Você está na página 1de 4

Rata-rata pertumbuhan produksi teh di Indonesia selama lima tahun terakhir

(2012-2016) turun sebesar 0,32% per tahun untuk PR sedangkan untuk PBN
dan PBS rata-rata pertumbuhan masing-masing naik 0,06% dan 2,91% per tahun
, Konsumsi teh Tahun 2002 sebesar 0,77 kg/kap/thn namun pada Tahun 2015
konsumsinya turun menjadi 0,18 kg/kap/thn dimana rata-rata pertumbuhan
setiap tahunnya turun 6,68%.

Penurunan produktifitas pada perkebunan rakyat di sebabkan oleh : konversi


tanaman teh ke komuditas lain - kualitas teh yang rendah -Tanaman yang sudah tua

Berbeda sekali dengan perkebunan swasta dan perebunan negeri ,Untuk


meningkatkan hasil komuditas teh berbagai upaya banyak dilakukan seperti
menciptakan klon-klon baru sehingga menghasil pucuk teh diantaranya dalam
pemilihan asal bahan tanam dan klon-klon unggul yang memiliki tingkat produktivitas
pucuk teh yang tinggi. PT Pagilaran telah menghasilkan klon teh baru yang diberi
nama PGL. Yang telah dilakukan penanaman dimulti lokasi Kegiatan seleksi klon
selain mengacacu pada produktifitas, ketahanan penyakit dan uji multilokasi,
penggalian informasi bertujuan untuk keperluan prediksi dan kecocokan klon
sebagai bahan baku hilirisasi produk teh,

informasi senyawa metabolomik yang sangat menentukan sifat fungsional teh yang
dihasilkan sama sekali belum di ketahui sehingga perlu di lakukan kajian mendalam
sehingga didapatkan teh yang berkualitas. Baik dari segi tanaman maupun
kandungan nya . Sehingga dapat meningkatkan harga jual teh premium di indonesia

Selain memikirkan aroma dan yang baik kita juga harus memikirkan dampak dari
meminum daun teh tersebut bagi kesehatan kita. Sebagaimana kita tau, antioksidan
pada daun teh memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Dimana pada kandungan
teh antioksidan di pengaruhi oleh senyawa ketekin dan tanin yang memiliki
kandungan 25-35 % Penyumbang antioksidan tertinggi pada teh.

Kualitas dau teh

karakter utama yang ada dalam bahan baku teh dapat dilihat dan dinilai melalui
penampilan (warna, intensitas warna, dan kekeruhan), rasa (astringency, kepahitan,
dan manis), dan aroma ( flowry, sweety, greenly).

Dimana Kepahitan dan astringensi berasal dari kafein alkaloid dan katekin (tanin),
sweety dikaitkan dengan asam amino, serta theanine, yang memiliki rasa yang
digambarkan sebagai ‘‘ umami ”atau‘ ‘brothy” yang di pengaruhi oleh 5-N-
ethylglutamine.

Rasa teh (aroma dan rasa) pada dasarnya ditentukan oleh unsur kimia dalam daun
teh ,
Flafour pada daun teh diberasal dari 2 kategori yaitu berasal dari: rasa (senyawa
non-volatile) dan aroma (senyawa volatil).

Pembentuk rasa ( Flafanoid dan umami) . dan pembentuk aroma ( asam amino, gula
reduksi, senyawa glikosida) .

Kandungan daun teh

secara garis besar daun teh mengandung banyak senyawa bermanfaat, termasuk
polifenol, alkaloid, polisakarida , asam amino dan vitamin. polisakarida pada daun
teh diketahui memiliki aktivitas antioksidan, hipoglikemik ( menurunkan gula darah
)dan imunostimulan (bahan yang dapat meningkatkan kerja komponen- komponen
sistem imun Bahan tersebut mampu memodulasi sistem imunitas manusia dengan
berperan memperbaiki ketidakseimbangan sistem imun). Fraksi volatil dari daun teh
mengandung lebih dari 600 molekul berbeda. Selain itu, teh mengandung
karbohidrat, kafein, adenin, asam galat, tanin, gallotannin, glikosida quercetin,
karotenoid, tokoferol, vitamin, sejumlah kecil aminofilin. memiliki aroma dan rasa
aromatik yang kuat

senyawa penting dalam daun teh serta kandungan nya serta antioksidan yang
ada pada teh

senyawa folivenol juga berpotensi sebagai antioksidan, Polifenol utama pada


daun teh adalah (-) - epigallocatechin gallate (EGCG), (-) epigallocatechin (EGC), (-)
- epicatechin gallate (ECG), (-) epicatechin (EC), (-) - gallocatechin gallate (GCG)
dan (-) gallocatechin (GC).

