Você está na página 1de 18

FENOMENA BUDAYA TARI KECAK DI

PULAU BALI

Indonesia merupakan negara kepulauan yang mencakup lebih dari 17.000


pulau yang dihuni oleh sekitar 255 juta penduduk, sebuah angka yang membuat
Indonesia menjadi negara di urutan keempat dalam hal negara dengan jumlah
populasi yang terbesar di dunia. Angka ini juga mengimplikasikan bahwa banyak
keanekaragaman budaya, etnis, agama maupun linguistik yang dapat ditemukan di
dalam negara ini. Budaya tersebut sangat bervariasi, dari ritual Hindu yang
dipraktekkan sehari-hari di pulau Bali, sampai pemberlakuan (parsial) hukum syariah
di Aceh dan gaya hidup pemburu-pengumpul orang Mentawai. Budaya Indonesia
sangat berbeda dari budaya Barat karena ada perbedaan dalam pengalaman, sistem
keyakinan, hierarki, agama, pengertian tentang waktu, hubungan spasial, dan banyak
lagi. Apalagi dalam Indonesia sendiri terdapat banyak budaya yang berbeda. Hal ini
membuat Indonesia menjadi negara yang kompleks, dan karena itu negara ini
menarik, jadi tidak mustahil jika banyak hasil cipta rasa dan karya dalam berbagai
adat dan ragam seni budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini selalu dilirik oleh
bangsa lain. Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas
nasional.
Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan
kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan
daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan
kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta
orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga
mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai
dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan.
Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa
dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.
Salah satu kebudayaan yang menarik minat wisatawan asing ialah Tarian
Indonesia yang dimana mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa
dan budaya Indonesia.tetapi kebanyakan dari orang Indonesia sudah terpengaruh oleh
budaya asing atau luar. setiap suku bangsa di Indonesia pasti memmpunyai tarian
khas daerahnya sendiri-sendiri. Tradisi kuno tarian dan drama ini biasanya diajarkan
seperti di sanggar-sanggar tari dan juga sekolah. Seni tari di Indonesia juga bisa
masuk kedalam beberapa golongan, Dalam katagori sejarah, seni tari Indonesia dapat
dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam.
Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok, tari
keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh
dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua
kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer. Tari tradisional Indonesia
mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman bangsa Indonesia. Beberapa tradisi
seni tari seperti; tarian Bali, tarian Jawa, tarian Sunda, tarian Minangkabau, tarian
Palembang, tarian Melayu, tarian Aceh, dan masih banyak lagi adalah seni tari yang
berkembang sejak dahulu kala, meskipun demikian tari ini tetap dikembangkan
hingga kini. Penciptaan tari dengan koreografi baru, tetapi masih di dalam kerangka
disiplin tradisi tari tertentu masih dimungkinkan. Sebagai hasilnya, muncullah
beberapa tari kreasi baru. Tari kreasi baru ini dapat merupakan penggalian kembali
akar-akar budaya yang telah sirna, penafsiran baru, inspirasi atau eksplorasi seni baru
atas seni tari tradisional. Sedangkan Seni tari kontemporer Indonesia meminjam
banyak pengaruh dari luar, seperti tari balet dan tari modern barat. Pada tahun 1954,
dua seniman dari Yogyakarta-Bagong Kusudiarjo dan Wisnuwardhana-merantau ke
Amerika Serikat untuk belajar ballet dan tari modern dengan berbagai sanggar tari
disana. Ketika kembali ke Indonesia pada tahun 1959 mereka membawa budaya
berkesenian baru, yang pada akhirnya mengubah arah, wajah dan pergerakan dan
koreografi baru, mereka memperkenalkan gagasan seni tari sebagai ekspresi pribadi
sang seniman ke dalam seni tari Indonesia. Gagasan seni tari sebagai media ekspresi
pribadi seniman telah membangkitkan seni tari Indonesia, dari yang semula selalu
berlatar tradisi menjadi ekspresi seni, melalui paparan sang seniman terhadap
berbagai latar belakang seni dan budaya yang lebih luas dan kaya. Seni tari
tradisional Indonesia juga banyak memengaruhi seni tari kontemporer di Indonesia,
