Você está na página 1de 41

ANALISIS ARUS KAS PERUSAHAAN

PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM, Tbk

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisa Laporan Keuangan

Fury Khristianty Fitriyah, SE., M.Ak. QIA ,Ak, CA.

Disusun Oleh :

Indra Komara 120110150003

Rifqi Subhanulah 120110150020

M. Intan Husaini Tiwa’i 120110150097

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2018

i
EXECUTIVE SUMMARY

Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk atau dikenal dengan nama Bukit

Asam (Persero) Tbk (PTBA) didirikan tanggal 02 Maret 1981. Kantor pusat Bukit

Asam berlokasi di Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim 31716, Sumatera Selatan dan kantor

korespondensi terletak di Menara Kadin Indonesia Lt. 9 & 15. Jln. H.R. Rasuna Said

X-5, Kav. 2-3, Jakarta 12950. Pada tahun 1993, Bukit Asam (Persero) Tbk ditunjuk

oleh Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Satuan Kerja Pengusahaan Briket.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PTBA adalah

bergerak dalam bidang industri tambang batubara, meliputi kegiatan penyelidikan

umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan

perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga khusus batubara baik untuk keperluan

sendiri maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik untuk

keperluan sendiri ataupun pihak lain dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa

dalam bidang yang ada hubungannya dengan industri pertambangan batubara beserta

hasil olahannya, dan pengembangan perkebunan.

Pada tanggal 03 Desember 2002, PTBA memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PTBA (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 346.500.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham

dengan harga penawaran Rp575,- per saham disertai Waran Seri I sebanyak

ii
173.250.000. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tanggal 23 Desember 2002.

Dalam laporan keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk pada tahun

2016 yang telah dianalisis dapat dilihat bahwa laporan arus kas konsolidasian pada PT.

Tambang Batubara Bukit Asam , Tbk disusun menggunakan metode langsung dengan

mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Berdasarkan dari data yang sudah diolah diperoleh hasil rasio kecukupan kas yaitu

sebesar 0,69 artinya rasio di bawah 1 menunjukkan sumber kas internal tidak cukup

untuk mempertahankan dividen dan tingkat pertumbuhan operasi saat ini. Sumber kas

perusahaan paling besar selama dua tahun terakhir adalah dari hasil operasi khususnya

penjualan yang dapat dilihat dari penerimaan kas dari pelanggan yaitu sebesar

Rp13.369.388 pada tahun 2016 dan Rp13.598.833 pada tahun 2015 dan merupakan

sumber kas yang paling besar yaitu sebesar 95%. Penggunaan kas yang paling besar

adalah pembayaran kepada pemasok dan karyawan. Hal tersebut karena pemasok untuk

perusahaan ini adalah dari alat berat serta alat-alat pertambangan lainnya. Sedangkan

karena aktivitas pertambangan membutuhkan karyawan yang banyak untuk

mengeksplorasi tambang sehingga menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk

membayar gaji bagi karyawannya.

Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi tahun 2016 sebesar

Rp1.928,35 miliar meningkat sebesar 1,61% dibandingkan dengan tahun 2015 yang

iii
sebesar Rp1.897,77 miliar. Kenaikan kas bersih dari aktivitas operasi tersebut antara

lain dikarenakan penurunan pembayaran kepada pemasok dan karyawan.

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi tahun 2016 sebesar

Rp315,12 miliar atau menurun sebesar 71,70% dibandingkan dengan tahun

sebelumnya sebesar Rp1.113,36 miliar. Penurunan tersebut antara lain dikarenakan

menurunnya perolehan asset keuangan tersedia untuk dijual serta menurunnya

penambahan investasi kepada entitas pengendalian bersama.

Arus kas bersih yang diperoleh dari/digunakan untuk aktivitas pendanaan tahun

2016 sebesar Rp1.011,13 miliar menurun sebesar 43,7% dibandingkan dengan tahun

sebelumnya sebesar Rp1.794,99 miliar. Penurunan tersebut antara lain dikarenakan

menurunnya pembayaran dividen ke pemegang saham, tidak ada pembelian saham

yang diperoleh kembali, menurunnya pembayaran pinjaman bank, serta tidak adanya

lagi pemberian pemberian pinjaman entitas anak.

iv
DAFTAR ISI

ANALISIS ARUS KAS PERUSAHAAN ............................................................................... i


EXECUTIVE SUMMARY .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 2
1.1. Profil Perusahaan ...................................................................................................... 2
1.2. Struktur Pemegang Saham ........................................................................................ 4
1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................................ 7
1.4. Latar Belakang .......................................................................................................... 8
1.4 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 9
1.5 Tujuan ....................................................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................... 11
2.1 Laporan Arus Kas dan Aliran Dana ........................................................................ 11
2.2 Analisis Informasi Arus Kas ................................................................................... 12
2.3 Klasifikasi Arus Kas ............................................................................................... 16
2.4 Metode Penyusunan Laporan Arus Kas .................................................................. 19
2.5 Rasio Arus Kas ....................................................................................................... 23
A. Rasio Kecukupan Kas........................................................................................... 23
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................... 25
3.1 Interpretasi Data ...................................................................................................... 25
A. Laporan Arus Kas................................................................................................. 25
B. Sumber kas utama PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk ........................ 28
C. Sumber Penggunaan Kas PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk ............ 31
D. Rasio Arus Kas ...................................................................................................... 34
BAB IV KESIMPULAN ....................................................................................................... 36

