Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
RESUME
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Analisis Laporan Keuangan
yang dibina oleh Bapak Yuli Soesetio, S.E., M.M.
Oleh Kelompok 4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa
yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data
perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan
Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu. Setiap tutup periode akhir bulan
biasanya accounting menyiapakan dan menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari
Laporan Neraca, Rugi Laba, Arus Kas, Perubahan Modal, dan Laporan tersebut diserahkan
ke pimpinan perusahaan.
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut ini tujuan dari
penyusunan makalah.
1. Untuk memaparkan profil singkat PT. Delta Djakarta Tbk.
2. Untuk menjelaskan tentang reklasifikasi laporan keuangan keuangan PT. Delta
Djakarta Tbk.
3. Untuk menjelaskan tentang analisis akun dalam laporan keuangan PT. Delta Djakarta
Tbk.
4. Untuk menjelaskan tentang analisis rasio keuangan PT. Delta Djakarta Tbk.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Rasio Likuiditas
Rasio yang menunjukkan kemampuan pengelola perusahaan dalam memenuhi
kewajiban atau hutang jangka pendeknya.
*https://ardra/biz/ekonomi/ekonomi-keuangan-manajemen-keuangan-/analisis-rasio-
keuangan-perusahaan/analisis-rasio-keuangan-likuiditas-liquidity-ratio/
c. CASH RATIO
Cash Ratio digunakan untuk mengukur ketersediaan uang kas untuk melunasi
kewajiban (utang) jangka pendek. Uang kas bisa berbentuk rekening giro. Rasio
ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan dengan total aktiva
lancar. Semakin besar rasionya akan semakin baik sehingga perusahaan bisa
melunasi utang sesuai jatuh tempo atau sebelum jatuh tempo.
𝐾𝑎𝑠 + 𝑆𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎 𝐾𝑎𝑠
𝐶𝐴𝑆𝐻 𝑅𝐴𝑇𝐼𝑂 =
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
*http://eprints.polsri.ac.id/2628/3/BAB%20II.pdf
4. Rasio Pasar
Rasio ini digunakan untuk mengukur harga pasar saham perusahaan, relatif terhadap
nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang
investor ataupun calon investor, meskipun pihak manajemen, juga berkepentingan
rasio ini.
*http://nissaoke.blogspot.co.id/2014/05/rasio-solvabilitas-profitabilitas-dan.html
PASIVA
HUTANG
Hutang 26.760.090
Usaha
Hutang 93.159.462 158,990,741 190,952,635 140,419,495 137,842,096 139,684,908
jangka
pendek
Hutang 27.175.770 31,492,068 36,521,246 48,280,940 47,580,546 56,512,464
Jangka
panjang
JUMLAH 147.095.322 190,482,809 227,473,881 188,700,435 185,422,642 196,197,372
HUTANG
EKUITAS 598.211.513 676,557,993 764,473,253 849,621,481 1,012,374,00 1,144,645,393
8
JUMLAH 745,306,835 867,040,802 991,947,134 1,038,321,916 1,197,796,65 1,340,842,765
HUTANG 0
&
EKUITAS
Kondisi kas dan setara kas pada perusahaan PT. Delta Djakarta ini mengalami fluktuatif.
Tertinggi pada tahun 2017 artinya pada tahun itu perusahaan mempunyai banyak
cadangan kas. Namun mengalami penurunan pada tahun 2014 dikarenakan perusahaan
melakukan kegiatan akuisisi penuh terhadap suatu perusahaan yang sebagian besar
dananya berasal dari kas. kondisi ini semakin membaik karena pada tahun selanjutnya
menandakan bahwa saat kas mengalami kenaikan artinya terjadi peningkatan penjualan
pada tahun tersebut dan sebaliknya.
2) Piutang
PIUTANG
Rp250000000.0
STAGNAN
Rp200000000.0
Rp150000000.0
Rp100000000.0
Rp50000000.0
Rp-
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Analisis :
Kondisi piutang pada perusahaan PT Delta Djakarta ini mengalami keadaan yang
stagnan. Tertinggi pada tahun 2014 artinya pada tahun itu perusahaan mempunyai
banyak piutang. jika piutang perusahaan terlalu tinggi dikhawatirkan banyak piutang
yang tak tertagih yang mengakibatkan kerugian. Namun mengalami penurunan pada
tahun 2013 artinya ada sebagian mitra yang telah membayar piutangnya. Trend pada
piutang cenderung stagnan dari tahun ke tahun. Kondisi pada tahun 2013 terendah
karena segala bentuk pinjaman telah dialokasikan untuk pengembangan perusahaan.
