Você está na página 1de 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani. Terbukti dengan tanahnya yang amat subur dan memiliki
keanekaragaman hayati yang cukup tinggi sehingga dapat menghasilkan sumber
pangan yang melimpah. Sumber pangan penduduk Indonesia ada yang berupa
kacang-kacangan. Contohnya adalah jagung, kacang hijau, dan kacang tanah.
Pertumbuhan biji tanaman berbeda-beda. Hal ini dikarenakan berbagai faktor yaitu
jenis tanah, suhu, intensitas cahaya matahari dan jenis pupuk. Setiap daerah memiliki
jenis tanah yang berbeda-beda. Tanah di pegunungan umumnya adalah tanah humus
yang sangat subur dibandingkan dengan jenis tanah biasa dan tanah sungai. Tanah
humus terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang
lebat. (Soepraptohardjo,1976) Begitu dengan pemberian jenis pupuk yang berbeda
juga mempengaruhi petumbuhan biji tanaman. Pupuk kompos merupakan pupuk
yang paling sering digunakan dibandingkan pupuk urea dan kandang karena dapat
menyediakan unsur hara makro dan mikro, mengandung asam humat (humus) yang
mampu meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, meningkatkan aktivitas bahan
mikroorganisme, dan tidak menyebabkan polusi tanah dan polusi air (Novizan,2010).
Sehingga pada pengujian kali ini menggunakan tanah biasa, tanah humus, dan tanah
sungai. Selain menggunakan jenis tanah yang berbeda, penelitian ini juga
menggunakan tiga jenis biji yang berbeda yaitu biji kacang hijau, jagung, dan biji
kacang tanah serta menggunakan pupuk yang berbeda yaitu pupuk kandang, pupuk
urea dan pupuk kompos untuk dapat mengukur pertumbuhan biji dengan metode
Rancangan Bujur Sangkar Latin.
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL). Rancangan Bujur Sangkar Latin
digunakan apabila unit percobaan tidak homogen, dimana ketidak homogen tersebut
diduga mengarah pada dua arah sehingga pengelompokan perlakuannya berdasarkan
dua kriteria yaitu pengelompokan ke arah baris dan ke arah kolom. Setiap baris dan

1
kolom akan mengandung semua perlakuan tetapi setiap baris dan kolom harus
mendapatkan satu perlakuan artinya, tidak boleh dalam saetiap kolom dan baris
mendapatkan perlakuan yang sama. Penerapan RBSL yakni dengan melakukan
penelitian mengukur tinggi batang dengan jenis pupuk yang berbeda selama enam
hari dengan menggunakan uji ANOVA dan uji perbandingan berganda Tukey/ HSD
dan uji pemeriksaan IIDN
Pada penelitian kali ini digunakan tiga jenis biji yaitu biji kacang hijau, jagung,
dan biji kacang tanah , tiga jenis tanah yaitu tanah biasa, tanah humus, dan tanah
sungai, dan pupuk dari tiga jenis yang berbeda yaitu pupuk kandang, pupuk urea dan
pupuk kompos. Dimana pertumbuhan tanaman menjadi variabel respon. Pengukuran
tinggi batang tanaman diukur selama enam hari dan hasil pengukuran tinggi batang
tanaman selama enam hari tersebut akan dilakukan pengujian dan dibandingkan
apakah ada perbedaan perlakuan dengan menggunakan metode Rancangan Bujur
Sangkar Latin (RBSL).
1.2 Rumusan Masalah
Dalam praktikum ini, permasalahan yang muncul sebagai acuan untuk analisis
adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana eksplorasi data dari tinggi tanaman biji pada media tanam dan jenis
pupuk yang berbeda ?
2. Bagaimana hasil uji ANOVA dari data tinggi tanaman biji pada media tanam
dan jenis pupuk yang berbeda ?
3. Bagaimana hasil uji perbandingan berganda dari data tinggi tanaman biji pada
media tanam dan jenis pupuk yang berbeda ?
4. Bagaimana hasil pemeriksaan asumsi residual IIDN dari data tinggi tanaman
biji pada media tanam dan jenis pupuk yang berbeda ?
1.3 Tujuan Penelitian
Perumusan masalah diatas menghasilkan tujuan yang akan dicapai dalam
percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui eksplorasi data dari tinggi tanaman biji pada media tanam dan jenis
pupuk yang berbeda.