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Profil Perusahaan

Perusahaan atau perseroan ini bernama PT Tambang Batu Bara Bukit

Asam Tbk atau disingkat PT Bukit ASam (Persero) Tbk. Perusahaan ini berdiri

pada tanggal 02 Maret 1981. PT Bukit Asam ini didirikan atas dasar Peraturan

Pemerintah No. 42 tahun 1980.

PT. Bukit Asam memiliki kegiatan diantaranya :

1. Pertambangan yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi,

pengolahan, pemurnian, pengangkutan, dan perdagangan bahan –

bahan galian.

2. Pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi bahan – bahan galian

terutama batubara.

3. Memperdagangkan hasil produksi sehubungan dengan usaha diatas,

baik hasil sendiri maupun hasil produksi pihak lain, baik didalam

maupun luar negeri.

4. Mengusahakan dan mengoperasikan pelabuhan dan dermaga khusus

batu bara, baik untuk keperluan sendiri maupun keperluan pihak lain.

2
5. Mengusahakan dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap,

baik untuk keperluan sendiri maupun untuk keperluan pihak lain.

6. Memberikan jasa – jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang

terkait dengan pertambangan batubara beserta hasil – hasil olahannya.

Untuk segmen usaha dari PT. Bukit Asa mini yakni pertambangan batu

bara, Investasi, Jasa Penambangan, PLTU, dan Pengusahaan Briket Batu bara.

PT. Bukit Asam ini pada awalnya berdiri sebuah tambang Air Laya di

Tanjung Enim pada tahun 1919, kemudian pada tahun 1950 berubah nama

menjadi Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). Nama PT

Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) ditetapkan pada tanggal 1 Maret 1981

yang kemudian harus dirubah kembali menjadi PT Bukit Asam (Persero) Tbk,

hal tersebut dikarenakan menjadi perusahaan public atau terbuka pada 22

Desember 2002.

Kepemilikan dari PT. Bukit Asa mini dimiliki oleh pemerintah Indonesia

sebesar 65.02% dan public sebesar 34.98%. PT. Bukit Asa mini merupakan salah

satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

PT. Bukit Asam ini memiliki modal dasar perusahaan sebesar

Rp4.000.000.0000.000 (empat triliun rupiah). Dengan modal ditempatkan dan

disetor penuh sebesar Rp1.152.065.925.000 (satu triliun serratus lima puluh dua

3
miliar enam puluh lima juta Sembilan ratus dua puluh lima ribu rupiah). Dan PT.

Bukit Asa mini memiliki 2.586 karyawan pada tahun 2016.

PT. Bukit Asa mini beralamat di Jalan Parigi No. 1 Tanjung Enim 31716

Muara Enim, Sumatera Selatan, Indonesia. Telpon + 62-734-451096, 452 352,

e-mail : orsec@bukitasam.co.id dan website : www.ptba.co.id .

1.2. Struktur Pemegang Saham

4
5
6
1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

7
1.4. Latar Belakang

Investasi merupakan salah satu pilihan yang cukup menjanjikan

untuk masyarakat yang memiliki dana lebih sebagai salah satu sumber

pendapatan. Investasi yang cukup menjanjikan adalah investasi pada suatu

perusahaan lewat penanaman modal dengan membeli saham perusahaan.

Pada saat melakukan investasi, para investor harus memperhatikan berbagai

macam resiko atau kemungkinan yang akan terjadi kedepannya agar

investasi yang dilakukan memperoleh keuntungan.

Demi menghindari resiko-resiko serta kemungkinan buruk yang

terjadi kedepannya, sebelum melakukan investasi para investor harus

mengumpulkan informasi-informasi seputar perusahaan tempat ia akan

menanamkan modal sehingga invertor dapat menilai dan

mempertimbangkan kemana ia akan berinvestasi. Informasi yang berguna

bagi investor dapat berupa informasi tentang arus kas pada perusahaan.

Menurut PSAK No.2 (2002 :5) Arus kas adalah arus masuk dan arus

keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana

uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya.

Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran

kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).

Kegunaan informasi mengenai arus kas bagi para investor agar para

investor dapat mengetahui jumlah kas yang masuk dan jumlah kas yang

keluar dari perusahaan dalam satu periode. Dari laporan arus kas tersebut

8
investor dapat mengetahui gambaran bagaimana perusahaan mengelola

kasnya sehingga bisa bermanfaat untuk sustainability kedepannya dan

memberikan manfaat bagi investornya.

Kekurangan cash flow dapat membuat suatu perusahaan kesulitan

dalam berekspansi atau bahkan mengalami kebangkrutan karena

kekurangan uang akibat cash flow yang selalu minus. Karena itulah investor

harus selalu mengecek cash flow emitennya, tidak cukup hanya laporan

laba-rugi.

