Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
B
DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANGAN KABELA
RSJ PROF. Dr. V. L. RATUMBUYSANG MANADO
DI SUSUN OLEH :
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan Hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah seminar keperawatan jiwa dengan judul “Resume Asuhan
Keperawatan Jiwa pada Pasien Tn. A.D dengan Masalah Gangguan Konsep Diri : Harga Diri
Rendah dengan Diagnosa Medis Skizofrenia Paranoid di RUANGAN KABELA”.
Selebihnya kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing dan
CI RUANGAN KABELA yang telah membimbing saya dalam melakukan penyusunan
Makalah seminar ini.
Saya sebagai penyusun makalah ini menyadari dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu kami mohon dengan tulus mengharapkan kritik dan saran
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi kita
semua dan manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
4. Manfaat
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
2. Klasifikasi
3. Etiologi
4. Tanda dan Gejala
5. Akibat
6. Proses Terjadinya
7. Faktor Predisposisi
8. Faktor Presipitasi
9. Penatalaksanaan Medis
10. Rentang Respon
11. Mekanisme Koping
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
BAB III TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
2. Perencanaan
3. Implementasi
4. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain (Stuart and Sundeen, 1998). Harga Diri Rendah Kronis adalah perasaan negatif
terhadap diri sendiri, termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna,
pesimis, tidak ada harapan dan putus asa (Departemen Kesehatan, 1998).
Berdasarkan catatan World Health Organization (WHO), sebanyak 450 juta orang di
muka Bumi mengalami gangguan mental (mental disorder), 150 juta mengalami depresi,
25 juta orang mengalami skizofrenia, sebagai gambaran, di negara Indonesia survey
tentang penderita gangguan jiwa tercatat 44,6% per 1.000 penduduk Indonesia menderita
gangguan jiwa berat. Berdasarkan data yang diperoleh penulis, jumlah pasien yang
dirawat di Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Samarinda pada bulan Januari sampai
November 2009 adalah sebanyak 852 orang.
Berdasarkan fakta – fakta seperti itu sudah seharusnya menjadi cacatan bagi kita di
Indonesia dalam mengatasi kesehatan jiwa yang sudah mengkhawatirkan dewasa ini
akibat terjadinya “perang”, konflik dan lilitan krisis ekonomi berkepanjangan. Karena
secara nyata kondisi seperti itulah yang merupakan salah satu pemicu yang
memunculkan rasa stress, depresi dan berbagai gangguan jiwa pada manusia.
Dengan meningkatnya angka gangguan jiwa di Indonesia pada umumnya dan di
Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Samarinda pada khususnya, maka perlunya
dilakukan perawatan yang lebih intensif pada klien dengan Harga Diri Rendah Kronis
secara menyeluruh meliputi
Bio – Psiko – Sosio – Spiritual, dimana penanganan klien dengan Harga Diri Rendah
pada kuhususnya dan gangguan jiwa pada umumnya, menekankan ke arah
profesionalisme profesi keperawatan oleh sebab itu penyusun tertarik untuk mengangkat
Asuhan Keperawatan pada klien dengan Harga Diri Rendah Kronis sebagai judul
makalah.
Berdasarkan faktor – faktor tersebut di atas, sehingga perawatan masalah dengan
Harga Diri Rendah Kronis sangat memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh, karena
seseorang yang mengalami gangguan jiwa dengan harga diri rendah pasti akan merasa
dirinya tidak berharga, tidak mampu, dan selalu mengatakan bahwa dirinya tidak
berguna, yang mana hal ini dapat memicu seseorang mengalami stress.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran dan pengalaman langsung dalam memberikan asuhan
keperawatan klien Ny. C.B dengan Harga Diri Rendah Kronis.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien Ny. B dengan Harga
Diri Rendah Kronis, penyusun akan dapat :
1) Melakukan pengkajian pada klien dengan Harga Diri Rendah
2) Merumuskan diagnosa keperawatan yang timbul pada klien Ny. C.B dengan
Harga Diri Rendah
3) Merencanakan tindakan keperawatan pada klien Ny. C.B dengan Harga Diri
Rendah
4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien Ny. C.B dengan Harga Diri
Rendah
5) Membuat evaluasi dari tindakan keperawatan pada klien Ny. C.B dengan Harga
Diri Rendah
6) Membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada klien Ny. C.B dengan Harga
Diri Rendah
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Perawat
Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien Ny. C.B dengan Harga Diri Rendah
2. Bagi Institusi
Makalah tentang Asuhan Keperawatan pada klien Ny. C.B dengan Harga Diri
Rendah dapat menambah bahan – bahan referensi di perpustakaan institusi.
