Você está na página 1de 17

 archive

 About

zanzanbharatasattama
sesungguhnya didalam kesulitan itu pasti ada kemudahan
Hello world!

ASUHAN KEPERAWATAN AN.N DENGAN


DIAGNOSA DHF DI RUMAH SAKIT TENTARA
III CIREMAI
By: zanzanbharatasattama

Okt 22 2011

Kategori: Uncategorized

Tinggalkan komentar

ASUHAN KEPERAWATAN AN.N DENGAN DIAGNOSA DHF


DI RUMAH SAKIT TENTARA III CIREMAI

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang ditandai
dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue
Haemoragic Fever ( DHF ).

WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu
:

Derajat I

Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet
positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.

Derajat II

Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie,
ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi
Derajat III

Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (>120x/mnt )
tekanan nadi sempit ( £ 120 mmHg ), tekanan darah menurun, (120/80 ® 120/100 ® 120/110
® 90/70 ® 80/70 ® 80/0 ® 0/0 )

Derajat IV

Nadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung ³ 140x/mnt) anggota gerak teraba
dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik dan ingin mengetahui lebih lanjut
lagi tenatang penyakit DHF. Dan ingin pula memperoleh pengalaman secara nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan pasien DHF.

I.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Untuk memenuhi tugas Karya Tulis Ilmiah pelajaran IAD

b. Dapat memenuhi salah satu syarat kelulusan

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien yang sebenarnya yaitu An.N dengan diagnosa
DHF

b. Mampu melakukan teori konsep keperawatan

c. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan dalam study kasus

d.Memperoleh pengalaman secara nyata di lapangan dalam membuat asuhan keperawatan

e. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung.

I.3 Sistematika Penulisan

Dalam menyusun laporan terdiri dari beberapa bab. Bab 1 terdiri dari latar belakang, maksud
atau tujuan, sistematika penulisan dan metode penulisan. Bab II tinjauan teoritis.Bab III
pembahasan askep terdiri dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan
dan evaluasi. Bab IV penutup terdiri dari kesimpulan.

I.4 Metode Penulisan

Dalam meyusun laporan study kasus ini penulis menggunakan metode deskriptif dimana
penulis mendapatkan gambaran yang nyata tentang asuahan keperawatan.
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Yaitu mengamati secara langsung keadaan pasien melalui pemeriksaan fisik dengan cara
infeksi, palpasi, perkusi dan auskultrasi.

1. wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data melalui komunikasi secara lisan baik secara langsung
ke pasien maupun dari keluarga pasien atau pun dari tim kesehatan lainnya.

1. studi dokumentasi

Yaitu dengan melihat catatan setiap arsip yang ada pada kasus kesehatan pasien yang
berhubungan secara langsung dengan permasalahan yang berlangsung.

1. studi kepustakaan

Yaitu menggunakan berbagai sumber pustaka yang relevan sesuai dengan kondisi pasien dan
juul laporan study kasus

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

II.1 PENGERTIAN

DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang ditandai
dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue
Haemoragic Fever ( DHF ).

III.2 PATOFISIOLOGI

Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala
karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi
ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system
retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam
pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.

Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF dan
DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin,
histamin dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan
intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi,
hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler ibuktikan dengan ditemukannya cairan
dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan perikard. Renjatan
hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan
terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain kematian pada DHF
adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan trombositopenia,
gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit.

Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti dengan
terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi disebabkan
diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti terganggu oleh aktifasi
system koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS, terutama pada pasien
dengan perdarahan hebat.

III.3 KLASIFIKASI DHF

WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu
:

Derajat I

Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet
positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.

Derajat II

Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie,
ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.

Derajat III

Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (>120x/mnt )
tekanan nadi sempit ( £ 120 mmHg ), tekanan darah menurun, (120/80 ® 120/100 ® 120/110
® 90/70 ® 80/70 ® 80/0 ® 0/0 )

Derajat IV

Nadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung ³ 140x/mnt) anggota gerak teraba
dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

III.4 TANDA DAN GEJALA

Selain tanda dan gejala yang ditampilkan berdasarkan derajat penyakitnya, tanda dangejala
lain adalah :

Hati membesar, nyeri spontan yang diperkuat dengan reaksi perabaan.

