Você está na página 1de 9

Analisis Profitabilitas dan Likuiditas serta Implikasi Manajemen

pada PT Gudang Garam Tbk

Tugas Akuntansi Manajemen

Disusun oleh:

Lipo Wisnu 165020204111009

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Manajemen
Universitas Brawijaya
Malang
2017
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


a. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan sehingga
meningkatkan kekayaan pemilik perusahaan.
b. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai perusahaan adalah dengan meningkatkan laba
perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan manajemen dengan tingkat efektivitas
yang baik. Salah satu ukuran kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dapat dilihat dengan
rasio profitabilitas.
c. Perusahaan manufaktur mengolah produk kemudian dijual untuk menghasilkan profit. Sehingga
dalam perusahaan manufaktur aset lancar menjadi bagian yang penting untuk menghasilkan
laba. Manajemen perlu menjaga aset lancar agar tetap berada dalam posisi yang cukup untuk
memenuhi kewajiban lancarnya. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya
dapat dinilai dari rasio likuiditas perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Perumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk
berdasarkan analisis profitabilitas dan likuiditas.
1.3 Tujuan
Tujuan dari analisis adalah bagaimana implikasi manajemen terhadap rasio profitabilitas dan likuiditas
PT Gudang Garam Tbk.
1.4 Manfaat
Untuk memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan sebagai bahan pertimbangan manajemen
dalam mengambil keputusan.
PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Profitabilitas
Profitabilitas adalah ukuran untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan
laba. Ratio profitabilitas digunakan dalam analisis laporan keuangan untuk mengukur tingkat
profitabilitas perusahaan.
Tujuan penggunaan profitabilitas bagi manajemen perusahaan adalah:
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode
tertentu.
2. Unutk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal
sendiri.
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan,baik modal
pinjaman maupun modal sendiri.
6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan.

Rasio – rasio yang digunakan dalam analisis profitabilitas antara lain sebagai berikut :

a) Gross Profit Margin


Gross Profit Margin mengukur persentase laba yang diperoleh sesudah perusahaan
menghasilkan produk.

𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal
ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales,
demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi
perusahaan.

b) Operating Profit Margin


Operating profit margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan penjualan. Operating
profit margin merupakan rasio yang menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit
yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan.

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥


𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang
benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-
kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran
pajak. Apabila semakin tinggi operating profit margin maka akan semakin baik pula operasi
suatu perusahaan.

c) Net Profit Margin


Net profit margin mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net
profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Net profit margin dapat dihitung dengan
membagi laba setelah pajak dengan penjualan.

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥


𝑁𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

d) Earning Per Share


Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham
dalam menghasilkan laba. Earning per share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah
rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham.

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥


𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

e) Return on Total Assets (ROA)


Return on Assets mengukur keberhasilan manajemen dalam menggunakan asetnya untuk
menghasilkan laba.

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

f) Return on Equity
Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total
ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang
tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham
preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

2.1.2 Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek yang jatuh
tempo. Tingkat likuiditas sebuah organisasi perusahaan biasanya dijadikan sebagai salah satu tolok
ukur untuk pengambilan keputusan orang-orang yang berkaitan dengan perusahaan. Beberapa
pihak yang biasanya terkait dengan tingkat likuiditas suatu perusahaan yaitu pemegang saham,
penyuplai bahan baku, manajemen perusahaan, kreditor, konsumen, pemerintah, lembaga
asuransi dan lembaga keuangan.
Tingkat likuiditas perusahaan biasanya ditunjukkan dalam bentuk rasio tertentu. Keseluruhan
angka yang ada dalam rasio ini merupakan perbandingan antara tingkat aset lancar dengan jumlah
kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan.
Likuiditas memiliki setidaknya empat fungsi utama bagi perusahaan yaitu :
 Sebagai media untuk menjalankan aktivitas bisnis sehari-hari
 Sebagai antisipator dana – dana yang dibutuhkan secara tiba-tiba atau pun mendesak
 Sebagai pemuas nasabah (khusus lembaga keuangan) yang ingin melakukan pinjaman ataupun
penarikan dana
 Sebagai poin penentu tingkat fleksibelitas perusahaan dalam mendapatkan persetujuan
investasi ataupun usaha yang menguntungkan
Rasio yang digunakan dalam analisis likuiditas antara lain adalah sebagai berikut :

a) Current Ratio (Rasio Lancar)