3. Bagi Pembaca
Makalah ini dapat dijadikan pengalaman dan latihan bagi pembaca dalam menyusun
asuhan keperawatan Harga Diri Rendah.
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH
Keterangan:
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman
nyata yang sukses diterima.
2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri.
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep diri
maladaptif.
4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek
psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya
dengan orang lain.
11. Mekanisme Koping
Mekanisme koping pada masalah gangguan konsep diri harga diri rendah meliputi
pertahanan jangka pendek dan pertahanan jangka panjang serta mekanisme ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan ( Stuart dan
Sundeen, 1998 )
1. Pertahanan Jangka Panjang
a) Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis identitas,
misalnya menonton televisi terus menerus, bekerja keras.
b) Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya ikut
serta dalam aktivitas kelompok sosial, keagamaan atau politik.
c) Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri, misalnya ikut
pertandingan olahraga secara kompetitif, pencapaian akademik, kontes
mendapatkan popularitas.
d) Aktivitas mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah identitas
menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu, misalnya penyalahgunaan
obat.
2. Pertahanan Jangka Pendek
a) Penutupan identitas, yaitu cepat mengadopsi identitas yang disenangi orang-
orang yang berarti tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi dan potensi.
b) Identitas negatif, yaitu penilaian negatif yang bertentanagn dengan nilai dan
harapan masyarakat.
3. Pertahanan Ego
a) Fantasi, yaitu kemampuan menggunakan tanggapan – tanggapan yang dimiliki
untuk menetapkan tanggapan baru.
b) Disosiasi, yaitu respon yang tidak sesuai dengan stimulus.
c) Isolasi, yaitu menarik diri dari interaksi dengan dunia luar.
d) Projeksi, yaitu kelemahan diri sendiri dilontarkan pada orang lain.
e) Displacement, yaitu mengeluarkan perasaan perasaan yang tertekan pada
orang yang kurang mengancam atau kurang menimbulkan reaksi emosi.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah
A. Pengkajian Pasien Harga Diri Rendah
1. Identitas klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, tanggal dirawat, tanggal
pengkajian, nomor rekam medic
2. Faktor predisposisi merupakan factor pendukung yang meliputi factor biologis,
factor psikologis, social budaya, dan factor genetic
3. Factor presipitasi merupakan factor pencetus yang meliputi sikap persepsi merasa
tidak mampu, putus asa, tidak percaya diri, merasa gagal, merasa malang,
kehilangan, rendah diri, perilaku agresif, kekerasan, ketidak adekuatan pengobatan
dan penanganan gejala stress pencetus pada umunya mencakup kejadian kehidupan
yang penuh dengan stress seperti kehilangan yang mempengaruhi kemampuan
individu untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan ansietas.
4. Psikososial yang terdiri dari genogram, konsep diri, hubungan social dan spiritual
5. Status mental yang terdiri dari penampilan, pembicaraan, aktifitas motorik, alam
perasaan, afek pasien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,
tingkat kesadaran, memori, tingkat kosentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian,
dan daya tilik diri.
6. Mekanisme koping: koping yang dimiliki klien baik adaptif maupun maladaptive
7. Aspek medic yang terdiri dari diagnose medis dan terapi medis
B. Pohon Masalah
Menurut Fitria (2009) dan Yosep (2009), pohon masalah pada pasien dengan harga
diri rendah adalah sebagai berikut:
Sedangkan data yang perlu dikaji pada pasien dengan harga diri rendah (Fitria, 2009
dan Yosep, 2009), adalah:
a. Data subyektif
1) Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna.
2) Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu
3) Mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk beraktivitas atau bekerja.
4) Mengungkapkan dirinya malas melakukan perawatan diri (mandi, berhias, makan
atau toileting).
b. Data obyektif
1) Mengkritik diri sendiri
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimistis
4) Tidak menerima pujian
5) Penurunan produktivitas
6) Penolakan terhadap kemampuan diri
7) Kurang memperhatikan perawatan diri
8) Berpakaian tidak rapi
9) Berkurang selera makan
10) Tidak berani menatap lawan bicara
11) Lebih banyak menunduk
12) Bicara lambat dengan nada suara lemah.
D. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
1. Gangguan harga diri
2. Gangguan citra tubuh
3. Ideal diri tidak realistis
4. Gangguan identitas personal
5. Perubahan penampilan peran
6. Ketidakberdayaan
7. Keputusasaan
8. Isolasi sosial : menarik diri
9. Resiko perilaku kekerasan
E. Rencana Keperawatan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK
DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI KEPERAWATAN
Harga Diri Rendah TUM :
Klien memiliki
konsep diri yang
positif
o Kerja
“T, sebe;um mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapanya, yaitu
sabun/spon untuk membersihakan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan
air untuk membilas, T dapat menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya,
jangan lipa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa makanan.”
“sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya. Setelah semuanya perlengkapan
tersedia, T ambil 1 piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran yang ada di piring
tersebut ke tempat sampah. Kemudian T membersihkan piring tersebut dengan
menggunakan spon yang sudah diberikan sabun pencuci piring setelah selesai di
sabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun dipiring
tersebut. Setelah itu, T bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak
yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai…!”
“Sekarang coba T yang melakukan…”
“Bagus sekali, T dapat mempraktikkan mencuci piring dengan baik ! sekarang di
lap tangannya.”
o Terminasi
“bagaimana perasaan T setelah latihan mencuci piring ?”
“bagaimana jika kegiatan mencuci piring ini di masukkan menjadi kegiatan
sehari-hari.”
“T. mau berapa kali T mencuci piring ? bagus sekali T mencuci piring 3 kali
setelah makan.”
“besok kita akan latihan untuk kemampuan ke 3, seteah merapikan tempat tidur
dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu ? ya benar kita akan latihan
mengepel.”
“ mau jam berapa ? sama seperti sekarang ? sampai jumpa?”
F. Evaluasi
Adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada
klien
Evaluasi dibagi 2 :
1. Evaluasi proses (Formatif) dilakukan setiap selesai melakukan tindakan
2. Evaluasi hasil (Sumatif) dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan
khusus dan umum yang telah ditentukan dengan perawatan SOAP
Hasil yang ingin dicapai pada klien dengan kerusakan interaksi sosial (menarik diri )
yaitu :
o Dapat menunjukkan peningkatan harga diri
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, N. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika.
Hawari, D. 2003. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa: Skizofrenia. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Riyadi, S. Dan Purwanto, T. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Stuart & Sundden. 1995. Principle & Praktice of Psychiatric Nursing, ed. Ke-5. St Louis:
Mosby Year Book.
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda – tanda Vital :
1) Tekanan darah : 120 / 80 mmHg
2) Nadi : 74 x/menit
3) Suhu badan : 36.4 0C
4) Respirasi : 20 x/menit
2. Ukuran
1) Tinggi Badan : 152 cm
2) Berat badan : 70 Kg
3. Kondisi Fisik
Klien mengatakan kondisi tubuhnya saat ini baik – baik saja dan tidak ada keluhan
fisik.
VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan :
Laki – laki Satu Rumah
Klien
2. Konsep diri
a. Citra tubuh
Klien mengatakan senang dengan seluruh tubuhnya tetapi tidak dengan kulitnya
sekarang, karena klien merasa kulitnya sudah tidak terawat lagi
b. Identitas diri
Sebelum sakit dulunya klien bekerja di rumah sebagai ibu rumah tangga
c. Peran
Klien mengatakan perannya sebagai ibu adalah melahirkan dan mengasuh anakya,
tapi karena sedang sakit jiwa klien tidak bisa lagi mengurus anaknya
d. Ideal diri
Klien mengatakan bahwa klien merindukan keluarganya dan ingin segera keluar
dari rumah sakit
e. Harga diri
Klien mengatakan dirinya merasa malu karena memiliki gangguan jiwa dan karena
sakit klien merasa tidak bisa lagi mengurus anaknya dan tidak bisa lagi melakukan
pekerjaan rumah tangga seperti di rumah.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang terdekat
Klien mengatakan bahwa orang yang berarti dengannya yaitu anak, suami dan adik
kandungnya, klien lebih suka berbicara tentang masalahnya pada adik kandungnya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Klien mengatakan mengenal semua yang ada di ruangan tapi klien tidak mau
berteman begitu dekat dengan mereka
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan orang-orang di ruangan suka marah dan memukul
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
4. Spiritual
a. Nilai dan Kepercayaan : Klien mengatakan beragama Islam
b. Kegiatan Ibadah : Klien mengatakan jarang sholat karena terbatasnya tempat dan
tidak memiliki mukenah, tapi klien sering berdoa sebelum tidur
Masaalah Keperawatan :