Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PEMBIAYAAN
SETIABUDI
ANALISA PENENTUAN
PLAFOND PEMBIAYAAN
Cara mengevaluasi kebutuhan pembiayaan berdasarkan
jenisnya yang lazim dibiayai dibagi menjadi:
Persediaan 1.286.562
Penyertaan 4.604.304
Modal 17.157.552
• Sementara modal kerja yang sudah ada yaitu Net Working Capital (aktiva lancar –
utang lancar) adalah:
= Rp30.396.251 – Rp18.172.271
= Rp12.223.980,-
• Rumus diatas dpakai bila ada perubahan kondisi ekonomi yang mengakibatkan:
Penjualan Rp 1.375.000
• dp = 82.500/275.000 = 0,30
• co = 1.650.000/1.375.000 = 1,20
Kesimpulan:
• Tingkat pertumbuhan nilai penjualan yang seimbang yang diikuti oleh struktur
modal yang stabil adalah 34,52%
Penggunaan Sustainable Growth Rate sebagai dasar Penentuan
Besarnya Plafond Pembiayaan
• Dengan konsep dasar tersebut, maka setiap ada tambahan hutang harus diikuti
dengan adanya tambahan modal sendiri. Hal ini berarti bahwa setiap adanya
tambahan modal sendiri, maka secara langsung akan dapat berpengaruh pada
tambahan borrowing capacity yaitu kemampuan mendapat tambahan
pembiayaan.
CONTOH PERHITUNGAN
• Masih dengan contoh di atas, Direktur PT ABC mengajukan pembiayaan ke Bank
sebesar Rp300.000,-. Tambahan pembiayaan yang layak diberikan dengan SGR
Models dapat dijelaskan sebagai berikut.
• Dari contoh soal di atas, setelah pembiayaan sebesar Rp173.000,- diberikan pada
PT ABC, pihak bank dapat melakukan pemantauan dengan melihat actual growth
rate (tingkat penjualan yang sebenarnya), besarnya capital output ratio, debt to
equtity ratio, devidend payout ratio.
• Bila actual growth rate lebih kecil dari sustainable growth rate, maka ada indikasi
bahwa ada tambahan aktiva sebagai akibat adanya tambahan pasiva yang tidak
bisa menunjang pertumbuhan penjualan, yaitu tambahan kekayaan sendiri dan
tambahan hutang yang seharusnya dipergunakan untuk membiayai piutang,
persediaan atau aktiva lain sebagai penunjang pertumbuhan dipergunakan untuk
tujuan lain (side streaming)
• Dengan cara financial monitoring seperti ini akan dengan mudah kita dapat
menentukan apakah terjadi side streaming atas fasilitas pembiayaan yang telah
kita salurkan, sehingga tanda-tanda penyimpangan seperti ini dapat segera
diketahui dan dapat menghindarkan terhadap terjadinya pembiayaan macet.
CONTOH RUMUS SGR KE II
• Kemudian bagaimana bila terjadi perubahan asumsi dasar tersebut di atas. Misalnya, sebelum
memberikan pembiayaan, pihak bank telah berhasil membuat negosiasi dengan PT ABC bahwa: definisi
harus ditingkatkan sehingga (co) menjadi 1,15 atau (at) sebesar 0,869565 dan (pm) menjadi 21%. PT ABC
juga telah setuju untuk memperbaiki posisi struktur kapitalnya sehingga (de) menjadi 1,00 dengan syarat
bahwa tambahan total utang sepenuhnya harus dibiayai bank.
• Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut, maka besarnya SGR dan plafond pembiayaan dari bank
dapat dihitung sebagai berikut.
• Jadi, tambahan pembiayaan bank yang layak diberikan adalah sebesar Rp118.826,25 atau dibulatkan
menjadi Rp119.000,-
CASH FLOW ANALISYS
• Sedangkan cara yang paling baik dan sering dipergunakan untuk mengetahui kebutuhan
modal kerja pembiayaan nasabah adalah dengan pendekatan cash flow analysis, yang
dapat dijelaskan dalam contoh kasus sebagai berikut.
Contoh kasus
• PT Sumber Karja Pratama adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha
jasa konstruksi pembuatan menara (tower/antenna) untuk perusahaan di bidang
telekomunikasi seperti Telkom, Satelindo, Telkomsel, Mobilsel, Excelcomindo, radio, dll.
Ybs saat ini telah memiliki workshop untuk membuat menara/antenna berbagai tipe di
atas lahan seluas 3 ha di daerah Purwakarta. Adapun kondisi laporan keuangannya sbb.
LAPKEU PT SUMBER KARYA PRATAMA
• (Data terlampir)
Pokok Pembiayaan
Hitung Plafon Maximal
Dibulatkan = 187.000.000
Hitung Plafon Maximal
2.400.000 = Pokok + (Pokok x 8% x 10)
120
Pokok = 160.000.000
Dibulatkan = 160.000.000