3) Persediaan
PERSEDIAAN
Rp250000000.0 NAIK LANDAI
Rp200000000.0
Rp150000000.0
Rp100000000.0
Rp50000000.0
Rp-
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Analisis :
Kondisi persediaan pada perusahaan PT. Delta Djakarta ini mengalami fluktuatif.
Tertinggi pada tahun 2014 artinya pada tahun itu perusahaan mempunyai banyak
persediaan. Jika persediaan perusahaan terlalu tinggi dikhawatirkan banyak persediaan
yang diam yang mengakibatkan kerugian. namun mengalami penurunan yang tinggi
pada tahun 2012 artinya perputaran persediaan perusahaan berjalan dengan baik. Trend
pada persediaan cenderung mengalami naik landai. Hal ini disebabkan karena
perusahaan menetapkan penyisihan untuk nilai realisasi neto persediaan berdasarkan
hasil penelaahan berkala atas kondisi fisik dan nilai realisasi neto persediaan.
4) Total Aktiva
TOTAL AKTIVA
Rp1600000000.0
NAIK TAJAM
Rp1400000000.0
Rp1200000000.0
Rp1000000000.0
Rp800000000.0
Rp600000000.0
Rp400000000.0
Rp200000000.0
Rp-
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Analisis :
Pada PT. Delta Djakarta ini total aktiva mengalami peningkatan yang sangat tajam
dimana tertinggi pada tahun 2017 artinya perusahaan harus mampu mengelola aktiva
tetap agar dapat bekerja melakukan kegiatan operasi perusahaan efisien. Namun jika
perusahaan tidak mampu mengelola aktivanya maka akan terjadi penurunan kinerja
yang akan berakibat pada penurunan laba. Kondisi trend pada total aktiva ini dapat
diaktakan naik tajam. Pada tahun 2017 kondisi naik tajam diakibatkan karena adanya
pengelolaan yang maksimal dari asettetap berupa pemeliharaan tanah dan bangunan.
5) Hutang dagang
HUTANG USAHA
Rp50000000.0
Rp45000000.0 STAGNAN
Rp40000000.0
Rp35000000.0
Rp30000000.0
Rp25000000.0
Rp20000000.0
Rp15000000.0
Rp10000000.0
Rp5000000.0
Rp-
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Analisis :
Pada akun utang dagang yang dimiliki oleh PT. Delta Djakarta ini mengalami
pergerakan yang stagnan. Pada tahun 2013 dan 2015 mengalami kenaikan Artinya
perusahaan tidak mekwelsmbayar secara tunai. Hal ini sesuai dengan kas yang pada
2013 dan 2015 mengalami kenaikan. Trend pada hutang dagang ini cenderung stagnan.
Karena sifat dari hubungan dan transaksi antara kelompok usaha dengan pihak-pihak
berelasi, utang usaha tidak dijamin,tidak dikenakan bunga dan umumnya mempunyai
syarat pembayaran antara 7 hari sampai dengan 60 hari.
Rp50000000.0
Rp40000000.0
Rp10000000.0
Rp-
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Analisis :
Hutang jangka panjang ini mengalami kenaikan artinya banyak kegiatan perusahaan
yang dibiayai oleh utang jangka panjang. Perusahaan harus mampu mengelola utang
jangka panjangnya agar perusahaan tidak sampai mengalami kebangkrutan. Namun
hutang yang tinggi dapat memperkecil pajak yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Trend pada hutang jangka panjang ini cenderung mengalami kenaikan yang sangat
tajam. Trend ini dikarenakan perusahaan menawarkan obligasi tanpa hak konversi
dengan tingkat suku bunga tetap.
8) Ekuitas
EKUITAS
Rp1400000000.0
Rp800000000.0
Rp600000000.0
Rp400000000.0
Rp200000000.0
Rp-
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Analisis :
Pemodalan dalam PT. Delta Djakrat ini tertinggi pada tahun 2017, dan terendah pada
tahun 2012. Pemodalan dalam perusahaan ini dapat dikatakan baik jika modal tersebut
dikelolah dengan baik. Trend pada akun ekuitas ini cenderung mengalami kenaikan
yang tajam. Hal ini dapat dilihat dari penjualan yang semakin tahun semakin naik.
