Você está na página 1de 13

FLORA NORMAL

PAPER

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Vaksin dan Imun

Disusun Oleh

Abdul Alim Kamal Ruhaedi

144101039

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2018
FLORA NORMAL

Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme.


Mikroba tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia.
Mikroba yang secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal, atau
mikrobiota. Selain itu juga disebutkan bahwa flora normal adalah kumpulan
mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat.
Kebanyakan flora normal yang terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis bakteri.
Namun beberapa virus, jamur, dan protozoa juga dapat ditemukan pada orang sehat.
Untuk dapat menyebabkan penyakit, mikroorganisme patogen harus dapat masuk ke
tubuh inang, namun tidak semua pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh inang dapat
memyebabkan penyakit. Banyak mikroorganisme tumbuh pada permukaan tubuh inang
tanpa menyerang jaringan tubuh dan merusak fungsi normal tubuh. Flora normal dalam
tubuh umumnya tidak patogen, namun pada kondisi tertentu dapat menjadi patogen
oportunistik. Penyakit timbul bila infeksi menghasilkan perubahan pada fisiologi normal
tubuh.
Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan tetapi juga di
tubuh manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme, begitu
manusia dilahirkan ia langsung berhubungan dengan mikroorganisme. Mikroorganisme
yang secara alamiah terdapat di tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia yaitu :
1. Nutrisi
2. kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
3. Kondisi hidup
4. Penerapan prinsip-prinsip kesehatan
Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu mikroorganisme jenis
tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu.
Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun jumlahnya, jika
ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora normal/tetap yang terdapat pada
tubuh merupakan organisme komensal. Flora normal yang lainnya bersifat
mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-
produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis
dari flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi
buruk dari lingkungannya. Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis,
Pityrosporum ovale, Candida albicans.
2. Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme nonpatogen atau
potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun waktu
beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba
(tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan
penyakit dan tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap
masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi,
berbiak dan menimbulkan penyakit.

A. Penyebaran Flora Normal Pada Tubuh Manusia


Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak
langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital,
mata, dan telinga . Organ-organ dan jaringan biasanya steril.
1. Kulit

Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan bersisik (lapisan
luar epidermis), membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri
ini adalah spesies Staphylococcus dan sianobakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di
dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri-bakteri anaerobik lipofilik,
seperti Propionibacterium acnespenyebab jerawat. Jumlahnya tidak dipengaruhi oleh
pencucian. Staphylococcus epidermidis yang bersifat nonpatogen pada kulit namun
dapat menimbulkan penyakit saat mencapai tempat-tempat tertentu seperti katup
jantung buatan dan sendi prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering ditemui
pada kulit dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen
yaitu Staphylococcus aureus. Secara keseluruhan ada sekitar 103-104
mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak pada stratum (lapisan) korneum.
Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-sama menyebabkan infeksi sinergistik,
selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Bakteri-bakteri tersebut merupakan bagian dari
flora normal.
2. Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)

Flora utama hidung terdiri dari filokorinebakteria, stakokus dan streptokokus. Dalam
hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis
(suatu kokus gram negatif) dan Haemophilus influenzae (suatu batang gram negatif).
Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat menyebabkan
over growth: bakteria negatif Gram seperti Escherichia coli, Klebsiella, Proteus,
Pseudomonas atau jamur.

3. Mulut

Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan dan juga
partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi
pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak
bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu.
Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu inkubator yang
steril, hangat, dan lembab yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri
dari air, asam amino, protein, lipid, rongga mulut menjadi mantap. Jasad-jasad renik
ini tergolong ke dalam genus Streptococcus, Neisseria, Veillonella, Actinomyces,da n
Lactobacillus.
4. Orofaring (oropharinx)
Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar bakteri Staphylococcus
aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid. Tetapi kelompok bakteri terpenting yang
merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus hemolitik, yang juga
dinamakanStreptokokus viridans. Biakan yang ditumbuhkan dari orofaring juga akan
memperlihatkan adanya Branchamella catarrhalis, spesies Haemophilus, serta gular-
galur pneumokokus avirulen (Streptococcus pneumonia).
5. Perut

Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidrokloratmdi dalam
sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi segera
menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat alir perut pun
menurun.
6. Usus Kecil
Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung beberapa bakteri. Di
antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Di dalam
jejunum atau usus halus kos ong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas
jari dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-
spesies Enterokokus, Laktobasilus, danDifteroid. Khamir Candida albicans dapat juga
dijumpai pada bagian usus kecil ini. Pada bagian usus kecil yang jatuh (ileum),
mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai pada usus besar. Bakteri anaerobik dan
enterobakteri mulai nampak dalam jumlah besar.
7. Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe yang
terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen tinja
adalah kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik yang
ada meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B. melaninogenicus, B. oralis) dan
Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh spesies-spesies Clostridium(serta
spesies-spesies Lactobacillus.
Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen empedu
dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba patogen.
8. Saluran Kemih
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan kandung
kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya dijumpai pada uretra
(saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria maupun wanita.
Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih, agaknya disebabkan efek
antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan seringnya epitelium
terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah menurut variasi daur haid. Penghuni
utama vagina dewasa adalah laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini
mengubah glikogen yang dihasilkan epitelium vagina, dan didalam proses tesebut
menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding vagina disebakan oleh
kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum masa akil balig ataupun setelah
menopause (mati haid). Sebagai akibat perombakan glikogen, maka pH di dalam
vagina terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6.
Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini dijumpai di dalam
vagina dan mencakup enterokokus, Candida albicans , dan sejumlah besar bakteri
anaerobik. Sistem urinari dan genital secara anatomis terletak berdekatan, suatu
penyakit yang menginfeksi satu sistem akan mempengaruhi siste m yang lain
khususnya pada laki-laki. Saluran urin bagian atas dan kantong urine steril dalam
keadaan normal. Saluran uretra mengandung mikroorganisme seperti Streptococcus,
Bacteriodes, Mycobacterium, Neisseria dan enterik. Sebagian besar mikroorganisme
yang ditemukan pada urin merupakan kontaminasi dari flora normal yang terdapat
pada kulit. Keberadaan bakteri dalam urine belum dapat disimpulkan sebagai penyakit
saluran urine kecuali jumlah mikroorganisme di dalam urine melebihi 105 sel/ml.
9. Mata (Konjungtiva) dan Telinga

Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium


xerosis), S.epidermidis dan Streptokukus non hemolitik. Neiseria dan basil gram
negatif yang menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora
konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang
mengandung lisozim.
Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat dijumpai
Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus aureusdan kadang-kadang Mycobacterias aprofit. Telinga bagian
tengah dan dalam biasanya steril.
B. Virulensi Mikroorganisme
Mikroorganisme patogen memiliki faktor virulensi yang dapat meningkatkan
patogenisitasnya dan memungkinkannya berkolonisasi atau menginvasi jaringan inang
dan merusak ungsi normal tubuh. Virulensi menggambarkan kemampuan untuk
menimbulkan penyakit.
Virulensi mikroorganisme atau potensi toksin mikroorganisme sering diekspresikan
sebagai LD50 (lethal dose50), yaitu dosis letal untuk 50% inang, dimana jumlah
mikroorganisme pada suatu dosis dapat membunuh 50% hewan uji disebut ID50
(infectious dose 50), yaitu dosis infeksius bagi 50% inang. Keberadaan mikroorganisme
patogen dalam tubuh adalah akibatdari berfungsinya factor virulensi mikroorganisme,
dosis (jumlah) mikroorganisme, dan faktor resistensi tubuh inang. Mikroorganisme
pathogen memperoleh akses memasuki tubuh inang melalui perlekatan pada permukaan
mukosa inang. Perlekatan ini terjadi antara molekul permukaan pathogen yang disebut
adhesion atau ligan yang terikat secara spesifik pada permukaan reseptor komplementer
pada sel inang. Adhesin berlokasi pada glikokaliks mikroorganisme atau pada struktur
permukaan mikroorganisme yang lain seperti pada fimbria.
Bahan glikogaliks yang membentuk kapsul mengelilingi dinding sel bakteri
merupakan properti yang meningkatkan virulensi bakteri. Kandungan kimiawi pada
kapsul mencegah proses fagositosis oleh sel inang.Virulensi mikroorganisme juga
disebabkan oleh produksi enzim ekstraseluler (eksoenzim).
C. Jalan Masuk Mikroorganisme ke Tubuh Inang
Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai macam
jalan, misalnya melalui membran mukosa, kulit, ataupun rute parental. Banyak bakteri
dan virus memiliki akses memasuki tubuh inang melalui membran mukosa saluran
pernafasan, gastrointestinal, saluran genitourinari, konjungtiva, serta membran penting
yang menutupi bola mata dan kelopak mata.
1. Saluran pernafasan
Saluran pernafasan merupakan jalan termudah bagi mikroorganisme infeksius.
Mikroorganisme terhirup melalui hidung atau mulut dalam bentuk partikel debu.
Penyakit yang muncul umumnya adalah pneumonia, campak, tuberkulosis, dan cacar
air.
2. Saluran pencernaan
Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan melalui bahan makanan atau
minuman dan melalui jari tangan yang terkontaminasi mikroorganisme patogen.
Mayoritas mikroorganisme tersebut akan dihancurkan oleh asam klorida (HCL) dan
enzim-enzim di lambung, atau oleh empedu dan enzim di usus halus.
Mikatroorganisme yang berahan dapat menimbulkan penyakit. Misalnya demam
tifoid, disentri amoeba, hepatitis A, dan kolera. Patogen ini selanjutnya dikeluarkan
melalui feses dan dapat ditransmisikan ke inang lainnya melalui air, makanan, atau
jari-jari tangan yang terkontaminasi.
3. Kulit
Kulit sangat penting sebagai pertahanan terhadap penyakit. Kulit yang tidak
mengalami perlukaan tidak dapat dipenetrasi oleh mayoritas mikroorganisme.
Beberapa mikroorganisme memasuki tubuh melalui daerah terbuka pada kulit, folikel
rambut, maupun kantung kelenjar keringat. Mikroorganisme lain memasuki tubuh
inang pada saat berada di jaringan bawah kulit atau melalui penetrasi atau perlukaan
membran mukosa. Rute ini disebut rute perenteral. Suntikan, gigitan, potongan, luka,
atau pembedahan dapat membuka rute infeksi parenteral.
4. Rongga mulut
Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni mikroorganisme. Salah satu
penyakit yang umum pada rongga mulut akibat kolonisasi mikroorganisme adalah
karies gigi. Karies gigi diawali akibat pertumbuhan Streptococcus mutans dan
spesies Streptococcus lainnya pada permukaan gigi. Hasil fermentasi metabolism
menghidrolisis sukrosa menjadi komponen monosakarida, fruktosa, dan glukosa.
Enzim glukosiltransferasi selanjutnya merakit glukosa menjadi dekstran. Residu
fruktosa adalah gula utama yang difermentasi menjadi asam laktat. Akumulasi bateri
dan dekstran menempel pada permukaan gigi dam membentuk plak gigi.Populasi
bakteri plak didominasi oleh Streptococcus dan anggota Actinomyces. Karena plak
sangat tidak permeabelm terhadap saliva, maka asam laktat yang diproduksi oleh
bakteri tidak dilarutkan atau dinetralisasi dan secara perlahan akanmelunakkan
enamel gigitepat plak tersebut melekat.

D. Mekanisme Patogenitas
Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat komensal.
Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor -faktor biologis seperti
suhu, kelembapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat -zat penghambat. Keberadaan
flora tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan yang dibebaskan
(steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada
manusia mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup secara
normal. Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan
penyerapan berbagai zat makanan.Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit
dapat men cegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat
gangguan bakteri. Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada
reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat makanan, pe
nghambatan oleh produk metabolik atau racun, penghambatan oleh zat antibiotik atau
bakteriosin (bacteriocins). Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong yang
cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari lingkungan atau tempat lain pada
tubuh. Beberapa bakteri bersifat oportunis dan bisa menjadi patogen. Selain itu,
diperkirakan bahwa stimulasi antigenik dilepaskan oleh flora adalah penting untuk
perkembangan sistem kekebalan tubuh normal.
Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu.
Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan
yang diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk
le dalam aliran darah atau jaringan, organisme ini mungkin menjadi
patogen.Streptococcus viridians, bakteri yang tersering ditemukan di saluran nafas atas,
bila masuk ke aliran darah setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi dapat sampai ke katup
jantung yang abnormal dan mengakibat kan subacute bacterial
endocarditis. Bacteroides yang normal terdapat di kolon dapat menyebabkan peritonitis
mengikuti suatu trauma Spesies Bacteroides merupakan flora tetap yang paling sering
dijumpai di usus besar dan tidak membahayakan pada tempat tersebut. Tetapi jika masuk
ke rongga peritoneum atau jaringan panggul bersama dengan bakteri lain akibat trauma,
mereka menyebabkan supurasi dan bakterimia. Terdapat banyak contoh tetapi yang
penting adalah flora normal tidak berbahaya dan dapat bermanfaat bagi tubuh inang pada
tempat yang seharusnya atau tidak ada kelainan yang menyertainya. Mereka dapat
menimbulkan penyakit jika berada pada lokasi yang asing dalam jumlah banyak dan jika
terdapat faktor-faktor predisposisi.

