Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial
Dosen Pengampu : Drs. Anwar, M.Si.
Oleh :
Muhammad Arja Farah 150910201012
Devita Nurfitri A. 150910201013
Tommi Indracesar 150910201040
Anita Lestari 150910201041
Mochammad Rifqi Riva 150910201056
Ellya Wahyuni 150910201057
PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS JEMBER 2018 QUALITATIVE QUANTITATIVE NON-RIGOROUS RIGOROUS SOFT HARD 1. Non – Rigorous dan Rigorous A. Non – Rigorous
Non-rigorous artinya tidak teliti, tidak cermat, tidak ketat, tidak
tepat,dsb. Non-rigorous dalam kualitatif yakni makna dan proses dalam penelitian kualitatif yang dikaji tidak secara cermat, dalam hal kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekuensi. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian kualitatif non-rigorous tidak selalu mengikuti prosedur, karna pada upaya pengumpulan data serta menganalisis masalah akan mengikuti kondisi pada lapangan sebagai sampel. Tingkat kecermatan kualitatif non- rigorous lebih rendah dari kuantitatif rigorous yang dalam pengkajian penelitian lebih teliti,akurat,tepat serta ketat sesuai dengan prosedur.
B. Rigorous
Penelitian ilmiah memiliki tujuan untuk memecahkan masalah
serta mengikuti langkah-langkah yang logis, teroganisasi dan tepat (rigorous) untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisis data serta menarik suatu kesimpulan yang valid. Oleh karena itu penelitian ilmiah bersifat rigorous (memiliki prosedur tertentu secara terarah dan ketat). Kata kualitatif mencakup penekanan pengertian pada proses dan makna yang dikaji tidak secara cermat (rigorous), dalam pengertian kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekuensi. Sebaliknya dalam penelitian kuantitatif pengkajian harus dilakukan secara cermat, tepat, teliti (rigorous). Rigorous : Harus jujur bahwa prosedur yang dilakukan untuk mencari jawab pertanyaan adalah relevant, appropriate, dan justified. Tentu saja tingkat rigorous ini akan berbeda pada ilmu sosial dan ilmu physics. Biasanya dalam ilmu sosial ditetapkan 90% kebenaran atau ketepatan dalam penelitian. Berbeda dengan ilmu seperti kedokteran farmasi dan lain-lain yang menyangkut hidup seseorang maka tingkat ketepatan dalam penelitian diharuskan mendekati 100%. 2. Soft dan Hard
Dalam pendekatan yang pertama yaitu pendekatan kualitatif disebut juga
dengan soft approach, sedangkan pendekatan kuantitatif disebut juga hard approach.
1. Soft Approach
Soft Approach atau pendekatan lembut merupakan pendekatan pada
penelitian kualitatif dengan cara mengamati perilaku, norma di sekitar masyarakat. Premis utama pendekatan ini adalah bahwa peneliti mencoba memahami secara mendalam fenomena yang diteliti dalam setting yang alami. Karenanya pendekatan ini juga dapat dikategorikan sebagai pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi memfokuskan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan “mengapa?” dan ”bagaimana?”. Metode yang digunakan dalam pendekatan ini adalah studi kasus (case study). Pendekatan ini mempunyai basis filosofi tersendiri, semisal pendekatan ini dilihat dari tingkat metodologis, pendekatan ini menentukan hal apa yang ada dan bukan berupa jumlahnya, sangat deskriptif, kurang terstruktur dan lebih responsive terhadap situasi penelitian. Yang kedua mengenai penyelidikan (exploratory) menekankan kepada penemuan pola pada data penelitian dan menjelaskan/ memahami pola tersebut, mendasarka pada landasan deskriptif dan mengarah pada perumusan hipotesis. Ketiga tentang induksi dimulai dengan kasus spesifik yang kemudian digunakan dalam generalisasi dengan tingkat propabilitas tertentu, bukti baru memungkinkan konklusi direvisi. Keempat Menekankan pada realisme konteks pada situasi yang alami, tetapi presisi dalam kontrol variabel dan pengukuran prilaku tidak dapat dilakukan. Kelima Perspektif yang individual-centered konteks yang alami dan metode kualitatif untuk mengetahui pengalaman unik subyek penelitian. Keenam dilihat dari relevansinya lebih menekankan kepada validitasrumusan masalah dan relevansinya ke dalam dunia praktis dari pada memfokuskan kepada metode yang tepat. 2. Hard Approach
Hard Approach disebut juga sebagai penelitian kuantitatif yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terukur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitian. Penelitian kuantitatif dapat dikatakan sebagai metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial
Dalam pendekatan ini jika dilihat dari tingkat metodologis, yaitu:
pertama, penggunaa teknik statistik untuk mengidentifikasi fakta dan hubungan kausalitas. Sampel berukuran besar dan respresentatif, dalam penelitian dapat digeneralisasikan kepada populasi yang lebih luas dengan batasan kesalahan tertentu. Kedua, Confirmatory lebih menekankan pada pengujian hipotesis dan verifikasi teori, cenderung menggunakan metode positif dan kuantitatif. Ketiga, Deduction menggunakan temuan – temuan umum untuk melihat kasus – kasus spesifik Sebuah argumen adalah valid jika tidak mungkin konklusi tidak mungkin salah jika premisnya bernilai benar. Berhubungan dengan verifikasi/falsivikasi teori dan pengujian hipotesis. Keempat, Laboratory pengukuran dan kontrol variabel yang tepat, tetapi tetap memperhatikan sifat alami situasi penelitian, karena intensitas dan variasi dunia nyata tidak mungkin dibuat. Kelima, Nomothetic Perspektif yang group-centered menggunakan lingkungan yang terkendali dan metode kuantitatif untuk membuat hukum yang berlaku umum.
Sumber : Fathul Wahid. 2004.Metode Penelitian Sistem Informasi:Sebuah