Dari pemaparan diatas penyusun merasa pembahasan ini sangat

penting untuk dipelajari dan dibahas bersama. Dalam kesempatan kali ini

penyusun akan membahas analisis cash flow pada PT Bukit Asam Tbk yang

dituangkan dalam bentuk makalah yang berjudul ― ANALISIS ARUS

KAS PERUSAHAAN PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM, Tbk.

1.4 Rumusan Masalah

1. Bagaimana analisis laporan arus kas PT. Bukit Asam Tbk.?

2. Metode apa yang digunakan dalam menyusun laporan arus kas?

3. Apa saja yang menjadi sumber pemasukkan dan pengeluaran PT.

Bukit Asam, Tbk?

1.5 Tujuan

1. Untuk mengetahui hasil analisis mengenai laporan arus kas PT. Bukit

Asam Tbk.

9
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam menyusun laporan

arus kas PT. Bukit Asam Tbk.

3. Untuk mengetahui sumber pemasukkan dan pengeluaran PT. Bukit

Asam, Tbk

10
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Laporan Arus Kas dan Aliran Dana

Seluruh perusahaan yang laporannya berbasis IFRS diminta untuk

mencantumkan laporan arus kasnya dalam laporan keuangannya menurut IAS

7. Pada laporan arus kas, perusahaan membagi arus kasnya dalam tiga kategori

yaitu arus kas dari operasi, arus kas dari investasi, dan arus kas dari pendanaan.

Sebagai alternative, beberapa perusahaan melaporkan aliran dana bukan laporan

arus kas operasional. Laporan aliran dana biasanya menyediakan informasi

modal kerja perusahaan dari kegiatan operasional yang didefinisikan sebagai

laba neto disesuaikan dengan akrual tidak lancar dan pendapatan dari penjualan

asset tidak lancar. Arus kas dari kegiatan operasional mencakup penyesuaian

untuk akrual lancar. Jadi, konversi modal kerja dari kegiatan operasional ke arus

kas operasional relative bersifat langsung jika dilakukan dengan membuat

penyesuaian atas akrual lancar terhadap aktivitas operasional. Informasi tentang

akrual lancar dapat diperoleh dengan mengamati perubahan pada asset lancar

dan liabilitas lancar. Biasanya, akrual operasional mencerminkan perubahan

seluruh akun asset lancar bukan kas dan setara kas dan perubahan di seluruh

utang lancar di luar utang wesel dan bagian lancar dari utang tdak lancar. Kas

dari aktivitas operasional dapat dihitung sebagai berikut :

11
Modal kerja dari aktivitas operasional

(-) Kenaikkan atau (+) penurunan dalam piutang dagang

(-) Kenaikkan atau (+) penurunan dalam persediaan

(-) Kenaikkan atau (+) penurunan dalam asset lancar selain kas dan setara

kas

(+) Kenaikkan atau (-) penurunan dalam kewajiban dagang

(+) Kenaikkan atau (-) penurunan dalam liabilitas lancar lainnya kecuali

utang

Laporan aliran dana seing kali tidak mengklasifikasikan aliran

investasi dan pendanaan, Dalam kondisi tersebut, analis harus

mengklasifikasikan lini pos pada laporan aliran dana pada dua kelompok

tersebut dengan mengevaluasi sifat transaksi bisnis yang mengakibatkan

kenaikkan dana yang ditujukan pada pos tersebut

2.2 Analisis Informasi Arus Kas

Analisis arus kas dapat digunakan untuk menjawab sejumlah pertanyaan

yang berkaitan dengan dinamika arus kas perusahaan seperti berikut ini :

a. Seberapa kuar hasil dari arus kas internal perusahaan ? Apakah arus kas

dari kegiatan operasional negatif atau positif? Jika negatif, mengapa?

Apakah karena pertumbuhan sedang mengalami pertumbuhan? Apakah

12
karena operasionalnya tidak menguntungkan? Atau apakah karena sulit

mengatur modal kerjanya secara cepat?

b. Apakah perusahaan mampu memenuhi kewajiban keuangan jangka

pendeknya, seperti pembayaran bunga, dari arus kas operasional?

Bisakah perusahaan terus memenuhi kewajibannya tanpa menggangu

fleksibilitas operasionalnya?

c. Berapa banyak kas yang diinvestasikan perusahaan dalam

pertumbuhannya? Apakah investasi ini konsisten dengan strategi

bisnisnya? Apakah perusahaan menggunakan arus kas internal untuk

mendanai pertumbuhannya, atau tergantung pada pendanaan eksternal?

d. Apakah sumber pembayaran dividen adalah arus kas bebas internal atau

pendanaan dari luar? Jika perusahaan membiayai dividennya dari

sumber eksternal, apakah kebijakan dividen perusahaan akan bertahan?

e. Jenis pembiayaan eksternal apa yang diandalkan oleh

perusahaan?Ekuitas, utang lancar, atau utang tidak lancar? Apakah

pendanaan tersebut konsisten dengan risiko bisnis perusahaan secara

keseluruhan?

f. Apakah perusahaan mempunyai kelebihan arus kas setelah melakukan

investasi modal? Apakah tren tersebut berlangsung dalam jangka

panjang? Apa rencana perusahaan untuk menggunakan arus kas bebas?

