Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
ruang atau sebuah substansi dalam bentuk gelombang atau partikel. Partikel radiasi
terdiri dari atom atau subatom dimana mempunyai massa dan bergerak, menyebar
dengan kecepatan tinggi menggunakan energi kinetik. Beberapa contoh dari partikel
Sumber radiasi dapat terjadi secara alamiah maupun buatan. Sumber radiasi
alamiah contohnya radiasi dari sinar kosmis, radiasi dari unsur-unsur kimia yang
terdapat pada lapisan kerak bumi, radiasi yang terjadi pada atsmosfir akibat
buatan contohnya radiasi sinar x, radiasi sinar alfa, radiasi sinar beta , radiasi sinar
gamma.
Penggunaan prinsip dan cara-cara farmasi dan radiokimia untuk membuat obat
penyembuhan (terapi) penyakit yang diidap oleh pasien. Senyawa kimia atau obat,
yang salah satu atom penyusun strukturnya adalah nuklida radioaktif, untuk
keperluan diagnosa atau penyembuhan (terapi) suatu penyakit dan dapat diberikan
penggunaan bahan radioaktif (radiofarmaka) untuk tujuan diagnosa dan terapi suatu
ISI
Dalam penggunaan radiasi untuk berbagai keperluan ada ketentuan yang harus
1) Justifikasi
Setiap pemakain zat radioaktif atau sumber lainnya harus didasarkan pada azaz
manfaat. Suatu kegiatan yang mencakup paparan atau potensi paparan hanya
disetujui jika kegiatan itu akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi
terhadap kesehatan.
2) Limitasi
Dosis ekuivalen yang diterima pekerja radiasi atau masyarakat tidak boleh
melampaui NBD yang telah ditetapkan. Batas dosis bagi pekerja radiasi
3) Optimasi
radiasi harus dirancang dan dioperasikan untuk jaminan agar paparan radiasi
Pembatasan dosis baru dikenal pada tahun 1928 yaitu sejak dibentuknya
tempat kerjanya terkena radiasi tidak boleh menerima dosis radiasi lebih dari 50 mSv
pertahun dan rata-rata pertahun selama lima tahun tidak boleh lebih dari 20 mSv. Nilai
dosis yang diterima dalam jangka waktu tertentu atau dosis yang berasal dari
memberikan kemungkinan yang dapat diabaikan tentang terjadinya cacat somatik gawat
Penyinaran akibat kerja dari tiap pekerja harus diawasi, sehingga nilai batas
a) Dosis efektif sebesar 20 mSv tiap tahunnya, dirata-ratakan selama 5 tahun berturut-
turut
c) Dosis ekivalen pada lensa sebesar 150 mSv dalam satu tahun,dan
d) Dosis ekivalen pada ekstremitas (tangan dan kaki) atau kulit sebesar 500 mSv dalam
satu tahun (nilai batas dosis ekivalen pada kulit dirata-ratakan untuk luas 1 cm2 dari
Untuk siswa dan magang yang berusia antara 16 sampai 18 tahun yang mengikuti
latihan untuk pekerjaannya yang menggunakan penyinaran radiasi, dan untuk siswa
yang berusia antara 16 sampai 18 tahun yang menggunakan sumber radiasi dalam
studinya, penyinaran radiasi harus diawasi sehingga nilai batas berikut tidak dilampaui:
b) dosis ekivalen pada lensa mata sebesar 50 mSv dalam satu tahun,
c) dosis ekivalen pada ekstremitas atau kulit sebesar 150 mSv dalam satu tahun.
b) Dalam keadaan khusus, dosis efektif sampai dengan 5 mSv dalam satu tahun dengan
syarat bahwa dosis rata-rata selama lima tahun berturut-turut tidak lebih dari 1 mSv
c) Dosis ekivalen pada lensa mata sebesar 15 mSv dalam satu tahun, dan
a) Untuk orang dewasa tidak boleh lebih besar daripada 5 mSv selama masa pemeriksaan
b) Untuk anak-anak yang mengunjungi pasien yang menelan zat radioaktif (kedokteran
(1) Merupakan jumlah dari dosis radiasi eksterna dan interna, atau salah satu dari
keduanya, yaitu dosis radiasi eksterna saja atau dosis radiasi interna saja;
Radiasi, dengan Surat Keputusan Dirjen Batan No. PN 03/160/DJ/89 diperkuat dengan
Surat Keputusan Kepala Bapeten No. 08 tahun 2013 tentang Keselamatan Radiasi
Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-x dan Intervensional, NBD yang ditetapkan yaitu:
a. Dosis efektif sebesar 20 mSv pertahun rata-rata selama 5 (lima) tahun berturut-turut.
c. Dosis ekivalen untuk lensa mata sebesar 150 mSv dalam 1 tahun.
d. Dosis ekivalen untuk tangan dan kaki, atau kulit sebesar 500 mSv dalam 1 tahun.