Asites

Cairan dalam rongga pleura ( kanan )


Ensephalopati : kejang, gelisah, sopor koma.

III.5 PEMERIKSAAN DAN DIGNOSIS

Trombositopeni ( £ 100.000/mm3)

Hb dan PCV meningkat ( ³ 20% )

Leukopeni ( mungkin normal atau lekositosis )

Isolasi virus

Serologi ( Uji H ): respon antibody sekunder

Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali ( setiap jam atau 4-6 jam apabila
sudah menunjukkan tanda perbaikan ), Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto dada, BUN,
creatinin serum.

III.6 PENATALAKSANAAN

Indikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi virus dengue :

Panas 1-2 hari disertai dehidrasi ( karena panas, muntah, masukan kurang ) atau kejang-
kejang.

Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati, uji tourniquet positif / negatif, kesan
sakit keras ( tidak mau bermain ), Hb dan PCV meningkat.

Panas disertai perdarahan

Panas disertai renjatan.

Belum atau tanpa renjatan:

Grade I dan II :

Oral ad libitum atau

Infus cairan Ringer Laktat dengan dosis 75 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg
atau 50 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg bersama-sama diberikan minuman
oralit, air buah atau susu secukupnya.

Untuk kasus yang menunjukkan gejala dehidrasi disarankan minum sebnyak-banyaknya dan
sesering mungkin.

Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus yang harus
diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun waktu 24 jam yang
diestimasikan sebagai berikut :

100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg


75 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 26-30 kg

60 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 31-40 kg

50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg

Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada infeksi lain, antipiretik untuk anti panas, darah 15
cc/kgBB/hari perdarahan hebat.

Dengan Renjatan ;

Grade III

Berikan infus Ringer Laktat 20 mL/KgBB/1 jam

Apabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur lebih dari 80 mmHg dan nadi teraba dengan
frekuensi kurang dari 120/mnt dan akral hangat) lanjutkan dengan Ringer Laktat 10
mL/KgBB/1jam. Jika nadi dan tensi stabil lanjutkan infus tersebut dengan jumlah cairan
dihitung berdasarkan kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam dikurangi cairan yang
sudah masuk dibagi dengan sisa waktu ( 24 jam dikurangi waktu yang dipakai untuk
mengatasi renjatan ). Perhitungan kebutuhan cairan dalam 24 jm diperhitungkan sebagai
berikut :

100 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 Kg

75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dng berat badan 26-30 Kg.

60 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 Kg.

50 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 Kg.

Apabila satu jam setelah pemakaian cairan RL 20 mL/Kg BB/1 jam keadaan tensi masih
terukur kurang dari 80 mmHg dan andi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut
memperoleh plasma atau plasma ekspander ( dextran L atau yang lainnya ) sebanyak 10 mL/
Kg BB/ 1 jam dan dapat diulang maksimal 30 mL/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam. Jika
keadaan umum membai dilanjutkan cairan RL sebanyk kebutuhan cairan selama 24 jam
dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat mengatasi renjatan.

Apabila satu jam setelah pemberian cairan Ringer Laktat 10 mL/Kg BB/ 1 jam keadaan tensi
menurun lagi, tetapi masih terukur kurang 80 mmHg dan nadi cepat lemah, akral dingin maka
penderita tersebut harus memperoleh plasma atau plasma ekspander (dextran L atau lainnya)
sebanyak 10 Ml/Kg BB/ 1 jam. Dan dapat diulang maksimal 30 mg/Kg BB dalam kurun
waktu 24 jam.

BAB III
PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN

III.1 Pengkajian

1.Biodata

a. Identitas Pasien

 Nama : An.N
 Umur : 4 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Suku/ Bangsa : Jawa
 Agama : Islam
 Pekerjaan :–
 Pendidikan :–
 Alamat : Ds. Pecalon Timur Gg.Suci No.28Cirebon
 Ruang : 1D PUSPA
 Masuk Tanggal : 06 Februari 2011, Jam 08.24 WIB
 Diagnosa : DHF

b. Identitas Penanggung Jawab

 Nama :Tn.A
 Umur : 38 th
 Jenis Kelamin : Laki – laki
 Suku/ Bangsa : Jawa
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Hubungan dengan pasien : Ayah kandung
 Alamat : Ds. Pecalon Timur Gg.Suci no28Cirebon

2.Keluhan Utama/Ruang Lingkup Masalah Keperawatan

Pada saat dilakukan pengkajian keluarga pasien mengeluh demam, Sakit kepala, panas dan
tidak nafsu makan. dan pasien lemah sejak 6 hari yang lalu.