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan arus kas operasional yang positif. Perusahaan sehat

yang berada pada kondisi mapan seharusnya menghasilkan kas lebih banyak

13
dari konsumennya daripada mengeluarkan kas untuk membiayai

operasionalnya. Sebaliknya, perusahaan berkembang khususnya mereka

yang menginvestasikan kasnya dalam riset dan pengembangan, iklan dan

pemasaran atau membangun organisasi untuk mempertahankan

pertumbuhannya di masa mendatang bias mengalami arus kas yang negatif.

Manajemen modal kerja juga mempengaruhi kemampuan menghasilkan

arus kas yang positif. Perusahaan yang ada pada tahap pertumbuhan

biasanya menginvestasikan sebagian arus kas operasionalnya dalam modal

kerja operasional seperti piutang dagang, persediaan, dan utang dagang.

Investasi neto dalam modal kerja merupakan fungsi dari kebijakan kredit

perusahaan (piutang dagang), kebijakan pembayaran (utang dagang, biaya

dibayar di muka, dan provisi) dan pertumbuhan penjualan yang diharapkan

(persediaan).

Model analisis arus kas berikutnya fokus pada arus kas yang berkaitan

dengan investasi jangka panjang . Investasi ini dalam bentuk pengeluaran

modal, investasi antarperusahaan dan merger serta akusisi. Setiap arus kas

operasional positif setelah investasi untuk pertumbuhan jangka panjang.

Jika arus kas operasional positif setelah investasi modal kerja operasional

tidak cukup membiayai investasi jangka panjangnya, perusahaan harus

mencari dana eksternal untuk mendanai pertumbuhannya. Perusahaan

dalam kondisi ini memiliki fleksibilitas yang rendah dibanding perusahaan

yang bisA menghimpun dananya dari internal.

14
Setiap kelebihan arus kas setelah investasi jangka panjang merupakan

arus kas bebas yang tersedia bagi kreditur dan pemegang saham.

Pembayaran pada kreditur mencakup pembauaran bunga dan pokok utang.

Perusahaan dengan arus kas bebas yang negatif maka perusahaan harus

meminjam uang untuk membayar dividen. Meski hal tersebut

memungkinkan untuk jangka panjang namun tidaklah aman bagi

perusahaan untuk melakukan pembayaran dividen keuali jika ada arus kas

bebas yang positif secara stabil. Di sisi lain, perusahaan yang memiliki arus

kas bebas yang besar setelah pembayaran kepada kreditur masih

menghadapi risiko dalam bentuk menyia-nyiakan uangnya pada investasi

yang tidak produktif demi kepentingan manajer. Terdapat beberapa fokus

pada sejumlah ukuran arus kas sebagai berikut :

1. Arus kas operasional sebelum investasi dalam modal kerja dan

pembayaran bunga untuk mengetahui mampu atau tidaknya

perusahaan menghasilkan surplus kas dari aktivitas operasionalnya.

2. Arus kas operasional setelah investasi dalam modal kerja untuk

menilai bagaimana perusahaan memanajemeni modal kerjanya da

nada atau tidaknya fleksibilitas guna melakukan investasi pada asset

tidak lancar untuk pertumbuhan di masa yang akan dating

3. Arus kas yang tersedia bagi kreditur dan pemegang saham guna

menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya

membayar bunga dan pokok pinjamna,

15
4. Arus kas bebas yang tersedia bagi pemegang saham untuk menilai

kemampuan finansial perusahaan untuk mempertahankan kebijakan

dividennya dan mengidentifikasi potensi masalah keagenan dari

adanya kelebihan arus kas bebas.

2.3 Klasifikasi Arus Kas

Menurut Niswonger, Roilin C, Philip E (2003:145) laporan arus kas

melaporkan arus kas melalui 3 jenis aktivitas, yaitu:

1. Arus kas dari aktivitas operasi (cash flows from operating activities)

adalah: arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih. Contoh:

mencakup pembelian dan penjualan barang dagang oleh pengecer.

2. Arus kas dari aktivitas investasi (cash flows investing activities) adalah:

kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi aktiva tetap. Contoh:

penjualan dan pembelian aktiva tetap, seperti: peralatan dan bangunan.

3. Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah: arus kas dari transaksi yang

mempengaruhi ekuitas dan hutang perusahaan. Contoh: penerbitan atau

penarikan ekuitas dan hutang.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, laporan arus kas melaporkan

selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut 3 (tiga) jenis aktivitas,

yaitu:

1. Aktivitas Operasi.

2. Aktivitas Investasi.

3. Aktivitas Pendanaan.

16
Berikut ini dijelaskan mengenai Aktivitas Operasi, Aktivitas

Investasi dan Aktivitas Pendanaan:

1. Aktivitas Operasi

Jumlah aliran arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan

indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat

menghasilkan aliran kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,

pemeliharaan kemampuannya tersebut membayar deviden dan

melakukan investasi baru tanpa mengandalkan para sumber pendanaan

dari luar.

Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya:

a. Kas yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa secara tunai.

b. Kas yang diterima dari penagihan piutang dagang dan piutang

lainnya.

c. Kas yang diterima dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi

usaha.

Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya:

a. Kas yang dikeluarkan untuk pajak dan biaya administrasi lainnya.

b. Pembayaran hutang-hutang jangka pendek, yang meliputi: hutang

dagang, gaji, bunga dan sebagainya.

c. Pembayaran untuk pembelian barang dan jasa.

17
d. Pengeluaran kas untuk kegiatan operasi termasuk juga untuk

pembayaran biaya gaji, upah, sewa dan biaya operasi lainnya.

2. Aktivitas Investasi

Transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas

investasi dan non kas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus kas

masuk terjadi jika kas yang diterima dari hasil atau pengembalian

investasi yang dilakukan sebelumnya, misalnya: dari hasil atau

penjualan.

Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Investasi, misalnya:

a. Penjualan aktiva tetap.

b. Penjualan surat berharga yang berupa investasi.

c. Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini

merupakan kegiatan investasi).

Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas, misalnya:

a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap.

b. Pembelian investasi jangka panjang.

c. Pemberian pinjaman ke pihak lain.

3. Aktivitas Pendanaan

Kegiatan pendapatan sumber dana dari pemilik dengan memberikan

prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan

18
membayar hutang kembali, atau melakukan pinjaman jangka panjang

untuk membayar hutang tersebut.

Arus kas yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya:

a. Penerimaan kas dan surat berharga dalam bentuk equity

(sewajarnya).

b. Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi dan hutang jangka

panjang lainnya.

Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya:

a. Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau

menebus saham perusahaan.

b. Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada

pemilik.

c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi

saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan.

2.4 Metode Penyusunan Laporan Arus Kas

Salah satu analisis keuangan yang sangat penting bagi manajer keuangan,

disamping alat keuangan lainnya adalah laporan arus kas. Yang dimaksud dari

analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana akan digunakan dan

bagaimana kebutuhan dana tersebut akan dibelanjakan. Analisis arus kas

tersebut dapat diketahui darimana diperoleh dan untuk apa dana tersebut

digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan darimana diperoleh dan untuk

apa kas tersebut digunakan, seiring disebut sebagai laporan arus kas.

19
Laporan arus kas secara langsung atau tidak langsung mencerminkan

penerimaan kas entitas yang diklasifikasikan menurut sumber-sumber utama

dan pembayaran kas yang diklasifikasikan menurut pengguna utama selama

satu periode. Laporan ini memberikan informasi yang berguna mengenai

aktivitas entitas dalam menghasilkan kas mengenai aktivitas keuangannya dan

mengenai investasi atau pengeluaran kasnya.

Dalam menyusun laporan arus kas terdapat 2 (dua) Metode yang digunakan

yaitu :

1. Metode Langsung

Dalam Metode Langsung dilaporkan golongan penerimaan kas

bruto dari aktivitas operasi dan pengeluaran kas bruto untuk kegiatan

operasi. Perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dari

kegiatan operasi akan dilaporkan sebagai arus kas bersih dari aktivitas

operasi. Dengan kata lain, metode langsung mengurangkan pengeluaran

kas operasi dari penerimaan kas operasi. Metode langsung

menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas

secara ringkas.

Dalam Metode Langsung laporan arus kas juga melaporkan arus kas

bersih dari investasi operasi sebagai golongan utama dari penerimaan

kas operasi (misalnya: kas yang diterima dari pelanggan dan kas yang

diterima dari bunga dan deviden) dan pengeluaran kas (misalnya: kas

yang dibayarkan kepada pemasok untuk barang, kepada karyawan untuk

20
jasa, kepada kreditur untuk bunga dan ke instansi pemerintah untuk

pajak).

Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini

memperlihatkan laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih

konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu, metode

langsung ini lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang

lebih banyak dalam mengambil keputusan.

Dengan metode langsung informasi mengenai kelompok utama

penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh

dengan:

a. Adanya catatan akuntansi perusahaan.

b. Menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain

dalam laporan laba rugi mengenai:

- Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang dagang

selama periode berjalan.

- Pos bukan kas lainnya.

- Pos lainnya yang berkaitan dengan arus kas investasi dan

pendanaan.

2. Metode Tidak Langsung

Dalam Metode Tidak Langsung, pengaruh dari semua penangguhan

penerimaan dan pengeluaran kas di masa lalu dan semua akurat dari

penerimaan kas dan pengeluaran kas yang diharapkan pada masa yang

akan datang dihilangkan dan laba bersih yang diperhitungkan laba rugi.