2.3.
gangguan penyakit pada otak, kelenjar tiroid, jantung, paru-paru, hati, limpa dan sistem
OTAK
Radiofarmaka untuk pemeriksaan organ pada sistem saraf pusat (SSP) dibagi menjadi
1. Nondiffusible tracers
Merupakan senyawa yang pertama kali digunakan untuk pencitraan otak. Kelompok
dengan mekanisme lokalisasi pada lesi otak yang tidak spesifik. Umumnya, senyawa
dalam kelompok ini tidak dapat memasuki otak melalui sawar darah otak (Blood-
brain barrier, BBB) utuh. Namun, pada kondisi dimana sawar darah otak terganggu
oleh kondisi patologi, senyawa ini meninggalkan ruang vaskuler dan terkonsentrasi
pada lesi.
untuk digunakan pada metoda positron emission tomography (PET) yaitu 82Rb-
rubidium klorida.
2. Diffusible tracers
Kelompok ini mempunyai kapasitas untuk memasuki otak normal melalui sawar
darah otak (Blood-brain barrier, BBB) utuh. Hal ini mungkin karena senyawa ini
merupakan kompleks lipofilik netral yang berdifusi secara pasif melalui sel endotelial
kapiler otak.
Senyawa yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya adalah 99mTc eksametazim
3. Penanda metabolisme
Merupakan agen yang terlokalisasi pada area otak yang berhubungan dengan
meliputi senyawa yang tetap ada pada ruang larutan serebospinal setelah injeksi
penelitian. Komponen reseptor avid yang diberi label 99mTc dan radionuklida lainnya
sedang dikembangkan.
TIROID
Radionuklida pada kelenjar tiroid digunakan untuk menilai fungsi kelenjar tiroid
hipertiroidisme dan kanker tiroid, dan pencitraan untuk mendeteksi penyakit dalam
kelenjar tiroid dan deteksi adanya metastasis tiroid dengan memindai seluruh tubuh.
Pemeriksaan yang lazim digunakan dalam kedokteran nuklir untuk mengevaluasi pasien
Pemeriksaan ini dapat membantu proses diagnosis hipertiroidisme dan berguna dalam
menentukan dosis terapi 131I yang tepat. Penerapan bersama RAIU dan pemindaian
Untuk mengukur serapan radioiodin, sejumlah kecil radioiodin diberikan per oral.
Radioaktif yang dapat digunakan 123I atau131I-natrium iodida. 131I-natrium iodida lebih
sering digunakan, karena lebih murah dan lebih mudah diperoleh. Pengukuran serapan
biasanya dilakukan pada jam ke-4 dan jam ke-24 setelah pemberian bahan radioaktif.
Hasil pemeriksaan dikatakan normal jika nilainya 5 - 15% untuk serapan jam ke-4 dan
10 - 35% untuk serapan jam ke-24. Pada orang-orang tertentu yang mengalami
hipertiroid, hasil pemeriksaan serapan jam ke-4 akan lebih besar daripada serapan jam
ke-24. Pada kondisi ini, dapat digunakan dosis 131I yang lebih besar karena terjadi
pengembalian iodin yang lebih cepat dari normal pada kelenjar tiroidnya.
Pemindaian tiroid
tiroid. Keduanya ditangkap oleh kelenjar tiroid (seperti dipindahkan kedalam sel folikel
tiroid). Namun hanya iodin yang diatur dan dibentuk kedalam hormon tiroid. Baik 123I-
anatomi, namun 123I lebih akurat untuk pemindaian fungsional. 131I juga dapat
digunakan untuk pemindaian tiroid, namun jarang digunakan karena dosis radiasinya
tinggi terhadap kelenjar, sehingga waktu paruhnya panjang mencapai 8,04 hari dan
123I-natrium iodida adalah bahan radioaktif yang lebih banyak dipakai karena
karakteristik pemindaian yang baik. Waktu paruhnya pendek sekitar 13 jam, energi
gama (159 keV) yang terdeteksi secara efesien dengan kamera gama, dan tidak terdapat
emisi beta. Namun demikian, 123I-natrium iodida lebih mahal dan sulit diperoleh
dari generator 99Mo-99mTc dan lebih murah sehingga 99mTc-natrium pertehnetat lebih
Pengobatan Radioiodin
akibat penyakit Graves, adenoma toksik tiroid, dan toxic multinodular goite atau
Pasien yang menjalani pengobatan menggunakan terapi radioiodin 131I perlu berhati-
hati untuk meminimalkan paparan radiasi lain. Pasien yang diterapi dengan dosis lebih
besar dari 30mCi (1110 MBq) 131I perlu dirawat di rumah sakit dalam ruangan khusus
dan dimonitor sampai dosis yang terpakai di bawah 30 mCi (1110 MBq), hal ini dapat
JANTUNG
Tomography (PET).