E. Interaksi antara Flora Normal dengan Inangnya


Pada kenyataannya, tidak banyak yang diketahui tentang sifat hubungan antara
manusia dan flora normal mereka, tetapi mereka dianggap sebagai interaksi dinamis
daripada saling asosiasi ketidak pedulian. Baik host dan bakteri berpikir untuk
memperoleh manfaat dari satu sama lain, dan asosiasi, untuk sebagian besar, mutualistik.
Flora normal berasal dari host mereka pasokan nutrisi, lingkungan yang stabil,
perlindungan dan transportasi. Host memperoleh dari flora normal tertentu manfaat
nutrisi dan pencernaan, stimulasi dari kegiatan pembangunan dan sistem imun, dan
perlindungan melawan kolonisasi dan infeksi oleh mikroba patogen.
Sementara sebagian besar kegiatan manfaat flora normal tuan rumah mereka,
sebagian dari flora normal adalah parasit (hidup di atas biaya tuan rumah mereka), dan
beberapa bersifat patogen (mampu menghasilkan penyakit). Penyakit yang dihasilkan
oleh flora normal di tuan rumah mereka dapat disebut penyakit endogen. Kebanyakan
endogen bakteri penyakit infeksi oportunistik, yang berarti bahwa organisme harus diberi
kesempatan khusus kelemahan atau membiarkan-down dalam pertahanan host untuk
menginfeksi . Contoh dari infeksi oportunistik bronkitis kronis pada perokok dimana
bakteri flora normal dapat menyerang paru-paru melemah.
Kadang-kadang hubungan antara anggota flora normal yang inangnya tidak dapat
diuraikan. Seperti hubungan dimana tidak ada manfaat jelas atau membahayakan
organisme baik selama hubungan mereka disebut sebagai hubungan teman semakan.
Banyak flora normal yang tidak dominan dalam habitat mereka, walaupun selalu hadir
dalam jumlah yang rendah, dianggap sebagai teman semakan bakteri. Namun, jika dugaan
hubungan teman semakan mempelajari secara mendetail, parasit atau karakteristik
mutualistic sering muncul.
Jaringan kekhususan Sebagian besar anggota flora bakteri normal lebih memilih
untuk menjajah jaringan tertentu dan bukan yang lain. Ini “kekhususan jaringan” biasanya
disebabkan oleh sifat-sifat baik dari tuan rumah dan bakteri. Biasanya, bakteri spesifik
menjajah jaringan tertentu oleh satu atau lain mekanisme ini.
1. Tissue tropism
Tissue tropism adalah bakteri preferensi atau kesukaan untuk jaringan tertentu untuk
pertumbuhan. Salah satu penjelasan untuk jaringan tropism adalah bahwa tuan rumah
menyediakan nutrisi penting dan faktor pertumbuhan bakteri, selain cocok oksigen,
pH, dan suhu untuk pertumbuhan. Lactobacillus acidophilus, informal dikenal sebagai
“Doderlein’s bacillus” colonizes vagina karena dihasilkan glikogen yang
menyediakan bakteri dengan sumber gula yang mereka memfermentasi untuk asam
laktat.
2. Spesifik kepatuhan
Kebanyakan bakteri dapat menjajah suatu jaringan atau situs tertentu karena mereka
dapat mematuhi bahwa situs dalam jaringan atau cara tertentu yang melibatkan
interaksi kimia yang saling melengkapi antara dua permukaan. Khusus biokimia
kepatuhan melibatkan interaksi antara komponen permukaan bakteri (ligan atau
adhesins) dan molekul reseptor sel inang. Komponen bakteri yang menyediakan
molekul adhesins adalah bagian dari kapsul mereka, fimbriae, atau dinding sel.
Reseptor pada sel manusia atau jaringan molekul glikoprotein biasanya terletak pada
host permukaan sel atau jaringan.
Khusus kepatuhan melibatkan interaksi kimia yang saling
melengkapi antara sel inang atau jaringan permukaan dan permukaan
bakteri. Dalam bahasa medis mikrobiologi, bakteri “adhesin” melekat kovalen ke host
“reseptor” sehingga bakteri “dermaga” itu sendiri pada host