Pemodalan mengalami kenaikan yang sangat tajam. Karena pada saat itu perusahaan
menglami akuisisi.
9) Laba Operasi
LABA OPERASI
Rp400000000.0
Rp350000000.0
STAGNAN
Rp300000000.0
Rp250000000.0
Rp200000000.0
Rp150000000.0
Rp100000000.0
Rp50000000.0
Rp-
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Analisis :
Laba operasi trendnya mengalami kenaikan yang stagnan. Tertinggi pada tahun 2014
dan terendah pada tahun 2015 penurunan ini harus segera diatasi dengan memperkecil
beban biaya. jika laba perusahaan semakin tinggi artinya ada kinerja yang baik yang
dilakukan oleh perusahaan. Pada tahun 2016 meningkat dikarenakan manajemen
memantau hasil operasi dari unit usahanya secara terpisah guna keperluan pengambilan
keputusan mengenai alokasi sumber daya dan penilaian kinerja.
10) EAT
EAT
Rp350000000.0 NAIK LANDAI
Rp300000000.0
Rp250000000.0
Rp200000000.0
Rp150000000.0
Rp100000000.0
Rp50000000.0
Rp-
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Analisis :
Laba bersih ini cenderung mengalami kenaikan yang cenderung landai. Tertinggi pada
tahun 2014 dan terendah pada tahun 2015. Laba bersih ini nantinya juga akan
berpengaruh pada ROE. Namun perlu diingat bahwa laba bersih bukanlah segala-
galanya artinya jikapun laba bersih tinggi namun bukan berasal dari kegiatan utama
perusahaan dapat dikatakan kurang berhasil dan sebaliknya. Pada tahun 2017 melonjak
karena pada saat itu perusahaan belum memiliki tagihan pajak yang tinggi dan hutang
jangka panjang yang banyak.
Rp500000000.0
Rp400000000.0
Rp300000000.0
Rp200000000.0
Rp100000000.0
Rp-
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Analisis :
Laba kotor ini cenderung stagnan, tertinggi terjadi pada tahun 2014 dan terendah pada
tahun 2015. Laba kotor ini bergerak naik turun yang dipengaruhi oleh penjualan dimana
penjualan tersebut masih memiliki biaya lain yang harus diatnggung oleh hasil
penjualan. Trend pada laba kotor ini cenderung stagnan.
Kesimpulan :
Jadi, kesimpulan dari analisis trend pada PT . Delta Djakarta mengalami peningkatan
yang cenderung stagnan dari setiap akunnya. Hal ini dikarekan PT. Delta Djakarta yang
mempunyai anak usaha dibidang yang sama. PT. Delta Djakarta ini bergerak dibidang
minuman bir yang penghasilannya akan cenderung stagnan di setiap tahunnya.
Pada PT Delta Djakarta, trend dari rasio ROA memperlihatkan nilai yang
cenderung menurun beberapa tahun terakhir. Meskipun ada peningkatan tetapi
peningkatan tersebut tidak begitu signifikan. Dilihat dari tahun 2014 yang
berada pada nilai 0.29 atau 29% dan turun pada tahun 2015 pada nilai 0.184
atau 18.4% yang kemudian naik pada tahun 2016 dengan nilai 0.212 atau
21.2%. Kemungkinan hal tersebut diakibatkan oleh nilai net income yang tidak
berubah begitu drastis tiap tahunnya dan sebaliknya jumlah asset mengalami
peningkatan yang cukup tajam tiap tahunnya. Akan tetapi rata2 ROA dari tahun
2012-2017 bisa dibilang baik yaitu kurang lebih 24.85% tetapi perlu
dibandingkan dengan perusahaan serupa untuk meihat tingkat baik tidaknya
kinerja dari perusahaan. Penurunan yang terjadi di tahun 2015 diakibatkan
karena munculnya undang-undang yang melarang penjualan minuman
beralkohol di beberapa tempat tertentu.
