Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
povidon iodum
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Povidon iodum adalah suatu iodofor suatu kompleks yodium dengan polivinil
pirolidon. Obat ini di klinik digunakan sebagai pengganti merkurokrom dan yodium tingtur
karena tidak iritatif. Yodium yang dilepas, bekerja sebagai antiseptik berspektrum luas.
Tersedia sebagai berbagai obat topikal yaitu : salep 10%, larutan 10%, shampo dan obat
kumur (1%), sebagai pencuci tangan sebelum operasi. Larutan 10% dapat mengurangi
populasi kumat sampai 85%, efektif untuk satu jam dan kembali ke populasi normal setelah 8
jam. Warna cokelat gelap dan baunya merupakan sifat obat ini yang kurang menguntungkan
(Tjay, 2007).
Kompleks iodofor ini mudah larut dalam ar dan mudah dicuci dan kulit atau pakaian,
bersifat lebih stabil karena tidak menguap dan kerjanya lebih panjang daripada iod karena
sifat-sifatnya ini tingtur povidone-iod 10% dengan kadar iod bebas 1% telah menggantikan
tingtur iodium konvensional. Penggunaannya terutama untuk desinfeksi kulit dalam bentuk
tingtur, sabun cair, salep krim, lotion dan bedak tabur. Digunakan pula sebagai obat kumur
mulut dan tenggorokan. Kadarnya yang biasa digunakan adalah 7,5% povidon-iod, yang
ekivalen dengan kurang lebih 10% iod (Tjay, 2007).
Povidone iodine bersifat bakteriostatis dengan kadar 640μg/ml dan bersifat bakteri sid
pada kadar 960 μg/ml. Dalam 10% povidone iodine mengandung 1% iodium yang mampu
membunuh bakteri dalam 1 menit dan membunuh spora dalam waktu 15 menit. Mekanisme
kerja povidone iodine dimulai setelah kontak langsung dengan jaringan maka elemen iodine
akan dilepaskan secara perlahan-lahan dengan aktifitas menghambat metabolisme enzim
bakteri sehingga mengganggu multiplikasi bakteri yang mengakibatkan bakteri menjadi
lemah. Iodine dalam jumlah yang kecil diserap masuk ke dalam aliran darah, sehingga
menyebabkan efek sistemik dengan akibat shock aniksia jaringan. Penggunaan iodine yang
berlebihan dapat menghambat proses granulasi luka. Povidone iodine yang biasa digunakan
dalam perawatan luka hanya 10%. Hasil suatu penelitian menyatakan bahwa semakin tinggi
konsentrasi iodine yang digunakan semakin mempercepat penyembuhan luka (Gunawan,
2007).
Efek sampingnya hati-hati bila digunakan pada permukaan kulit rusak yang luas
(misalnya luka bakar) karena iodium dapat diresorpsi dan meningkatkan kadar dalam serum
sehingga dapat menimbulkan asidosis, neutropeni dan hipotirosis (selewat) (Tjay, 2007).
Povidon iodum adalah senyawa kompleks dari iodium dengan povidon. Mengandung
tidak kurang dari 9,0% dan tidak lebih dari 12,0% iodium (I) dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan. Pemerian povidon iodum adalah serbuk amorf, cokelat kekuningan sedikit
berbau khas. Larutan bereaksi asam terhadap kertas lakmus. Kelarutan dari povidon iodum
adalah larut dalam air dan dalam etanol, praktis tidak larut dalam kloroform, dalam karbon
tetraklorida dan dalam eter, dalam heksana, dalam aseton. Struktur dari povidon iodum
adalah :
Iodium Povidon
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat
- Batang pengaduk
- Beaker glass
- Buret
- Cawan porselen
- Erlenmeyer
- Gelas ukur
- Lumpang dan stamper
- Mat pipet
- Neraca analitis
- Spatula
- Spuit
- Statif dan klem
- pH meter
- Pipet tetes
- piknometer
- Viskometer Brookfield
3.2 Bahan
- Povidon Iodium
Mengandung tidak kurang dari 9,0% dan tidak lebih dari 12,0% iodium, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian : serbuk amorf, coklat kekuningan, sedikit berbau khas
Kelarutan : larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform
P, dalam eter P, dalam aseton P, dan dalam heksan P.
Khasiat dan penggunaan: antiseptikum lokal (Depkes RI, 1979).
Aqua Destilata (Air suling)
Air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
(Depkes RI, 1979).
- Natrium Tiosulfat
Mengandung tidak kurang dari 99,0% Na2S2O3 dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian : hablur besar tidak berwarna atau serbuk hablur kasar, dalam udara lembab
meleleh
basah, dalam hampa udara pada suhu di atas 30oC merapuh.