misalnya langgam tari Jawa berupa pose dan sikap tubuh serta keanggunan gerakan
seringkali muncul dalam pagelaran seni tari kontemporer di Indonesia. Kolaborasi
internasional juga dimungkinkan, misalnya kolaborasi seni tari Jepang Noh dengan
seni tari teater tradisional Jawa dan Bali.
Tari modern Indonesia juga seringkali ditampilkan dalam dunia industri
hiburan dan pertunjukan Indonesia, misalnya tarian pengiring nyanyian, pagelaran
musik, atau panggung hiburan. Kini dengan derasnya pengaruh budaya pop dari luar
negeri, terutama dari Amerika serikat, beberapa tari modern seperti tari jalanan (street
dance) juga merebut perhatian kaum muda Indonesia. Jika kita telusuri lebih
mendalam, tarian di Indonesia mencerminkan sejarah panjang Indonesia. Beberapa
keluarga bangsawan; berbagai istana dan keraton yang hingga kini masih bertahan di
berbagai bagian Indonesia menjadi benteng pelindung dan pelestari budaya istana.
Perbedaan paling jelas antara tarian istana dengan tarian rakyat tampak dalam tradisi
tari Jawa. Masyarakat Jawa yang berlapis-lapis dan bertingkat tercermin dalam
budayanya. Jika golongan bangsawan kelas atas lebih memperhatikan pada
kehalusan, unsur spiritual, keluhuran, dan keadiluhungan; masyarakat kebanyakan
lebih memperhatikan unsur hiburan dan sosial dari tarian. Sebagai akibatnya tarian
istana lebih ketat dan memiliki seperangkat aturan dan disiplin yang dipertahankan
dari generasi ke generasi, sementara tari rakyat lebih bebas, dan terbuka atas berbagai
pengaruh.
Tarian Indonesia menunjukkan kompleksitas sosial dan pelapisan tingkatan
sosial dari masyarakatnya, yang juga menunjukkan kelas sosial dan derajat
kehalusannya. Berdasarkan pelindung dan pendukungya, tari rakyat adalah tari yang
dikembangkan dan didukung oleh rakyat kebanyakan, baik di pedesaan maupun di
perkotaan. Dibandingkan dengan tari istana (keraton) yang dikembangkan dan
dilindungi oleh pihak istana, tari rakyat Indonesia lebih dinamis, enerjik, dan relatif
lebih bebas dari aturan yang ketat dan disiplin tertentu, meskipun demikian beberapa
langgam gerakan atau sikap tubuh yang khas seringkali tetap dipertahankan. Tari
rakyat lebih memperhatikan fungsi hiburan dan sosial pergaulannya daripada fungsi
ritual.
Salah satu kebudayaan di Indonesia yang menjadi daya Tarik wisatawan asing
ialah kebudayaan yang ada di Pulau Bali, selain dikenal dengan pulau yang indah.
Salah satu budaya yang ada disini ialah berbagai macam tarian yang dimilikinya. Bali
memiliki berbagai fenomena budaya yang menarik untuk dikaji, mulai dari
kepercayaan, tarian, seni rupa dan musik yang melengkapi upacara keagamaannya,
tempat peribadatannya, objek pariwisata, hingga makanan dan minuman khasnya.
Popularitas budaya Bali sudah dikenal secara nasional maupun internasional. Dalam
tradisi masyarakat Bali, kehadiran tari sangatlah berkaitan erat dengan upacara ritual.
Minat masyarakat dalam berbagai cabang seni di Bali terwadahi dalam organiasasi
masyarakat yang disebut Sekaha.
Tari Bali mulai dikenal setelah kerajaan Majapahit menaklukkan Bali pada
abad ke-14, pemerintahan Jawa mulai banyak muncul dan menyatu dengan budaya
setempat. Membuat Bali menjadi semakin canggih, dinamis dan lebih hidup. Narasi
yang melengkapi tarian atau drama berdasarkan kepada cerita pemerintahan dari
kerajaan Majapahit, bahkan cerita-cerita epos dari India, cerita pewayangan yang
digemari di atas panggung menyerap banyak kutipan dari Kakawin Jawa kuno. Saat
budaya Jawa mulai menghilang di abad ke 16 saat mulai masuknya budaya Islam,
budaya jawa kuno masih hidup di bali dan menjadi budaya bali kuno.
Tari Bali tidak bisa dipisahkan dari agama. Sedikit persembahan berupa
makanan dan bunga harus disiapkan bahkan hanya untuk tarian yang digunakan untuk
menghibur wisatawan. Sebelum memulai pertunjukkan, banyak penari
bersembahyang terlebih dahulu di pura yang ada di rumah mereka masing-masing,
memohon ´taksu´ (inspirasi) dari para dewa. Pada tradisi warisan leluhur ini, banyak
orang mengatakan bahwa kedamaian dan harmoni berasal dari perlindungan yang
diberikan dewa dan leluhur. Tarian dalam konteks ini bisa memiliki beberapa fungsi
spesifik seperti :
1. Sebagai sarana tempat untuk dewa yang sedang turun ke dunia, penari akan