2) ROTA
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Rp Rp Rp Rp
EBIT 287.505.070 358.395.988 379.518.812 250.197.742 Rp 294.018.074 Rp 369.021.853
Rp Rp Rp Rp
TOTAL ASSET 745.306.835 867.040.802 991.947.134 1.038.321.916 Rp 1.197.796.650 Rp 1.340.842.765
0,385753969 0,413355389 0,382599837 0,240963557 0,245465767 0,275216351
*www.investopedia.com/terms/return_on_total_assets.asp
Dalam trend yang ditunjukkan oleh gambar tersebut PT Delta Djakarta cenderung
mengalami penurunan kualitas efisiensi pengelolaan aset mereka, meskipun
menggunakan EBIT nilai tersebut tidak jauh berbeda dengan nilai ROA. Dengan
menurunnya secara drastis pada tahun 2014 ke 2015 dan naik kembali secara tidak
signifikan pada tahun 2016, memperlihatkan kualitas yang cukup tidak baik pada sisi
rasio ROTA.
3) ROE
2012 2013 2014 2015 2016 2017
NET Rp Rp Rp Rp Rp Rp
INCOME 213.421.077 270.498.062 288.073.432 192.045.199 254.509.268 279.772.635
TOTAL Rp Rp Rp Rp Rp Rp
EQUITY 598.211.513 676.557.993 764.473.253 849.621.481 1.012.374.008 1.144.645.393
0,356765245 0,399815041 0,376826044 0,226036186 0,251398461 0,244418609
*Murhadi, W.R. 2015. Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta :
Salemba Empat
Dalam trend yang ditunjukkan tersebut sama halnya dengan ROA dan ROTA, ROE
cenderung mengalami penurunan daripada kenaikkan. Hal itu disebabkan dengan Net
income mengalami peningkatan yang tidak drastis bahkan mengalami penurunan tajam
pada tahun 2015 dan sebaliknya investasi dari pemegang saham cenderung naik dari
tahun ke tahun. Hal tersebut yang menyebabkan nilai ROE cenderung menurun.
4) NPM
Dilihat dari trend NPM PT Delta Djakarta tersebut dapat dikatakan rasio NPM dari
perusahaan cukup baik. Pada 2012-2017 hanya mengalami penurunan satu kali dengan
nilai 0.27 pada tahun 2015 diakibatkan penurunan EAT pada tahun tersebut dan
selebihnya perusahaan mengalami kenaikan dan nilai nya selalu diatas 0.3. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat penjualan perusahaan sangat baik dan menghasilkan laba
yang baik pula.
5) GPM
Dilihat dari trend GPM PT Delta Djakarta tersebut dapat dikatakan rasio GPM dari
perusahaan cukup baik. Pada 2012-2017 mengalami penurunan yang lumayan hanya
satu kali dengan nilai 0.66 pada tahun 2015 diakibatkan penurunan GPM pada tahun
tersebut dan selebihnya perusahaan mengalami kenaikan dan nilai nya selalu diatas
0.66. Hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan operasi perusahaan yang semakin baik.
6) OM/ROS
Dari trend tersebut dapat dilihat bahwa rasio tersebut cukup baik dengan cenderung
meningkatnya nilai rasio pada tahun 2012-2017. Meskipun begitu, pada tahun 2015
mengalami penurunan yang cukup tajam yang mempengaruhi rata-rata rasio pada tahun
2012-2017. Akan tetapi dengan melihat trend yang cenderung naik dari tahun ke tahun
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penjualan perusahaan masih memperoleh
laba yang baik dilihat dari sisi nilai laba EBIT.
7) ROI
Dari trend tersebut dapat dilihat bahwa rasio cenderung menurun seperti sebelumya.
Hal ini terjadi karena sama dengan halnya ROA, dimana nilai EAT hanya mengalami
kenaikan yang tidak begitu signifikan akan tetapi nilai dari total aktiva meningkat
dengan sangat tinggi tiap tahunnya. Dengan begini perusahaan bisa dibilang masih bisa
memanfaatkan aktivanya dengan optimal.
2) Trend DER
Debt to Equity Ratio atau adalah rasio yang membandingkan jumlah hutang
terhadap ekuitas. Semakin tinggi DER maka diasumsikan perusahaan memiliki
resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya
Pada grafik di atas, terlihat bahwa trend DAR perusahaan cenderung turun. Dapat
dilihat bahwa kenaikan yang terjadi pada tahun 2012-2014 tidak begitu besar,
namun pada tahun 2014 dimana DAR sebesar 0,29% kemudian terus-menerus
turun hingga tahun 2017 sebesar 0,17%. Penurunan yang terjadi bisa dibilang
cukup besar, hal ini berarti bahwa resiko perusahaan terhadap likuiditas semakin
kecil.