21
Penyediaan ini dilakukan dengan menambahkan pos-pos yang tidak

memerlukan pengeluaran kas kembali ke laba bersih serta penambahan

dan pengurangan kenaikan maupun penurunan hutang dan piutang.

Keunggulan utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan

perbedaan antara laba bersih dan aliran kas bersih dari aktivitas operasi.

Arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan

laba atau rugi bersih dari pengaruh :

a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha

selama periode berjalan.

b. Pos bukan kas, seperti: penyusutan, penyisihan, pajak yang

ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum

direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan

hak minoritas dalam rugi konsolidasi / perbandingan.

Arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak

langsung) dengan menyajikan pendapatan dengan beban yang

diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahan dalam

persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode tertentu.

Sedangkan dengan cara pelaporan arus kas bentuk investasi dan

pendanaan pada kedua metode, baik langsung maupun tidak

langsung adalah sama. Jadi yang berbeda adalah metode pelaporan

arus kas untuk kegiatan operasi perusahaan.

Lembaga keuangan mempunyai keinginan yang kuat terhadap

metode tidak langsung karena menurut anggapan mereka metode ini

22
lebih informatif. Meskipun lembaga keuangan yang menghendaki

agar debiturnya menyusun laporan arus kas perusahaannya dengan

metode langsung namun debiturnya tidak dapat begitu saja

memenuhi keinginan kreditur, karena baginya lebih bermanfaat

penggunaan metode tidak langsung ini mampu menggambarkan

arus kas bersih dari kegiatan operasi juga pendekatan ini dapat lebih

menarik perhatian dengan penyesuaian yang kompleks.

Metode tidak langsung juga memberikan informasi keuangan

dalam penentuan laba / rugi yang menggunakan metode akrual basis,

dimana metode ini merupakan petunjuk yang salah dalam penilaian

atas arus kas dari operasi. Jika perusahaan terus memakai metode

tidak langsung, maka harus ada pengungkapan yang terpisah

mengenai perubahan-perubahan dalam perkiraan piutang,

persediaan barang, investasi, biaya yang dibayar dimuka dan

perkiraan aktiva lancar lainnya. Perkiraan hutang dagang, gaji, sewa

dan perkiraan hutang lancar lainnya untuk menentukan jumlah

bersih perubahan kas dari kegiatan operasi dalam waktu hendak

menyesuaikan pendapatan bersih dengan penerimaan dan

pengeluaran bersih dari kegiatan operasi.

2.5 Rasio Arus Kas

A. Rasio Kecukupan Kas

Rasio kecukupan arus kas adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan cukup kas dari operasi untuk menutupi pengeluaran modal,

23
investasi dalam persediaan, dan uang tunai dividen. Untuk menghapus pengaruh

acak dan siklus, biasanya total tiga tahun digunakan dalam menghitung rasio

ini. Rasio kecukupan arus kas dihitung sebagai berikut:

24
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Interpretasi Data

A. Laporan Arus Kas

25
26
Kas dan setara kas termasuk kas, kas di bank, dan deposito berjangka yang

jatuh tempo dalam jangka waktu tiga bulan atau kurang pada saat penempatan yang

tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya.

Laporan arus kas konsolidasian pada PT. Tambang Batubara Bukit Asam ,

Tbk disusun menggunakan metode langsung dengan mengklasifikasikan arus kas

berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

27
B. Sumber kas utama PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk

Sumber Kas Utama PT. Tambang Batubara


Bukit Asam, Tbk
2015
(dalam jutaan rupiah)

Penerimaan dari
pelanggan

1% Penerimaan operasi
2% 0%
1% 1%
lainnya

Penerimaan Bunga

Penerimaan dari
pelepasan aset keuangan
tersedia untun dijual
Kas yang diterima dari
transaksi kombinasi
bisnis
95%
Pencairan jaminan
pelaksanaan

Penerimaan pinjaman
bank

28
Sumber Kas Utama PT. Tambang
Batubara Bukit Asam, Tbk
2016
(dalam jutaan rupiah)

Penerimaan dari
0%
1% pelanggan
1%2%0%
1%

Penerimaan operasi
lainnya

Penerimaan Bunga

95%
Penerimaan dari
pelepasan aset
keuangan tersedia
untun dijual

Jika dilihat dari diagram di atas dapat kita lihat bahwa sumber kas

perusahaan paling besar selama dua tahun terakhir adalah dari hasil operasi

khususnya penjualan yang dapat dilihat dari penerimaan kas dari pelanggan

yaitu sebesar Rp13.369.388 pada tahun 2016 dan Rp13.598.833 pada tahun

2015 dan merupakan sumber kas yang paling besar yaitu sebesar 95%.

