Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
About
zanzanbharatasattama
sesungguhnya didalam kesulitan itu pasti ada kemudahan
Hello world!
Okt 22 2011
Kategori: Uncategorized
Tinggalkan komentar
BAB I
PENDAHULUAN
DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang ditandai
dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue
Haemoragic Fever ( DHF ).
WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu
:
Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet
positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie,
ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi
Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (>120x/mnt )
tekanan nadi sempit ( £ 120 mmHg ), tekanan darah menurun, (120/80 ® 120/100 ® 120/110
® 90/70 ® 80/70 ® 80/0 ® 0/0 )
Derajat IV
Nadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung ³ 140x/mnt) anggota gerak teraba
dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik dan ingin mengetahui lebih lanjut
lagi tenatang penyakit DHF. Dan ingin pula memperoleh pengalaman secara nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan pasien DHF.
I.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien yang sebenarnya yaitu An.N dengan diagnosa
DHF
Dalam menyusun laporan terdiri dari beberapa bab. Bab 1 terdiri dari latar belakang, maksud
atau tujuan, sistematika penulisan dan metode penulisan. Bab II tinjauan teoritis.Bab III
pembahasan askep terdiri dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan
dan evaluasi. Bab IV penutup terdiri dari kesimpulan.
Dalam meyusun laporan study kasus ini penulis menggunakan metode deskriptif dimana
penulis mendapatkan gambaran yang nyata tentang asuahan keperawatan.
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Yaitu mengamati secara langsung keadaan pasien melalui pemeriksaan fisik dengan cara
infeksi, palpasi, perkusi dan auskultrasi.
1. wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data melalui komunikasi secara lisan baik secara langsung
ke pasien maupun dari keluarga pasien atau pun dari tim kesehatan lainnya.
1. studi dokumentasi
Yaitu dengan melihat catatan setiap arsip yang ada pada kasus kesehatan pasien yang
berhubungan secara langsung dengan permasalahan yang berlangsung.
1. studi kepustakaan
Yaitu menggunakan berbagai sumber pustaka yang relevan sesuai dengan kondisi pasien dan
juul laporan study kasus
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
II.1 PENGERTIAN
DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang ditandai
dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue
Haemoragic Fever ( DHF ).
III.2 PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala
karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi
ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system
retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam
pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF dan
DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin,
histamin dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan
intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi,
hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler ibuktikan dengan ditemukannya cairan
dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan perikard. Renjatan
hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan
terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain kematian pada DHF
adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan trombositopenia,
gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit.
Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti dengan
terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi disebabkan
diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti terganggu oleh aktifasi
system koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS, terutama pada pasien
dengan perdarahan hebat.
WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu
:
Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet
positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie,
ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (>120x/mnt )
tekanan nadi sempit ( £ 120 mmHg ), tekanan darah menurun, (120/80 ® 120/100 ® 120/110
® 90/70 ® 80/70 ® 80/0 ® 0/0 )
Derajat IV
Nadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung ³ 140x/mnt) anggota gerak teraba
dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
Selain tanda dan gejala yang ditampilkan berdasarkan derajat penyakitnya, tanda dangejala
lain adalah :
Asites
Trombositopeni ( £ 100.000/mm3)
Isolasi virus
Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali ( setiap jam atau 4-6 jam apabila
sudah menunjukkan tanda perbaikan ), Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto dada, BUN,
creatinin serum.
III.6 PENATALAKSANAAN
Panas 1-2 hari disertai dehidrasi ( karena panas, muntah, masukan kurang ) atau kejang-
kejang.
Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati, uji tourniquet positif / negatif, kesan
sakit keras ( tidak mau bermain ), Hb dan PCV meningkat.
Grade I dan II :
Infus cairan Ringer Laktat dengan dosis 75 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg
atau 50 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg bersama-sama diberikan minuman
oralit, air buah atau susu secukupnya.
Untuk kasus yang menunjukkan gejala dehidrasi disarankan minum sebnyak-banyaknya dan
sesering mungkin.
Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus yang harus
diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun waktu 24 jam yang
diestimasikan sebagai berikut :
Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada infeksi lain, antipiretik untuk anti panas, darah 15
cc/kgBB/hari perdarahan hebat.