berlaku sebagai tempat persinggahan dari dewa tersebut. Tari ini termasuk tari Sang
Hyang Dedari dengan gadis kecil yang kesurupan, dan tari Sang Hyang Jaran, sebuah
tarian api.
2. Sebagai sarana menyambut dewa-dewa yang datang ke dunia seperti tari
pendet, rejang dan sutri.
3. Sebagai hiburan kepada dewa-dewa yang datang ke dunia seperti tari topeng
dan wayang.
Peran dari tarian ini sangat penting dan merupakan kunci dari segala maksud
dan tujuan yang didapat dalam sebuah upacara. Pada pertunjukan wayang, sang
dalang sering dianggap sebagai sang "pendeta" yang memberikan air suci.
Selain berfungsi dalam upacara agama, tarian dan drama juga memiliki isi yang sarat
makna religius. sering dikatakan bahwa drama adalah media yang lebih dipilih untuk
tradisi warga Bali. Cerita yang dipertunjukkan biasanya terkait dengan upacara yang
sedang dilaksanakan. Saat berlangsung upacara pernikahan, akan dipertunjukkan
cerita tentang pernikahan. Saat upacara kematian, cerita yang ditampilkan adalah
kisah seorang kesatria yang turun ke "neraka". Para pelawak (penasar) membawakan
cerita dengan mengangkat materi tentang keagamaan dan isu-isu sosial yang
menggunakan bahasa Kawi (Jawa Kuno).
Postur khas dari tarian bali adalah posisi kaki yang setengah tertekuk, dada
diangkat ke satu sisi dengan siku yang diangkat dan diturunkan dalam gerakan yang
menampilkan kelenturan tangan dan jemari. Dada diangkat secra simetris dengan
lengan. Bila lengan ke kanan, maka dada diangkat ke kiri dan begitu juga
sebaliknya. Selain dari kostum yang dikenakan, tokoh pria dan wanita bisa dikenali
dari penekanan pada gerakan -gerakan tertentu. Kaki dari para wanita ditekuk dan
dirapatkan, telapak kaki dibuka, jadi akan memberikan kesan tubuh melengkung
kebelakang yang sensual. Kaki para pria dibuat melengkung dan bahu mereka
diangkat, dengan gerakan yang lebih dominan untuk memberikan kesan kekuatan.
Gerakan tarian ini saling mengikuti antara satu sama lain dengan gerakan terus
menerus tanpa istirahat dan tidak ada gerakan melompat (kecuali untuk beberapa
karakter setan dan binatang). Setiap gerakan dasar (agem), seperti pada pembukaan
tirai atau saat memegang kain, telah berubah ke bentuk agem lain melalui kesuksesan
gerakan lain yaitu tandang. Perkembangan dari satu seri ke seri lain dan perubahan
gerak dari kiri ke kanan atau sebaliknya ditandai dengan hentakan kecil yang disebut
angsel. Ekspesi ini disempurnakan dengan mimik wajah : tangkep. Bahkan mata pun
ikut menari, seperti yang terlihat pada tari Baris dan Trunajaya.
Terdapat 3 genre dalam tari Bali, yaitu tari Wali (sakral untuk upacara),
Bebali (pendukung upacara), dan Bali-balihan (tarian sekuler). Untuk tari Wali
biasanya dipertunjukkan di dalam pura yang sakral (jeroan), untuk tari Bebali
biasanya di halaman pura bagian tengah, sedangkan umumnya Legong merupakan
murni tari pertunjukan (sekuler), sebagai kebanggan suatu desa, daerah atau penguasa
setempat, untuk menerima tamu, dan acara-acara lainnya. Meski begitu masih
terdapat Legong Sakral (di Desa Ketewel dan Tista) yang dipetunjukan sebagai
bagian upacara di dalam Pura (menggunakan Topeng Sakral).
Ada bermacam-macam jenis tarian Bali diantaranya seperti tari janger, tari
legong, tari pendet, tari dan masih banyak lagi. Namun di mata masyarakat
internasional mereka lebih sering mendengar tari kecak, ini merupakan Salah satu
jenis tari tradisional dari bali yang sangat memukau para penonton. Keunikan dari
gerakan serta kemistikan dalam pertunjukan membuat tarian ini sangat istimewa bagi
kalangan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang menyaksikannya saat
menyambangi Pulau Bali. Tak heran jika tarian yang diciptakan oleh Wayan
Limbak ini sangat terkenal hingga ke mancanegara.
Tari kecak adalah salah satu jenis kesenian tradisional dari Bali yang
diciptakan pada kisaran tahun 1930 oleh seorang penari sekaligus seniman dari Bali
yakni Wayan Limbak. Sebagai seorang seniman tentu saja Wayan Limbak sangat
akrab dengan para seniman lain, sebut saja Walter Spies yang merupakan seorang
pelukis dari negara Jerman merupakan salah satu teman akrab Wayan Limbak. Kedua
sahabat inilah yang menjadi pencetus tari kecak yang sangat terkenal hingga saat ini.
Meskipun gerakan yang dilakukan oleh para penari tergolong sangat