karena Teh adalah produk alami sehingga tidak memiliki komposisi yang
konsisten dan terstandardisasi. kandungan polifenol (katekin dan theaflavin) secara
signifikan dipengaruhi oleh lokasi perkebunan. Daun teh dari e perkebunan rendah
mengandung 22%-28% lebih banyak olyphenol daripada yang berasal dari dataran
tinggi. Daun teh kecil memiliki polifenol hingga 15% lebih banyak daripada daun
yang lebih besar dari ketinggian yang sama. setiap bahan tergantung dengan
dengan jenis daun teh nya di dapatkan literatur lain bahwa Epigallocatechin 15.40 ±
0.2381) Epicatechin 9.77 ± 0.10 Epigallocatechin gallate 25.08 ± 0.83 Epicatechin
gallate 13.04 ± 1.063 Gallocatechin 2,50 ± 0,00 Katekin 1,09 ± 0,013 Gallocatechin
gallate 1,53 ± 0,043 Catechin gallate ND Asam Galat 1.13 ± 0.05 ,

EGCG berkisar antara 1,4 hingga 103,5 mg / g, EGC dari 3,9 hingga 45,3 mg / g,
ECG dari 0,2 hingga 45,6 mg /g, dan EC berkisar antara 0,6 hingga 21,2 mg /g
selain itu , ada beberapa mineral yang berperan sebagai antioksidan yaitu Cu, Zn,
Se dan Mn. 50,6 hingga 371,4 ng / g untuk Cr, dari 76,1 menjadi 987,6μg / g untuk
Mn, dari 48,5 menjadi 114,6 ng / g untuk Se, dan 56,3 hingga 78,6 ng / g untuk Zn

aroma dan taste pada teh

Senyawa volatil berkontribusi pada profil aroma, sementara komponen yang tidak
mudah menguap berkontribusi pada profil rasa teh, yang meliputi karakteristik
kepahitan dan astringency. Secara umum telah diterima dalam literatur bahwa
astringensi adalah sensasi sentuhan yang dirasakan di lidah yang disebabkan oleh
interaksi antara polifenol teh dan protein

Beberapa kelompok senyawa non-volatile telah ditemukan memiliki aktivitas


potensial pada profil rasa teh, termasuk senyawa fenolik, alkaloid purin, asam
amino, nukleotida, karbohidrat, asam organik, ion dan lain-lain.

Beberapa aroma volatil non-alkohol seperti benzaldehid, coumarin, dan -


damascenone juga terjadi sebagai bentuk ikatan glikosida, aroma yang terikat
glikosida memberikan aroma lebih banyak . daripada glikosida yang terikat volatil
alkohol, untuk melepaskan aroma volatil bebas.

Tes rasa teh menunjukkan bahwa kepahitan dan asringensi secara signifikan
menurun pada daun yang akan menuju tua dibandingkan dengan daun masih
muda, sementara umami meningkat. Analisis menunjukkan bahwa beberapa
polifenol dan asam amino terutama bertanggung jawab atas perbedaan kualitas
rasa.

daftar senyawa aroma paling umum yang berasal dari karotenoid. Ada terutama tiga
belas senyawa siklik karbon, seperti -ionone ( woody ), -damascenone (2, bunga,
bunga, apel matang), C13-spiroether theaspirone ( bunga manis, seperti teh), dan
theaspirone serta oksigen turunan aspirin ( buah)

jalur transduksi rasa pahit bervariasi antara perasa yang berbeda. Katekin teh hijau
dikenal untuk mengaktifkan reseptor rasa pahit manusia hTAS2R14 dan TAS2R39 (
reseptor dibelakang lidah )
manfaat yang di dapatkan dari segi antioksidan dalam teh

Daun teh hijau dikenal sebagai tanaman yang mengandung senyawa katekin.
Selain sebgai pembentuk rasa pada daun teh Senyawa katekin diketahui
merupakan antioksidan. Dari penelitian yang dilakukan, daun teh hijau
diketahui memiliki IC50 sebesar 3,17µg/mL. Penelitian ini ditujukan untuk
memanfaatkan daun teh hijau sebagai zat aktif dalam sediaan krim antioksidan.
Beberapa penelitan terakhir menyebutkan bahwa keempat komponen polifenol
teh; (-)-epigatokatekin galat (EGCG), (-)-epikatekin galat (ECG), (-)-epigalokatekin
(EGC) dan (-)-epikatekin (EC) merupakan antioksidan yang penting. Diantara
keempat komponen tersebut, (-)-EGCG merupakan komponen yang paling
potensial

teh flavonoid adalah antioksidan kuat yang diserap dari usus setelah dikonsumsi.
Konsumsi teh secara konsisten menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam
kapasitas antioksidan darah. Efek menguntungkan dari peningkatan kapasitas
antioksidan dalam tubuh mungkin adalah pengurangan kerusakan oksidatif terhadap
biomolekul penting.

Você também pode gostar