3. Riwayat Kesehatan

 Riwayat kesaehatan sekarang

Pasien datang pada tanggal 6 Februari jam 08.24 WIB melalui UGD. Keluarga pasien
mengeluh demam Sakit kepala, panas dan tidak nafsu makan.dan lemah sejak 6 hari yang
lalu, pasien di minumkan obat penurun panas namun tidak ada perbaikan. Keluhan disertai
dengan BAB cair, sulit makan, mual, muntah, batuk dan pilek
 Riwayat kesaehatan masa lalu

Keluarga pasien mengatakan sebelumnya pasien belum pernah dirawat di Rumah Sakit.

 Riwayat kesehaan keluarga

Keluarga pasien mangatakan bahwa dalam keluarganya, tidak ada yang pernah mengalami
penyakit seperti yang diderita oleh pasien sekarang.

4. Keadaan Umum

 Tingkat Kesadaran : Compos metis


 Tanda-tanda Vital (Minggu 6 Februari 2011)

Temperatur : 38֬C

Puls : 98 x/m

Respirasi : 24 x/m

Bera

 Penampilan Umum: Bersih

5. Pemeriksaan Fisik

 Kulit
o Warna Kulit : Sawo Matang
o Tekstur Kulit : Turgor Jelek

 Kuku
o Keadaan kuku :Normaldan bersih
o Warna : Merah muda

 Kepala
o Bentuk : Simetris dan Oval
o Keadaan rambut :Bersih, warna rambut hitam + putih menyebar
o Kulit kepala : Bersih

 Mata
o Sklera : Anikterik
o Konjungntifa : Ananemis
o Reflek cahaya : Baik, di tandai dengan bereaksi apabila disoroti
dengan cahaya.
o Pupil : Baik
o Hidung
 Fungsi penciuman : baik, terbukti pasien dapat mencium bau
obat.
 Bentuk : terlihat simetris
 Kelainan : tidak ada
 Serumen : tidak ada

 Telinga
o Fungsi pendengaran : baik, pasien bisa berkomunikasi dengan ibunya
o Bentuk : Simetris
o Keadaan : bersih
o Kelainan : tidak ada
o Serumen : tidak ada

 Mulut
o Fungi pengecapan : baik, terbukti dengan pasien dapat membedakan rasa
asin (garam), manis (gula)
o Kebersihan gigi dan : Bersih dan lembab

Mulut

 Kelainan bibir : tidak ada


 Warna lidah : Merah muda
 Bentuk lidah : Simetris

 Dada dan paru-paru


o Bentuk : Simetris
o Frekuensi nafas : normal (24 x/m)
o Pola nafas : teratur
o Kelainan : tidak ada

 Abdomen
o Bentuk : Simetris
o Nyeri Tekan : setelah dipalpasi ada nyeri tekan

 Ekstremitas
o Atas : Terpasang infusan RL ditangan sebelah kiri (20 x/m)
o Bawah : Dapat bergerak secara bebas

 Kekuatan Otot
o Reflek bisep : baik, ketika diberi pukulan refleks hammer langsung
bergerak refleks ke atas.
o Reflek trisep : baik, ketika diberi pukulan refleks hammer langsung
bergerak refleks ke samping
o Reflek patella : baik, ketika diberi pukulan refleks hammer langsung
bergerak refleks ke depan.
o Reflek Babynski : baik, ketika diberi pukulan refleks menarik kaki langsung
bergerak ke arah pasien

6. ACTIFITAS DAILY LIVING

No Jenis aktifitas Dirumah Dirumah sakit


1 Nutrisi Nasi Bubur
 Makan 3 x/hari 3x/hari
o Frekuensi
o Jenis Makanan Nasi Bubur
o Porsi makan
o Kesulitan 1 porsi 1/3 porsi

 Minum Tidak ada Mual


o Frekuensi
o Jenis air minum 8 gelas/hari 4 gelas/hari
o Kesulitan
Air putih Air putih

