkarnain
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Akhir Borland
    Tugas Akhir Borland
    Documento6 páginas
    Tugas Akhir Borland
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • PCB SOLDERING
    PCB SOLDERING
    Documento2 páginas
    PCB SOLDERING
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • F Esay 1
    F Esay 1
    Documento2 páginas
    F Esay 1
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Jawaban Kasus 1
    Jawaban Kasus 1
    Documento27 páginas
    Jawaban Kasus 1
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Pengertian Basis Data
    Pengertian Basis Data
    Documento27 páginas
    Pengertian Basis Data
    Nukasep Pisan
    Ainda não há avaliações
  • Ko Mputer
    Ko Mputer
    Documento19 páginas
    Ko Mputer
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Uts Take Home
    Uts Take Home
    Documento6 páginas
    Uts Take Home
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Kuliah Smester 4
    Kuliah Smester 4
    Documento8 páginas
    Kuliah Smester 4
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Percobaan 2 Fix Pol
    Laporan Percobaan 2 Fix Pol
    Documento10 páginas
    Laporan Percobaan 2 Fix Pol
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Ko Mputer
    Ko Mputer
    Documento19 páginas
    Ko Mputer
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • CRIMPING KABEL
    CRIMPING KABEL
    Documento7 páginas
    CRIMPING KABEL
    Novra Edi Pratama
    Ainda não há avaliações
  • Penerapan Algoritma Genetika Pada Perencanaan Lint
    Penerapan Algoritma Genetika Pada Perencanaan Lint
    Documento6 páginas
    Penerapan Algoritma Genetika Pada Perencanaan Lint
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Rancang Bangun Sistem Pakar Penanggulangan Penyaki
    Rancang Bangun Sistem Pakar Penanggulangan Penyaki
    Documento14 páginas
    Rancang Bangun Sistem Pakar Penanggulangan Penyaki
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Spec
    Spec
    Documento6 páginas
    Spec
    Wiwid Susilowati
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Sementara Baru Print
    Laporan Sementara Baru Print
    Documento5 páginas
    Laporan Sementara Baru Print
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Kuliah Smester 4
    Kuliah Smester 4
    Documento8 páginas
    Kuliah Smester 4
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Sementara Baru Print
    Laporan Sementara Baru Print
    Documento5 páginas
    Laporan Sementara Baru Print
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Kuliah Smester 4
    Kuliah Smester 4
    Documento8 páginas
    Kuliah Smester 4
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Cara Mengatur Rumah
    Cara Mengatur Rumah
    Documento2 páginas
    Cara Mengatur Rumah
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • F Esay 1
    F Esay 1
    Documento2 páginas
    F Esay 1
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações
  • Anilasa Dan Kesimpuln PCB Baru
    Anilasa Dan Kesimpuln PCB Baru
    Documento2 páginas
    Anilasa Dan Kesimpuln PCB Baru
    Wahyuni Ika Lestari
    Ainda não há avaliações