Dengan Renjatan ;
Grade III
Apabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur lebih dari 80 mmHg dan nadi teraba dengan
frekuensi kurang dari 120/mnt dan akral hangat) lanjutkan dengan Ringer Laktat 10
mL/KgBB/1jam. Jika nadi dan tensi stabil lanjutkan infus tersebut dengan jumlah cairan
dihitung berdasarkan kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam dikurangi cairan yang
sudah masuk dibagi dengan sisa waktu ( 24 jam dikurangi waktu yang dipakai untuk
mengatasi renjatan ). Perhitungan kebutuhan cairan dalam 24 jm diperhitungkan sebagai
berikut :
75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dng berat badan 26-30 Kg.
Apabila satu jam setelah pemakaian cairan RL 20 mL/Kg BB/1 jam keadaan tensi masih
terukur kurang dari 80 mmHg dan andi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut
memperoleh plasma atau plasma ekspander ( dextran L atau yang lainnya ) sebanyak 10 mL/
Kg BB/ 1 jam dan dapat diulang maksimal 30 mL/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam. Jika
keadaan umum membai dilanjutkan cairan RL sebanyk kebutuhan cairan selama 24 jam
dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat mengatasi renjatan.
Apabila satu jam setelah pemberian cairan Ringer Laktat 10 mL/Kg BB/ 1 jam keadaan tensi
menurun lagi, tetapi masih terukur kurang 80 mmHg dan nadi cepat lemah, akral dingin maka
penderita tersebut harus memperoleh plasma atau plasma ekspander (dextran L atau lainnya)
sebanyak 10 Ml/Kg BB/ 1 jam. Dan dapat diulang maksimal 30 mg/Kg BB dalam kurun
waktu 24 jam.
BAB III
PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN
III.1 Pengkajian
1.Biodata
a. Identitas Pasien
Nama : An.N
Umur : 4 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/ Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan :–
Pendidikan :–
Alamat : Ds. Pecalon Timur Gg.Suci No.28Cirebon
Ruang : 1D PUSPA
Masuk Tanggal : 06 Februari 2011, Jam 08.24 WIB
Diagnosa : DHF
Nama :Tn.A
Umur : 38 th
Jenis Kelamin : Laki – laki
Suku/ Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan pasien : Ayah kandung
Alamat : Ds. Pecalon Timur Gg.Suci no28Cirebon
Pada saat dilakukan pengkajian keluarga pasien mengeluh demam, Sakit kepala, panas dan
tidak nafsu makan. dan pasien lemah sejak 6 hari yang lalu.
3. Riwayat Kesehatan
Pasien datang pada tanggal 6 Februari jam 08.24 WIB melalui UGD. Keluarga pasien
mengeluh demam Sakit kepala, panas dan tidak nafsu makan.dan lemah sejak 6 hari yang
lalu, pasien di minumkan obat penurun panas namun tidak ada perbaikan. Keluhan disertai
dengan BAB cair, sulit makan, mual, muntah, batuk dan pilek
Riwayat kesaehatan masa lalu
Keluarga pasien mengatakan sebelumnya pasien belum pernah dirawat di Rumah Sakit.
Keluarga pasien mangatakan bahwa dalam keluarganya, tidak ada yang pernah mengalami
penyakit seperti yang diderita oleh pasien sekarang.
4. Keadaan Umum
Temperatur : 38֬C
Puls : 98 x/m
Respirasi : 24 x/m
Bera
5. Pemeriksaan Fisik
Kulit
o Warna Kulit : Sawo Matang
o Tekstur Kulit : Turgor Jelek
Kuku
o Keadaan kuku :Normaldan bersih
o Warna : Merah muda
Kepala
o Bentuk : Simetris dan Oval
o Keadaan rambut :Bersih, warna rambut hitam + putih menyebar
o Kulit kepala : Bersih
Mata
o Sklera : Anikterik
o Konjungntifa : Ananemis
o Reflek cahaya : Baik, di tandai dengan bereaksi apabila disoroti
dengan cahaya.
o Pupil : Baik
o Hidung
Fungsi penciuman : baik, terbukti pasien dapat mencium bau
obat.