sederhana, namun pembawaan para penari yang berjumlah cukup banyak mulai dari
puluhan hingga ribuan orang membuat gerakan yang dimainkan tergolong sangat
unik dan menarik.
Pementasan dan pertunjukan tari tradisional dari bali ini dapat dengan mudah
kita saksikan di beberapa wilayah Bali seperti Uluwatu, Garuda Wisnu Kencana,
Ubud, dan Gianyar Bali.
"Cak-cak-cak." Suara obsesif dari paduan suara yang tak lekang dimakan
zaman tiba-tiba muncul dari balik pepohonan. Kegelapan kemudian menyelimuti
panggung. Ratusa pria bertelanjang dada duduk melingkar dibawah cahaya lampu
minyak yang berkelap-kelip. "Cak-Cak". Mereka kemudian mulai menari dengan
suara yang dihasilkan dari teriakan mereka, tangan diangkat ke udara dan tubuh
mereka digerakkan bersama-sama. Ini adalah Tari Kecak yang unik, tari yang paling
terkenal diantara tarian Bali yang lainnya.
Jika kita dapat menyaksikan tari kecak dari awal hingga akhir, maka kita akan
memahami mengenai alur cerita yang disajikan dari gerakan-gerakan pementasan
oleh para penari. Antusias masyarakat Bali akan keberlangsungan dan kelestarian
kesenian tradisional membuat banyak orang belajar dan tertarik untuk melakukan
tarian yang diciptakan oleh Wayan Limbak ini. Tak heran jika hampir semua pemuda
bali khususnya para laki-laki mampu melakukan gerakan tarian ini dengan cara duduk
melingkar. Para penari mengenakan pakaian khas bercorak kotak-kotak hitam putih
mirip dengan papan catur.
Dari tahun 1970 tari kecak terus mengalami peningkatan, bahkan pemerintah
daerah setempat menjadikan tari ini sebagai icon budaya masyarakat Bali. Dalam
perkembangannya Tari kecak merupakan tarian yang dicetuskan dan diciptakan oleh
seniman asal Bali yakni Wayan Limbak dan seorang sahabatnya dari Jerman. Pada
awal kemunculan nya jenis tari ini tercipta secara tidak sengaja yang diambil dari
sebuah tarian adat pemujaan yang dikenal dengan sebutan Shangyang. Sanghyang
adalah jenis tarian tradisional Bali yang dilakukan dalam upacara religi seperti
menolak bala serta mengusir suatu wabah penyakit.
Dari sebuah pementasan Sanghyang inilah kemudian Wayang Limbak
bersama Walter Spies berinovasi menciptakan sebuah gerakan tari sebagai salah satu
wujud kecintaan mereka terhadap budaya dan kesenian Bali.
Salah satu jenis kesenian tari ini disajikan oleh para penari yang duduk
melingkar serta mengucapkan kata “cak-cak-cak-cak” secara serentak, karena ini pula
tarian ini diberi nama dengan sebutan “tari kecak”. Gerakan tangan yang disajikan
dalam pertunjukan sebenarnya mengisahkan sebuah cerita Ramayana yakni pada
peristiwa Dewi Shinta diculik oleh Rahwana. Hingga akhir pertunjukan biasanya tari
ini menyajikan kisah pembebasan Dewi Sintha dari tangan Rahwana.
Guna mendukung cerita yang disajikan maka dalam pertunjukan tari
tradisional Bali juga harus terdapat beberapa tokoh yang memerankan peran utama
sebagai Hanoman, Sugriwa, Dewi Shinta, Rhama, dan Rahwana. Pada tahun 70-an
Wayang Limbak bekerja keras guna mempromosikan dan mengenalkan tari
kecak hingga ke mancanegara. Selain mengenalkan keunikan dalam pementasan
tarian ini tentu saja daerah asal kesenian ini ikut melambung di dunia Internasional
yang kemudian menarik para wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Bali.
Dalam perkembangannya pertunjukan tari yang juga menceritakan kisah
pewayangan ini dimainkan oleh laki-laki yang berjumlah tak terbatas. Ada kalanya
disajikan oleh puluhan orang namun dalam acara tertentu ada pula yang
dipertunjukkan secara massal oleh ribuan penari. Perkembangan tari kecak dari awal
terciptanya hingga kini memang bisa dikatakan cukup membanggakan. Selain
antusias masyarakat Bali terhadap seni garapan Wayan Limbak ternyata para
wisatawan yang berkunjung ke Bali juga sangat tertarik dalam menyaksikan sebuah
pertunjukan gerak seni ini. Tak heran jika pemerintah daerah setempat
menjadikan tari kecak sebagai salah satu icon kesenian dan kebudayaan daerah.
The Monkey Dance juga diberikan sebagai sebutan tari tradisional Bali yang
satu ini. Hal ini diberikan karena salah satu adegan dalam pertunjukan tari tersebut
menggunakan properti api serta tokoh utama yang berperan sebagai kera atau
Hanoman.
Adapun fungsi tari kecak dapat kita kelompokan secara garis besar sebagai berikut.