Diikuti dengan penerimaan bunga sebesar Rp201.687 di tahun 2016 dan

Rp272.812 di tahun 2015 atau sekitar 2%. Kemudian sekitar 1% diperoleh

dari penerimaan pinjaman dari bank yaitu sebesar Rp250.000 tahun 2016

dan Rp188.470 di tahun 2015. Selanjutnya 1% kas diperoleh dari pencairan

jaminan pelaksanaan sebesar Rp67.338 di tahun 2016 dan Rp104.926 di

29
tahun 2015. Kemudian kas diperoleh dari operasi lainnya sebesar 1 %

dengan rincian Rp21.363 tahun 2016 dan Rp100.544 tahun 2015. Kemudian

untuk yang terakhir diperoleh dari penerimaan dari pelepasan aset keuangan

tersedia untuk dijual sebesar Rp200.000 tahun 2016 dan Rp62.555 tahun

2015. Hanya pada tahun 2015 terdapat penerimaan kas dari aktivitas dari

transaksi kombinasi bisnis yaitu sebesar Rp2.574.

Menurut analisis yang sudah kami lakukan, penerimaan kas dari

aktivitas kas operasi perusahaan mengalami penurunan. Untuk aktivitas arus

kas operasi mengalami khususnya penerimaan dari pelanggan, penerimaan

operasi lainnya, dan penerimaan bunga mengalami penurunan karena dalam

penjualan produk tambang banyak dilakukan secara kredit sehingga kas

yang diperoleh menjadi lebih sedikit serta memungkinkan terdapat

pelanggan yang membayar piutang perusahaan melewati jatuh tempo.

Untuk tahun 2016, kas paling besar diperoleh dari aktivitas operasi

dengan nilai sebesar Rp1.928.346 juta sedangkan untuk tahun 2015 kas dari

aktivitas operasi hanya sebesar Rp1.897.771 juta artinya terdapat kenaikan

arus kas dari aktivitas operasi pada tahun 2016 sebesar Rp30.575 juta karena

di tahun 2016 perusahaan mengalami kenaikan penjualan. Untuk aktivitas

arus kas investasi perusahaan mengalami peningkatan dari tahun 2015

sebesar (Rp1.113.356) dan tahun 2016 (Rp315.119) hal ini disebabkan oleh

pada tahun 2016 perusahaan memperoleh penerimaan atas pelepasan asset

keuangan yang tersedia untuk terjual. Sama halnya dengan aktivitas arus kas

pendanaan perusahaan yang mengalami peningkatan dari tahun 2015

30
sebesar (Rp1.794.992) dan tahun 2016 (Rp1.011.134), hal tersebut

disebabkan oleh adanya penerimaan pinjaman dari bank.

C. Sumber Penggunaan Kas PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk

Pembayaran royalti
0% 5% 0%
1% Pembayaran kepada pemasok dan
0% 3% 0%
5% karyawan
4% Pembayaran pajak
3% 5%
1% pembayaran pajak final
0%
67% Pembayaran bunga
6%
Pembelian aset tetap

Pembayaran atas beban


pengembangan tangguhan
Perolehan aset keuangan tersedia
untuk dijual
penambahan investasi kepada entitas
ventura bersama
akuisis entitas asosiasi

Pembayaran dividen kepada


pemegang saham induk
Pembayaran pinjaman bank
Sumber Penggunaan Kas PT. Tambang Batubara Bukit
Pembelian saham treasuri
Asam, Tbk Pembayaran sewa pembiayaan
2015

31
0%
0% 0%
2%
0%
2% 0%
5% 5% 0% 6%
1%
0%
5%

74%

Sumber Penggunaan Kas PT. Tambang Batubara Bukit


Asam, Tbk 2016

Pembayaran royalti
Pembayaran kepada pemasok dan karyawan
Pembayaran pajak
pembayaran pajak final
Pembayaran bunga
Pembelian aset tetap
Pembayaran atas beban pengembangan tangguhan
Perolehan aset keuangan tersedia untuk dijual
penambahan investasi kepada entitas ventura bersama
akuisis entitas asosiasi
Pembayaran dividen kepada pemegang saham induk
Pembayaran pinjaman bank

Sumber Penggunaan Kas PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk

2015 2016

Pembayaran royalti Rp 810,867 Rp 739,931

Pembayaran kepada pemasok dan

karyawan Rp 10,215,192 Rp 10,041,882

32
Pembayaran pajak Rp 840,884 Rp 695,330

pembayaran pajak final Rp 54,562 Rp 36,883

Pembayaran bunga Rp 152,913 Rp 150,056

Pembelian aset tetap Rp 687,241 Rp 293,409

Pembayaran atas beban pengembangan

tangguhan Rp 35,991 Rp 8,062

Perolehan aset keuangan tersedia untuk

dijual Rp 390,500 Rp 251,347

penambahan investasi kepada entitas

ventura bersama Rp - Rp 29,639

akuisis entitas asosiasi Rp 169,679 Rp -

Pembayaran dividen kepada pemegang

saham induk Rp 705,660 Rp 610,773

Pembayaran pinjaman bank Rp 830,226 Rp 603,299

Pembelian saham treasuri Rp 402,224 Rp -

Pembayaran sewa pembiayaan Rp 31,506 Rp 47,062

Pinjaman kepada entitas ventura

bersama Rp 13,846 Rp -

Berdasarkan diagram dan tabel diatas bahwa penggunaan kas yang

paling besar adalah pembayaran kepada pemasok dan karyawan. Hal

tersebut karena pemasok untuk perusahaan ini adalah dari alat berat serta

alat-alat pertambangan lainnya. Sedangkan karena aktivitas pertambangan

33
membutuhkan karyawan yang banyak untuk mengeksplorasi tambang

sehingga menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk membayar gaji bagi

