Você está na página 1de 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Untuk mempelajari dan mengetahui perubahan yang terjadi pada
tubuh manusia kita harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi
tiap alat dari susunan tubuh manusia yang sehat dalam kehidupan sehari-
hari. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia merupakan
dasar yang penting dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan
mengetahui struktur dan fungsi tubuh manusia, seorang perawatan
professional dapat makin jelas manafsirkan perubahan yang terdapat pada
alat tubuh tersebut.
Anatomi tubuh manusia saling berhubungan antara bagian satu dengan
yang lainnya. Struktur regional mempelajari letak geografis bagian tubuh
dan setiap region atau daerahnya misalnya lengan, tungkai, kepala, dan
seterusnya.
Baik disadari maupun tidak, tubuh manusia selalu melakukan gerak.
Bahkan seseorang yang memiliki ketidaksempurnaan alat gerak pun tetap
melakukan gerak. Saat tersenyum, mengedipkan mata, atau bernapas
sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkan oleh kontraksi otot.
Dalam satu hari, banyak aktivitas yang kita lakukan, misalnya mandi,
makan, berjalan, berlari, berolahraga, dan sebagainya. Manusia dapat
melakukan segala macam aktivitas bergerak itu karena dia memiliki sistem
organ gerak yaitu sistem muskuloskeletal.
Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam
maupun dari luar. Gerak tidak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melelui
mekanisme yang rumit dan melibatkan banyak bagian tubuh.
Gerak pada manusia disebabkan oleh kontraksi otot yang
menggerakkan tulang. Jadi, gerak merupakan kerjasama antara tulang dan

4
otot. Maka dari itu, tubuh manusia terdapat sistem muskuloskeletal yang
berperan dalam situasi tersebut. Muskuloskeletal terdiri dari otot dan tulang.
Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot,
sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi,
sehingga mampu menggerakan tulang

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu sistem musculoskeletal?
2. Organ-organ apa saja yang berperan dalam sistem musculoskeletal?
3. Bagaimana tulang terbentuk?
4. Bagaimana struktur, klasifikasi, dan cara kerja tulang, otot, dan organ
lainnya dalam sistem musculoskeletal?
5. Apa saja gangguan, kelainan dan penyakit yang dapat menyerang
sistem musculoskeletal?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi sistem musculoskeletal.
2. Mengetahui organ-organ apa saja yang berperan dalam sistem
musculoskeletal.
3. Mengetahui proses tulang terbentuk.
4. Mengetahui struktur, klasifikasi dan cara kerja tulang, otot, dan organ
lainnya dalam sistem musculoskeletal bekerja.
5. Mengetahui gangguan, kelainan dan penyakit yang dapat menyerang
sistem musculoskeletal.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi System Musculoskeletal


Sistem Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot
(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah
jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia
menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh
yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan
bentuk, sikap dan posisi.

2.2. Tulang
A. Definisi tulang
Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk alat gerak pasif,
proteksi alat-alat di dalam tubuh, pembentuk tubuh metabolism
kalsium, mineral dan organ hemopoetik. Komponen-komponen utama
dari jaringan tulang adalah mineral-mineral dan jaringan organik
(kolagen dan proteoglikan). Kalsium dan fosfat membentuk suatu
kristal garam (hidroksiapatit), yang tertimbun pada matriks kolagen dan
proteoglikan. Matriks organic tulang disebut juga sebagai osteoid.
Sekitar 70% dari osteoid adalah kolagen tipe I yang kaku dan
memberikan ketegangan tinggi pada tulang. Materi organik lain yang
juga menyusun tulang berupa proteoglikan seperti asam hialuronat.

B. Fungsi tulang
Rangka tubuh manusia memiliki fungsi utama sebagai berikut:
1. Memberi bentuk tubuh.
Rangka menyediakan kerangka bagi tubuh sehingga
menyokong dan menjaga bentuk tubuh.
2. Tempat melekatnya otot.

6
Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia menjadi
tempat melekatnya otot. Tulang dan otot ini bersama-sama
memungkinkan terjadinya pergerakan pada manusia.
3. Pergerakan.
Pergerakan pada hewan bertulang belakang (vertebrae)
bergantung kepada otot rangka, yang melekat pada rangka tulang.
4. Sistem kekebalan tubuh.
Sumsum tulang menghasilkan beberapa sel-sel imunitas.
Contohnya adalah limfosit B yang membentuk antibodi.
5. Perlindungan.
Rangka tubuh melindungi beberapa organ vital yakni:
 Tulang tengkorak melindungi otak, mata, telinga bagian tengah
dan dalam.
 Tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang.
 Tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang dada melindungi
paru-paru dan jantung.
 Tulang belikat dan tulang selangka melindungi bahu.
 Tulang usus dan tulang belakang melindungi sistem ekskresi,
sistem pencernaan, dan pinggul.
 Tulang tempurung lutut dan tulang hasta melindungi lutut dan
siku.
 Tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki melindungi
pergelangan tangan dan pergelangan kaki.

6. Produksi sel darah.


Rangka tubuh adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu
tempat pembentukan sel darah. Sumsum tulang merupakan tempat
pembentukan sel darah. Terutama di tulang pipih contoh : tulang
dada / pada corpus sterni

7
7. Penyimpanan.
Matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan terlibat dalam
metabolisme kalsium. Sumsum tulang mampu menyimpan zat besi
dalam bentuk ferritin dan terlibat dalam metabolisme zat besi.

C. Struktur tulang
Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars
spongiosa (jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa
jaringan padat). Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa
(periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga
sumsum & meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.
Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang
merupakan pusat osifikasi. Periosteum merupakan selaput luar tulang
yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan
tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan
tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan
dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.
Pars kompakta teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak
memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium
Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat.
Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur
dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak
memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga
lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki
dan tulang tangan.
Pars spongiosa merupakan jaringan tulang yang berongga seperti
spon (busa). Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat
memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis
tulang yang disebut trabekula.

8
Secara Mikroskopis tulang terdiri dari :
1. Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah,
aliran limfe)
2. Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
3. Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–
lempengan yang mengandung sel tulang).
4. Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan
sampai ke osteon).