Kelarutan : larut dalam 0,5 bagian air, praktis tidak larut dalam etanol.
Khasiat dan penggunaan: antidotum sianida (Depkes RI, 1979).
- Larutan Kanji
Pemerian : serbuk sangat halus, putih.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan di dalam etanol
(Depkes RI, 1979).
- Larutan buffer netral pH 7,2
- Larutan buffer asam pH 4,01
3.5 Prosedur
- Pembuatan Larutan Povidon Iodum 10% Sebanyak 50 ml
Botol dikalibrasi 50 ml. Povidon iodum sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam
lumpang, larutkan dengan air sedikit demi sedikit. Setelah larut, masukan ke dalam botol dan
dicukupkan dengan aquadest sampai batas kalibrasi.
- Penetapan Kadar Iodum dengan Titrasi Iodometri
Dipipet sebanyak 0,5 ml larutan povidon iodum 10% ke dalam erlenmeyer yang
sudah dikalibrasi 25 ml, lalu dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga batas kalibrasi.
Lalu dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N sampai larutan berwarna kuning lemah. Lalu
ditambahkan indikator kanji sampai larutan berwarna biru. Lanjutkan titrasi sampai warna
biru larutan hilang (bening dan jernih). Lakukan titrasi sebanyak tiga kali dan dihitung kadar
iodium (I).
- Penetapan Berat Jenis Larutan Povidon Iodum 10%
Menggunakan Piknometer
Ditimbang piknometer kosong sebanyak tiga kali. Dicatat beratnya lalu diambil
larutan povidon iodum dengan menggunakan spuit sebanyak 5 ml ke dalam piknometer
sampai garis tanda. Ditimbang piknometer berisi dan dicatat beratnya. Dilakukan sebanyak
tiga kali. Lalu dihitung berat jenis dari larutan povidon iodum 10%.
Menggunakan Cawan Porselen
Ditimbang Cawan Porselen kosong sebanyak tiga kali. Dicatat beratnya lalu diambil
larutan povidon iodum dengan menggunakan Matt pipet sebanyak 5 ml ke dalam Cawan
Porselen. Ditimbang Cawan Porselen berisi dan dicatat beratnya. Dilakukan sebanyak tiga
kali. Lalu dihitung berat jenis dari larutan povidon iodum 10%.
- Penetapan pH Larutan Povidon Iodum dengan pH meter Hana
Larutan povidon iodum 10% dimasukkan secukupnya ke dalam pot plastik.
Sebelumnya alat pH meter dikalibrasi dengan larutan buffer pH netral lalu dibilas dengan
aquadest sampai bersih. Kemudian dikalibrasi dengan larutan buffer asam lalu dibilas dengan
aquadest sampai bersih. Kemudian dikeringkan. Lalu pH meter dimasukkan ke dalam sampel
dan ditunggu sampai angka pada pH meter stabil. Catat hasil dan lakukan sebanyak tiga kali.
- Penentuan Viskositas Larutan Povidon Iodum 10% dengan Viskometer Brookfield
Larutan povidon iodum 10% dimasukkan ke dalam wadah. Dirangkai alat dengan
memasang spindel nomor 61. Sesuaikan posisi waterpass. Lalu diturunkan alat sampai batas
spindel. Diatur agar spindel tidak menyentuh dasar wadah. Lalu diatur speed pada posisi 12
(sesuai ukuran yang terbaca). Baca angka yang ditunjukkan jarum pada alat lalu nilai
disesuaikan pada tabel.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan
- Pembuatan Larutan Povidon Iodum 10% sebanyak 50 ml
m PI = 5,0241 g = 5024,1 mg
konsentrasi larutan =
kadar PI =
Kadar Iodum =
=
=
= 87,545 %
Massa Jenis =
=
= 1, 0388 g/ml
- Penetapan pH
pH1 = 2,1
pH2 = 2,1
pH3 = 2,1
pH rata-rata = 2,1
- Penetapan viskositas
Angka yang ditunjukkan pada alat = 0,6
Angka pada tabel ukuran spindle 61 dan speed 12 = 5
Viskositas larutan povidon iodum = 0,6 x 5 = 3 cp
4.2 Tabel
4.5 Pembahasan
Povidon Iodum adalah senyawa kompleks dari Iodum dengan Povidon. Mengandung
tidak kurang dari 9,0% dan tidak lebih dari 12,0% iodum (I) dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan. Larutan Topikal Povidon Iodum adalah larutan Povidon Iodum. Larutan
Povidon Iodum mengandung tidak kurang dari 85,0% dan tidak lebih dari 120% Iodum dari
jumlah yang tertera pada etiket (Depkes RI, 1995).
