Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Hasil otopsi jenazah aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir menunjukkan ada kandungan arsenik
(bahan berbahaya dan beracun) di lambung, darah dan urin yang berlebihan. Selain itu, di dalam
darah Munir ditemukan zat-zat berupa arsenik, paracetamol, metoclopramide, diazepam dan
mefenamic acid. Konsentrasi arsenik dalam darah cukup tinggi dan fatal.
Anamnesa Korban
Munir diketahui terkonsumsi arsen dalam dosis yang mematikan. Dengan gejala awal keracunan
arsen reaksinya adalah nyeri perut, diikuti mual, pusing, diare, nyeri lambung, dan dehidrasi.
Berdasarkan keterangan saksi, Munir menunjukkan gejala keracunan setelah mengkonsumsi
minuman yang diberikan di pesawat. Diperkirakan Munir diracuni pada pesawat penerbangan
Jakarta-Singapura.
Munir berangkat dari Bandara Soekarno Hatta menuju Amsterdam. Dari Jakarta kemudian
transit di Bandara Changi, Singapura. Ia menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia
dengan nomor penerbangan GA 974 jenis pesawat Boeing 747-400 dengan kapasitas penumpang
sekitar 380 orang.
7 September 2004
Tiba di Bandara Changi untuk transit sekitar pukul 00.40 waktu setempat.
7 September 2004
Berangkat kembali ke Amsterdam menggunakan pesawat yang sama sekitar pukul 01.50 waktu
setempat. Sebelumnya ia berkenalan dengan dr. Tarmizi Hakim, ahli bedah jantung dari Rumah Sakit
Jantung dan pembuluh darah Harapan di pintu pemeriksaan.
Setelah berbincang dua sampai tiga menit mereka berpisah. Tarmizi masuk lewat pintu depan di
nomor 1E kelas bisnis sedangkan Munir lewat pintu belakang duduk satu barisan dengan dokter
tersebut di nomor 40 kelas ekonomi.
Tiga jam penerbangan kemudian Munir mengeluhkan sakit perut dan badannya lemas. Ia meminta
pramugari mencari dr. Tarmizi untuk menolongnya. Sebelumnya ia telah enam kali muntah berak
dan bolak-balik ke toilet. Tarmizi bangun dan menolong Munir dan memberikan obat untuk
menghentikan muntahnya. Namun tak berhasil. Sehabis makan obat, Munir kembali ke toilet.
Setidaknya dua kali dia muntah setelah makan obat.
Munir kemudian mulai tenang dan minta tidur di lantai dekat toilet. Dia sempat diberikan teh
manis campur garam dan air putih campur garam. Kemudian dr. Tarmizi juga memberikan obat
penenang dengan dosis ringan.
Dr. Tarmizi bangun dan sempat menanyakan kondisi Munir. Pramugari yang ditanya
mengatakan kondisi Munir baik-baik saja. Munir sudah pindah tidur dari dekat toilet ke kursi nomor
empat. Setelah dr. Tarmizi selesai makan, pramugari memintanya mencek kondisi Munir karena
tidak ada reaksi. Setelah diperiksa ternyata Munir telah menghembuskan nafasnya.
Pesawat mendarat di Bandara Schipoll. Polisi dan dokter memeriksa jenazah Munir. dr. Tarmizi
diinterogasi di Bandara.
11 September 2004
Jenazah Munir tiba Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh pada Sabtu (11/9) tepat
pukul 21.10. Jenazah almarhum dan rombongan pengantar diangkut dengan Boeing 737 Merpati
MZ-3300.
12 September 2004
Jenazah Munir, dimakamkan di Taman Pemakaman Umum, Kota Batu, Minggu (12/9). Isak
tangis, sedih dan haru ribuan pelayat mewarnai prosesi pemakaman mulai dari rumah duka di Jalan
Diponegoro hingga ke pemakaman yang berjarak sekitar 2 km.
Suciwati, istri Munir meminta hasil otopsi terhadap jenazah almarhum. Dia datang bersama
Smita Nososusanto, Emmy Hafizd, Usman Hamid dan Bini Buchori. Pihak kepolisian menyatakan
dalam tubuh Munir terkandung zat arsenik yang melampui batas normal.