2
2. Menganalisis hasil uji ANOVA dari data tinggi tanaman biji pada media tanam
dan jenis pupuk yang berbeda.
3. Menganalisis hasil uji perbandingan berganda dari data tinggi tanaman biji pada
media tanam dan jenis pupuk yang berbeda.
4. Mengetahui hasil pemeriksaan asumsi residual IIDN dari data tinggi tanaman
biji pada media tanam dan jenis pupuk yang berbeda.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dilakukannya praktikum ini bagi penulis adalah dapat memahami
konsep dan penerapan rancangan bujur sangkar latin. Sedangkan manfaat
dilakukannya praktikum ini bagi pembaca adalah dapat memberikan informasi
mengenai hasil perbandingan dari tanaman biji yang paling cepat tumbuh dengan
media tanam dan jenis pupuk yang berbeda.
1.5 Batasan Masalah
Pada praktikum ini dilakukan percobaan penanaman biji kacang hijau, jagung
dan kacang tanah masing-masing sebanyak 12 biji yang ditanam menggunakan jenis
tanah dan pupuk yang berbeda dengan polybag sebanyak 9 buah. Masing-masing biji
dipilih secara acak sebanyak 4 butir dan akan diletakkan pada masing-masing
polybag yang telah diisi dengan tanah dan pupuk yang berbeda-beda. Memasukkan
setiap jenis tanah sebanyak 3/4 dari tinggi polybag ke dalam masing-masing polybag.
Memberikan satu sendok teh pupuk dan menyiram dengan air sebanyak 200 ml setiap
hari pada setiap polybag.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Boxplot
Boxplot merupakan suatu cara dalam statistik diskriptif yang digunakan untuk
menampilkan gambar secara grafik dari datadata numerik melalui lima ukuran, yaitu
sebagai berikut:
1. Nilai observasi terkecil atau nilai minumum.
2. Kuartil terendah atau kuartil pertama (Q1), yang memotong 25% dari data
terendah.
3. Median (Q2) atau nilai tengah.
4. Kuartil tertinggi atau kuartil ketiga (Q3), yang memotong 25% dari data
tertinggi.
5. Nilai observasi terbesar atau nilai maksimum.(Junaidi,2010)

2.1.1. Median
Median merupakan skor yang membagi distribusi frekuensi menjadi 2 (dua)
sama besar yaitu 50% sekelompok objek yang diteliti terletak dibawah median dan
50% yang lainnya terletak diatas median (Irianto, 2004). Berikut ini rumus yang
digunakan untuk menghitung median (Kustituanto, 1995) :
 n / 2  fkm 
Md  Bm  i  (2.1)
 fm 
Keterangan:
Md = median
Bm = tepi batas kelas bawah pada kelas median
i = interval kelas
n = ukuran sampel
fkm = frekuensi kumulatif sebelum kelas median
fm = frekuensi pada kelas median

2.1.2. Kuartil

4
Kuartil adalah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi
frekuensi kedalam empat bagian yang sama besar, yaitu masing-masing sebesar ¼ N.
(Sudijono,2006)
Rumus kuartil untuk data tunggal ditunjukkan pada persamaan 2.2
i n  1
Qi 
4 (2.2)
Keterangan :
Qi = kuartil ke-i
n = banyaknya data
Rumus kuartil untuk data kelompok ditunjukkan pada persamaan 2.3
 i.n 
 F
Qi  Tb  p 4  (2.3)
 f 
 
 
Keterangan :
Qi = kuartil ke-i
Tb = tepi bawah kelas kuartil
𝑝 = panjang interval
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
𝑓 = frekuensi kelas interval

2.1.3. Nilai Minimum


Dalam statistika deskriptif terdapat nilai minimum (terendah). Nilai minimum
merupakan suatu nilai terendah untuk setiap variabel atau dapat dikatakan bahwa nilai
minimum merupakan data yang bernilai paling kecil dari data yang lainnya.
(Kustituanto, 1995).

2.1.4. Nilai Maksimum

5
Dalam ukuran penyebaran data, terdapat nilai maksimum (tertinggi). Nilai
maksimum merupakan suatu nilai tertinggi untuk setiap variabel atau dapat dikatakan
bahwa nilai maksimum merupakan data yang bernilai paling besar dari data yang
lainnya (Kustituanto, 1995).

2.2. Rancangan Bujur Sangkar Latin


Rancangan Bujursangkar Latin (RBSL) adalah suatu rancangan yang
mengelompokkan unit-unit percobaan berdasarkan dua kriteria pengelompokkan
baris dan kolom (Gaspersz, 1991).