1. Sebagai sarana hiburan


Penciptaan gerakan tarian ini secara sadar dilakukan guna mempertunjukkan
suatu kesenian khas bali pada masyarakat umum. Tarian ini bertujuan sebagai sarana
hiburan baik bagi masyarakat setempat maupun bagi para wisatawan yang
berdatangan ke Bali.

2. Usaha melestarikan kebudayaan


Dalam tarian yang berawal dari upacara Sanghyang ini juga terdapat kisah dan
cerita yang tersirat dari awal hingga akhir pertunjukan. Cerita pewayangan yang di
angkat dalam sebuah gerakan tari merupakan inovasi baru dalam usaha melestarikan
kebudayaan Hindu khususnya dalam kisah Ramayana.

3. Alat Musik Pengiring


Hampir tidak ada alat musik pengiring tari kecak kecuali suara gemerincing
serta suara dari para penari yang berbunyi “cak-cak-cak-cak”. Meskipun tidak ada
alat musik khusus sebagaimana tarian lain namun justru disini letak keunikan tari
tersebut. Suara yang bersahut-sahutan dan kadang kala kompak membuat nada-nada
unik yang sangat menarik utuk didengarkan seiring gerakan tarian yang dilakukan
oleh para penari. Suara gemerincing terdengar dari properti tari yang dikenakan oleh
para penari khusunya tokoh utama dalam seni pertunjukan khas Bali tersebut.
Sama halnya dengan tari serampang dua belas dan tari gambyong
surakarta, tari kecak juga memiliki properti khas yang menjadi ciri khas dalam
sebuah pertunjukan kesenian tradisional. Adapun properti yang biasa digunakan
dalam pertunjukan antara lain sebagai berikut:

a. Selendang
Selendang atau kain yang dikenakan oleh para penari tari kecak memiliki
corak kotak-kotak dengan warna hitam putih menyerupai papan catur.

b. Gelang kincringan
Properti ini dikenakan baik pada pergelangan tangan dan sebagian juga pada
pergelangan kaki. Gelang kicringan ini yang menimbulkan bunyi gemerincing pada
saat gerakan tari dilakukan.

c. Tempat sesaji
Adanya tempat sesaji sebagai properti tari kecak menjadikan tarian ini sangat
unik dan terlihat sakral. Terlebih asal usul gerakan tari yang berasal dari sebuah
upacara adat Sanghyang membuat tarian ini juga terlihat mistis dikalangan para
penonton.
d. Topeng
Minimal terdapat 3 topeng yang dikenakan oleh penari utama yang berperan
sebagai tokoh Hanoman, Sugriwa, dan Rahwana pada cerita yang disajikan selama
tarian berlangsung.
Secara garis besar dalam seni pertunjukan tari kecak terdapat beberapa
keunikan, keunikan tersebut antara lain terdapat pada:
1. Gerakan
Gerakan tarian yang ada dalam sebuah pertunjukan baik di Garuda Wisnu
Kencana (GWK), Ubud, maupun tempat lain terlihat seperti seseorang yang tengah
melakukan suatu pemujaan pada upacara Shangyang.
2. Musik pengiring
Musik pengiring dalam tari kecak memang tergolong sangat unik. Karena
hampir tidak ada alat musik yang dimainkan guna mengiringi pertunjukan. Musik
yang terdengar pada sajian tarian khas dari Bali yang satu ini hanya terdengar dari
gemerincing gelang grincingan yang dikenakan oleh para penari. Sementara suara
lain hanya bersumber dari mulut para penari yang seolah saling bersahutan
mengucapkan “cak-cak-cak-ke-cak-cak-cak”.

3. Drama
Drama yang dimainkan dalam pementasan merupakan cerita Ramayana yang
mengisahkan usaha pembebasan Dewi Shinta dari tangan Rahwana yang dilakukan
oleh Rama dan beberapa sahabatnya. Sebagaimana telah kita sebutkan di atas,
pertunjukan tari kecak yang berfungsi sebagai usaha melestarikan kebudayaan disini
alur cerita yang disajikan dalam suatu pementasan biasanya berupa kisah diculiknya
Dewi Shinta oleh Rahwana, dan usaha Rama dalam membebaskan Dewi Shinta dari
tangan Rahwana. Secara garis besar terdapat 5 bagian cerita yang mengisahkan
demikian:

Bagian 1
Menceritakan tentang keberadaan Rama dan Dewi Shinta di dalam hutan yang
kemudian disusul kemunculan kijang emas. Dalam akhir cerita bagian 1 ini Shinta
berhasil diculik oleh Rahwana dan dibawa ke Alengka yang menjadi kerajaan
Rahwana.