17 November 2004
Kontras, Suciwati dan tim kepolisian akan berangkat ke Belanda meminta akta otentik otopsi
terhadap jenazah Munir.
1.di dalam darah Munir ditemukan zat-zat berupa arsenik, paracetamol, metoclopramide,
diazepam dan mefenamic acid. Tidak terlihat adanya
alkohol dalam urin dan darah. Konsentrasi arsenik dalam darah cukup
3. tidak dapat ditentukan kapan dosis arsenic yang fatal itu diminum ataupun diberikan.
B. Keterangan ahli toksikologi dari Puslabfor Mabes Polri AKBP Addy Qurresman:
tinggi.
Munir dan 82,8 miligram per liter adalah arsen. "82,8 ini mendekati
nilai fatal bila masuk ke dalam tubuh manusia. Kita tidak tahu in
take-nya berapa tetapi bisa DIPASTIKAN masuknya lewat oral, bisa makanan
atau minuman.
3. Arsen paling cepat bereaksi setengah sampai satu jam. Paling lambat
tiga sampai empat jam tergantung kondisi fisik dan aktivitas yang
dilakukan. Bila dia bergerak, reaksi akan lebih cepat. Tetapi bila duduk
5. Tim dari Belanda tidak bisa menerangkan kapan arsen mulai dikonsumsi
Munir. Itu terjadi karena senyawa awalnya tidak diketahui cair atau
C. Keterangan ahli racun Universitas Indonesia, Ridla Bakri, dan ahli forensik, Budi Sampurno:
mengandung 3,1 miligram per liter arsenik (padahal, kadar minimal 0,1
miligram per liter) dan di dalam urine terkandung 4,8 miligram per liter
2. Tingginya kadar racun dalam tubuh Munir, kata Ridla, juga terlihat
putih yang dicampur ke dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi korban.
Cara itu paling mudah karena serbuk arsenik tak akan menimbulkan rasa
arsen muncul paling cepat 10 menit dan paling lama 90 menit setelah
masuk ke dalam tubuh. Reaksi rata-rata berkisar antara setengah hingga satu jam.
6. Berdasarkan diskusi dengan para ahli di Belanda, arsenik tidak mungkin diberikan di
Jakarta. Di Changi, Munir katanya sudah mulas-mulas. Dan pada saat boarding di Singapura, beliau
juga sudah minta obat, kata dia. Jadi, menurut Ridla, racun diberikan dalam penerbangan Jakarta-
Singapura.
Sejarah Arsen
Seorang ahli kimia Albert Magnus berhasil mengisolasi elemen mematikan yang diberi nama arsen,
pada tahun 1250. Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia yang dalam tabel periodik --
tampilan unsur kimia berbentuk tabel, yang diatur sesuai struktur elektron-- memiliki simbol As dan
nomor atom 33. Arsenik adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk
senyawa terpopuler, yaitu :
Arsenik trioksida (As2O3). Senyawa ini kerap disebut sebagai arsenikum. Bentuk aslinya bubuk putih
yang mudah larut, utamanya dalam air panas. Karena itu, arsenik trioksida paling cocok dicampurkan
ke dalam kopi.
Arsenik triklorida (AsCl3). Bentuknya menyerupai minyak dengan warnanya yang kuning. Senyawa ini
jarang dipakai karena daya peracunannya relatif rendah. Di samping itu, penggunaannya pun susah
karena harus dicampur ke dalam sesuatu yang berminyak.
Arsin (AsH3). Merupakan bentuk arsenik paling beracun. Wujudnya gas dan sering dipakai sebagai
senjata kimia di dalam perang modern.
Jika dipanaskan, arsenik akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsenik, dengan bau seperti bawang
putih. Arsenik dan beberapa senyawa arsenik dapat langsung berubah dari padat menjadi gas, tanpa
terlebih dulu menjadi cairan.
Farmakokinetik
Absorpsi
Distribusi
Sebagian besar disimpan dalam hati, ginjal, jantung, paru, dan kadar As yang tinggi ditemukan dalam
rambut dan kuku.
Pengendapan dalam rambut dimulai 2 minggu setelah pemberian, dan As tetap utuh pada tempat ini
selama bertahun-tahun.
Arsen juga diendapkan dalam tulang dan gigi untuk waktu yang lama.
