Você está na página 1de 4

KASUS HUKUM INTERNASIONAL

“ Status Cessi Alaska”


Aspek Teknis Hukum Laut

Manson Brian Utama Munthe 23115050

Teknik Geodesi dan Geomatika Jurusan Teknik Infrastruktur


Dan Kewilayahan Institut Teknologi Sumatera

T.A 2017/2018
Pada dekade terakhir di abad 19 merupakan perluasan imperial bagi Amerika serikat.
Saat itu selain menyebarkan pengaruh, juga melakukan pendudukan untuk beberapa waktu di
wilayah samudra Atlantik dan pasifik, serta ke Amerika tengah. Tetapi Amerika serikat
memilih jalan yang berbeda dengan orang Eropa pesaingnya karena sejarah perjuangannya
sendiri.
Sumber perluasan Amerika serikat pada akhir abad ke 19 sangat bervariasi. Secara
Internasonal, masa ini merupakan periode imperialisme besar-besaran, saat kekuatan-kekuatan
Eropa saling berpacu untuk menguasahi Afrika dan bersaing untuk menyebar pengaruh dan
menguasahi perdagangan.
Usaha pertama Amerika Serikat untuk memperluas wilayahnya adalah dengan membeli
Louisiana dari Prancis. Serta pembelian Alaska yang populasinya minim, hanya ada suku Inuit
dan penduduk asli lainnya dari Rusia pada tahun 1867. Kebanyakan warga Amerika tidak
peduli atau tidak suka dengan langkah yang dilakukan oleh menteri luar negeri william Seward
ini, dan Alaska sering dsebut sebagai kebodohan Seward’ dan “Peti Es Seward” tetapi 30 tahun
kemudian ketika es ditemukan disungai Klondike di Alaska, ribuan warga Amerika pergi ke
utara dan menetap di sana. Sewaktu Alaska menjadi negara bagian ke-49 pada tahun 1959, ia
menggantikan Texas sebagai negara terbesar di Amerika serikat.