Pada percobaan, povidon iodum dibuat dengan cara melarutkan 5 gram iodum dalam
50 ml aquadest. Penetapan kadar iodum dilakukan dengan metode titrasi iodometri, dimana
0,5 ml larutan povidon iodum dititrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai berwarna kuning
lemah lalu ditambahkan indikator kanji hingga larutan berubah menjadi biru dan dilanjutkan
titrasi hingga warna biru hilang. Parameter yang diujikan pada larutan povidon iodum
menurut Farmakope adalah penetapan kadar dan pH. Dari pecobaan diperoleh kadar iodium
dalam larutan povidon iodum adalah 87,55%. Hal ini memenuhi persyaratan Farmakope
Indonesia yaitu larutan povidon iodum mengandung tidak kurang dari 85,0% dan tidak lebih
dari 120% (Depkes RI,1995).
Pada penetapan pH larutan topikal povidom iodum diperoleh pH rata-rata 2,1 dengan
menggunakan pH meter. pH larutan Povidon Iodum ini memenuhi persyaratan Farmakope
Indonesia Edisi IV yaitu pH untuk larutan povidon berada pada rentang 1,5 – 6,5 (Depkes RI,
1995).
Selain parameter di atas, penetapan viskositas dan berat jenis juga dilakukan. Hasil
dari pengukuran viskositas dengan menggunakan viskometer Brookfield diperoleh bahwa
larutan povidon iodum ini mempunyai viskositas 3 cp. Hal ini menunjukkan bahwa larutan
povidom iodum merupakan cairan yang encer, karena zat cair yang kental memiliki
viskositas yang lebih besar dibandingkan zat cair yang encer (Munson, 2004).
Untuk pengujian berat jenis dari larutan topikal povidon iodum dilakukan pengujian
dengan menggunakan piknometer. Pengukuran dilakukan dengan menimbang berat
piknometer kosong dan berisi. Didapat hasil berat jenis rata-rata larutan povidon iodum
sebesar 1,0388 g/ml.
Berdasarkan tabel data yang dibuat untuk keseluruhan kelompok diperoleh kadar rata-
ratanya 98,39%; pH rata-rata 2,05; viskositas rata-rata 3 cp dan berat jenis rata-rata 1,0269
g/ml. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari keseluruhan kelompok memenuhi
persyaratan yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi IV.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
- Pembuatan larutan topikal Povidon Iodum 10% yaitu dengan melarutkan 5 gram Povidon
Iodum dalam akuades kemudian di adkan dengan akuades hingga 50 ml.
- Kadar Iodum dalam larutan Povidon Iodum sebesar 87,5% dan kadar rata-rata kelompok
sebesar 108,77% (memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi IV rentang 85,0% -
120,0%).
- pH larutan Povidon Iodum yaitu 2,1 dan pH rata-rata kelompok 2,053 (memenuhi
persyaratan Farmakope Indonesia edisi IV karena berada pada rentang 1,5 – 6,5).
- Berat jenis larutan Povidon Iodum yaitu 1,388 g/mL dan berat jenis rata-rata kelompok
1,0698 g/ml.
- Viskositas larutan Povidon Iodum yaitu 3,0 poise.
5.2 Saran
- Percobaan berikutnya menggunakan viskometer lainnya agar dapat membandingkan hasil.
Contoh viscometer Ostwald, Bola Jatuh, Hoeppler dan lain-lain.
- Sebaiknya dilakukan pengujian mutu lainnya seperti pengujian stabilitas larutan maupun
kemurnian zat dari senyawa asing agar sediaan memenuhi spesifikasi efikasi obat.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI. Hal: 688
Ganiswara, Vincent H.S. 2007. Farmakoogi dan Terapi. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI. Hal: 45
Gennaro,R.A.1990. Remington’s Pharmaceutical Science 8th Edition. Pensyluania: Mark Printing
Company. Hal: 1107
Gunawan, S.G. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Departemen Farmakologi Kedokteran.
UI. Jakarta.
Lachman,L,.1994. Teori dan Pratek Farmasi Industri Edisi Ke Tiga. Jakarta: UI Press. Ha. 632-633
Model, W . 1960. Drug Of Choise. St. Louis : CV. Mosby Compony
Morison, M. J. 2003. Manajemen Luka. EGC. Jakarta
Sabiston. 1995. Buku ajar Bedah Bagian 1. EGC. Jakarta
Sjamsuhidayat. R., Wim De Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. EGC. Jakarta
Sukarjo.1990. Kimia Fisika.Yogyakarta : Rineka Cipta.
Tjay, Tan Hoan.2007.Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo. Hal: 242-245.