Metabolisme
Arsen trivalent sebagian dioksidasi dalam tubuh menjadi bentuk pentavalen, dan sebagian
mengalami metilasi.
Ekskresi
Diekskresi melalui feses, urin (sebagian besar), keringat, ASI, rambut, kulit dan paru.
Masa paruh untuk ekskresi As dalam urin adalah 3-5 hari.
Farmakodinamik
- Mekanisme kerja
- Berikatan dengan gugus sulfhidril, sehingga fungsi enzim pada jaringan tubuh akan
terganggu kerjanya.
- Berikatan dengan enzim pada siklus Kreb, sehingga proses oksidasi fosporilasi tidak terjadi.
- Efek langsung pada jaringan yang terkena, yang menyebabkan kematian (nekrosis) pada
lambung, saluran pencernaan, kerusakan pembuluh darah, perubahan degenerasi pada hati dan
ginjal.
2. Penggunaan
Dalam jangka panjang, penggunaan tonikun ini ternyata telah menyebabkan timbulnya gejala
intoksikasi arsen kronis.
- Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk berbagai infeksi parasit, seperti protozoa,
cacing, amoeba, spirocheta dan tripanosoma, tetapi kemudian tidak lagi digunakan karena
ditemukannya obat lain yang lebih aman.
- Arsen dalam dosis kecil sampai saat ini juga masih digunakan sebagai obat pada resep
homeopathi.
3. Dosis
- Dalam dosis sekecil ini (satu kapsul sedang, 200 mg), sejumlah 1,610 x 10 ~ 18 molekul racun
tersebar melalui darah ke seluruh tubuh dan menyebabkan kematian.
4. Toksisitas
- Sistem kardiovaskular
· Dosis besar menyebabkan dilatasi kapiler dan meninngkatnya permeabilitas kapiler yang paling
nyata sehingga menyebabkan transudasi plasma dan penurunan volume intravascular.
- Saluran cerna
- Ginjal
- Terjadi berbagai tingkat nekrosis tubular dan degenerasi, oliguria disertai proteinuria,
hematuria, dan silinderuria.
- Kulit
- Dosis rendah yang termakan secara kronik menyebabkan vasodilatasi kulit, hyperkeratosis,
terutama pada telapak tangan dan kulit, hiperpigmentasi pada tubuh, kaki dan tangan. Akhirnya
menyebabkan knaker kulit.
- Sistem saraf
- Darah
- Hati
- Sangat toksik terhadap hati dan menyebabkan infiltrasi lemak, nekrosis sentral dan sirosis
hepatitis.
- Arsen menyebabkan putusnya kromosom pada kultur leukosit manusia dan bersifat
teratogenik pada hamster.
- Pengguna air minum yang mengandung As secara kronik merupakan predisposisi terjadinya
karsinoma skuamosa intraepidermis dan karsinoma basalis.
Model Farmakokinetik arsen yaitu Model Kompartemen dua, karena arsen terlebih dahulu masuk ke
organ-organ penting seperti sal. Cerna, hati, ginjal. T ½ arsen adalah 3-5 hari, artinya kadar obat
dalam tubuh menjadi setengahnya pada rentang waktu tersebut.
Keracunan Arsen Akut
Gejala awal keracunan akut yaitu : rasa tidak enak dalam perut, bibir rasa terbakar, penyempitan
tenggorokan dan susah menelan, disusul oleh nmyeri lambung hebat, muntah proyektil dan diare
hebat. Gejala lainnya ialah oliguria, proteinuria, hematuria, dan anuria. Dengan pengobabtan yang
tepat yang cepat penderita dapat bertahan melewati fase akut dengan gejala sisa neuropati serta
gangguan lainnya. Pernah dilaporkan terhadap 57 pasien, 37 mengalami neuropati perifer dan 5
orang mengalami ensefalopati.
Tanda dininya adalah kelemahan dan nyeri otot, pigmentasi kulit, hyperkeratosis dan udem. Gejala
lain adalah napas dan keringat bau bawang putih, hipersalivasi, hiperhidrosis, stomatilis, coryza,
lakrimasi, parestesia, gatal dermatitis, vitiligo, dan alopesia. Dapat pula terjadi hepatomegali,
obstruksi saluran empedu, gangguan fungsi ginjal, neuritis perifer, ensefalopati dan kerusakan
sumsum tulang.
