Você está na página 1de 2

ALERGI MAKANAN

No.
: UKP
Dokumen

No.Revisi : 0
Jalan Raya Soreang TanggalTerbi UPT YANKES
Km 17 S : 10 Maret 2018
t Kec. Pangalengan
Telp. (022) 5897520 O Jl. Raya Pangalengan No. 1
Fax. (022) 5897521 P Halaman : 1 dari 2 Telp. (022) 45335071

Kepala Puskesmas Puskesmas


Pemerintah Daerah Pangalengan DTP
Kabupaten Bandung Dr. Asep Purnama
NIP : 19810325 201411 1 001
1. Pengertian Alergi makanan adalah Makanan dapat menimbulkan beraneka ragam gejala
yang ditimbulkan reaksi imun terhadap alergen asal makanan. Reaksi tersebut
dapat disebabkan oleh reaksi alergi atau non alergi. Reaksi alergi makanan
terjadi bila alergen makanan menembus sawar gastro intestinal yang memacu
reaksi IgE. Gejala dapat timbul dalam beberapa menit sampai beberapa jam,
dapat terbatas pada satu atau beberapa organ, kulit, saluran napas dan cerna,
lokal dan sistemik. Alergen makanan yang sering menimbulkan alergi pada
anak adalah susu, telur, kacang tanah, soya, terigu, dan ikan laut. Sedangkan
yang sering menimbulkan alergi pada orang dewasa adalah kacang tanah,
ikan laut, udang, kepiting, kerang, dan telur.
Alergi makanan tidak berlangsung seumur hidup terutama pada anak. Gejala
dapat hilang, namun dapat kambuh pada keadaan tertentu seperti infeksi
virus, nutrisi yang tidak seimbang atau cedera muskulus gastrointestinal.
2. Tujuan Sebagai acuan memberikan kemudahan dan sebagai acuan bagi praktisi
kesehatan (Puskesmas) dalam penanganan/penatalaksanaan pertama pada
Alergi Makanan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Pangalengan DTP No 440/041/ADMEN tentang
Pelayanan Klinis
4. Referensi Permenkes Nomer 5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis dokter

5. Alat dan bahan


6. Langkah – A. Dokter meanamnesis dengan keluhan (Subjective)
langkah
1. Pada kulit: eksim dan urtikaria.
2. Pada saluran pernapasan : rinitis dan asma.
3. Keluhan pada saluran pencernaan: gejala gastrointestinal non spesifik
dan berkisar dari edema, pruritus bibir, mukosa pipi, mukosa faring,
muntah, kram, distensi,dan diare.
4. Diare kronis dan malabsorbsi terjadi akibat reaksi hipersensitivitas
lambat non Ig-E-mediated seperti pada enteropati protein makanan
dan penyakit seliak
5. Hipersensitivitas susu sapi pada bayi menyebabkan occult bleeding
atau frank colitis.
Faktor Risiko
Terdapat riwayat alergi di keluarga
B. Dokter melakukan Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Sederhana (Objective )
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kulit dan mukosa serta paru.
2. Pemeriksaan Penunjang:-
C. Dokter menegakan Diagnostik (Assessment)
1. Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Diagnosis Banding
Intoksikasi makanan
1. Komplikasi
Reaksi alergi berat
D. Dokter menatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Medika mentosa
Riwayat reaksi alergi berat atau anafilaksis:
1. Hindari makanan penyebab
2. Jangan lakukan uji kulit atau uji provokasi makanan
Rencana Tindak Lanjut
1. Edukasi pasien untuk kepatuhan diet pasien
2. Menghindari makanan yang bersifat alergen secara sengaja
mapun tidak sengaja (perlu konsultasi dengan ahli gizi)
3. Perhatikan label makanan
4. Menyusui bayi sampai usia 6 bulan menimbulkan efek protektif
terhadap alergi makanan

7. Hal –hal yang perlu diperhatikan


8. Unit terkait
9. Dokumen terkait

Você também pode gostar