3) Trend LTDER
Long Term Debt to Equity adalah rasio antara hutang jangka panjang dengan
modal sendiri. Ketika rasio relatif tinggi hal ini menunjukkan bahwa bisnis berada
pada risiko kebangkrutan yang lebih besar.
Pada grafik di atas menunjukkan bahwa rasio LTDE perusahaan mengalami
kenaikan pada tahun 2015 sebesar 0,05%, tetapi dapat diturunkan kembali pada
tahun 2016 menjadi 0,04%.
Trend Times Interest Earned Ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar atau menutupi beban bunga di masa depan. Pada
perusahaan ini, time interest earned ratio tidak dicantumkan pada laporan
keuangan, hal ini dikarenakan times interest earned perusahaan terlalu kecil dan
tidak mempengaruhi laporan keuangan perusahaan itu sendiri.
Long Term Debt to Non Current Asset menunjukkan perbandingan hutang jangka
panjang aktiva selain aktiva lancar.
pada grafik di atas terlihat bahwa rasio LTDNCA perusahaan cenderung
mengalami kenaikan. Kenaikan yang cukup besar terjadi pada tahun 2016 sebesar
0,31% menjadi 0,42% pada tahun 2017. Hal ini berarti bahwa perusahaan secara
progresif menjadi lebih bergantung terhadap hutang untuk menumbuhkan
bisnisnya.
Current Liabilities to Net Worth menunjukkan rasio antara hutang lancar dengan
modal sendiri. Semakin kecil rasio ini semakin baik, sebab modal sendiri yang
ada diperusahaan semakin besar untuk menjamin hutang lancar yang ada pada
perusahaan.
Pada grafik diatas terlihat bahwa CNLW perusahaan cenderung mengalami
penurunan pada tahun 2014 sebesar 0,24% menjadi 0,12% pada tahun 2017. Hal
ini menunjukkan bahwa pada tahun 2014 hingga 2017 modal sendiri perusahaan
semakin besar sehingga dapat menjamin hutang lancar yang ada di perusahaan.
1) CR
2012 2013 2014 2015 2016 2017
AKTIVA Rp Rp Rp Rp Rp
Rp 631.333.221
LANCAR 748.111.003 858.313.129 902.006.833 1.048.133.697 1.206.576.189
HUTANG Rp Rp Rp Rp Rp
Rp 119.919.552
LANCAR 158.990.741 195.089.619 140.419.495 137.842.096 139.684.908
5,264639589 4,705374654 4,399583809 6,423658147 7,603872311 8,637842171
*http://digilib.unila.ac.id/7171/16/BAB%20II.pdf
Pada grafik di atas menunjukkan trend CR yang cenderung meningkat. Pada
tahun 2017 adalah titik tertinggi diantara tahun-tahun yang lain. Ini harus
dikhawatirkan sebab penggunaan aktiva tidak digunakan secara efektif oleh
perusahaan.
2) QR
2012 2013 2014 2015 2016 2017
AKTIVA LANCAR- Rp Rp Rp Rp
PERSEDIAAN Rp 479.247.208 576.366.072 656.739.087 Rp 720.844.090 864.265.199 1.027.712.272
Rp Rp Rp Rp
HUTANG LANCAR Rp 119.919.552 158.990.741 190.952.635 Rp 140.419.495 137.842.096 139.684.908
3,996405924 3,625154952 3,439277426 5,133504361 6,269965592 7,35736084
*http://digilib.unila.ac.id/7171/16/BAB%20II.pdf
Pada grafik di atas, terlihat bahwa trend QR perusahaan cenderung meningkat
dari tahun 2014-2017. Peningkatan yang lumayan baik ini menandakan bahwa
kondisi perusahaan semakin baik.
4) WCTA
2012 2013 2014 2015 2016 2017
AKTIVA LANCAR- Rp Rp Rp
HUTANG LANCAR Rp 522.377.136 Rp 589.120.262 Rp 663.223.510 761.587.338 910.291.601 894.004.649
Rp Rp Rp
TOTAL AKTIVA Rp 745.306.835 Rp 867.040.802 Rp 997.443.167 1.038.321.916 1.340.842.765 1.197.796.650
0,700888696 0,679460829 0,664923609 0,733479017 0,678895113 0,746374311
*https://jarcomsys.wordpress.com/2009/10/28/analisis-rasio-
keuangan/
Terlihat pada grafik bahwa WCTA perusahaan mengalami peningkatan dan
penurunan. Tahun 2014 ada pada titik 0,66 dan tahun 2016 ada pada titik 0,67.
