Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NUCHRON
Penyusun :
Wisnu Rachmad Prihadi / 13702251002
A. Latar Belakang
menjadi lahan pemukiman. Hal serupa terjadi pada luas lahan hutan yang
tahun 2012 terlihat luas tutupan hutan pada tahun 1985 sebesar 120 juta
Ha berkurang pada tahun 2000 menjadi 80 juta Ha, dan diprediksi pada
tahun 2020 luas hutan tinggal 16 juta Ha, hanya tersisa 10% (sumber :
pertumbuhan bambu sangat cepat yaitu pada umur 3-5 tahun sudah dapat
dipanen, jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan material kayu. Bambu
dengan tanaman bambu hal ini dapat dilihat dari perabot rumah tangga
dimiliki tukang, dan waktu pengikatan yang dilakukan, material yang tidak
B. Tujuan
A. Material Bambu
bangunan
sebagai berikut :
1. Curing
keterangan :
a = palung diisi batang bambu
b = batu untuk menjaga kestabilan palung
c = permukaan larutan bahan pengawet
d = batu sebagai beban batang bambu agar tenggelam
e = penutup/ lembaran plastic untuk melindungi dari air hujan
f = batu untuk merapatkan penutup/ lembaran plastic
g = batang melintang sebagai alas batang bambu
h = bahan pengawet yang menetes kedalam palung
3. Pelaburan
keterangan :
a = palung diisi batang bambu
b = batu untuk menjaga kestabilan palung
c = permukaan larutan bahan pengawet
d = batu sebagai beban batang bambu agar tenggelam
e = penutup/ lembaran plastic untuk melindungi dari air hujan
f = batu untuk merapatkan penutup/ lembaran plastic
5. Perebusan
Perebusan bambu pada suhu 55-60oC selama 10 menit akan
menyebabkan pati mengalami gelatinisasi sempurna, yaitu menjadi
amilosa yang larut dalam air (Matangaran, 1987). Perebusan pada
100oC selama 1 jam cukup efektif untuk mengurangi serangan
kumbang bubuk. Metode ini - di samping metode pengasapan -
pemanasan dan perebusan dengan air kapur - tidak populer karena
kurang efektif.
Berikut ini hasil pengujian antara bambu yang di beri perlakuan berupa
Gambar 13. bambu petung yang diberi Gambar 14. bambu petung yang
pengawetan tidak diberi pengawetan
Gambar 15. Bambu petung yang diberi Gambar 16. Bambu petung yang
pengawetan tidak terdapat lubang tidak diberi pengawetan mengalami
setelah diberi perlakuan kerusakan dan keropos
Gambar 17. detail bagian bawah Gambar 18. Detail bagian bawah
bambu petung yang diberi pengawetan bambu petung yang tidak diberi
pengawetan
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi
1. Profil CV Sahabat bambu
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Metode pengawetan bambu pada industri Sahabat bambu
menggunakan metode dengan bahan kimia, dengan Sistem Vertical
Soak Diffusion (VSD)
2. Pengawetan bambu meningkatkan nilai jual dan daya tahan dari
material bambu.
3. Material Bambu dapat diolah dengan berbagai macam tidak hanya
dalam bentuk batangan akan tetapi dapat dibentuk menjadi
lembaran dengan menggunakan sistem laminasi.
4. Bambu tidak lagi sebagai bahan bangunan kelas 2 (termarjinalkan)
dan justru bambu sebagai bahan bangunan yang memiliki ciri khas
dan daya tarik tersendiri bila dibandingkan dengan bahan bangunan
lainnya.
B. Saran
1. Perlunya usaha ini dikembangkan dikarenakan mengingat
pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia yang semakin
meningkat
2. perlunya dilakukan kajian / penelitian untuk mengatasi ketahanan
bambu dalam menahan sifat fisika berupa kembang susut yang
mengkaibatkan bambu pecah
DAFTAR PUSTAKA