Radiofarmaka yang digunakan untuk memeriksa penyakit jantung terdiri dari empat
kelompok utama yaitu (1) bahan perfusi untuk memeriksa aliran darah arteri koroner
dan iskemik, (2) bahan pengumpul darah untuk memeriksa fungsi jantung, (3)bahan
untuk memeriksa infark miokard, dan (4) bahan metabolisme untuk menilai viabilitas
miokard. Bahan utama yang digunakan dalam pencitraan SPECT adalah sel darah
bahan ini tetap tersedia pada daerah farmasi nuklir PET. Bahan lain yang digunakan
pada pencitraan PET antara lain 82Rb-rubidium klorida, 15O-air, dan 13N-amonia untuk
99mTc-albumin
99mTc-sestamibi 11C-asetat
99mTc-tetrofosmin 11C-palmitat
99mTc-teboroksim 18F-fludeoksiglukosa
PARU-PARU
Radiofarmaka untuk pencitraan paru-paru dapat dibagi menjadi dua kelompok utama,
Pencitraan untuk melihat fungsi paru-paru dalam kedokteran nuklir dilakukan untuk
mengevaluasi fungsi ventilasi dan perfusi paru. Fungsi ini dapat dilihat dengan
melakukan inspirasi gas inert seperti Xenon 133Xe atau aeorosol berlabel radioaktif
pemeriksaan pasien yang diduga mengalami embolisme paru akut. Indikasi lainnya
pasien yang diduga mengalami embolisme paru kronis sebagai penyebab hipertensi
paru, pemeriksaan pra-operasi pasien obstruksi paru kronis, dan pemeriksaan fungsi
dan ultrasound lazim dipakai untuk memeriksa anatomi hati, sistem hepatobilier dan
Beberapa pemeriksaan kedokteran nuklir pada organ hati, limpa dan sistem saluran
pengosongan lambung.
Radiofarmaka technetium yang pada awalnya dirancang untuk pemeriksaan hati dan
limpa, sekarang digunakan juga untuk pemeriksaan fungsi saluran cerna, termasuk
saluran cerna.
Sebagai contoh, radiofarmaka untuk mendeteksi perdarahan saluran cerna adalah 99mTc
- koloid sulfur dan 99mTc - Sel darah merah. Penggunaan 99mTc - koloid sulfur untuk
darah merah diberikan untuk kondisi perdarahan seperti bersihan darah lambat,
perbandingan ‘target-penyebab’ yang rendah (low target-to-background ratio), dan
GINJAL
Metode scintigraphy
telah dikembangkan untuk menilai fungsi glomerolus dan tubulus ginjal, untuk
mendeteksi keberadaan tumor atau kista, dan juga untuk mengukur fungsi relatif antara
kedua ginjal kiri dan kanan. Selain itu, scintigraphy ginjal berperan penting dalam
evaluasi perfusi ginjal, fungsi ginjal, dan pada kasus tertentu juga berperan untuk
Pemeriksaan ginjal dengan radiofarmaka berdasarkan pada dua prinsip yaitu, prinsip
yang berhubungan dengan bahan radioaktif yang digunakan untuk memeriksa bersihan
ginjal, yang kemudian dapat dibagi lagi menjadi bahan radioaktif untuk memeriksa
GFR dan bahan radioaktif untuk memeriksa fungsi tubulus; dan prinsip yang
Berikut ini beberapa radiofarmaka yang digunakan pada organ ginjal beserta
kegunaannya.
Injeksi Technetium Tc 99m Pentetat (99mTc-DTPA)
Bahan ini digunakan untuk mengevaluasi aliran darah gross ke ginjal dan untuk
Pada prinsipnya, 99mTc-DTPA ini digunakan untuk menilai perfusi ginjal, fungsi ginjal
Digunakan untuk mendeteksi abnormalitas fokal pada korteks ginjal, dan juga
bermanfaat untuk menilai fungsi relatif ginjal kanan dan ginjal kiri.