Sebagaimana jaringan ikat lainnya, tulang terdiri dari komponen


matriks dan sel. Matriks tulang terdiri dari seratserat kolagen dan
protein non kolagen. Sedangkan sel yang terdapat pada jaringan
penyusun tulang, terdiri dari:
1. Osteoblas
Sel tulang yang bertagunag jawab terhadap proses formasi
tulang, yaitu; berfungsi dalam sintesis matrik tulang yang disebut
osteoid, suatu komponen protein dalam jaringan tulang. Selain itu
osteoblas juga berperan memulai proses resorpsi tulang dengan cara
memebersihkan permukaan osteoid yang akan diresorpsi melalui
berbagai proteinase netral yang dihasilkan. Pada permukaan
osteoblas, terdapat berbagai reseptor permukaan untuk berbagai

9
mediator metabolisme tulang, termasuk resorpsi tulang, sehingga
osteoblas merupakan sel yang sangat penting pada bone turnoven.
2. Osteosit
Sel tulang yang terbenam didalam matriks tulang. Sel ini berasal
dari osteoblas, memilliki juluran sitoplasma yang menghubungkan
antara satu osteosit dengan osteosit lainnya dan juga dengan bone
lining cell di permukaan tulang. Fungsi osteosit belum sepenuhnya
diketahui, tetapi diduga berperan pada trasmisi signal dan stimuli
dari satu sel ke sel lainnya. Baik osteoblas maupun osteosit berasal
dari sel mesenkimal yang terdapat di dalam sumsum tulang,
periosteum dan mungkin endotel pembuluh darah. Sekali osteoblas
mensintesis osteosid, maka osteoblas akan berubah menjadi osteosit
dan terbenam di dalam osteoid yang disintesisnya.
3. Osteoklas
Sel tulang yang bertanggung jawab terhadap proses resorpsi
tulang. Pada tulang trabekular osteoklas akan membentuk cekungan
pada permukaan tulang yang aktif yang disebut: lacuna howship.
Sedangkan pada tulang kortikal, osteoklas akan membentuk kerucut
sedangkan hasil resorpsinya disebut: cutting cone, dan osteoklas
berada di apex kerucut tersebut. Osteoklas merupakan sel raksasa
yang berinti banyak, tetapi berasal dari sel hemopoetik mononuklear.
4. Sel Osteogenik
Sel yang memberikan tanggapan terhadap trauma, seperti
fraktura (patah tulang). Sel ini memberikan perlindungan pada tulang
dan membentuk sel-sel baru, sebagai pengganti sel-sel yang rusak
5. Sel pelapis tulang
Sel ini dibentuk oleh osteoblas disepanjang permukaan tulang
orang dewasa. Sel tulang ini mengatur pergerakan kalsiun dan fosfat
dari dan kedalam tulang.

10
D. Klasifikasi tulang
Berdasarkan bentuknya, tulang-tulang tersebut dikelompokkan
menjadi :
1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya
terbesar, contohnya os humerus dan os femur.

Bagian-bagian dari tulang panjang yaitu:


a. Diafisis ( batang ) Merupakan bagian tengah tulang yang
berbentuk silinder, bagian ini tersusun dari tulang kortikal yang
memiliki kekuatan yang besar.
b. Metafisisadalah bagian tulang yang melebar di dekat ujung akhir
batang. Daerah ini terutama disusun oleh tulang trabekula atau
spongiosa yang mengandung, sumsum merah.metafisis juga
menopang sendi dan menyediakan daerah yang cukup luas
untuk perlekatan tendon pada epifisis.
c. Epifisis Lempeng epifisis adalah pertumbuhan longitudinal pada
anak-anak. Bagian ini akan menghilang pada tulang dewasa.
Bagian epifisis yang letaknya dekat dengan sendi tulang panjang
bersatu dengan metafisis sehingga pertumbuhan memanjang
tulang terhenti. Seluruh tulang diliputi oleh lapisan fibrosa yang
disebut periosteum, yaitu: yang mengandung selsel yang
berproliferasi dan berperan dalam proses pertumbuhan

11
transversal tulang panjang. Pada tulang epifisis terdiri dari 4
zone, yaitu:
· Daerah sel istirahat
Lapisan sel paling atas yang letaknya dekat dengan
epifisis.
· Zona proliferasi
Pada zona ini terjadi pembelahan sel, dan disinilah
terjadi pertumbuhan tulang panjang. Sel-sel yang aktif ini
didorong ke arah batang tulang, ke dalam daerah hipertropi.
· Daerah hipertropi
Pada daerah ini, sel-sel membengkak, menjadi lemah
dan secara metabolik menjadi tidak aktif.
· Daerah kalsifikasi provisional
Sel-sel mulai menjadi keras dan menyerupai tulang
normal. Bila daerah proliferasi mengalami pengrusakan,
maka pertumbuhan dapat terhenti dengan retardasi
pertumbuhan longitudinal anggota gerak tersebut atau terjasi
deformitas progresif bila terjadi hanya sebagian dari lempeng
tulang yang mengalami kerusakan berat.

2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek, contoh:


ossa carpi.

12
3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh:
os scapula.

4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os vertebrae.

5. Ossa pneumatica (tulang berongga udara), contoh: os maxilla.

Berdasarkan jaringan penyusunnya, tulang dapat dibedakan


menjadi tulang rawan dan tulang keras.
1. Tulang Rawan
Tulang rawan bersifat liat dan lentur karena zat-zat antarsel
tulang banyak mengandung zat perekat dan mengandung zat kapur.
Zat perekat tulang adalah sejenis protein yang disebut kolagen. Zat

13
ini sangat berperan dalam proses penyambungan tulang apabila
terjadi tulang retak atau patah. Contohnya telinga, hidung, dan di
ujung-ujung tulang keras, tempat sambungan antaratulang.
Tulang rawan berkembang dari mesenkim membentuk sel yg
disebut kondrosit. Kondrosit menempati rongga kecil (lakuna) di
dalam matriks dgn substansi dasar seperti gel (berupa
proteoglikans) yg basofilik. Kalsifikasi menyebabkan tulang rawan
tumbuh menjadi tulang (keras).

Jenis Tulang Rawan


a. Hialin Cartilago : matriks mengandung seran kolagen; jenis yg
paling banyak dijumpai.
b. Elastic Cartilago : serupa dengan tulang rawan hialin tetapi
lebih banyak serat elastin yang mengumpul pada dinding
lakuna yang mengelilingi kondrosit
c. Fibrokartilago: tidak pernah berdiri sendiri tetapi secara
berangsur menyatu dengan tulang rawan hialin atau jaringan
ikat fibrosa yang berdekatan.