Langkah utama pada pengobatab keracunan akut adalah mengoreksi volume cairan intravascular,
untuk memperbaiki hipotensi diperlukan cairan infuse dengan obat menaikkan tekanan darah
seperti Dopamin, terapi kelasi dimulai dengan dimerkaprol 3 mg/kgBB IM tiap 4 jam sampai gejala
abdominal reda. Pengobatan dilanjutkan dengan penisilamin 4 x 250 mg/hari oral selama 4 hari
berikutnya.
Keracunan As kronis dap[at diobati dengan Dimerkaprol dan Penisilamin peroral, dialisis ginjal
diperlukan pada nefropati arsen berat. Keberhasilan dengan cara dialisis ini pernah dilaporkan.
Identifikasi Arsen
Arsen dapat diidentifikasi dengan menggunakan zat uji Marsh.Tepat pada 1832 James Marsh
berhasil mendeteksi arsenik. Sejak itu, misteri pembunuhan politik atau perebutan harta warisan
dengan unsur arsenik, mulai menurun. Dan untuk menghargai jasa James Marsh, uji deteksi arsenik
tadi dinamakan Uji Marsh.
Bagaimana logika kerja Uji Marsh? Dalam Uji Marsh diperlukan larutan asam sulfat (H2SO4) dan
padatan seng (Zn). Campuran keduanya kemudian menghasilkan gas hidrogen (H2). Jika arsen oksida
terdapat dalam sampel, arsen oksida akan bereaksi dengan gas hidrogen yang membentuk gas
beracun arsin (AsH3). Jika dipanaskan, gas arsin akan terurai menjadi uap arsenik dan gas hidrogen.
Jika uap tadi mengandung unsur arsenik dan menyentuh ''cincin logam'' pada daerah dingin dalam
tabung, maka akan timbul kilauan cahaya khas logam arsenik. Kilauan khas itulah yang dikenal
dengan nama cermin arsenik (arsenic mirror). Bila arsenic mirror terlihat, sudah bisa dipastikan
arsenik menjadi penyebab kematian.
1. Arsen tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau sehingga mudah dicampurkan pada
makanan atau minuman tanpa dicurigai korban.G
2. Gejala keracunannya umumnya seperti muntaber, sehingga sering mengelabui keluarga dan
dokter yang kurang berpengalaman dengan kasus peracunan jenis ini.
3. Racun ini mudah didapat. Racun ini mudah diperoleh dalam berbagai bentuk seperti
pestisida, racun tikus (warangan), racun semut, herbisida, obat-obatan homeopati, bahan cat, dan
keramik.
Meski demikian, racun ini mudah terdeteksi. Pemeriksaan kualitatif dengan uji Reinsch dilanjutkan
pemeriksaan kuantitatif dengan Spektrofotometry (GC/MS atau AAS) dapat mendeteksi racun itu.
Sifatnya yang mudah berakumulasi pada jaringan keras seperti kuku dan rambut menyebabkan
racun ini mudah terdeteksi bahkan pada korban yang sudah berupa kerangka sekalipun.
Selain itu untuk mendeteksi Arsen jika sudah tercampur dengan air juga dapat dengan peralatan
AAS ( Absorbent Atomic Spectrocospis) atau dengan ICP (Ionic Couple Plasma) dengan alat ini dapat
menganalisa arsen secara kualitatif dan kuantitatif. jika terdapat angka 0,01 mg/l berarti dalam 1
liter air tesebut terdapat 0,01 mg senyawa arsen.
Keracunan Arsen dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu : Menghisap atau kontak dengan debu
persenyawaan Arsen organik, menghisap persenyawaan-persenyawaan arsen dan zat air, kontak
dengan persenyawaan arsen organik.
Keracunan Arsen dapat dibedakan menjadi dua, berdasarkan dosis dan waktunya :
Terjadi jika arsen yang memasuki tubuh berdosis besar ( dosis sekitar 130-300 mg), sehingga
gejala keracunannya segera muncul.
Gejala- gejala :
a). Saluran pencernaan : rasa terbakar di tenggorokan, sukar menelan, mual, muntah, diare serta
rasa nyeri yang sangat pada perut.
b). Sistem kardiorespirasi : napas berbau bawang putih, kulit kebiruan (sianosis), sukar bernapas,
hipotensi akibat peningkatan kebocoran pembuluh darah.
c). Sistem saraf : penurunan kesadaran, koma sampai kejang.