Di tahun 2017 rasio tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini
menunjukkan bahwa perusahaan semakin baik.
TAHUN
NO AKUN
2012 2013 2014 2015 2016 2017
AKTIVA
A
LANCAR
Kas dan Setara Rp Rp Rp Rp Rp
kas 290.769.171 435.356.011 45.161.151 Rp 496.286.321 658.665.614 845.324.146
Rp Rp Rp Rp Rp
Piutang
197.569.587 120.891.620 214.319.994 Rp 181.290.870 180.610.661 158.142.998
Rp Rp Rp Rp Rp
Persediaan
106.065.078 171.744.931 193.300.072 Rp 181.162.743 183.868.498 178.863.917
Rp Rp Rp Rp Rp
Lain-lain
36.929.385 20.118.441 401.394.927 Rp 43.266.899 24.988.924 24.245.128
TOTAL Rp631.333.221 Rp748.111.003 Rp854.176.144 Rp902.006.833 Rp1.048.133.697 Rp1.206.576.189
AKTIVA
B
TETAP
Rp Rp Rp Rp Rp
Tanah 6.249.640 6.249.640 6.249.640 Rp 6.249.640 6.249.640 6.249.640
Rp Rp Rp Rp Rp
Prasarana 758.797 707.886 747.502 Rp 1.736.107 1.639.583 1.760.194
Rp Rp Rp Rp Rp
Gedung 18.549.637 17.730.328 18.308.207 Rp 17.106.907 17.952.264 16.944.242
Mesin dan Rp Rp Rp Rp Rp
peralatan 40.480.162 43.351.291 44.853.094 Rp 44.385.932 42.114.881 37.470.649
Rp Rp Rp Rp Rp
Perlengkapan 3.227.653 2.311.454 1.845.783 Rp 1.850.495 1.847.476 2.673.488
Rp Rp Rp Rp Rp
Kendaraan 1.411.170 1.875.607 3.250.811 Rp 2.110.333 2.209.182 1.880.182
Rp Rp Rp Rp Rp
Lain-lain 43.296.555 46.703.593 62.515.953 Rp 62.875.669 77.649.927 67.288.181
TOTAL Rp113.973.614 Rp118.929.799 Rp137.770.990 Rp136.315.083 Rp149.662.953 Rp134.266.576
TOTAL
Rp745.306.835 Rp867.040.802 Rp991.947.134 Rp1.038.321.916 Rp1.197.796.650 Rp1.340.842.765
AKTIVA
(6) COMMON SIZE PT DELTA DJAKARTA TBK
HUTANG
Hutang Usaha 4% 5% 3% 4% 2% 3%
Hutang jangka pendek 12% 13% 16% 9% 9% 8%
Hutang Jangka panjang 4% 4% 4% 5% 4% 4%
Ekuitas 80% 78% 77% 82% 85% 85%
TOTAL 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Analisis DU Pont
PT Delta Djakarta Tbk
Tahun 2012
Penjualan
= Rp 719.951.793
Dikurangi
Laba setelah Pajak
= Rp 213.421.077 Total Biaya yang dikeluarkan
= Rp. 506.530.716
% Laba Dibagi
Bersih
= 29,64%
Penjualan
= Rp 719.951.793
ROI (Return on
Investment) Dikali
= 28,63%
Penjualan
= Rp 719.951.793
Total Aset
Total Aset Lancar
Turnover Dibagi
Rp 631.333.221
= 96,59803%
Total Aset
Ditambah
ROE = Rp 745.306.835
Dikali 35,67%
Total Aktiva Tetap
= Rp. 113.973.614
Equity
= Rp 598.211.513
Total Aset
Ditambah Long Term Debt
= Rp 745.306.835
= Rp 27.175.770
Total Liabilitas
Equity Multipier = Rp. 147.095.322
Ditambah
= 124,6% Dibagi
Current Liabilities
= Rp 119.919.552
Analisis DU pont
PT Delta Djakarta Tbk
Tahun 2013
Penjualan
= Rp 867.066.542
Dikurangi
Laba setelah Pajak
= Rp 270.498.062 Total Biaya yang dikeluarkan
= Rp. 596.568.480
% Laba Dibagi
Bersih
= 31,19%
Penjualan
= Rp 867.066.542
ROI (Return on
Investment) Dikali
= 31,19%
Penjualan
= Rp 867.066.542
