Você está na página 1de 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

IMUNISASI DIFTERI

DI SUSUN OLEH

Dwi hendarwati (2015.01.008)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BANYUWANGI
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Imunisasi Difteri


Penyuluh : Dwi hendarwati
Sasaran :
Tempat :
Waktu : 20 menit
Hari / tanggal :

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan, selama ±20 menit diharapkan siswa-siswi

B. Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah diberikan penjelasan selama ±20 menit, masyarakat diharapkan
1. Menjelaskan pengertian difteri dengan benar
2. Menyebutkan 3 dari 6 tanda dan gejala difteri dengan benar .
3. Menyebutkan cara penularan difteri dengan benar.
4. Menyebutkan komplikasi difteri dengan benar.
5. Menyebutkan pencegahan difteri dengan benar.
6. Menjelaskan tentang imunisasi difteri menurut pemahamannya masing-
masing
C. Materi
1. Pengertian Difteri
2. Tanda Dan Gejala Difteri
3. Cara Penularan Difteri
4. Pencegahan Difteri
5. Imunisasi Difteri
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Lembar balik
2. Leflet

F. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan Waktu Kegiatan Ket
1 Pembukaan 5 menit  Memperkenalkan diri Curah pendapat
 Menjelaskan tujuan KIE
 Menyepakati waktu untuk KIE
2 Inti 10 menit  Menggali pengetahuan Difteri Tanya jawab
 Menjelaskan tentang pengertian Difteri Ceramah
 Menjelaskan cara penularan Difteri Ceramah
 Menanyakan tanda-gejala Difteri yang para Tanya jawab

siswa-siswi ketahui Ceramah


 Menjelaskan tentang tanda-gejala dari
Difteri Ceramah
 Menjelaskan cara pencegahan Difteri
3 Penutup 5 menit  Memberikan kesempatan sasaran untuk Tanya jawab,
bertanya tentang hal yang belum dimengerti menjawab salam.
 Melakukan evaluasi secara lisan tentang
DM
 Memberikan salam penutup

G. Evaluasi
1. Menjelaskan yang dimaksud dengan Difteri
2. Menyebutkan cara penularan difteri dengan benar
3. Menyebutkan 3 dari 5 tanda gejala Difteri
4. Menyebutkan cara pencegahan Difteri
5. Menjelaskan apa yang dimaskud imunisasi difteri
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Difteri
Difteri adalah infeksi bakteri yang bersumber dari Corynebacterium
diphtheriae, yang biasanya mempengaruhi selaput lendir dan tenggorokan.
Difteri umumnya menyebabkan sakit tenggorokan, demam, kelenjar tonsil
(amandel) bengkak, dan lemas. Dalam tahap lanjut, difteri bisa menyebabkan
kerusakan pada jantung, ginjal dan sistem saraf. Kondisi seperti itu pada
akhirnya bisa berakibat sangat fatal dan berujung pada kematian. karena
bakteri mengeluarkan racun yang mengganggu fungsi organ-organ yang
mengalami kerusakan tersebut. manusia yang kurang memilki sistem
kekebalan tubuh terutama yang tidak mendapatkan suntikan imunisasi lengkap
saat masih kecil atau kanak-kanak mudah terserang bakteri ini
2. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala difteri meliputi, sakit tenggorokan dan suara serak, nyeri
saat menelan, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening membesar) di
leher, dan terbentuknya sebuah membran tebal abu-abu menutupi tenggorokan
dan amandel, sulit bernapas atau napas cepat, demam, dan menggigil.
Tanda dan gejala biasanya mulai muncul 2-5 hari setelah seseorang
menjadi terinfeksi. Orang yang terinfeksi C. Diphtheria seringkali tidak
merasakan sesuatu atau tidak ada tanda-tanda dan gejala sama sekali.
Orang yang terinfeksi namun tidak menyadarinya dikenal sebagai carier
(pembawa) difteri. Sumber penularan penyakit difteri ini adalah manusia, baik
sebagai penderita maupun sebagai carier.
Tipe kedua dari difteri dapat mempengaruhi kulit, menyebabkan nyeri
kemerahan, dan bengkak yang khas terkait dengan infeksi bakteri kulit
lainnya. Sementara itu pada kasus yang jarang, infeksi difteri juga
mempengaruhi mata.
3. Cara Penularan
Bakteri C.diphtheriae dapat menyebar melalui tiga rute:
a. Bersin: Ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka akan
melepaskan uap air yang terkontaminasi dan memungkinkan orang di
sekitarnya terpapar bakteri tersebut.
b. Kontaminasi luka penderita : Anda juga dapat terkontaminasi bakteri
berbahaya tersebut apabila menyentuh luka orang yang sudah terinfeksi.
Orang yang telah terinfeksi bakteri difteri dan belum diobati dapat
menginfeksi orang nonimmunized selama enam minggu - bahkan jika
mereka tidak menunjukkan gejala apapun..
c. Kontaminasi barang pribadi : Dalam kasus yang jarang, difteri menyebar
melalui barang-barang rumah tangga yang biasanya dipakai secara
bersamaan, seperti handuk atau mainan.
4. Pencegahan
a. Prilaku hidup bersih dan sehat.
Mencuci tangan, Salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan
tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya
oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih. Mencuci tangan dengan
sabun merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah berbagai
penyakit
b. Menggunakan masker atau menutup mulut
Salah cara penularan difteri adalah melalui batuk dan bersin dari penderita
yang terinfeksi. Dengan menggunakan masker atau menutup mulut ketika
ada seseorang yang batuk atau bersin kita dapat mencegah bakteri
penyebab Difteri masuk kedalam tubuh.
c. Jika Anda telah terpapar orang yang terinfeksi difteri, segeralah pergi ke
dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan. Dokter mungkin
akan memberi Anda resep antibiotik untuk mencegah infeksi penyakit itu.
d. Pemberian vaksin difteri
Penyakit ini tidak hanya dapat diobati tetapi juga dapat dicegah dengan
vaksin. Vaksin difteri biasanya dikombinasikan dengan vaksin untuk
tetanus dan pertusis, yang dikenal sebagai vaksin difteri, tetanus dan
pertusis (DTP). Pemberian vaksinasi ini sudah dapat dilakukan saat masih
bayi dengan lima tahapan yakni, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 12-18 bulan
dan 4-6 tahun. Versi terbaru dari vaksin ini dikenal sebagai vaksin DTP
untuk anak-anak dan vaksin untuk remaja dan dewasa.
Imunisasi DPT adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap
penyakit Diferi, Pertusis, Tetanus dengan cara memasukkan kuman difteri,
pertusis, tetanus yang telah dilemahkan dan dimatikan kedalam tubuh
sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya nanti
digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit ketiga penyakit tersebut

5. Evaluasi :
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit, maka murid-murid mampu
untuk:
1) Menjelaskan pengertian penyakit Difteri
2) Menyebutkan tanda-gejala Difteri
3) Menyebutkan cara penularan Difteri
4) Menyebutkan cara pencegahan Difteri
5) Menjelaskan tentang imunisasi Difteri

DAFTAR PUSTAKA
Cooper, Robert B. 1996. Segala Sesuatu yang Perlu Anda Ketahui “Penyakit”.
Jakarta: Gramedia
Arvin, Behrman Klirgman. 2009. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.
Suharjo, J.B dan B. Cahyono. 2010. Vaksinasi. Jakarta: Kanisius.
Suryana. 1996. Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK. Jakarta: EGC.
Maksum, Radji dan Harmita. 2008. Analisis Hayati. Jakarta: Gramedia.

Você também pode gostar