2.2.1. Struktur data


Pada RBSL banyaknya perlakuan yang dicobakan harus sama dengan
banyaknya baris dan kolom. Setiap perlakuan hanya muncul sekali pada setiap baris
dan kolom (Mattjik & Sumertajaya, 2002).
Tabel 2.1 Struktur Data
Kolom
Baris ⅀Dj
1 2 3
1 A C B
2 B A C
3 C B A
⅀Di
2.2.2. Model Linear dan Asumsi
Suatu asumsi dasar untuk RBSL dengan satu pengamatan persatuan penelitian
(experimental unit) adalah bahwa setiap pengamatan harus dapat direpresentasikan
melalui model linear. Model linear untuk RSBL adalah (Vincent Gasper, 1999):

𝑌𝑖𝑗𝑘 = 𝜇 + 𝛼𝑖 + 𝛽𝑗 + 𝜏𝑘 + 𝜀𝑖𝑗𝑘

Keterangan:
𝑌𝑖𝑗𝑘 = Nilai pengamatan dari perlakuan ke-k dalam baris ke-i dan kolom
ke-j
𝜇 = Rata-rata Populasi
𝛼𝑖 = Pengaruh aditif dari baris ke-i.
𝛽𝑗 = Pengaruh aditif dari kolom ke-j
𝜏𝑘 = Pengaruh aditif dari perlakuan ke-k

6
𝜀𝑖𝑗𝑘 = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-k dalam baris ke-i
dan kolom ke j.

Asumsi yang digunakan agar dapat dilakukan pengujian secara statistika


adalah:

Tabel 2.2 Asumsi


Asumsi Model Tetap Asumsi Model Acak

∑ 𝛼𝑖 = ∑ 𝛽𝑗 = ∑ 𝜏𝑘 = 0 ; 𝛼𝑖 ~𝑁(0, 𝜎 2 ) ; 𝛽𝑗 ~𝑁(0, 𝜎 2 )

𝜏𝑘 ~𝑁(0, 𝜎 2 ) ; 𝜀𝑖𝑗𝑘 ~𝑁(0, 𝜎 2 )


𝜀𝑖𝑗𝑘 ~𝑁(0, 𝜎 2 )

2.2.3. Uji ANOVA


Berikut ini merupakan langkah-langkah melakukan uji ANOVA yang akan
dijabarkan sebagai berikut.
Hipotesis :
1. Pengaruh Perlakuan

Ho :  1   2  ....   k  0 (Tidak ada pengaruh perlakuan terhadap respon)


H1 : Minimal ada satu  k  0 (Minimal ada pengaruh perlakuan terhadap respon)
(k = 1,2,….,t)

2. Pengaruh Kolom

Ho :  1   2  ....   i  0 (Tidak ada pengaruh baris terhadap respon)


H1 : Minimal ada satu  i  0 (Minimal ada pengaruh baris terhadap respon)
(i = 1,2,….,t)

3. Pengaruh Baris

Ho :  1   2  ....   j  0 (Tidak ada pengaruh kolom terhadap respon)


H 1 : Minimal ada satu  j  0 (Minimal
(Tidak adaada pengaruh
pengaruh kolom
baris terhadap
terhadap respon)
respon)
(k = 1,2,….,t)

Taraf signifikan : 5 %
KTP
Statistik Uji : F 
KTG
(2.4)

7
Keterangan : F = F hitung statistik
KTP = Kuadrat Jumlah Perlakuan
KTG = Kuadrat Jumlah Galat
Daerah Penolakan : Tolak Ho jika Fhitung  F ,db1;db2 

Tabel 2.3 ANOVA


Db JK KT
Sumber
( Derajad ( Jumlah ( Kuadrat F hitung F tabel
Keragaman
Bebas ) Kuadrat) Tengah )

Perlakuan JKP KTP KTP / KTG


F ,db1;db2 
Kolom t–1 JKK KTK KTK/KTG
Baris JKB KTB KTB/KTG
Galat ( t – 1 )2 JKG KTG - -
Total t2 – 1 JKT - - -

Tabel 2.4 Rumus ANOVA


Rumus Keterangan

Derajad bebas (db)


db total = t2 – 1
db perlakuan =t–1 t = jumlah perlakuan = jumlah baris
db kolom =t–1 = jumlah kolom
db baris =t–1
db galat = db total – db perlakuan

2
y..
FK = Faktor Koreksi
FK = r.t

y  FK JKT = Jumlah Kuadrat Total


2
JKT = ij

8
Rumus Keterangan
Y 2
.. k
JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan
JKP = k
 FK
t

Y 2
i ..
JKB = i
 FK JKB = Jumlah Kuadrat Baris
t

Y 2
. j.

