Você está na página 1de 2

Anatomi Gigi 65 dan 75 Sulung

a. Anatomi Gigi 65 Sulung


Morfologi gigi 65 sulung memiliki dua variasi, yaitu sebagai berikut:
 Tipe bentuk premolar
Tipe gigi 65 ini memiliki bentuk seperti gigi premolar 2 atas, yaitu memiliki dua
tonjol (tonjol bukal dan tonjol palatal) dimana tonjol bukal memiliki ukuran yang
lebih besar
 Tipe bentuk molar
Tipe gigi 65 ini memiliki dua jenis, yang pertama memiliki 3 tonjol, 1 tonjol
bukal dan 2 tonjol palatal dimana tonjol mesiopalatal lebih besar. Jenis yang
kedua memiliki 4 tonjol, 2 tonjol bukal (mesio dan disto bukal) dan 2 tonjol
palatal (mesio dan disto palatal). Pada sisi mesiopalatal terdapat tonjol carabelli.

Gigi 65 memiliki 3 akar yaitu mesio, disto bukal dan akar palatal. Di dekat akar terdapat
Tuberkulum Zuckerkandl. Akar gigi 65 divergent untuk menyediakan tempat premolar 2 atas.
Akar bukal gigi 65 dapat saling bergabung.

b. Anatomi Gigi 75 Sulung


Morfologi mahkota gigi 75 mirip dengan gigi 65 namun memiliki 5 tonjol, 2 bukal
(mesio, distobukal) dan 2 tonjol lingual (mesio, distolingual) dan tonjol distal. Gigi 75
memiliki 2 akar yaitu akar distal dan mesial. Rongga pulpa gigi 75 berukuran besar
karena dindingnya tipis

Macam Kelainan pada Pertumbuhan Gigi Sulung dan Faktor Penyebabnya


a. Kelainan pada Pertumbuhan Gigi Sulung
 Dental Anomalies, yaitu dapat berupa makrodontia, mikrodontia, anodontia,
mesiodents, dwarfed roots
 Hutchinsons Insicor, yaitu kelainan dimana terdapat cekungan di insical edge
karena terinfeksi sifilis sejak dalam kandungan
 Turner’s Tooth, yaitu kelainan berupa kurangnya kalsifikasi di mahkota gigi
akibat kelainan pada saat proses pembentukan mahkota
b. Faktor Penyebab Kelainan Pertumbuhan Gigi Sulung
 Faktor sistemik, yaitu berupa hiper/hipo tiroidsm dan hiper/hipo pituitarism
 Faktor lokal, yaitu berupa posisi gigi yang salah, tidak adanya space/lengkungan,
dan adanya penahan gigi atau sisa akar

Proses Terjadinya Erupsi Gigi Permanen


Proses erupsi gigi permanen dimulai ketika terjadi aktivitas dari benih gigi permanen. Sel-sel
reticulum stellate pada gigi permanen mensekresi Paratyroid Hormone yang berdampak pada
terstimulasinyasel folikel gigi. Sel folikel gigi lalu mensekresi faktor perekrut monodit yang
mengakibatkan proliferasi aktif dari ligamen periodontal. Hal ini menyebabkan adanya tekanan
ke arah oklusal, sehingga terjadi resorbsi akar gigi sulung lalu erupsi gigi permanen

Daftar Pustaka

Itjiningsih, W. H. 1995. Anatomi Gigi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Você também pode gostar