2. Tulang Keras
Tulang keras bersifat kaku dan keras karena sebagian besar
tersusun dari zat kapur dan fosfor. Makin tua umur seseorang
makin tinggi kadar zat kapur dalam tulangnnya. Itulah penyebab
tulang menjadi makin keras, tidak lentur, dan mudah patah.
Tulang keras memiliki dua macam bentuk yaitu tulang kompak
yang padat dan keras dan tulang spons yang berlubang-lubang dan
rapuh. Tulang kompak bentuknya padat, keras dan membentuk
perlindungan luar untuk jaringan tulang lainnya.
Tulang spons terletak di bagian dalam dari tulang kompak,
rapuh dan memiliki banyak pori atau rongga-rongga. Tulang spons
terdapat pada ujung-ujung dari tulang kompak.

14
E. Osifikasi
Osifikasi adalah proses pembentukkan tulang keras dari tulang
rawan (kartilago). Ada dua jenis osifikasi yaitu osifikasi intramembran
dan osifikasi endokondral. Tulang keras dapat terbentuk baik melalui
proses osifikasi intamembran, osifikasi endokondral atau kombinasi
keduanya.
Osifikasi intra membran berasal dari mesenkim yang merupakan
cikal bakal dari tulang. Pada proses perkembangan hewan vertebrata
terdapat tiga lapisan lembaga yaitu ektoderm, medoderm, dan
endoderm. Mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang
kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang
tengkorak berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses
osifikasi intramembran.
Osifikasi endokondral adalah pergantian tulang rawan menjadi
tulang keras selama proses pertumbuhan. Proses osifikasi ini
bertanggung jawab pada pembentukkan sebagian besar tulang manusia.
Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif membelah dan muncul
dibagian tengah dari tulang rawan yang disebut center osifikasi.
Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa
ini tertanam dengan kuat pada matriks tulang.
Sebagian besar tulang juga dapat terbentuk dari gabungan osifikasi
intramembran dan osifikasi endokondral. Pada proses ini sel mesenkim
berkembang menjadi kondroblast yang aktif membelah. Sel-sel
kondroblas yang besar mensekresikan matriks yang berupa kondrin.
Kondroblas berubah menjadi osteoblas yang menghasilkan osteosit dan
menghasilkan mineral untuk membentuk matriks tulang.
Tulang keras dewasa merupakan jaringan hidup yang tersusun atas
komponen organik dan komponen mineral. Komponen organik terdiri
atas protein berupa serabut kolagen, matriks ekstraseluler dan

15
fibroblast, dengan sel-sel hidup yang menghasilkan kolagen dan
matriks.
Komponen mineral tersusun atas kalsium karbonat yang
memberikan kekuatan dan kekakuan pada tulang. Selama kehidupan
individu, osteoblas terus mensekresikan mineral, sedangkan osteoklast
terus mengabsorb mineral. Pasien rawat inap dan astronot, tulangnya
serikali rapuh disebabkan proses reabsorbsi oleh osteoklast lebih cepat
dibandingkan proses sekresi oleh osteoblast. Tulang-tulang orang yang
telah berumur rapuh disebabkan komponen mineral dalam tulang
tersebut mulai menurun produksinya.
Faktor yang berpengaruh terhadap keseimbangan pembentukan dan
reabsorpsi tulang adalah :
1. Vitamin D
Berfungsi meningkatkan jumlah kalsium dalam darah dengan
meningkatkan penyerapan kalsium dari saluran pencernaan.
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan deficit mineralisas,
deformitas dan patah tulang
2. Hormon parathyroid dan kalsitonin
Merupakan hormone utama pengatur homeostasis kalsium.
Hormone parathyroid mengatur konsentrasi kalsium dalam darah,
sebagian dengan cara merangsang perpindahan kalsium dari tulang.
Sebagian respon kadar kalsium darah yang rendah.
3. Peredaran darah
Pasokan darah juga mempengaruhi pembentukan tulang.
Dengan menurunnya pasokan darah akan terjadi penurunan
osteogenesis dan tulang mengalami osteoporosis (berkurang
kepadatannya). Nekrosis tulang akan terjadi bila tulang kehilangan
aliran darah.
Pada keadaan normal tulang mengalami pembentukan dan absorpsi
pada suatu tingkatyang konstan, kecuali pada masa pertumbuhan kanak-

16
kanak dimana lebih banyak terjadi pembentukan dari pada absorpsi
tulang.

F. Susunan tulang pada manusia


Sistem skelet disusun oleh tulang-tulang yang berjumlah 206 buah.
Tulang-tulang tersebut tersusun menjadi 2 kelompok, yaitu: bagian
poros tubuh (aksial) dan bagian alat gerak (apendikular). Bagian aksial
terdiri atas 80 tulang pada manusia dewasa umumnya. Sedangkan
bagian apendikular terdiri atas 126 tulang pada manusia dewasa
umumnya.
1. Skeleton aksial
Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh
dan memberikan dukungan dan perlindungan pada organ di kepala,
leher dan badan
Skeleton aksial terdiri dari:
a. Tulang Tengkorak
Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang
menyusun kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas 8
buah tulang yang menyusun kepala dan empat belas tulang
yang menyusun bagian wajah. Tulang tengkorak bagian kepala
merupakan bingkai pelindung dari otak.

17
Susunan tulang tengkorak adalah:
1) Tulang tengkorak bagian kepala terdiri dari:
• bagian parietal --> tulang dahi
• bagian temporal --> tulang samping kiri kanan kepala
dekat telinga
• bagian occipitas --> daerah belakang daritengkorak
• bagian spenoid --> berdekatan dengan tulang rongga
mata, seperti tulang baji
• bagian ethmoid --> tulang yang menyususn rongga
hidung

2) Tulang tengkorak bagian wajah terdiri dari:


• rahang bawah --> menempel pada tulang tengkorak
bagian temporal. Hal tersebut merupakan satu-satunya
hubungan antar tulang dengan gerakan yang lebih
bebas
• Rahang bawah --> menyusun sebagian dari hidung, dan
langit-langit
• palatinum (tulang langit-langit) --> menyusun sebagian
dari rongga hidung dan bagian atas dari atap rongga
mulut
• zigomatik --> tulang pipi
• tulang hidung
• Tulang lakrimal --> sekat tulang hidung
Sendi yang terdapat diantara tulang-tulang tengkorak
merupakan sendi mati yang disebut sutura.