Digunakan untuk mengevaluasi perfusi renal, gangguan uropati, fungsi relatif ginjal,
Digunakan untuk mengukur aliran plasma ginjal efektif (Effective Renal Plasma Flow,
ERPF).
TULANG
penyakit metastase, infeksi, dan luka trauma. Keunggulan dari pencitraan tulang adalah
sensitivitasnya yang tinggi, sehingga dimanfaatkan untuk menilai lesi patologis pada
tulang pada tahap awal timbulnya penyakit. Kelemahan pencitraan tulang adalah tidak
Radiofarmaka yang paling sering digunakan untuk pemeriksaan tulang adalah 99m Tc-
difosfonat seperti 99m Tc-MDP (methylene diphosphonate) dan 99m Tc-HDP (99m Tc-
oxydronate). Dosis untuk pencitraan tulang dan distribusi dosis lazim dewasa 99m TC-
HDP atau 99m TC-MDP adalah 20 mCi (740 MBq) melalui rute intravena. Pencitraan
memberikan waktu plasma dan latar belakang aktivitas jaringan yang akan ditampilkan.
Sekitar 40% sampai 50% dari dosis yang diinjeksikan, terlokalisasi pada tulang, dan
Dosis untuk pemindaian tulang pada dewasa, dosis yang diberikan biasanya 20-30 mCi
(740 sampai 1110 MBq) melalui intravena. Pada anak, dosis ditentukan berdasarkan
berat badan, biasanya 250-300 µCi/kg (9,25 – 11,1 MBq/kg) dengan minimum 1-2,5
mCi (37-92,5 MBq). Jika terdapat kontraindikasi, pasien harus dalam kondisi terhidrasi
3. Pemasukan bahan ke dalam glove boxes atau hot cells dan pengeluaran produk
hendaklah dilakukan tanpa penyebaran radioaktivitas.
6. Glove boxes atau hot cells hendaklah dilengkapi dengan ventilasi yang tepat
untuk penanganan zat radioaktif.
12. Prosedur tetap (Protap) harus tersedia untuk semua kegiatan. Protap untuk
pembuatan produk hendaklah dikaji secara berkala dan dibuat terkini. Semua
data tahapan kritis yang dimasukkan operator ke catatan bets hendaklah
diperiksa secara terpisah oleh operator lain atau supervisor.
15. Hendaklah disusun suatu daftar peralatan kritis seperti timbangan, oven
depirogenisasi, kalibrator dosis, filter sterilisasi dan lain lain, di mana kesalahan
pembacaan atau fungsi pada alat dapat membahayakan pasien yang
mendapatkan produk jadi radiofarmaka. Peralatan tersebut hendaklah dikalibrasi
dan diuji pada interval waktu yang teratur serta hendaklah diperiksa kondisinya
tiap hari atau sebelum proses produksi mulai. Hasil pemeriksaan dicatat dalam
buku log.
16. Peralatan khusus untuk pengukuran bahan radioaktif dibutuhkan, demikian juga
baku pembanding radioaktif. Alat untuk mengukur radioaktifitas hendaklah
dikalibrasi oleh lembaga yang telah diakreditasi Pemerintah.
Pengolahan Radiofarmaka
18. Semua peralatan dan area kerja sekitarnya harus dibersihkan dengan seksama
tiap hari setelah selesai bekerja. Langit-langit, dinding dan permukaan struktural
lain harus dibersihkan secara teratur. Fumigasi ruangan harus dilakukan tiap
bulan.
21. Sebelum bahan yang datang dicampur dengan stok yang ada (misal: pelarut atau
stok di dalam silo), bahan tersebut hendaklah diidentifikasi dengan benar, diuji
jika perlu dan diluluskan. Prosedur hendaklah tersedia untuk mencegah salah
masuknya bahan yang datang ke dalam stok yang ada.
22. Jika pengiriman produk ruahan dilakukan dengan tangker yang tidak
didedikasikan untuk satu produk, hendaklah ada jaminan tidak ada kontaminasi
silang yang berasal dari tangker. Cara untuk memberikan jaminan ini dapat
mencakup satu atau lebih hal sebagai berikut :
i) sertifikat pembersihan;
ii) pengujian untuk impuritas sesepora; dan
iii) audit terhadap pemasok.
23. Wadah penyimpanan besar dan manifold pendamping serta lajur pengisian dan
pengeluarannya hendaklah diidentifikasi semestinya.
24. Tiap wadah atau kelompok wadah (bets) dari bahan hendaklah ditandai dan
diidentifikasi dengan suatu nomor kode, nomor bets atau nomor penerimaan
yang berbeda. Nomor ini hendaklah digunakan untuk mencatat disposisi tiap
bets. Hendaklah ada suatu sistem untuk mengidentifikasi status dari tiap bets.