Tidak ada Mual


2 Persona Hyginie 2 x/hari 2 x / hari

 Frekuensi mandi 2 x/hari 2 x / hari


 Sikat gigi
 Frekuensi keramas 3 x/minggu Tidak pernah

3 Eliminasi Kuning Kuning

 Eliminasi Fecal Lembek Lembek

Warna Feses Tidak ada Tidak ada

Konsistensi Feses 2 x / hari Tidak tentu

Kelainan Cair Cair

Frekuensi Tidak ada Tidak ada

 Eliminasi Urine

Konsistensi Urine

Kelainan
4 Istirahat /Tidur Pukul 21.00 WIB Tidak tentu

 Mulai tidur 8 jam Tidak tentu


 Lamanya tidur
 Sering terjaga Tidak terjaga Sering terjaga

1. 7. DATA PENUNJANG

 Pemeriksaan Labolatorium
No Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Hasil normal
1 6 Februari 2011  Haemoglobin 14,0 12-16 gr %4000-
 Leukosit gr%5.400/mm310000/mm3
 Haemotokrit
 Thrombosit 31,2 37-47 %

130.000 150000-450000/mm3

 Program Terapy

No. Tanggal Jenis Terapy Ukuran


1 6 Februari 2011 Antrainsanmol 2 x ½ amp2 x ½ oral

Infus RL 20 ggt/menit
2 7 Februari 2011 Antrainsanmol 2 x ½ Amp2 x ½ oral

Ranitidhin 2 x 0.5 cc

Infus RL 20 gtt / menit


3 8 Februari 2011 Antrainsanmol 2 x ½ Amp2 x ½ oral

Ranitidhin 2 x 0.5 cc

Infus RL 20 gtt / menit


4 9 Februari 2011 Antrainsanmol 2 x ½ Amp2 x ½ oral

Ranitidhin 2 x 0.5 cc

Infus RL 20 gtt / menit

III.2 Analisa Data

No Data Etilogi Masalah


1 DS:-keluarga pasien mengatakan Proses insfeksi Peningkatan suhu tubuh
badannya panas sudah 6 hari

DO:

– Suhu tubuh 38C pada saat di


palpasi panas
2 DS :-keluarga pasien mengatakan Peningkatan suhu tubuh Kurangnya cairan dan
tidak suka minum. elektrolit

DO :

– pasien terlihat lemas


3 DS :- keluarga pasien mengatakan Menurunya nafsu makan Perubahan nutrisi kurang dari
pasien tidak mau makan dan mual kebutuhan

DO :

– makan yang di berikan tidak habis


4 DS :- keluarga pasien mengeluh cemas Gangguan rasa nyaman
pasien tidak bisa tidur

– keluarga pasien mengeluh pasien


cemas

DO :

– pasien nampak gelisah

III. 3 Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Peningkatan suhu tubuh


2. Kurangnya cairan dan elekrolit/ dehidrasi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Gangguan rasa nyaman

III.4 Asuhan Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.N USIA 4 TAHUN DENGAN DIAGNOSA DHF


DI RUANGAN 1 D PUSPA

RUMAH SAKIT TINGKAT III CIREMAI-CIREBON

NO Diagnosa Tujuan Perencanaan Evaluasi


Keperawatan Intervensi Implementasi
1. Gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan
peningkatan suhu
tubuh di tandai dengan
:

DS:

-keluarga pasien mengatakan badannya panas sudah 6 hari

DO:

– Suhu tubuh 38C pada saat di palpasi panasTU : Suhu tubuh kembali normal

TK : Menunjukkan tanda-tanda vital stabil- observasi TTV

– Anjurkan untuk kompres air hangat


– Anjurkan pasien banyak minum

– Anjurkan untuk memakai pakaian tipis dan menyerap keringat

– Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi- Mengobservasi TTV

– Mengajurkan untuk kompres air hangat

– Menganjurkan untuk banyak minum

– Menganjurkan untuk memakai pakaian tipis dan menyerap keringat

– Berkolaborasi dengan dokterS : Keluarga pasien mengatakan pasien masih panas

O : Suhu masih 38C

A : Masalah belum teratasi

P : Terapi lanjut

NO Diagnosa Tujuan Perencanaan Evaluasi


Keperawatan Intervensi Implementasi
2. Kurangnya cairan
elektrolit/ dehidrasi di
tandai dengan :

DS:

-keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau minum.