18
b. Tulang dada
Tulang dada termasuk tulang pipih, terletak di bagian
tengah dada. Pada sisi kiri dan kanan tulang dada terdapat
tempat lekat dari rusuk. Bersama-sama dengan rusuk, tulang
dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan
pembuluh darah besar dari kerusakan

Tulang dada tersusun atas 3 tulang, yaitu:


• Tulang hulu / manubrium. Terletak di bagian atas dari
tulang dada, tempat melekatknya tulang rusuk yang
pertama dan kedua
• Tulang badan / gladiolus, terletak dibagian tengah, tempat
melekatnya tulang rusuk ke tiga sampai ke tujuh,
gabungan tulang rusuk ke delapan sampai sepuluh.
• Tulang taju pedang / xiphoid process, terletak di bagian
bawah dari tulang dada. Tulang ini terbentuk dari tulang
rawan

c. Tulang rusuk
Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung.
Bersama-sama dengan tulang dada membentuk rongga dada

19
untuk melindungi jantung dan paru-paru. Tulang rusuk
dibedakan atas tiga bagian yaitu:
• Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-tulang
rusuk ini pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-
ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya
berhubungan dengan tulang dada dengan perantaraan
tulang rawan
• Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini
memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk
sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-
ruas tulang belakang sedangkan ketiga ujung tulang
bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang
melekatkannya pada satu titik di tulang dada
• Rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk ini
pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang
belakang, sedangkan ujung depannya bebas.

Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya

 Melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan.


 Melindungi lambung, limpa dan ginjal.

20
 Membantu pernapasan.
d. Ruas-ruas tulang belakang
Ruas-ruas tulang belakang disebut juga tulang belakang
disusun oleh 33 uah tulang dengan bentuk tidak beraturan. Ke
33 buah tulang tersebut terbagai atas 5 bagian yaitu:
• Tujuh ruas pertama disebut tulang leher. Ruas pertama
dari tulang leher disebut tulang atlas, dan ruas kedua
berupa tulang pemutar atau poros. Bentuk dari tulang atlas
memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan atau
goyangan "ya" atau goyangan "tidak"
• Dua belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung.
Ruas-ruas tulang punggung pada bagian kiri dan kanannya
merupakan tempat melekatnya tulang rusuk
• Lima ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran
tulang pinggang lebih besar dibandingkan tulang
punggung. Ruas-ruas tulang pinggang menahan sebagian
besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot
• Lima ruas tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu,
berbentuk segitiga terletak dibawah ruas-ruas tulang
pinggang.
• Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut
tulang ekor (coccyx), tersusun atas 3 sampai dengan 5 ruas
tulang belakang yang menyatu.

21
Ruas-ruas tulang belakang berfungsi untuk menegakkan
badan dan menjaga keseimbangan. Menyokong kepala dan
tangan, dan tempat melekatnya otot, rusuk dan beberapa organ

2. Skeleton apendikular
Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari
skeleton axial. Skeleton axial terdiri dari :
a. Anggota gerak atas (extremitas superior)

Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas:


• Humerus / tulang lengan atas.
Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung
atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat.
Pada bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan
tempat melekatnya tulang radius dan ulna
• Radius dan ulna / pengumpil dan hasta.
Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius,
dan melekat dengan kuat di humerus. Tulang radius
memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah
dibandingkan ulna.
• Karpal / pergelangan tangan.

22
Tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan
oleh ligamen
• Metakarpal / telapak tangan.
Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas
berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan
bagian bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari
(palanges)
• Palanges (tulang jari-jari).
Tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas
tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2
buah tulang.

b. Anggota gerak bawah (ekstremitas inferior)

Tulang anggota gerak bawah disusun oleh tulang:


• Femur / tulang paha.
Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari
gelang panggul sampai ke lutut.
• Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis.

23
Bagian pangkal berhubungan dengan lutut bagian ujung
berhubungan dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang
kering lebih besar dinandingkan tulang betis karena
berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang
betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot
• Patela / tempurung lutut.
Terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga.
Patela berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan
kekuatan pada tendon yang membentuk lutut
• Tarsal / Tulang pergelangan kaki.
Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang
dengan salah satunya adalah tulang tumit.
• Metatarsal / Tulang telapak kaki.
Tersusun atas 5 buah tulang yang tersesun mendatar.
• Palanges / tulang jari-jari tangan.
Tersusun setiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali
tulang ibu jari atas 14 tualng.
c. Gelang bahu
Tulang gelang bahu disebut juga tulang pectoral bahu
tersusun atas 4 buah tulang yaitu 2 tulang belikat (skapula) dan
2 tulang selangka ( klavikula).

24
Tulang selangka berbentuk seperti huruf "S",
berhubungan dengan tulang lengan atas (humerus) untuk
membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih
bebas, ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada
sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan tulang belikat.
Tulang belikat (skapula) berukuran besar, bentuk
segitiga dan pipih, terletak pada bagian belakang dari tulang
rusuk.
Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat
melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya
gerakan pada sendi
d. Gelang panggul.
Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang
pinggung. Pada anak anak tulang pinggul ini terpisah terdiri
atas tiga buah tulang yaitu illium (bagian atas), tulang ischiun
(bagian bawah) dan tulang pubis (di bagian ten gah).
Dibagian belakang dari gelang panggul terdapat tulang
sakrum yang merupakan bagian dari ruas-ruas tulang belakang.
Pada bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan jaringan
ikat yang menghubungkan kedua tulang pubis.