permukaan. Adhesins dari sel-sel bakteri adalah komponen kimia kapsul,
dinding sel, pilus atau fimbriae. Host reseptor glikoprotein biasanya terletak pada
membran sel atau jaringan permukaan. Beberapa contoh situs adhesins dan lampiran
khusus digunakan untuk ketaatan pada jaringan manusia dijelaskan dalam tabel di
bawah ini.
3. Biofilm pembentukan.
Beberapa bakteri asli mampu membangun biofilm pada permukaan jaringan, atau
mereka mampu menjajah sebuah biofilm dibangun oleh spesies bakteri lain. Banyak
biofilm adalah campuran mikroba, walaupun salah satu anggota bertanggung jawab
untuk menjaga dan biofilm dapat mendominasi. Biofilm biasanya terjadi ketika salah
satu spesies bakteri atase khusus atau non spesifik ke permukaan, dan kemudian
mengeluarkan lendir karbohidrat (exopolymer) yang imbeds menarik bakteri dan
mikroba lain ke biofilm untuk perlindungan atau keuntungan nutrisi.
Biofilm klasik yang melibatkan komponen flora normal rongga mulut adalah
pembentukan plak gigi pada gigi. Plak adalah biofilm dibangun secara alami, di mana
konsorsium bakteri dapat mencapai ketebalan 300-500 sel pada permukaan gigi. Ini
subjek akumulasi gigi dan jaringan gingiva konsentrasi tinggi metabolit bakteri, yang
mengakibatkan penyakit gigi .Permukaan kulit itu sendiri terdiri dari beberapa
lingkungan yang berbeda. Bidang seperti aksila (ketiak), perineum (pangkal paha) dan
ujung jaring biasanya menyediakan daerah lembab untuk pertumbuhan bakteri. Ini
“hutan tropis” sering lingkungan pelabuhan terbesar di antara keanekaragaman flora
kulit. Khas organisme meliputi Staphylococcus aureus, Corynebacterium dan
beberapa bakteri Gram-negatif. Sebagian besar permukaan kulit manusia,
bagaimanapun, adalah jauh lebih kering dan ini sebagian besar dihuni
olehStaphylococcus epidermidis dan Propionobacterium.Streptococcus mendominasi
dalam rongga mulut dan nasofaringeal daerah tetapi juga dapat menemukan Anaerob
lain dan spesiesNeisseria. Banyak potensi patogen juga dapat ditemukan di nasofaring
individu yang sehat, menyediakan reservoir untuk infeksi lain. Patogen ini
termasuk Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidisdan Haemophilus
influenzae.
Saluran pencernaan adalah lingkungan yang agak memusuhi bagi mikroorganisme
namun sebagian besar flora normal kita mendiami wilayah ini dari tubuh. Bahkan,
usus mungkin mengandung 109 untuk 1011 bakteri per gram bahan. Sebagian besar
(95 – 99,9%) diantaranya Anaerob, diwakili oleh Bacteroides, Bifidobacterium,
streptokokus anaerobdan Clostridium. Organisme ini menghambat pertumbuhan
patogen lain, tetapi beberapa dapat oportunistik (misalnya C. difficile dapat
menghasilkan pseudomembranosa kolitis). Urogenital. Saluran urogenital biasanya
steril dengan pengecualian vagina dan distal 1 cm dari uretra. Berbagai anggota dari
genusLactobaci ll us menonjol dalam vagina. Organisme ini umumnya lebih rendah
pH sekitar 4-5, yang optimal untuk lactobacilli tetapi penghambatan untuk
pertumbuhan bakteri lainnya. Hilangnya efek perlindungan ini oleh terapi antibiotik
dapat menyebabkan infeksi olehCandida ( “ragi infeksi”). Uretra sebagian besar kulit
dapat mengandung mikroorganisme termasuk Staphylococci, Streptokokus dan
Diphtheroid. Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan tetapi
juga di tubuh manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme,
begitu manusia dilahirkan ia langsung berhubungan dengan mikroorganisme.
Mikroorganisme yang secara alamiah terdapat di tubuh manusia disebut flora normal
atau mikrobiota.

Você também pode gostar