Total Aset
Total Aset Lancar
Turnover Dibagi
Rp 748.111.003
= 100,00297%
Total Aset
Ditambah
ROE = Rp 867.040.802
Dikali 39,98%
Total Aktiva Tetap
= Rp. 118.929.799
Equity
= Rp 676.557.993
Total Aset
Ditambah Long Term Debt
= Rp 867.040.802
= Rp 31.492.068
Total Liabilitas
Equity Multipier = Rp. 190.482.809
Ditambah
= 128,15% Dibagi
Current Liabilities
= Rp 158.990.741
Equity
= Rp676.557.993
Analisis DU Pont
PT. Delta Djakarta Tbk
Tahun 2014
Penjualan
= Rp 879.253.383
Dikurangi
Laba setelah Pajak
= Rp 288.073.432 Total Biaya yang dikeluarkan
= Rp. 591.179.951
% Laba Dibagi
Bersih
= 32,76%
Penjualan
= Rp 879.253.383
ROI (Return on
Investment) Dikali
= 29,04%
Penjualan
= Rp 879.253.383
Total Aset
Total Aset Lancar
Turnover Dibagi
Rp 854.176.144
= 88,64%
Total Aset
Ditambah
ROE = Rp 991.947.134
Dikali 37,68%
Total Aktiva Tetap
= Rp. 137.770.990
Equity
= Rp 764.473.253
Total Aset
Ditambah Long Term Debt
= Rp 991.947.134
= Rp 36.521.246
Total Liabilitas
Equity Multipier = Rp. 227.473.881
Ditambah
= 129,75563% Dibagi
Current Liabilities
= Rp 190.952.635
Equity
= Rp764.473.253
Analisis DU Pont
PT Delta Djakarta Tbk
2015 Penjualan
= Rp 699.506.819
Dikurangi
Laba setelah Pajak
= Rp 192.045.199 Total Biaya yang dikeluarkan
= Rp. 507.461.620
% Laba Dibagi
Bersih
= 27,45%
Penjualan
= Rp 699.506.819
ROI (Return on
Investment) Dikali
= 18,49%
Penjualan
= Rp 699.506.819
Total Aset
Total Aset Lancar
Turnover Dibagi
Rp 902.006.833
= 67,36897%
Total Aset
Ditambah
ROE = Rp 1.038.321.916
Dikali 22,6%
Total Aktiva Tetap
= Rp. 136.315.083
Equity
= Rp 849.621.481
Total Aset
Ditambah Long Term Debt
= Rp 1.038.321.916
= Rp 48.280.940
Total Liabilitas
Equity Multipier = Rp. 188.700.435
Ditambah
= 122,209% Dibagi
Current Liabilities
= Rp 140.419.495
Equity
= Rp849.621.481
Analisis DU Pont
PT Delta Djakarta Tbk
Tahun 2016
Penjualan
= Rp 774,968,268
Dikurangi
Laba setelah Pajak
= Rp254,509,268
Total Biaya yang dikeluarkan
= Rp 520,459,000
% Laba Dibagi
Bersih
= 32.84%
Penjualan
= Rp 774,968,268
ROI (Return on
Investment) Dikali
= 21,24%
Penjualan
= Rp 774,968,268
Total Aset
Turnover Total Aset Lancar
Dibagi
= 64.70% = Rp 1,048,133,697
Total Aset
Ditambah
ROE (Return = Rp 1,197,796,650
Dikali on Equity)
= 25,13% Total Aktiva Tetap
= Rp 149,662,953
Equity
= Rp 1,012,374,008
Total Aset
=Rp1,197,796,650 Ditambah Long Term Debt
= Rp 47,580,546
Penjualan
= Rp 777,308,328
Penjualan
ROI (Return on = Rp 777,308,328
Investment) Dikali
= 20,86%
Penjualan
= Rp 777,308,328
Total Aset
Turnover Total Aset Lancar
Dibagi
=57.97% Rp 1,206,576,189
Total Aset
Ditambah
ROE = Rp1,340,842,765
Dikali 24,44%
Total Aktiva Tetap
= Rp 134,266,576
Equity
= Rp 1,144,645,393
Total Aset
Ditambah Long Term Debt
=
Rp1,340,842,765 = Rp 56,512,464