Você está na página 1de 8

ANNOUNCING

01. PENGERTIAN :
Announcing arttinya mengumumkan, menyiarkan.
02. Radio announcing , artinya SENI menyiar di radio.
ANNOUNCING mengandung unsur SENI yang bertumpu pada BAKAT.
Namun juga merupakan SENI yang dapat dipelajari sebagai KETRAMPILAN.
Sehingga untuk menjadi seorang PENYIAR yang baik kita harus punya bakat
SENI yaitu SENI BERSUARA. Seni bersuara ini perlu didukung oleh latihan.
Kaena itu tidak heran bila seorang yang BISA MENYANYI lebih mudah menjadi
ANNOUNCER .Tetapi tidak semua penynyi bisa menjadi announcer , Dan juga
tidak semua announcer bisa menjadi penynyi.
Mengapa seorang penynyi lebih mudah menjadi penyiar, atau announcer ?
Karena ada unsur MENIRU. Menyanyiada unsur meniru , yaitu meniru nada,
irama ,yang diharapkan dari satu lagu.. Announcer pun harus bisa meniru nada,
irama/intonasi, pacing, stressing.dll yang diharapkan sesuai dengan tuntutan
radio. Atau tuntutan format radionya.
03. HISTORIES
Announcing sebagai seni dan bisnis telah berubah secara drastis akhir dasa
warsa ini. Tidak lagi monopoli pria suara bariton merdu. Tidak lagi sekedar
performance dan entertain , melainkan sudah identik dengan communication
Mencakup :
a. To inform
b. To persuade.
c. To motivate.
d. To intertain.

Karena itu announcing jaman sekarang diharapkan juga menjadi seorang


broadcaster yang sama fungsinya dengan komunikator.

Bisnis siaran modern yang mensyaratkan broadcaster yang memiliki “


Specialized skills, sesuai dengan tuntutan Format , demogrfic profile dan life
style khalayaknya..

03.1. Masa awal radio.


Announcer adalah part master of ceremony and part of saleperson,
Sehingga gayanya sophisticated. Presentasi/ penyampaiannya stylized and
Emphatic mengalun dengan gaya bicara that was heard nowhere else
But in radio atau to everyone out there in radio ~ line.
03.2. Masa Peralihan .
Masa antara 1930= 1940 adalah jamannya “ golden voice announcer “
Dengan suara bariton rendah . Pada masa ini announcer spenuhnya
Menjadi performer dan entertainer belaka. Meskipun sudah mulai me
Rangkap tugas= tugas yang akrap dengan khalayak. Perkembangan ini
melanjut sampai akhir perang dunia kedua.
03.3. Masa awal dan persaingan TV:
Munculnya TV mengancam kehadiran radio . Rdadio dianggap berada
Diatas deathbed. Radio kemudian bangkit mempertahankan eksistensinya
Dengan spesialisasi, lebih = lebih setelah membanjirnya radio transistor
Dan munculnya siaran stereo berkualitas tinggi.
Announcer mulai beralih pada penyiar yang mahir menjiwai program spe
Cialization, lebih mengutamakan one - to - one comuniction dan porsi
Penting siaran informasi - berita terutama “ live news “.
03.4. Masa komunikator .
Performer udara { Penyiar }Modern tidak lagi sekedar announce tetapi :
Menghibur , menyampaikan informasi, dan menjadi feman { profi
Ded companionships }. Mereka semakin jarang menyjikan program
Siaran dalam gaya formal stylized seperti masa lalu.
Peranan komunikator atau broadcaster sekarang telah menjadi katalisa
Tor pesan { message }. Apapun messagenya : news, commercial ~ copy
Interview, atau game show, Tugas komunikator tugasnya menjebatani/ m
Menterjemahkan komunikasi anatara pemberi pesan dan khalayak sehi
Ngga si penyiar menjadi “ nexdoor neighbours “ yang akrap dan hangat.