Bagian 2

Pada bagian kedua ini Dewi Shinta ditawan di lingkungan kerajaan Alengka
dengan dijaga Trijata yang merupakan keponakan dari Rahwana. Dalam adegan ini
terlihat Shita bersedih hati akan peristiwa yang tengah menimpanya serta sangat
berharap kedatangan Rama membebaskan dirinya dari Rahwana. Pada bagian ini pula
Hanoman muncul sebagai utusan Rama dan mengisyaratkan kepada Dewi Shinta
bahwa Rama akan datang dan menyelamatkan dirinya. Pada akhir bagian kedua ini
Hanoman mempora-porandakan bangunan keraton Alengka dengan membakar
beberapa bangunan keraton serta taman.

Bagian 3
Mengisahkan tentang kedatangan Rama ke negeri Alengka dengan bala
tentaranya untuk membebaskan Dewi Shinta dari sekapan Rahwana. Pada awal
pertempuran pihak Rama mengalami kekalahan melawan pasukan Rahwana.
Setelah memanjatkan doa kepada Sang Dewa datanglah burung garuda
menyelamatkan Rama dari pengaruh sihir yang dilakukan oleh keturunan Rahwana.

Bagian 4
Pertempuran antara Rama dan Rahwana kembali terjadi dan semakin seru.
Pada bagian ini Sugriwa yang diperintahkan Raja Rama berhasil mengalahkan
Megananda.

Bagian 5
Merupakan pucak dari pertunjukan tari kecak dimana menceritakan tentang
kemenangan Rama atas Rahwana sehingga berhasil menemukan Dewi Shinta dan
membebaskannya dari Rahwana. Cerita diakhiri dengan bertemunya kembali Rama
dan Dewi Shinta serta beberapa pasukan pihak Rama seperti Hanoman dan Sugriwa.

Kesimpulan
Indonesia memiliki banyak pulau dan masyarakatnya berasal daro berbagai
macam suku, maka sudah pasti tentu kebudayaan yang dimilikipun berbeda-beda
seperti misalnya Pulau Bali yang kebudayaannya sudah terkenal ke masyarakat
mancanegara, salah satu contoh kebudayaan yang sering ditampilkan adalah tari
kecak. Pengertian Tari kecak adalah salah satu jenis kesenian tradisional dari Bali
yang diciptakan pada kisaran tahun 1930 oleh seorang penari sekaligus seniman dari
Bali yakni Wayan Limbak. Selain antusias masyarakat Bali terhadap seni garapan
Wayan Limbak ternyata para wisatawan yang berkunjung ke Bali juga sangat tertarik
dalam menyaksikan sebuah pertunjukan gerak seni ini. Tak heran jika pemerintah
daerah setempat menjadikan tarian ini sebagai salah satu icon kesenian dan
kebudayaan daerah. Tari tradisional Bali ini berfungsi sebagai sarana hiburan
sekaligus usaha melestari kebudayaan Hindu di Bali. Dalam tarian ini hampir tidak
ada alat musik pengiring kecuali suara gemerincing serta suara “cak-cak-cak-cak”
dari para penari. Adapun properti yang digunakan dalam tarian ini antara lain kain
kotak-kotak, topeng, gelang kicringan, serta tempat sesaji. Sendra tari ini
menceritakan tentang kisah Ramayana yakni peristiwa diculiknya Dewi Shinta oleh
Rahwana hingga pembebasannya yang dilakukan oleh Rama beserta pasukannya.
PERMASALAHAN POLITIK DI INDONESIA