 FK
j
JKK = JKK = Jumlah Kuadrat Kolom
t

JKG = JKT – JKP – JKB – JKK JKG = Jumlah Kuadrat Galat

Kuadrat Tengah (KT)


JKP JKK KTP = Kuadrat Tengah Perlakuan
KTP  KTK 
t 1 t 1 KTG = Kuadrat Tengah Galat
JKG JKB
KTG  KTB 
t (r  1) t 1 KTK = Kuadrat Tengah Kolom

KTB = Kuadrat Tengah Baris

F Hitung

KTP F Hitung : uji statistik F


F perlakuan 
KTG

KTK
Fkolom 
KTG

KTB
Fbaris 
KTG

9
2.3. Uji Perbandingan Berganda Fisher
Uji ini akan sangat baik digunakan apabila pengujian nilai tengah perlakuan
yang akan diperbandingkan sebelumnya telah direncanakan terlebih dahulu. Berikut
ini merupakan langkah – langkah melakukan uji LSD yaitu sebagai berikut (
Gaspersz, 1995).
Menentukan Hipotesis
H o : i   j ( Perlakuan ke –i sama dengan perlakuan ke – j)
H 1 : i   j ( Perlakuan ke –i tidak sama dengan perlakuan ke – j)

Taraf signifikan :
  0,05

Daerah penolakan : Tolak Ho jika  i   j  LSD

Statistik Uji : LSD  t  ; dbgalat . 2 KTG


r
2

(2.5)

Keputusan : Tolak Ho jika  i   j  LSD

2.4. Pemeriksaan Asumsi IIDN


Uji asumsi IIDN adalah uji yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang digunakan memenuhi ketiga asumsi yang akan dijelaskan sebagai berikut
(Sudjana, 1996).
1. Uji residual identik dilakukan untuk melihat apakah residual memenuhi asumsi
identik. Suatu data dapat dikatakan identik apabila plot residualnya menyebar
secara acak dan tidak membentuk pola tertentu dan nilai varians rata-ratanya
sama antar varians satu dengan yang lainnya.
2. Uji residual independen dilakukan untuk melihat apakah residual memenuhi
asumsi independen. Independen apabila plot residualnya menyebar secara acak
dan tidak membentuk pola tertentu.
3. Berdistribusi normal dilakukan untuk melihat apakah residual memenuhi
asumsi berdistribusi normal apabila plot residualnya cenderung mendekati garis
liniear

10
2.5. Kacang Hijau
Kacang hijau (Vigna radiate L.) tergolong sebagai tanaman kacang-kacangan
ketiga yang sering dibudidayakan di negara Indonesia. Kacang hijau merupakan
sumber protein nabati, vitamin (A, B1, C, D, dan E) dan juga mengandung beberapa
zat yang lain seperti kalsium, amilum, besi, dan lain-lain. Dalam proses
pertumbuhannya, tanaman kacang hijau memerlukan tanah yang tidak terlalu banyak
dan agar kacang hijau dapat tumbuh optimal maka disarankan untuk menanam biji
kacang hijau tersebut di media tanah yang mengandung bahan organik tinggi dengan
keasaman tanah (pH) antara 5,5 – 6,5 dan juga dengan suhu optimal sebesar 25 °C -
27° C ( Rustram Ardian, 2004 ).

2.6. Jagung
Jagung merupakan sayuran paling populer di Amerika Serikat dan Kanada. Di
Amerika Serikat, komoditas ini merupakan simbol musim panas. Jagung dapat
dikonsumsi secara segar seperti dikukus atau dibakar. Selain itu, Jagung juga bisa
dimanfaatkan sebagai pakan hewan (Syukur, 2013).

2.7. Kacang Tanah


Kacang tanah adalah tanaman polong-polongan atau kacang kacangan dari
family fabiodeae yang juga merupakan tanaman penting dari keluarga polong-
polongan kedua setelah tanaman kedelai. Kacang tanah merupakan salah satu
tanaman tropic yang tumbuh secara perdu yang memiliki tinggi 33-50 cm dan
tanaman yang mengeluarkan daun yang kecil (AAK, 2007).