04. KETRAMPILAN DASAR ANNOUNCER


Agar menjadi komunikator atau broadcaster yang baik ia harus :
04.1. Mengerti pesan
Menghayati dan menterjemahkan gagasan atau maksud penulis pesan se
Hingga pendenagr / khalayak mengerti dan menangkapnya sesuai dengan
Keinginan si penulis , bukannya keinginan penyiar. Caranya a.l
04.1.1 Menemukan kata kunci [ key words } yaitu maksud utama
Yang terkandung dalam copy atau naskah.
04.1.2. Menghayati mood , sehingga bisa memproyeksikan : pera
Saan gembira, sedih, yakin , akrab , humor dll .
04.1.3. Pace
Pace adalah kecepatan membaca kalimat. Mengerti pace de
Ngan baik mempermudah menyampaikan isi pesan karena
Penyiar bisa mempercepat atau memperlambat penyampai
Annya agar memberi makna tertentu pada pesan.
04.1.4. Purpose
Penyiar harus mengerti tujuan naskah atau copy , agar da
Pat memberi makna yang tepat pada khalayak. Mana mung
Kin memberi makna yang tepat kalau penyiarnya sendiri ti
Dak mengerti..

04.2. KOMUNIKASI BUKAN MEMBACA :


Pennyiar yang berpredikat komunikator mengkomunikasikan pesan tidak l
Lagi sekedar membacakan pesan apalagi kalau itu berita. Untuk itu pen
Ngertian terhadap pesan dan pengetahuan mengenai penyampaian men
Jadi utama. Untuk penyampaian itu harus menguasai :
04.2.1. Phrasing :
Memenggal kalimat secara benar sesuai dengan pengertian. Salah
memenggal kalimat bisa menimbulkan pengertian yang salah.
04.2.2. Ritme dan intonasi.
Irama dan alunan kalimat harus sangat diperhatikan oleh
komunikator . Jangan sampai membosankan khalayak. Perllu variasi.
Perhatikan dimana harus koma , tempat menarik napas ssejenak dan
dimana harus titik, tempat menarik napas penuh.
Intonasi atau naik turunnya suara harus tepat pada kata atau suku
kata mana nada naik dan nada turun { infleksi } diberikan.
04.2.3. Melodi.
Suatu naskah dapat diperlakukan sebagai lagu atau musik.
Penulisnya seolah mempunyai gagasan melodi didalamnya. Tinggal si
komunikator yang harus menghayati dan menuangkan melodi itu
kepada khalayaknya agar enak didengar, kemudian muadah dicerna.
04.2.4. Artikulasi :
Pengucapan tiap suku kata harus jelas didenga
04.3. MENGKOMUNIKASIKAN PESAN
Pesan yang sudah ditulis harus dikomunikasikan sesudah dimengerti.
04.3.1 Menyampaikan bukan dibacakan.
Tujuannya adalah mengkomunikasikan pesan secara tepat.
Meyakinkan khalayak.
Mempertahankan perhatian khalayak. Pendengar.
04.3.2. Penyampaian secara wajar, tidak dibuat- buat, tidak bergaya- gaya
Perhatian pendegar jangan sampai dialihkan oleh gaya penyiar sehi
Ngga bukan pada makna pesan. Meskipun penyampaian itu nwajar
Tapi tidak lepas dari memikat, memukau dan bergairah dalam ba
Tas wajar.
04.3.3 Gaya atau style
Sulit mendefisikan gaya. Namun nampak dari cara presentasi yang
Melekat pribadi atau personality sseseorang seperti :
Sophisticated, Aggressive, didactic, khas, akrab, gaya campuran.
04.3.4. Nuansa.
Nuansa dalam penyampaian bisa didukung oleh gerak dan sema
Ngat yang harus terdekatkan

04.3.5. AD` - libbing.


Berbicara tanpa naskah, Agar dapat berbicara dengan baik tanpa
Naskah perlu :
 Rencana , catatan garis besar peristiwa.
 Menyampaikan materi/ laporan/ liputan peristiwa secara penggal
demi penggal.
 Keep it short and simple.
 Lancar , hidup, dan hindari “ eeeeee....eeeeede” diantara
penyampaian. Bunyi “ eeee eeeee” mengesankan kehabisan kata
kata, tidak siap , tidak menguasai bidang, atau berkesan cacat.

TEKNIK MIKROFON :

 Jangan terlalu dekat.