-Keluarga pasien mengatakan BAB cair

DO:

– pasien nampak lemasTU : Kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi.

TK :

-Menunjukkan tanda-tanda vital stabil

-Turgor kulit baik- Observasi TTV

– Anjurkan pasien banyak minum

– Ukur keluaran urine dengan akurat

– Berikan cairan infus

– Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi- Mengobservasi TTV


– Menganjurkan untuk banyak minum

– Mengatu tetesan infus

– Berkolaborasi dengan dokterS : Keluarga pasien mengatakan pasien masih lemas

O : pasien tampak lemas

A : Masalah belum teratasi

P : Terapi lanjut

NO Diagnosa Tujuan Perencanaan Evaluasi


Keperawatan Intervensi Implementasi
3. Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
di tandai dengan :

DS:

-.Keluarga pasien mengeluh pasien tidak mau makan dan mual

– DO:

– Makanan yang di berikan tidak habis

– Pasien nampak lemasTU : Kebutuhan Nutrisi terpenuhi.

TK :

-Bebas dari Malnutrisi

-Nafsu makan meningkat

-Pasien tidak lemas- Observasi TTV

– Berikan makanan sesuai diit

– Berikan kebersiha oral

– Sediakan makanan dalam kondisi hangat.

– Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi- Mengobservasi TTV

– Memberikan makanan sesuai diit

– Berkolaborasi dengan dokterS : Keluarga pasien mengatakan pasien masih belum mau
makan
O : pasien nampak lemas

A : Masalah belum teratasi

P : Terapi lanjut

NO Diagnosa Tujuan Perencanaan Evaluasi


Keperawatan Intervensi Implementasi
4. Gangguan istirahat
tidur di tandai dengan :

DS:

-.Keluarga pasien mengeluh pasien tidak bisa tidur

– Keluarga pasien mengeluh pasien cemas

DO:

– pasien tampak gelisahTU : Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi.

TK :

-pasien bias tidur

-pasien tidak gelisah- Observasi TTV

– Atur posisi pasien sesuai kebutuhan

– Batasi pengunjung pada waktu istirahat

– Ciptakan suasana yang kondusif- Mengobservasi TTV

– Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan

– Membatasi pengunjung pada waktu istirahat

– Menciptakan suasana yang kondusif

S : Keluarga pasien mengatakan pasien masih lema belum bias tidur

O : pasien tampak gelisah

A : Masalah belum teratasi

P:
BAB IV

PENUTUP

IV.I KESIMPULAN

Dari hasil asuhan keperawatan yang telah di berikan pada An.N usia 4 tahun dengan diagnosa
DHF di ruang 1D puspa RST III ciremaicirebon.

Penulis dapat mengambil kesimpulan :

1. DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang
ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi.
2. Penulis menemukan 4 diagnosa keperawatan.
3. Dalam membuat rencana keperawatan penulis mengikuti konsep teori yaitu
perencanaan dibuat sesuai dengan kemampuan pasien akan tetapi rencana tidak
dilakukan secara sempurna karena disesuaikan dengan situasi, sarana, dan prasarana
yang ada.
4. Implementasi dilakukan sesuai dengan prioritas masalah dan pelaksanaannya
melibatkan pasien, keluarga, perawat ruangan dan tenaga kesehatan lain dan
disesuaikan dengan kondisi situasi.
5. pada tahap evaluasi, penulis mengevaluasi pasien hanya beberapa saat setelah diberi
tindakan karena disesuaikan dengan waktu yang tersedia.
6. pentingnya mendokumentasikan asuhan keperawatan sebagai responsibilitasi dan
akuntabilitas seorang perawat.

DAFTAR PUSTAKA

http://.com.DHF welcome to my word.2008

www.google.penyahitdhf.co.id.

Iklan
Report this ad
Report this ad

Share this:

 Twitter
 Facebook

Tinggalkan Balasan

Cari


 Tulisan Terakhir
o ASUHAN KEPERAWATAN AN.N DENGAN DIAGNOSA DHF DI
RUMAH SAKIT TENTARA III CIREMAI
o Hello world!
 Arsip
o Oktober 2011

Blog di WordPress.com.

Cari

 Ikuti

Você também pode gostar