Fungsi gelang panggung terutama untuk mendukung berat


badan bersama-sama dengan ruas tulang belakang. Melindungi
dan mendukung organ-organ bawah, seperti kandung kemih,

25
organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh kembangnya
janin.
e. Bagian akhir dari ruas-ruas tulang belakang seperti sakrum dan
tulang coccyx

2.3. Sendi
Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa,
sehingga dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya gerakan.
A. Synarthrosis (suture)
Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan,
strukturnya terdiri atas fibrosa. Contoh: Hubungan antara tulang di
tengkorak.
B. Amphiarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan,
strukturnya adalah kartilago. Contoh: Tulang belakang
Ada 2 tipe Amphiarthrosis:
1. Sinkondrosis
Sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh tulang rawan
hialin
2. Simfisis
Sendi yang tulangnya memiliki hubungan fibrokartilago dan
selapis tipis tulang rawan hialin yang menyelimutipermukaan
sendi.

C. Diarthrosis
Yaitu hubungan antara 2 tulang yang dapat digerakkan secara
leluasa atau tidak terbatas. Untuk melindungi bagian ujung-ujung tulang
sendi, di daerah persendian terdapat rongga yang berisi minyak
sendi/cairan synovial yang berfunggsi sebagai pelumas sendi.

26
Dapat dibedakan menjadi :
1. Sendi engsel
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan
hanya satu arah saja. Dijumpai pada hubungan tulang Os. Humerus
dengan Os. Ulna dan Os. Radius/sendi pada siku, hubungan antar
Os. Femur dengan Os. Tibia dan Os. Fibula/sendi pada lutut.
2. Sendi pelana/sendi sellaris
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan
kedua arah. Dijumpai pada hubungan antara Os. Carpal dengan Os.
Metacarpal, sendi pada tulang ibu jari.
3. Sendi putar
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan salah satu
tulang berputar terhadap tulang yang lain sebagai porosnya.
Dijumpai pada hubungan antara Os. Humerus dengan Os. Ulna dan
Os. Radius, hubungan antar Os. Atlas dengan Os. Cranium.
4. Sendi peluru/endartrosis
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke
segala arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os. Scapula
dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur dengan Os.
Pelvis virilis.
5. Sendi geser
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan
pada satu bidang saja atau gerakan bergeser. Dijumpai pada ruas-
ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Metatarsal dan ruas-ruas Os.
Metacarpal.
6. Sendi luncur
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan
badan melengkung ke depan (membungkuk) dan ke belakang serta
gerakan memutar (menggeliat).

27
7. Sendi gulung
Yaitu hubungan antar tulang yang gerakan tulangnya seolah-
olah mengitari tulang yang lain. Dijumpai pada hubungan Os.
Metacarpal dengan Os. Radius.
8. Sendi ovoid
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan
berporos dua, dengan gerak ke kiri dan ke kanan; gerakan maju dan
mundur; gerakan muka/depan dan belakang. Ujung tulang yang
satu berbentuk ovaldanmasuk ke dalam suatu lekuk yang berbentuk
elips. Dijumpai pada hubungan Os. Radius dengan Os. Carpal.

2.4. Otot
A. Definisi Otot
Otot adalah sebuah jaringan konektif yang tugas utamanya adalah
berkontraksi yang berfungsi untuk menggerakan bagian-bagian tubuh
baik yang di sadari maupun yang tidak. Gerakan tersebut disebabkan
karena kerja sama antara otot dan tulang. Tulang tidak dapat berfungsi
sebagai alat gerak jika tidak digerakkan oleh otot. Otot mampu
menggerakan tulang karena mempunyai kemampuan berkontraksi.
Sekitar 40% berat dari tubuh kita adalah otot. Tubuh manusia
memiliki lebih dari 600 otot rangka. Otot memiliki sel-sel yang tipis
dan panjang. Otot bekerja dengan cara mengubah lemak dan glukosa
menjadi gerakan dan energi panas.
Otot rangka melekat pada tulang secara langsung ataupun dengan
bantuan tendon. Otot bekerja berpasangan satu berkontraksi dan
lawannya melakukan relaksasi sehingga otot bisa menggerakan
berbagai bagian dari tubuh manusia seperti lutut yang bisa
dibengkokkan maupun diluruskan.

28
B. Fungsi Otot
Fungsi sistem otot:

 Pergerakan.
Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut
melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.

 Penopang tubuh dan mempertahankan postur.


Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada
dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.

 Produksi panas.
Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mepertahankan suhu tubuh normal.

C. Cirri-ciri otot
Ciri-ciri muskuler/otot:
 Kontrakstilitas.
Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak
melibatkan pemendekan otot.
 Eksitabilitas.
Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh
impuls saraf.
 Ekstensibilitas.
Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi
panjang otot saat rileks.
 Elastisitas.
Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah
berkontraksi atau meregang.

D. Klasifikasi otot
Berdasarkan struktur selnya, otot dibedakan menjadi:

29
1. Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada
rangka.
Ciri-ciri otot rangka
 Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris
dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
 Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian
perifer.
 Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
 Memberikan pengontrolan pergerakan

Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka

 Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari


serabut-serabut berbentuk silinder yang panjang, disebut
myofiber /serabut otot.
 Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang
mempunyai banyak nukleus ditepinya.
 Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh
dengan bermacam-macam organella, kebanyakan berbentuk
silinder yang panjang disebut dengan myofibril.
 Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-
beda ukurannya :
o Yang kasar terdiri dari protein myosin
o Yang halus terdiri dari protein aktin/actin.
2. Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot
ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih
dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik,
pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah. Otot
ini mendapat rangsang dari saraf otonom yang berkontraksi di luar
kesadaran.
Ciri-ciri otot polos
 Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral.

30
 Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi
pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil.
 Kontraksinya kuat dan lamban.

Struktur Mikroskopis Otot Polos

 Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh


myofilamen- myofilamen.
Jenis otot polos
Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot
distimulasi untuk berkontraksi.

 Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah


besar, pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata
yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan
pada otot erektor pili rambut.
 Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam
lapisan dinding organ berongga atau visera. Semua serabut
dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai satu unit tunggal.
Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak
memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas
listrik spontan.
3. Otot Jantung
Ciri-ciri otot polos
 Merupakan otot lurik
 Disebut juga otot seran lintang involunter
 Otot ini hanya terdapat pada jantung
 Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung
juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.
 Berkontraksi diluar pengendalian.