 Jangan terlalu jauh.
 Jarak ideal ialah kurang lebih : 1 jengkal.
 Kalau suara anda memang terlalu keras, ya mundur.
 Kalau suara anda memang terlalu lemah , ya maju. Mundur dan
maju disesuaikan dengan volume terbaik.
 Tehnik berbisik : : dekatkan mulut ke mikrofon, berbisiklah,
tapi perhatikan agar kata ~ kata : p, b ,d, s , t tidak mendesir
seperti angin ribut,
 Kalau harus berteriak , palingkan kepala ke samping{{OFF MIKE}
Atau harus jauh dari mike.
 Orang marah tidak usah tselalu harus berteriak , dengan
teknik mengucapkan kata kata ,dan teknik
bermain/mempermainkan mulut dan bibir , anda dapat marah
dan jengkel tanpa harus berteriak.
 Untuk bersuara dari jauh / kesan dari ruang lain, anda
terpaksa harus jauh dari mike.
 PERHATIKAN CARA GOING ON MIKE , GOING OFF MIK
YANG PALING PENTING ADALAH ; SELALU ON MIKE , BILA BICARA DALAM KEADAAN
NORMAL, DAN PELAJARILAH SUARA ANDA SENDIRI BAGAIMANAKAH DAN MENJADI SE
PERTI APAKAH SUARA TERSEBUT, KALAU POSISI ANDA BERUBAH TERHADAP MIKE.

SYARAT SEORANG PENYIAR :

1. Volume suara mikrofonis : bulat , merdu, tidak cacad


2. Pengetahuan umum.nya luas
3. Pendidikannya bagus.
4. Penguasaan bahasa.
5. Penguasaan suara :
a. Intonasi / naik turun /
b. Artikulasi.
c. PHRASING : pemengglan kalimat
d. Penekanan { stressing } ~ dengan variasi intonasi, volume
~ dengan variasi timing.
e. Penguasaan mood kata kata / kalimat
f. Tempo / timing / cepat lambat .
g. Kreatif.

PRIBADI PENYIAR :

Tercermin lewat suara : pendengar senang ynng : *

 Wajar.
 Jujur.
 Dapat dipercaya
 Berwibawa
 Gairah
 Akrab
 Hangat.

PEGANGAN PEGANGAN UNTUK PENYIAR :

1. Bicaralah seperti kepada satu orang / kenalan / teman.


2. Janganlah mulai dengan” apa yang harus saya omong ? “, tapi apa yang mereka
harapkan.
3. Catatlah paling tidak garis besar apa yang akan dikatakan.
4. Bernapaslah dalam dalam.
5. Belajarlah dari penyiar penyiar lain yang YOP. Tapi jangan coba menjadi si TOP.
Itu akan menggagalkan anda sendiri. Meniru itu berbahaya, Mengagumi dan
mengambil beberapa caranya itu memang yang terbaik.
6. Berbicaralah dengan cara yang paling wajar, Ucapan jangan dibuat buat.
7. Jangan menggurui. Kecuali untuk hal hal yang sangat khusus: Ingin mencipyakan
suasana khusus, Hanya untuk acara khusus pula yang lamanya 60 detik.
04.3.5. AD` -libbing
Berbicara tanpa naskah, Agar dapat berbicara dengan baik tanpa
Naskah perlu :
 Rencana , catatan garis besar peristiwa.
 Menyampaikan materi/ laporan/ liputan peristiwa secara penggal
demi penggal.
 Keep it short and simple.
 Lancar , hidup, dan hindari “ eeeeee....eeeeede” diantara
penyampaian. Bunyi “ eeee eeeee” mengesankan kehabisan kata
kata, tidak siap , tidak menguasai bidang, atau berkesan cacat.

TEKNIK MIKROFON :

 Jangan terlalu dekat.


 Jangan terlalu jauh.
 Jarak ideal ialah kurang lebih : 1 jengkal.
 Kalau suara anda memang terlalu keras, ya mundur.
 Kalau suara anda memang terlalu lemah , ya maju. Mundur dan
maju disesuaikan dengan volume terbaik.
 Tehnik berbisik : :

i.

.
:

Você também pode gostar