Current ratio adalah ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan dan
kemampuan membayar utang jangka pendek perusahaan (Kieso 2011 : 668). Semakin besar
perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Current ratio dihitung dengan membagi current assets dengan curent liabilites :

𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Current ratio =
𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑒𝑠

Current ratio umumnya meliputi kas, marketable securities, account receivable, dan
inventories. Current liabilites terdiri dari account payable, short term notes payable, current
maturities of long term debt, accrued taxes, dan accrued expenses (Brigham 2007 : 253)
Umumnya current ratio yang baik adalah 2,0. Adapun penalarannya ialah apabila debitur
mengalami kesulitan dalam membayar kewajiban lancarnya maka perusahaan dapat secara cepat
menguangkan aset lancarnya secara tergesa-gesa akibatnya perusahaan menjual aset lancar
dibawah harga bukunya. Penurunan harga aset lancar ini masih dapat menutupi kewajiban lancar
perusahaan (Soedijono 1993 : 87). Namun ukuran standar ratio ini tergantung pada perusahaan-
perusahaan yang sejenis.

b) Quick Ratio (Ratio Cepat)


Quick ratio adalah ukuran likuiditas perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya
dengan cepat. Quick ratio tidak memperhitungkan persediaan dalam analisis, karena umumnya
persediaan untuk menjadi kas membutuhkan waktu dan proses yang cukup panjang. Quick ratio
dihitung dengan membagi aset lancar selain persediaan dengan utang jangka pendek :

𝑐𝑎𝑠ℎ + 𝑠ℎ𝑜𝑟𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 + 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 (𝑛𝑒𝑡)


Quick ratio =
𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑒𝑠
Rasio yang baik umumnya adalah 100% atau 1 : 1, kurang dari ukuran tersebut dianggap
kurang baik. Rasio ini lebih tajam dari pada current ratio, karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid (mudah dicairkan atau diuangkan) dengan hutang lancar. Jika current
ratio tinggi tapi quick rationya rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan.

2.2 Rasio Profitabilitas dan Likuiditas PT Gudang Garam Tbk


PT Gudang Garam adalah perusahaan yang memproduksi berbagai macam jenis rokok.
Perusahaan ini termasuk dalam kategori perusahaan manufaktur, dikarenakan perusahaan mengolah
tembakau menjadi rokok dalam kemasan kemudian menjualnya ke pasar. Analisis yang digunakan
adalah analisis time series yaitu dengan membandingkan data satu tahun dengan tahun sebelumnya.
Berikut adalah pemaparan analisis profitabilitas dan likuiditas.

2.2.1 Analisis Profitabilitas


a) Gross Profit Margin
Gross profit margin perusahaan harus cukup tinggi untuk menutupi beban operasi, pajak dll.
PT Gudang Garam menetapkan gross profit margin 20,5% pada thaun 2014 meningkat menjadi
22% pada tahun 2015.
(dalam juta Rp)
Data Laporan Keuangan 2014 2015 Perubahan
Gross profit 13,379,566 15,485,611 15,7%
Sales 65,185,850 70,365,573 7,9%
Gross profit margin 20,5% 22,0% +1,5%