Struktur Mikroskopis Otot Jantung

 Mirip dengan otot rangka

31
Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi:
1. Otot sinergis
Yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling
mendukung/bekerja sama/menimbulkan gerakan yang searah.
Contoh:

 Seluruh otot pronator yang mengatur pergerakan telapak


tangan untuk menelungkup.
 Seluruh otot supinator yang mengatur pergerakan telapak
tangan m enengadah.
2. Otot antagonis
Yaitu hubungan antar otot sayng cara kerjanya saling
berlawanan/bertolak belakang/tidak searah.
Macamnya :

 Otot ekstensor (meluruskan) dengan fleksor


(membengkokkan).
 Otot abductor (menjauhi sumbu badan) dengan adductor
(mendekatisumbu badan).
 Otot supinator (menengadah) dengan pronator (menelungkup).
 Otot depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan
ke atas).

32
Berdasarkan perlekatannya, otot dibedakan menjadi:
1. Origo
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan
pergerakan yang tetap/stabil pada saat kontraksi.
2. Insersio
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan
pergerakan yang berubah posisi pada saat kontraksi.

E. Cara kerja otot


Dengan adanya protein khusus aktin dan miosin, otot bekerja
dengan memendek (berkontraksi) dan mengendur (relaksasi).
Bagan/skema mekanisme cara kerja otot.
1. Kontraksi
Impuls → sel otot → ujung saraf → asetilkolin → sel otot
→ membebaskan ion Ca 2+ protein aktin + myosin →
aktomiosin → serabut otot memendek → kontraksi.

2. Relaksasi
Impuls → plasma sel otot → menyerap Ca 2+ aktomiosin → aktin
+ myosin → serabut otot memanjang → relaksasi.
Otot bekerja dengan cara dua buah otot yang bekerja berlawanan
sehingga menimbulkan suatu gerakan, otot yang satu berkerut
(berkontraksi) sedangkan otot yang lain memanjang (relaksasi), disebut
otot antagonis. Contohnya otot yang membengkokkan sendi dinamakan
fleksor dan otot yang meluruskan disebut ekstensor. Otot sinergis
adalah dua otot yang kerjanya bersamaan. Contohnya otot-otot pronator
teres dan pronotor kuadratus, yang terdapat pada lengan bawah, kedua
otot tersebut bekerja sarna menggerakkan telapak tangan pada saat
menelungkup dan menengadah.

33
2.5. Ligament
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan
jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen
membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.
Beberapa tipe ligamen :

 Ligamen Tipis
Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament
kolateral yang ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan
terjadinya pergerakan.

 Ligamen jaringan elastik kuning.


Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang
membungkus dan memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dengan
tulang lengan atas.

2.6. Tendon
Tendon adalah jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan otot.
Tendon sering juga disebut sebagai urat otot. Tendon berfungsi melekatkan
tulang dengan otot atau otot dengan otot. Tendon bergungsi untuk
menyeimbangkan tulang dan otot sehingga memudahkan terjadinya gerakan.
Tendon yang menempel pada tulang dan dapat bergerak disebut insersio
(insertian = sisipan), sedangkan tendon yang menempel pada tulang dan
tidak dapat bergerak disebut origo (origin = asal). Struktur tendon pada
ujung otot terlihat mengecil, liat dan keras.
Fungsi tendon sangat berhubungan dengan kontraksi (pemendekan) dan
relaksasi (pemanjangan ) otot. Saat otot melakukan kontraksi, maka tendon
mentrasmisikan energi dari kontraksi tersebut ke tulang dan sendi, demikian
pula ketika terjadinya realaksasi otot, tendon juga akan menyesuaikan
keadaanya. Walaupun memiliki struktur yang sangat kuat, tendon juga dapat

34
rusak. Cedera pada tendon paling sering disebabkan karena dipakai secara
berlebihan atau karena kecelakaan.

2.7. Gangguan pada system musculoskeletal


A. Faktor yang menyebabkan gangguan system musculoskeletal
Penyebab kelainan atau gangguan pada system musculoskeletal,
diantaranya:
 Genetis
 Kuman penyakit.
 Kelainan susunan tulang dan sendi.
 Kebiasaan sikap duduk yang salah.
 Kebiasaan aktivitas kerja yang berlebihan.
 Kurang gizi.
 Kecelakaan.

B. Contoh penyakit dan gangguan pada system musculoskeletal


Gangguan gerak pada manusia sering dialami oleh tuang, otot dan
sendi ketika sedang melaksanakan tugasnya dalam membantu tugas
manusia. Gangguan ini dapat terjai karena tulang, otot dan sendi
menanggung beban yang sangat berat atau diatas rata-rata. Namun
selain karena pengaruh beban yang berat, ada faktor lain yang
mempengaruhinya sepeti karena faktor hormon, vitamin, infeksi karena
kuman dan penyakit. Berikut ini adalah penyakit dan gangguan sistem
gerak pada manusia.
• Rakhitis
Rakhitis adalah penyakit tulang Rakhitis ialah penyakit tulang
karena kekurangan vitamin D. Vitamin D berfungsi membantu
proses penimbunan zat kapur pada waktu pembentukan tulang. Jadi,

35
jika kekurangan vitamin D menyebabkan tulang anggota gerak
berbentuk X atau O.
• Mikrosefalus
Mikrosefalus ialah pertumbuhan tulang tengkorak yang
terhambat karena abnormalitas tirosin sehingga ukuran kepala
menjadi kecil. Mikrosefalus merupakan salah satu kelainan tulang
tengkorak yang cukup langka. Ukran tulang tengkorak akan berhenti
berkembang pada usia tertentu. Untuk penyebabnya belum
sepenuhnya diketahui. Namun para ahli dari kalangan dokter dan
spesialis tulang, kemungkinan besar kelainan ini disebabkan oleh
faktor keturunan.
• Hidrosefalus
Hidrosefalus ialah suatu kelainan yang ditandai dengan
pengumpulan abnormal cairan spinal dan terjadi pelebaran rongga
otak sehingga kepala membesar. Beberapa pemicu terjadinya
hidrosefalus di antaranya adalah buruknya mekanisme penyerapan
cairan akibat radang atau cedera pada otak. Terhambatnya aliran
cairan serebrospinal akibat kelainan pada sistem saraf tersebut.
Infeksi janin saat masih di dalam kandungan yang menyebabkan
radang pada jaringan otak janin.
• Akromegali
Ialah penyakit pada tulang pipa yang menebal karena kelebihan
somatotropin yang bersifat lokal. Penyebab paling sering dari
penyakit akromegali ini adalah tumor jinak di kelenjar hipofisis,
yang terletak di bawah otak. Jika tidak segera di tangani dengan
serius, penyakit ini akan menjadi lebih parah dan berpengaruh pada
organ-organ lainnya seperti tulang tengkorak yang melindungi otak.
• Osteoporosis
Osteoporosis ialah penurunan berat tulang karena osifikasi dan
terjadi penghambatan reabsorpsi bahan tulang. Hal ini dapat
disebabkan oleh kelainan fungsi hormon parahormon. Secara umum