Kondisi politik di Indonesia saat ini semakin terpuruk. Hal tersebut


disebabkaan oleh adanya penurunan politik di Indonesia yang tidak sehat. Politik di
Indonesia saat ini banyak menuai kontroversi karena sistem di dalamnya tidak sesuai
dengan semestinya, sehingga kini banyak politisi Indonesia yang terjerat kasus
korupsi. Politik Indonesia akan semakin baik jika para politisi di dalamnya tidak
mementingkan kepentingan pribadi maupun kelompok, tetapi lebih mementingkan
kesejahteraan masyarakat. Permasalahan politik di Indonesia sangatlah komplek, dari
berbagai kebijakan yang menuai kontroversi hingga kasus-kasus yang telah terjadi di
dalam lembaga baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif . Hal ini yang membuat
kondisi politik di Indonesia sangat terpuruk.
Masalah politik di Indonesia sangat dinamis dan cenderung memiliki kekuatan
yang sangat tinggi dalam menentukan arah kebijakan dalam suatu negara. Sehingga
dengan berbagai macam kebijakan yang kontroversi mengakibatkan persaingan
politik di Indonesia semakin menambah konflik antar lembaga. Pro dan kontra antar
lembaga ini yang mengakibatkan politik di Indonesia memiliki kekuatan yang sangat
tinggi melebihi masalah hukum dan masalah-masalah lainnya yang ada dalam
lembaga pemerintahan Indonesia.
Semakin banyak kontroversi, semakin banyak pula masalah politik yang
terjadi dikalangan pemerintahan Indonesia. Dari berbagai macam lembaga yang ada
di pemerintahan, lembaga legislatif adalah lembaga yang paling banyak menuai
kontroversi. Antara lain adanya koalisi yang sangat kontradiktif antara koalisi satu
dengan koalisi lainnya. Berbagai macam masalah yang timbul akibat persaingan ini
yang membuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah mulai menurun.
Masalah politik yang semakin meruncing dari dalam pemerintahan mengakibatkan
masyarakat bertanya-tanya tentang profesionalisme kinerja para politisi yang seakan-
akan menggunakan jabatan untuk kepentingan politik pribadi sehingga tujuan awal
untuk menjadikan masyarakat sejahtera hanya atas nama belaka.
Sebenarnya, dalam pemerintahan yang dibutuhkan bukanlah sekedar popularitas,
namun kinerja yang baik dari masing-masing lembaga untuk bersatu mewujudkan
masyarakat Indonesia yang sejahtera, berkeadilan dan masyarakat yang benar-benar
merdeka. Politik merupakan salah satu aspek yang signifikan dengan perkembangan
suatu negara. Baik buruknya perkembangan suatu negara bergantung pada sistem
politik yang digunakan dan subjek atau pelaku dari sistem politik tersebut. Sehingga
apabila dalam pelaksanaan sistem politik tidak sesuai dengan arah atau tujuan untuk
negara yang lebih baik, maka akan banyak dampak yang dirasakan. Dampak yang
akan timbul dari seluruh permasalahan itu adalah salah satunya tingkat kepercayaan
masyarakat yang menurun terhadap pemerintah dan juga menghambatnya
perkembangan suatu negara untuk menjadi negara yang lebih sejahtera.
Permasalahan politik merupakan permasalahan yang signifikan sehingga tidak mudah
untuk mencari solusinya, bahkan mungkin tidak akan bisa ditemukan secara spontan,
tapi perlu adanya pengkajian dan analisa yang lebih mendalam dalam menyelesaikan
masalah politik.
Salah satu permasalahan politik di Indonesia yang sampai saat ini sulit
ditangani adalah Korupsi. Istilah korupsi tentunya sudah bukan hal yang asing lagi
ditelinga. Definisi sederhana korupsi adalah "penyalahgunaan kekuasaan untuk
keuntungan pribadi." Definisi, dampak, dan motivasi korupsi berbeda-beda.
"Korupsi" melibatkan perilaku pihak para pejabat sektor publik, baik politisi maupun
pegawai negeri sipil. Mereka secara tidak wajar dan tidak sah memperkaya diri
sendiri atau orang yang dekat dengan mereka dengan menyalahgunakan wewenang
yang dipercayakan. Menurut UU No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, korupsi merupakan tindakan memperkaya diri sendiri,
penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan, memberi dan menjanjikan sesuatu kepada
pejabat atau hakim, berbuat curang, melakukan penggelapan, dan menerima hadiah
terkait tanggung jawab yang dijalani.
Korupsi terjadi jika tiga hal terpenuhi, yaitu (1) Seseorang memiliki
kekuasaan termasuk untuk menentukan kebijakan publik dan melakukan administrasi
kebijakan tersebut, (2) Adanya economic rents, yaitu manfaat ekonomi yang ada
sebagai sebab akibat kebijakan publik tesebut, dan (3) Sistem yang ada membuka
peluang terjadinya pelanggaran oleh pejabat publik yang bersangkutan. Apabila satu
dari ketiga parameter ini tidak terpenuhi, tindakan yang terjadi tidak bisa
dikategorikan sebagai tindakan korupsi.