Volume penjualan mengalami penurunan sebesar 2,4%. Namun terjadi peningkatan


penjualan sebesar 7,9% menjadi Rp 70,4 triliun. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan harga
jual secara bertahap sementara volume penjualan menurun.
Kebijakan manajer dalam menaikan margin laba adalah tepat. Terlihat dari penurunan volume
penjualan masih dapat menaikan penjualan dan gross profit. Dikarenakan margin laba kotor
meningkat menjadi 22%.
Manajer dapat menggunakan data perubahan harga jual dalam analisis biaya volume dan laba
(BVL) untuk melihat dampak perubahan harga dan volume penjualan terhadap laba perusahaan
(Garrison 2013 : 209). Dalam kasus ini PT Gudang Garam mengalami penurunan volume penjualan,
tetapi hal ini dapat diatasi oleh manajer dengan peningkatan harga jual. Peningkatan harga jual
akan meningkatkan margin kontribusi yang digunakan untuk menutupi beban tetap perusahaan.
Peningkatan pada margin kontribusi akan berdampak pada peningkatan laba yang diperoleh.
Dengan demikian walaupun volume penjualan menurun target laba perusahaan masih dapat
tercapai.

b) Operating Profit Margin


Operating profit margin untuk rata-rata perusahaan manufaktur adalah 10% (Brigham 2009 :
95). Operating profit margin PT Gudang Garam masih diatas rata-rata perusahaan manufaktur. Ini
mengindikasikan operating cost perusahaan sudah cukup efisien.
Data Laporan Keuangan 2014 2015 Perubahan
EBIT 8,626,524 10,064,867 19,0%
Sales 65,185,850 70,365,57
Operating Profit Margin 13.2% 14.3% +1,1%

Operating profit margin menggunakan dasar Earning Before Interest and Tax (EBIT) dalam
penghitungannya. EBIT dihitung dengan mengurangkan gross profit dengan beban usaha (beban
tetap dan variabel). Laba PT Gudang Garam sebelum pajak penghasilan mengalami peningkatan
19,0% dari Rp 8,6 triliun menjadi 10 triliun terutama disebabkan oleh peningkatan marjin laba
bruto sekalipun beban usaha meningkat.

c) Net Profit Margin


Net profit margin
Data Laporan Keuangan 2014 2015 Perubahan
Earning After Tax 5,432,667 6,452,834
Sales 65,185,850 70,365,57
Net Profit Margin 8.3% 9.2% +0,9%

d) Earning Per Share


Data Laporan Keuangan 2014 2015 Perubahan
Earning After Tax 5,432,667 6,452,834
Outstanding Shares 1,924,088 1,924,088
Earning per Share 2,810 3,345 +0,535

e) Return on Total Asset (ROA)


Data Laporan Keuangan 2014 2015 Perubahan
Earning After Tax 5,432,667 6,452,834
Total Aset 58,234,278 63,505,413
ROA 9.3% 10.2% +0,9%

f) Return on Equity (ROE)


Data Laporan Keuangan 2014 2015 Perubahan
Earning After Tax 5,432,667 6,452,834
Total Equity 33,134,403 38,007,909
ROE 16.4% 17.0% +0,6%
2.2.2 Analisis Likuiditas
a) Current Ratio (Rasio Lancar)
Data Laporan Keuangan 2014 2015 Perubahan
Current Assets 38,532,600 42,568,43
Current Liabilites 23,783,134 24,045,086
Current Ratio 162.0% 177.0% +15%

b) Quick Ratio (Ratio Cepat)


Data Laporan Keuangan 2014 2015 Perubahan
Cash, receivable, short 3,793,273 5,312,503
invesment, other current assets
Current Liabilites 23,783,134 24,045,086
Current Ratio 16,0% 22.1% +6,1%
DAFTAR PUSTAKA

Garrison, Ray H, et al. 2013. Akuntansi Manajerial. Edisi 14. Salemba Empat. Jakarta

Harahap, Sofyan S. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Kesatu. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Brigham, Eugene F; Daves, Phillip R. 2007. Intermediate Financial Management, Ninth edition. Thomson

South Western. USA.

Weygandt, Jerry J. et al. 2011. Financial Accounting, IFRS Edition. Jon Wiley & Sons, Inc. USA.

Reksoprajitno, Soedijono. 1993. Analisis Laporan Keuangan: Analisis Rasio. Gunadarma. Jakarta.

Brigham, Eugene F; Joel F. Houston. 2009. Fundamentals of Financial Management, 12TH Edition. South-

western. USA.

PT Gudang Garam. 2016. Annual Report 2015. PT Gudang Garam Tbk. Kediri.

Você também pode gostar