36
penyakit osteoporosis diakibatkan oleh kekurangan kalsium yang
berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan antara kecepatan
hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Osteoporosis
ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan dua kali lebih
sering menyerang wanita.
• Fraktura
Fraktura adalah apabila tulang yang retak tidak sampai
menyebabkan organ lain terluka atau dapat pula menyebabkan otot
dan kulit terluka. Fraktura merupakan suatu kondisi terputusnya
tulang yang utuh beserta jaringan yang berada disekitarnya akibat
tekanan yang teralu berlebihan pada tulang. Sehingga struktur tulang
mengalami perubahan dan krusakan yang dapat menimbulkan rasa
sakit. Hal ini dapat menimbulkan tulang kehilangan fungsinya.
• Greenstick
Grenstick adalah apabila tulang mengalami retak sebagian dan
tidak sampai memisah. Hal ini dapat terjadi karena faktor penyakit,
seperti penyakit diabetes. Pada umumnya bagian tulang yang terkena
penyakit ini akan mengalami pembengkokan.
• Komminudet
Komminudet apabila tulang mengalami retak menjadi beberapa
bagian tetapi tidak sampai keluar dari otot.
• Lordosis
Lordosis adalah kelainan jika tulang pinggang melengkung ke
depan sehingga kepala tertarik ke belakang. Berikut ini adalah
gambar dari tulang yang mengalami gangguan lordosis.
• Kifosis
Kifosis adalah kelainan tulang belakang jika tulang punggung
melengkung ke belakang sehingga orang menjadi bungkuk. Berikut
ini adalah gambar tulang yang mengalami gangguan kifosis.
• Skoliosis

37
Skoliosis adalah kelainan tulang belakang jika tulang belakang
melengkung ke kiri atau ke kanan. Berikut ini adalah gambar tulang
yang mengalami kelainan skoliosis.
• Dislokasi
Dislokasi adalah pergeseran kedudukan sendi karena perubahan
ligamen. Dislokasi merupakan cedera pada kaki. Cedera dislokasi ini
terjadi ketika tulang bergeser dan keluar dari posisi normalnya pada
sendi. Sebagian besar kasus dislokasi terjadi akibat benturan yang
dialami oleh sendi. Contohnya saat bermain basket atau jatuh dari
sepeda. Diskolasi pada umumnya terjadi pada jari dan bahu.
Meskipun demikian, persendian lain seperti lutut, pinggul, siku
tangan, maupun pergelangan kaki juga bisa mengalami cedera
dislokasi ini.
• Ankilosis
Ankilosis persendian yang tidak dapat digerakkan. Ankilosis
merupakan gangguan/penyakit pada sendi yang menyebabkan sendi
menjadi kaku atau bahkan tulang-tulang saling melekat satu dengan
yang lainnya. Ankilosis merupakan penyakit kronis yang cukup sulit
untuk disembuhkan. Jika terserang penyakit ankilosis, maka pada
bagian tungkai dan lengan akan sulit digerakkan pada mulanya dan
kemudian tidak dapat digerakkan sama sekali saat ankilosis
bertambah parah. Ankilosis disebabkan oleh radang pada jaringan
ikat di sekitar sendi atau penumpukan asam urat. Ankilosis paling
sering menyerang lutut, namun juga dapat menyerang pergelangan
tangan, pergelangan kaki dan leher.
• Artritis
Artritis adalah peradangan pada persendian yang disertai dengan
rasa sakit untuk digerakkan. Arthritis dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
o Reumatoid, yang merupakan penyakit kronis pada jaringan
penghubung sendi.

38
o Gout arthritis, yaitu gangguan persendian karena metabolisme
asam urat yang gagal.
o Osteoartritis, ialah penyakit sendi karena menipisnya tulang
rawan.
• Kejang Otot
Kejang otot atau lebih sering disebut keram dapat terjadi apabila
otot terus-menerus melakukan aktivitas sampai akhirnya tidak
mampu lagi berkontraksi karena kehabisan energi. Kram otot/kejang
otot, baik yang terjadi pada bagian kaki atau bagian lainnya,
merupakan menegangnya atau kontraksi otot dengan kuat dan secara
tiba-tiba. Kram bisa berlangsung selama beberapa detik hingga
beberapa menit dan sering kali terjadi pada kaki. Kram kaki di
malam hari sering kali mengenai otot betis. Kondisi ini sering terjadi
ketika Anda baru saja tertidur atau baru terbangun.
• Tetanus
Tetanus yaitu otot terus menerus mengalami ketegangan karena
infeksi bakteri Clostridium tetani yang menghasilkan toksin. Kaku
otot yang dialami ketika mengalami titanus berawal dari rahang dan
leher. Clostridium tetani juga dapat menyerang saraf pda manusia
melalui luka kotor yang di bawanya. Clostridium tetani merupakan
bakteri yang dapat bertahan hidup di luar tubuh dalam bentuk spora
untuk waktu yang relatif sangat lama. Mislanya, dalam debu, tanah,
serta kotoran hewan maupun kotoranmanusia. Spora Clostridium
tetani umumnya masuk ke tubuh melalui luka yang kotor, contohnya
luka akibat cedera, digigit hewan, paku berkarat, dan luka bakar
• Atrofi (Otot Mengecil)
Atrofi yaitu keadaan otot mengecil sehingga menghilangkan
kemampuan otot untuk berkontraksi. Hal ini menyebabkan otot
mengalami kelumpuhan. Atrofi dapat terjadi karena disebabkan oleh
mutasi gen (yang dapat merusak gen untuk membangun organ),
selain itu penyakit ini dapat terjadi karena nutrisi yang buruk,