2.8. Tanah Biasa


Tanah menurut petani tradisional adalah lingkungan untuk bertempat tinggal
dan sebagi sumber penghidupan. Karena dengan tanah mereka dapat tinggal/hidup
dan dapat menanam serta memungut hasilnya sebagai bahan makanan ataupun bahan
dagangan, baik hal itu akan dimakan sendiri maupun dijual untuk memenuhi
kepentingan yang lain. Tanah juga dipandang sebagai sarana produksi tanaman yang
mampu menghasilkan berbagai tanaman (AAK, 2007).

11
2.9. Tanah Sungai
Tanah Sungai adalah tanah yang terbentuk karena sedimentasi di darat maupun
di perairan. Ciri khas tanah ini adalah butirannya lepas. Tingkat kesuburan endapan
sungai ini sangat bervariasi, bergantung dari bahan dasar dan mineral hara
pembentuknya (Utoyo, 2007).

2.10. Tanah Humus


Tanah humus mengandung beberapa jenis senyawa organikdan mineral, yaitu
lignin, protein, lemak, lilin, mineral/hara, dan senyawa humin. Elemn yang dijumpai
pada humus asam ialah H, Fe, Al, sedangkan pada humus netral ialah Ca dan Mg
serta pada humus alkalin, Na. Imbangan bahan humus sangat bervariasi (jerami, sisa
perakaran, bentuk antara senyawa humin), dengan sifat fisik yang berbeda.
Sebarannya terjadi menurut kedalamn tanah. Tipe humus berpengaruh terhadap sifar-
sifat tanah. Bentuk humus yang umum dikenal adalah mull, moder, dan mor(humus
kasar) di tanah kering (Sutanto, 2005).

2.11. Pupuk Kompos


Pupuk kompos adalah salah satu pupuk organik buatan manusia yang dibuat
dari proses pembusukan sisa-sisa bahan organik seperti tanaman maupun hewan.
Proses pengomposan dapat berlangsung secara aerobik yaitu melibatkan oksigen dan
anaerobik atau tanpa menggunakan osigen di dalam prosesnya. Proses dekomposisi
atau penguraian inilah yang menjadikannya disebut sebagai pupuk kompos.
Sedangkan arti dari proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang
memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi (Budi, 2011).

2.12. Pupuk Kandang


Pupuk Kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang
digunakan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pupuk kandang berperan
untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Komposisi unsur hara yang
terdapat pada pupuk kandang sangat tergantung pada jenis hewan, umur, alas
kandang dan pakan yang diberikan pada hewan tersebut (Setiawan, 2000).

12
2.13. Pupuk Urea
Pupuk Urea merupakan zat yang membantu pertumbuhan tanaman. Pupuk Urea
dibuat secara kimiawi dengan kandungan kadar nitrogen yang cukup tinggi.
Mayoritas pupuk urea yang beredar di pasaran mengandung unsur hara nitrogen (N)
dengan kadar 46%. Artinya, setiap 100 kilogram pupuk urea, mengandung 46
kilogram nitrogen di dalamnya. Pupuk Urea memiliki kandungan nitrogen sangat
diperlukan oleh setiap tanaman, khususnya pada masa pertumbuhan. Zat nitrogen
juga membantu metabolisme tanaman. Umumnya, pupuk urea memiliki tekstur yang
cukup kasar. Pupuk urea berbentuk butiran-butiran seperti kristal dengan warna putih.
Rumus kimia pupuk urea adalah NH2 CONH2 (Lingga, 2013).

2.14. Air
Air (H20) adalah zat yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Air
dapat mempercepat perkecambahan dan menghentikan masa dormansi biji kacang
hijau. Akan tetapi hal yang perlu diperhatikan yaitu volume air yang akan disiramkan
pada biji kacang hijau. Apabila volume air yang disiramkan terlalu banyak maka hal
tersebut dapat menghambat proses pertumbuhan biji kacang hijau dan bisa membuat
tanaman menjadi mati dan sebaliknya apabila biji kacang hijau kekurangan air maka
pasokan nutrisi yang diserap biji kacang hijau akan berkurang dan menyebabkan
pertumbuhan biji kacang hijau menjadi terhambat. Untuk mengetahui pengaruh
volume air terhadap pertumbuhan biji kacang hijau maka akan dilakukan penelitian
dengan menerapkan desain eksperimen (Purwono dan Hartono, 2005).