karyawannya. Namun pada tahun 2016, pembayaran terhadap pemasok dan

karyawan mengalami penurunan namun tidak terlalu signifikan. Hal

tersebut disebabkan oleh hari kerja yang berkurang dikarenakan terdapat

banyak libur. Kemudian untuk pengeluaran yang terbesar adalah

pembayaran pajak. Hal tersebut pajak yang ditanggung oleh perusahaan

pertambangan lebih besar dikarenakan perusahaan memperoleh laba yang

besar dan harus taat pada aturan perpajakan yang berlaku. Kemudian untuk

penggunaan kas yang selanjutnya adalah dari pembayaran terhadap

pinjaman dividen kepada pemegang saham dikarenakan perusahaan

memperoleh laba yang dimana mengalami peningkatan maka perusahaan

wajib untuk membagikan dividen yang diperoleh dari laba.

D. Rasio Arus Kas

1. Rasio Kecukupan Kas

Rasio Kecukupan Kas


2016 2015 2014
Rp Rp Rp
Kas dari aktivitas operasi Rp 1,928,346 1,897,771 1,976,117 5,802,234
Rp Rp Rp
Pengeluaran modal Rp 1,309,917 915,202 1,106,091 3,331,210
Rp Rp Rp
Cash dividend Rp 610,773 705,660 1,004,380 2,320,813
Rp Rp Rp
Pembelian aset tetap Rp 293,409 687,241 724,262 1,704,912
pembayaran atas beban
pengembangan Rp Rp Rp
tangguhan Rp 8,062 35,991 51,576 95,629

34
perolehan set keuangan Rp Rp Rp
tersedia untuk dijual Rp 251,347 390,500 285,207 927,054
0.69

Berdasarkan dari data yang sudah diolah diperoleh hasil rasio kecukupan

kas yaitu sebesar 0,69 artinya rasio di bawah 1 menunjukkan sumber kas internal

tidak cukup untuk mempertahankan dividen dan tingkat pertumbuhan operasi saat

ini.

35
BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan dari analisis mengenai laporan arus kas PT. Tambang Batubara

Bukit Asam, Tbk sebagai berikut :

1. Laporan arus kas konsolidasian pada PT. Tambang Batubara Bukit

Asam , Tbk disusun menggunakan metode langsung dengan

mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi,

dan pendanaan.

2. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi tahun 2016 sebesar

Rp1.928,35 miliar meningkat sebesar 1,61% dibandingkan dengan

tahun 2015 yang sebesar Rp1.897,77 miliar. Kenaikan kas bersih dari

aktivitas operasi tersebut antara lain dikarenakan penurunan

pembayaran kepada pemasok dan karyawan.

3. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi tahun 2016
sebesar Rp315,12 miliar atau menurun sebesar 71,70% dibandingkan

dengan tahun sebelumnya sebesar Rp1.113,36 miliar. Penurunan

tersebut antara lain dikarenakan menurunnya perolehan asset keuangan

tersedia untuk dijual serta menurunnya penambahan investasi kepada

entitas pengendalian bersama.

4. Arus kas bersih yang diperoleh dari/digunakan untuk aktivitas

pendanaan tahun 2016 sebesar Rp1.011,13 miliar menurun sebesar

36
43,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp1.794,99

miliar. Penurunan tersebut antara lain dikarenakan menurunnya

pembayaran dividen ke pemegang saham, tidak ada pembelian saham

yang diperoleh kembali, menurunnya pembayaran pinjaman bank, serta

tidak adanya lagi pemberian pemberian pinjaman entitas anak.

5. Berdasarkan dari data yang sudah diolah diperoleh hasil rasio

kecukupan kas yaitu sebesar 0,69 artinya rasio di bawah 1 menunjukkan

sumber kas internal tidak cukup untuk mempertahankan dividen dan

tingkat pertumbuhan operasi saat ini.

6. Penggunaan kas yang paling besar adalah pembayaran kepada pemasok

dan karyawan. Hal tersebut karena pemasok untuk perusahaan ini adalah

dari alat berat serta alat-alat pertambangan lainnya. Sedangkan karena

aktivitas pertambangan membutuhkan karyawan yang banyak untuk

mengeksplorasi tambang sehingga menjadi kewajiban bagi perusahaan

untuk membayar gaji bagi karyawannya.

7. Sumber kas perusahaan paling besar selama dua tahun terakhir adalah

dari hasil operasi khususnya penjualan yang dapat dilihat dari

penerimaan kas dari pelanggan yaitu sebesar Rp13.369.388 pada tahun

2016 dan Rp13.598.833 pada tahun 2015 dan merupakan sumber kas

yang paling besar yaitu sebesar 95%.

37

Você também pode gostar