Berikut ini terdapat beberapa tindakan yang bisa dikategorikan sebagai tindak
pidana korupsi, antara lain sebagai berikut:
1. Tindakan merugikan keuangan negara/pihak lain
Seseorang dianggap sudah merugikan keuangan negara atau pihak lain jika dia
melakukan perbuatan-perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri, golongan,
atau pihak-pihak tertentu dengan cara melawan hukum seperti menyalahgunakan
wewenang atau kedudukannya yang bisa merugikan keuangan negara atau pihak lain.
2. Tindakan suap-menyuap
Tindakan penyuapan dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan keistimewaan atau
sesuatu di luar prosedur. Dan sebuah tindakan bisa dekategorikan sebagai penyuapan
apabila seseorang memberikan sesuatu atau janji kepada pihak tertentu dengan
maksud untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang berkaitan dengan
jabatannya.
3. Melakukan penggelapan dalam jabatan
Dalam hal ini, penggelapan bukan saja berkaitan dengan uang. Sebuah tindakan bisa
dikategorikan sebagai penggelapan apabila secara sengaja menggelapkan atau
membantu orang lain untuk mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya, entah itu
uang, barang atau surat-surat berharga untuk kepentingan pribadi. Selain itu,
pemalsuan data adminstrasi dan penghancuran benda, akta, atau barang bukti juga
bisa dikatakan sebagai penggelapan, dan masih banyak lagi tindakan yang dapat
dikatagorikan sebagai korupsi.
Akhir-akhir ini masalah korupsi sedang hangat-hangatnya dibicarakan publik,
terutama dalam media massa baik lokal maupun nasional seperti kasus yang sedang
dibahas belakangan ini kasus penggelapan dana E-KTP yang dimana tersangkanya
ialah Setya Novanto yang merugikan negara. Menurut saya pribadi korupsi ini seperti
parasit didalam kepemerintahan yang merusak struktur pemerintahan, dan menjadi
penghambat utama terhadap jalannya pemerintahan dan pembangunan. Korupsi
sangat sulit untuk dihilangkan bahkan hampir tidak mungkin dapat diberantas, oleh
karena itu sangat sulit memberikan pembuktian-pembuktian yang ekstra. Disamping
itu sangat sulit mendeteksinya dengan dasar-dasar hukum yang pasti.
Pemerintah harus selalu waspada dalam menangulangi permasalahan ini.
Korupsi adalah produk dari sikap hidup satu kelompok masyarakat yang memakai
uang sebagai standard kebenaran dan sebagai kekuasaaan mutlak. Sebagai akibatnya,
kaum koruptor yang kaya raya dan para politisi korup yang berkelebihan uang bisa
masuk ke dalam golongan elit yang berkuasa dan sangat dihormati. Mereka ini juga
akan menduduki status sosial yang tinggi dimata masyarakat. Adapun akibat-akibat
dari korupsi antara lain Pemborosan sumber-sumber, gangguan terhadap penanaman
modal, bantuan yang lenyap, ketidakstabilan, revolusi sosial, pengambilan alih
kekuasaan oleh militer, menimbulkan ketimpangan sosial budaya,pengurangan
kemampuan aparatur pemerintah, pengurangan kapasitas administrasi, hilangnya
kewibawaan administrasi.
Meskipun faktanya korupsi hampir tidak mungkin bisa diberantas secara
menyeluruh, namun setidaknya korupsi itu bisa ditekan agar di masa mendatang
korupsi tidak semakin membudaya dan semakin merusak moral para pejabat negara.
Maka dari itu, setelah dapat diketahui apa saja faktor-faktor yang
menyebabkan seorang pemegang kekuasaan publik melakukan korupsi serta dampak
apa saja yang timbul akibat korupsi di Indonesia, dapat dirumuskan beberapa cara
untuk mencegah dan menanggulangi adanya praktik korupsi. Dalam hal ini, beberapa
ahli memiliki sejumlah pandangan atau pendapat tentang bagaimana cara
menanggulangi korupsi. Adapun beberapa solusinya yaitu:
a. Membenarkan transaksi yang dahulunya dilarang dengan menentukan sejumlah
pembayaran tertentu.
b. Membuat struktur baru yang mendasarkan bagaimana keputusan dibuat.
c. Melakukan perubahan organisasi yang akan mempermudah masalah pengawasan dan
pencegahan kekuasaan yang terpusat, rotasi penugasan, wewenang yang saling tindih
organisasi yang sama, birokrasi yang saling bersaing, dan penunjukan instansi
pengawas adalah saran-saran yang secara jelas diketemukan untuk mengurangi
kesempatan korupsi.
d. Bagaimana dorongan untuk korupsi dapat dikurangi dengan jalan meningkatkan
ancaman.
e. Korupsi adalah persoalan nilai. Nampaknya tidak mungkin keseluruhan korupsi
dibatasi, tetapi memang harus ditekan seminimum mungkin, agar beban korupsi
organisasional maupun korupsi sestimik tidak terlalu besar sekiranya ada sesuatu
pembaharuan struktural, barangkali mungkin untuk mengurangi kesempatan dan
dorongan untuk korupsi dengan adanya perubahan organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Você também pode gostar