27. Alat bantu proses, bahan baku berbahaya atau sangat beracun, bahan khusus lain
atau bahan yang ditransfer ke unit lain yang berada dalam kendali perusahaan
tidak perlu diuji apabila diperoleh Sertifikat Analisis dari pabrik pembuat, yang
menunjukkan bahwa bahan baku tersebut memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan. Pemeriksaan visual terhadap wadah, label dan catatan nomor bets
hendaklah memudahkan penetapan identitas bahan tersebut. Pengabaian
pengujian-di-tempat (terhadap) bahan tersebut hendaklah dijustifikasi dan
didokumentasikan.
28. Sampel hendaklah mewakili bets bahan dari mana bahan tersebut diambil.
Metode pengambilan sampel hendaklah menetapkan jumlah wadah dan bagian
mana dari wadah yang diambil untuk sampel, serta jumlah bahan yang diambil
untuk sampel dari tiap wadah. Jumlah wadah untuk sampel dan ukuran sampel
hendaklah berdasarkan pola pengambilan sampel dengan mempertimbangkan
kekritisan bahan, variabilitas bahan, riwayat mutu pemasok dan jumlah yang
dibutuhkan untuk analisis.
30. Wadah dari mana sampel diambil hendaklah dibuka secara hati-hati dan segera
ditutup kembali. Wadah tersebut hendaklah ditandai untuk menunjukkan bahwa
sampel telah diambil.
Penyimpanan
31. Bahan hendaklah ditangani dan disimpan sedemikian rupa untuk mencegah
degradasi, kontaminasi dan kontaminasi silang.
32. Bahan yang disimpan dalam fiber drum, kantong atau kotak hendaklah tidak
diletakkan langsung di atas lantai dan, apabila sesuai, diberikan ruang yang
memudahkan pembersihan dan pemeriksaan.
33. Bahan hendaklah disimpan pada kondisi dan waktu yang tidak memberikan
dampak buruk terhadap mutu, serta dikendalikan sehingga stok yang paling
lama digunakan lebih dulu.
34. Bahan tertentu dalam wadah yang yang sesuai dapat disimpan di luar bangunan,
asalkan label identitas tetap terbaca dan wadah dibersihkan semestinya sebelum
dibuka dan digunakan.
35. Bahan yang ditolak hendaklah diidentifikasi dan dikendalikan dengan suatu
sistem karantina yang dirancang untuk mencegah penggunaan yang tidak
diotorisasi dalam pembuatan.
Reevaluasi
36. Bahan hendaklah direevaluasi sebagaimana mestinya untuk menentukan
kesesuaian penggunaan (misal: setelah penyimpanan yang lama atau pemaparan
terhadap panas atau kelembaban).
Pengawasan Mutu
37. Spektrometer sinar gamma digunakan untuk pengawasan mutu kemurnian
radionuklida dari radiofarmaka. Agar dapat menggunakan spektrometer sinar
gamma dengan kinerja tinggi, seluruh sistem perlu disetel dan dipertahankan
secara tepat.Bentuk pulsa dan amplifier gain hendaklah disetel secara berkala.
Kalibrasi energi, Full Width at Half Maximum (FWHM) dan peak counting
efficiency dan pemeriksaan area puncak, pengujian radioaktivitas, akurasi,
presisi hendaklah dilakukan secara berkala.
38. Untuk radiofarmaka yang ditandai dengan radionuklida yang waktu paruhnya
lebih dari 20 menit, pada tiap bets produk direkomendasikan untuk dilakukan uji
pH, pemerian, kemurnian radiokimia, aktivitas spesifik (bila berisiko toksik atau
bila lokalisasinya tergantung pada massa jaringan (mass-dependent)).
40. Stabilitas terhadap radiasi untuk semua komponen yang terpapar radiasi tinggi
hendaklah ditetapkan, demikian juga jadwal perawatan dan penggantiannya.
41. Perhatian khusus hendaklah diberikan pada kondisi iradiasi untuk menetapkan
dampak perubahan pada tiap parameter kemurnian radionuklida, radiokimia atau
kimia produk akhir. Parameter kritis meliputi arus berkas, energi ambang, energi
partikel, komposisi isotop dari bahan target, penempatan target, waktu iradiasi,
komposisi bahan pendukung dan kemurnian kimia target.
42. Untuk kit radiofarmaka, pengaruh umur produk terhadap kestabilan produk
setelah rekonstitusi hendaklah dibuktikan.