Adanya kerusakan ginjal secara akut, dehidrasi akibat muntah dan diare serta hemolisis darah dfapat
menimbulkan shock yang fatal, dan jika tidak mendapatkan pertolongan yang sesuai dapat
menyebabkan kematian mendadak.
2. Keracunan kronik
Terjadi jika terpapar arsen dalam dosis kecil namun dalam jangka waktu yang lama (minimal
2-8 minggu)
Gejala-gejala umum :
Gejala lain :
Napas dan keringat bau bawang putih, hipersalivasi, hiperhidrosis, stomatilis, coryza, lakrimasi,
parestesia, gatal dermatitis, vitiligo, dan alopesia. Dapat pula terjadi hepatomegali, obstruksi saluran
empedu, gangguan fungsi ginjal, neuritis perifer, ensefalopati dan kerusakan sumsum tulang.
Yaitu pada pemberiannya, langsung pada dosis yang mematikan, sehingga hanya dengan sekali
pemberian telah dapat menyebabkan kematian.
Yaitu diberkan pada dosis kecil secara kontinu, sehingga pada suatu saat jika diberikan dosis yang
lebih besar dari biasanya dapat menyebabkan kematian.
Analisa kematian Munir yang disebabkan oleh keracunan arsen (akut atau kronis) ini diketahui dari :
1. Gejala yang timbul yaitu tiga jam penerbangan Singapura-Amsterdam Munir mengeluhkan sakit
perut dan badannya lemas, sebelumnya ia telah enam kali muntah berak dan diare, serta dua kali
muntah setelah makan obat penahan muntah.
Hal tersebut sesuai faktanya bahwa Arsen paling cepat bereaksi setengah sampai satu jam. Paling
lambat tiga sampai empat jam tergantung kondisi fisik dan aktifitas yang dilakukan, jika duduk tentu
saja semakin lambat.
Gejala yang dialami Munir yaitu nyeri perut, mual, pusing, diare, nyeri lambung, dan dehidrasi. Ini
sesuai dengan gejala keracunan arsen akut
2. Kadar arsen yang sangat tinggi dalam tubuh Munir. Seharusnya kadar minimal arsen dalam darah
0,1 mg per liter dan di dalam urin kadar minimal 0,3 mg per liter. Sedangkan pada tubuh Munir
ditemukan 460 mg per liter konsentrasi cairan dalam lambung Munir dan 82,8 mg per liter adalah
arsen. 82,8 mg ini adalah nilai fatal bila masuk ke dalam tubuh manusia. Kita tidak tau in-take nya
berapa tapi bias dipastikan masuknya lewat oral, bias melalui makanan atau minuman.
3. Ditemukannya arsen pada rambut. Hal ini dihubungkan dengan fakta bahwa pada rambut dan
kuku, arsen harus dijumpai sesudah seminggu lebih dari saat memakan/meminumarsen (inilah
keracunan kronis) (sumber : WHO, 2001). Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa arsen dapat
dideteksi pada rambut dan kuku dalam jumlah signifikan hanya 30 jam setelah paparan. Dengan
demikian, orang yang meninggal dalam 6-8 jam setelah menelan arsen dalam jumlah overdosis
umumnya didalam rambutnya tidak menunjukkan adanya arsen.
Berdasarkan gejala Munir, dapat diketahui bahwa pemberian arsen dengan modus Multiple Smaller
Dose, karena :
1. Pada hasil visum ditemukan arsen pada rambut dan kuku, sementara sampainya arsen pada
rambut dan kuku membutuhkan waktu lebih kurang satu minggu. Jadi, pada pemberian secara Single
Lethal Dose, pada rambut dan kuku mayat tidak ditemukan arsen.
2. Kemungkinan racun arsen masuk ke dalam tubuh korban melalui makanan dan minuman
sedangkan berdasarkan keterangan saksi, Munir telah menunjukkan gejala keracunan sebelum
menngkonsumsi makanan yang diberikan pada perjalanan Singapura-Amsterdam. Jadi, kemungkinan
besar Munir diracuni pada penerbangan Jakarta-Singapura.