2.15. Cahaya
Cahaya merupakan sumber energi untuk fotosintesis. Energi cahaya yang
diserap oleh tumbuhan tergantung pada intensitas sumber cahaya, lama penyinaran
dan panjang gelombang cahaya. Pada batas-batas tertentu, semakin tinggi intensitas
cahaya matahari maka semakin banyak energi cahaya yang diserap oleh klorofil,
sehingga laju fotosintesis meningkat. Cahaya matahari dengan intensitas terlalu tinggi
akan menimbulkan kerusakan pada klorofil. (Jumin, 1989).

13
2.16. Suhu
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur
suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukur dinyatakan
dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi
simuka bumi adalah didaerah tropis (sekitar ekoator) dan makin ke kutub semakin
dingin. Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa terasa
dingin jika ketinggian semakin bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap
kenaikan bertambah 100 meter maka suhu akan berkurang (turun) rata-rata 0,6 ˚C.
Penurunan suhu semacam ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate.
Pada udara kering, lapse rate adalah 1 ˚C (Benyamin, 1997)

14
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data


Data yang digunakan pada praktikum ini adalah data primer yang diperoleh
secara langsung melalui percobaan pengaruh pemberian yang berbeda terhadap
pertumbuhan kacang hijau yang dilakukan selama 6 hari yaitu pada hari Selasa –
Senin tanggal 10 – 16 April 2018. Tempat kegiatan praktikum berada di jalan Griya
kebraon barat XII/CC-21, Surabaya dengan waktu penyiraman yaitu pada pukul
17.00 WIB.

3.2 Variabel Penelitian


Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel penelitian, diantaranya adalah
sebagai berikut.
No. Variabel Keterangan
1. Respon Pertumbuhan tanaman biji
2. Perlakuan Jenis Pupuk
3. Kolom Jenis Tanah
4. Baris Jenis tanaman biji
3.3 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :
Tabel 3.1 Alat dan bahan percobaan
Alat Bahan
Gunting 50 biji kacang hijau
Gelas ukur 5 botol plastik
Botol spray Tanah (berjenis
sama)
Penggaris Air
Benang -
3.4 Langkah Kerja
Praktikum yang dilakukan ini menggunakan beberapa langkah kerja,
diantaranya :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan yaitu sarung
tangan, 9 polybag, 6 sendok, penggaris 30cm, benang wol, 12 biji kacang

15
hijau,12 biji kacang tanah 12 biji jagung, tanah biasa, tanah humus, tanah
sungai, pupuk kompos, pupuk urea, pupuk kandang dan air.
2. Memasukkan tanah biasa ke dalam polybag hingga ¾ polybag terisi. Setiap 3
polybag diberi jenis tanah yang sama.
3. Memasukkan juga tanah humus dan tanah sungai ke dalam masing-masing
polybag yang berbeda
4. Memasukkan biji kacang hijau,kacang tanah, dan jagung pada masing-masing
polybag. Setiap jenis tanah harus terdapat benih kacang hijau, kacang tanah dan
jagung.
5. Memasukkan pupuk urea, pupuk kompos, dan pupuk kandang pada setiap
polybag. Setiap jenis tanah dan jenis biji yang ditanam harus diberi pupuk
dengan jenis yang berbeda.
6. Kemudian menyiram tanaman tersebut dengan menggunakan gelas plastik
secara merata dan lakukan penyiraman setiap hari, serta ukur tinggi batang
masing-masing tanaman tersebut selama 6 hari berturut-turut.
3.5 Langkah Analisis
Langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam percobaan ini adalah
sebagai berikut.
1. Mengumpulkan data tinggi tanaman biji pada media tanam dan jenis pupuk
yang berbeda.
2. Melakukan eksplorasi data tinggi tanaman biji pada media tanam dan jenis
pupuk yang berbeda.
3. Melakukan uji ANOVA terhadap tinggi tanaman biji pada media tanam dan
jenis pupuk yang berbeda.
4. Melakukan uji perbandingan Tukey/HSD terhadap tinggi tanaman biji pada
media tanam dan jenis pupuk yang berbeda.
5. Melakukan pemeriksaan asumsi residual IIDN terhadap tinggi tanaman biji
pada media tanam dan jenis pupuk yang berbeda.
6. Menarik kesimpulan dan saran

16
3.6 Diagram Alir
Berikut adalah diagram alirlangkah analisis dari praktikum yang dilakukan.

Gambar 3.1 Diagram Alir

17

Você também pode gostar