Bentuk : terlihat simetris
Kelainan : tidak ada
Serumen : tidak ada
Telinga
o Fungsi pendengaran : baik, pasien bisa berkomunikasi dengan ibunya
o Bentuk : Simetris
o Keadaan : bersih
o Kelainan : tidak ada
o Serumen : tidak ada
Mulut
o Fungi pengecapan : baik, terbukti dengan pasien dapat membedakan rasa
asin (garam), manis (gula)
o Kebersihan gigi dan : Bersih dan lembab
Mulut
Abdomen
o Bentuk : Simetris
o Nyeri Tekan : setelah dipalpasi ada nyeri tekan
Ekstremitas
o Atas : Terpasang infusan RL ditangan sebelah kiri (20 x/m)
o Bawah : Dapat bergerak secara bebas
Kekuatan Otot
o Reflek bisep : baik, ketika diberi pukulan refleks hammer langsung
bergerak refleks ke atas.
o Reflek trisep : baik, ketika diberi pukulan refleks hammer langsung
bergerak refleks ke samping
o Reflek patella : baik, ketika diberi pukulan refleks hammer langsung
bergerak refleks ke depan.
o Reflek Babynski : baik, ketika diberi pukulan refleks menarik kaki langsung
bergerak ke arah pasien
Eliminasi Urine
Konsistensi Urine
Kelainan
4 Istirahat /Tidur Pukul 21.00 WIB Tidak tentu
1. 7. DATA PENUNJANG
Pemeriksaan Labolatorium
No Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Hasil normal
1 6 Februari 2011 Haemoglobin 14,0 12-16 gr %4000-
Leukosit gr%5.400/mm310000/mm3
Haemotokrit
Thrombosit 31,2 37-47 %
130.000 150000-450000/mm3
Program Terapy
Infus RL 20 ggt/menit
2 7 Februari 2011 Antrainsanmol 2 x ½ Amp2 x ½ oral
Ranitidhin 2 x 0.5 cc
Ranitidhin 2 x 0.5 cc
Ranitidhin 2 x 0.5 cc
DO:
DO :
DO :
DO :
DS:
DO:
– Suhu tubuh 38C pada saat di palpasi panasTU : Suhu tubuh kembali normal
P : Terapi lanjut
DS:
DO:
TK :
P : Terapi lanjut
DS:
– DO:
TK :
– Berkolaborasi dengan dokterS : Keluarga pasien mengatakan pasien masih belum mau
makan
O : pasien nampak lemas
P : Terapi lanjut
DS:
DO:
TK :
P:
BAB IV
PENUTUP
IV.I KESIMPULAN
Dari hasil asuhan keperawatan yang telah di berikan pada An.N usia 4 tahun dengan diagnosa
DHF di ruang 1D puspa RST III ciremaicirebon.
1. DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang
ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi.
2. Penulis menemukan 4 diagnosa keperawatan.
3. Dalam membuat rencana keperawatan penulis mengikuti konsep teori yaitu
perencanaan dibuat sesuai dengan kemampuan pasien akan tetapi rencana tidak
dilakukan secara sempurna karena disesuaikan dengan situasi, sarana, dan prasarana
yang ada.
4. Implementasi dilakukan sesuai dengan prioritas masalah dan pelaksanaannya
melibatkan pasien, keluarga, perawat ruangan dan tenaga kesehatan lain dan
disesuaikan dengan kondisi situasi.
5. pada tahap evaluasi, penulis mengevaluasi pasien hanya beberapa saat setelah diberi
tindakan karena disesuaikan dengan waktu yang tersedia.
6. pentingnya mendokumentasikan asuhan keperawatan sebagai responsibilitasi dan
akuntabilitas seorang perawat.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.penyahitdhf.co.id.
Iklan
Report this ad
Report this ad
Share this:
Twitter
Facebook
Tinggalkan Balasan
Cari
Tulisan Terakhir
o ASUHAN KEPERAWATAN AN.N DENGAN DIAGNOSA DHF DI
RUMAH SAKIT TENTARA III CIREMAI
o Hello world!
Arsip
o Oktober 2011
Blog di WordPress.com.
Cari
Ikuti