Perluasan wilayah sebenarnya telah dilakukan pada jaman kolonial. Pada jaman
tersebut para pionir Amerika menjelajah ke arah barat untuk membuka lahan-lahan baru hingga
ke pengunungan Appalachian. Setelah memperoieh kedaulatan tahun 1776, penjelajahan ke
arah barat memperoieh percepatan karena didukung oleh negara-negara bagian di wilayah
timur melalui upaya-upaya diplomatik ketika mereka berhadapan dengan kekuatan-kekuatan
imperialis Eropa, seperti Inggris, Perancis dan Spanyol. Negara-negara bagian di wilayah timur
yang mengklaim wilayah dari pantai Atlantik sampai Sungai Mississippi harus berhadapan
dengan orang-orang Indian yang didukung oleh kekuatan imperialis Barat. Untuk mengatasi
hal tersebut pada tahun 1794 komisi khusus yang dipimpin oleh John Kay, melalui upaya
diplomatik, berhasil menandatangani perjanjian dengan Inggris. Dalam perjanjian tersebut
Inggris sepakat untuk tidak lagi mendukung orang-orang Indian di wilayah barat daya.
Perjanjian yang sama juga ditandatangani dengan Spanyol yang memungkinkan Amerika
Serikat memperluas wilayahnya ke wilayah barat laut.
Sebelum bergabung dengan Amerika Serikat, Alaska merupakan wilayah kekuasaan
Kekaisaran Rusia. Vitus Bering, seorang berkebangsaan Denmark yang bekerja untuk Rusia,
berhasil mencapai Alaska pada tahun 1728. Namanya diabadikan sebagai nama selat yang
memisahkan antara Asia dan Amerika, yaitu Selat Bering.
Pada tahun 1853-1856, terjadi Perang Krimea antara Kekaisaran Rusia melawan
gabungan kekuatan Perancis, Inggris, Kerajaan Sardinia, dan Kesultanan Utsmaniyah. Perang
yang menelan biaya tinggi menyebabkan krisis keuangan di Rusia. Krisis keuangan semakin
parah saat utang 15.000.000 poundsterling yang dipinjam pemerintah Rusia dari keluarga
Rothchilds mendekati waktu jatuh tempo. Keadaan tersebut memaksa pemerintah Rusia
mengambil langkah instan dengan menjual sesuatu yang kurang berguna, sesuai saran yang
disuarakan adik Tsar, Pangeran Konstantin Nikolaevich.
Pengkajian singkat Tsar Alexander II terhadap saran adiknya membuahkan sebuah
keputusan, yaitu menjual Alaska kepada Amerika Serikat. Selain faktor krisis keuangan yang
melanda Rusia, faktor “takut kehilangan” akibat ekspansi Inggris di Amerika Utara juga
menjadi bahan pertimbangan. Inggris yang menjadi lawan Rusia saat Perang Krimea
dikhawatirkan akan menganeksasi Alaska yang tanpa perlindungan militer. Melalui British
Columbia, koloni Inggris di Amerika Utara yang berbatasan langsung dengan Alaska, Inggris
bisa kapan saja mencaplok wilayah tersebut.
Pada tahun 1859 (3 tahun setelah Perang Krimea), pemerintah Rusia menawarkan Alaska
kepada Amerika Serikat. Proses penawaran sempat terhenti saat meletus Perang Saudara
Amerika. Penawaran kembali dilanjutkan usai perang berakhir ketika Tsar Alexander II
memerintahkan salah satunya menterinya, Eduard de Stoeckl untuk berangkat ke Amerika
Serikat. Penawaran yang dilakukan dengan Sekretaris Negara Amerika Serikat, William H.
Seward langsung ditanggapi dan masuk ke tahap negosiasi.
Negosiasi pertama dilakukan pada awal Maret 1867. Setelah melewati beberapa sesi yang
alot, kesepakatan harga pembelian wilayah seluas 1.518.800 km2 akhirnya ditandatangani pada
pagi hari pukul 04.00, tanggal 30 Maret 1867, dengan nominal $ 7.200.000, atau sekitar $ 4,74
per km2. Penandatanganan kesepakatan tersebut nantinya akan dibawa William H. Seward ke
parlemen untuk pengesahan. Dalam hal ini berarti jual-beli yang dilakukan Eduard de Stoeckl
dan William H. Seward masih belum pasti.
Sambil menyelam minum air, Rusia merasa bahwa penjualan Alaska kepada Amerika
Serikat memiliki kesempatan untuk melemahkan kekuasaan Inggris di Amerika Utara. Dengan
begitu, koloni Inggris akan terjepit oleh Amerika Serikat yang berpeluang menganeksasi
seluruh koloni Inggris di Amerika Utara, termasuk British Columbia dan pangkalan Angkatan
Laut Inggris (Royal Navy) di Esquimalt.
Dengan Pembelian Alaska yang difasilitasi William H. Seward, Amerika Serikat
memperoleh wilayah yang luasnya 2 kali lebih besar dari Texas. Secara tidak langsung
Amerika Serikat mewarisi pengawasan Rusia di Alaska yang diperkirakan berisi sekitar 2.500
orang Rusia dan 8.000 orang pribumi, serta sekitar 50.000 pribumi yang ada di luar yurisdiksi.
Selain itu ada 2 daerah setingkat kota: New Archangel (sekarang Sitka) berpenduduk 968 jiwa
yang didirikan tahun 1804 untuk menangani perdagangan kulit otter laut; dan St. Paulus di
Kepulauan Pribilof yang merupakan pusat industri segel bulu yang berpenduduk 283 jiwa.
Setelah itu, Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat mengubah penggunaan nama Alyaska
(sebutan Rusia untuk Alaska) yang diambil dari bahasa Aleut, untuk disesuaikan dengan lidah
orang Amerika sehingga menjadi “Alaska”.
Pada tanggal 18 Oktober 1867, berlangsung upacara serah terima wilayah Alaska oleh
Kekaisaran Rusia yang diwakili Kapten Aleksei Alekseyevich Peshchurov kepada Amerika
Serikat yang diwakili Jenderal Lovell Rousseau. Upacara serah terima dilakukan di Sitka dan
dimeriahkan gemuruh tembakan artileri yang mengiringi parade bersama Tentara Rusia dan
Amerika Serikat di depan rumah gubernur. Sebagai simbol serah terima, bendera Rusia
diturunkan dan digantikan bendera Amerika Serikat. Setelah itu Tentara Amerika Serikat di
bawah pimpinan Jenderal Jefferson Davis menempati barak bekas Tentara Rusia.

Você também pode gostar