39
sirkulasi yang buruk, hilangnya dukungan hormon, hilangnya
pasokan saraf ke organ target, jumlah apoptosis sel yang berlebihan,
dan kurangnya gerakan atau penyakit intrinsik pada jaringan itu
sendiri.
• Supertrofi (Otot Membesar)
Supertrofi adalah volume otot membesar karena otot setiap hari
dilatih secara berlebihan. Hal ini dapat trjadi akibat dari
peningkatnya jumlah filamen-filamen aktin dan miosin dalam setiap
serat otot, jadi menyebabkan pembesaran pada otot yang melebihi
batas rata-rata.
• Hernia abdominalis
Hernia abdominalis yaitu otot dinding perut yang lemah
tersobek sehingga letak usus menurun. Penyebab penyakit hernia
adalah karena adanya titik lemah yang terjadi di dalam dinding perut.
Adanya suatu kombinasi dari kedua gejala hernia yang terjadi tadi.
Penyebab hernia akibat mengejan dengan berlebihan seperti
menekan saat buang air besar dan melahirkan. Selain itu penyakit
hernia dapat terjadi akibat selalu mengangkat beban yang berat.
• Stiff atau kaku leher
Stif atau kaku leher yaitu otot leher yang mengalami peradangan
akibat gerakan atau hentakan yang salah sehingga leher terasa kaku.
Sakit leher atau kaku leher dapat terjadi karena banyak hal. Seperti
salah posisi saat tidur, memikul beban yang terlalu berat, dan
pengaruh tulang cedera sehingga dapat menyebabkan leher terrasa
sangat kaku dan terasa sakit.

40
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini, yaitu:
1. Muskuloskeletal terdiri atas: muskulert (otot, tendon,dan ligamen) dan
skeletal/rangka (tulang dan sendi).
2. Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat lainnya
yang terdiri atas hampir 50% air dan bagian padat, selebihnya terdiri
dari bahan mineral terutama calcium kurang lebih 67% dan bahan
seluler 33%.
3. Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk alat gerak pasif,
proteksi alat-alat di dalam tubuh, pembentuk tubuh metabolism
kalsium, mineral dan organ hemopoetik.
4. Tulang tersusun dari tiga jenis sel yaitu: osteoblas, osteosit dan
osteoklas.
5. Osifikasi adalah proses pembentukkan tulang keras dari tulang rawan
(kartilago). Ada dua jenis osifikasi yaitu osifikasi intramembran dan
osifikasi endokondral.
6. Faktor yang berpengaruh terhadap keseimbangan pembentukan dan
reabsorpsi tulang adalah: vitamin D, hormon parathyroid dan kalsitonin
serta peredaran darah.
7. Berdasarkan bentuknya tulang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
tulang panjang/ tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih, tulang tak
beraturan, dan tulang berongga udara. Berdasarkan jaringan
penyusunnya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan (terdiri
dari: tulang rawan hialin, tulang rawan fibroa dan tulang rawan elastis)
dan tulang keras (terdiri dari: tulang kompaks dan tulang spons).
8. Kerangka dibagi menjadi: kerangka aksial (terdiri atas: kranium dan
tulang muka (tengkorak), kolumna vertebralis dan thoraks tulang) dan

41
kerangka apendikular (terdiri dari: bagian bahu/ anggota gerak atas
(singulum membri superioris), gelang bahu, bagian panggul (singulum
membri inferior) dan bagian anggota gerak bawah)
9. Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan
jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen
membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.
10. Tendon adalah jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan otot.
Tendon sering juga disebut sebagai urat otot. Tendon berfungsi
melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot.
11. Fascia merupakan sebuah lapisan atau selubung tipis yang berwujud
jaringan mirip serat yang menyelimuti sebuah otot atau organ tubuh
lainnya.
12. Persendian adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang, sehingga
dimaksud kan untuk memudahkan terjadinya gerakan.
13. Secara structural sendi dibagi menjadi: sendi fibrosa, kartilaginosa,
synovial, dan berdasarkan fungsionalnya sendi dibagi menjadi: sendi
sinartrosis, amfiartrosis, diarthroses.
14. Menurut fungsi kontraksi dan hasil gerakan dari seluruh bagian tubuh
otot dikelompokan dalam: otot rangka, otot polos, dan otot jantung.
Menurut cara kerjanya, otot dikelompokkan menjadi: otot antagonis dan
otot sinergis. Sedangkan, menurut perlekatan nya otot dibedakan
menjadi: origo dan inersia.
15. Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan
jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen
16. Tendon adalah jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan otot.
17. Penyakit dan gangguan sistem gerak pada manusia, diantaranya:
rakhitis, mikrosefalus, hidrosefalus, akromegali, osteoporosis, fraktura,
greenstick, komminudet, lordosis, kifosis, skoliosis, dislokasi, ankilosis,
artritis, kejang otot, tetanus, atrofi (otot mengecil), supertrofi (otot
membesar), hernia abdominalis, dan stiff atau kaku leher.

42
3.2. Saran
Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Terutama, pada pemahaman mengenai organ-organ apa saja yang
berperan dalam sistem muskuloskeletal. Semoga bisa berguna bagi kita
terutama para mahasiswa. Dan juga, mengingat keterbatasan pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki oleh penulis, maka untuk mendapat
pemahaman yang lebih mendasar lagi, disarankan kepada pembaca untuk
membaca literatur-literatur lainnya yang berkaitan dengan materi sistem
muskuloskeletal ini. Dengan demikian pula diharapkan adanya saran dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca, agar makalah ini dapat
memberikan pengetahuan tentang sistem muskuloskeletal pada mata kuliah
anatomi dan fisiologi manusia.

43
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, “Anatomi Sistem Muskuloskeletal,”


Abhique, http://abhique.blogspot.co.id/2009/10/anatomi-sistem-
muskuloskeletal.html, (diakses 03 April 2018).
Asmara, Julyyansah Saputra, “Sistem Muskuloskeletal,” Makalah
Lengkap, http://julyyansyahsaputra.blogspot.co.id/2013/11/sistem-
muskuloskeletal.html, (diakses 03 April 2018).
Bagus, Herman, “Makalah Biologi Sistem Gerak Manusia,” Herman
Kampus, http://hermankampus.blogspot.com/2013/02/makalah-biologi-
sistem-gerak-manusia.html, (diakses 03 April 2018).
C.Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
1992.
Malik, “20 Penyakit dan Gangguan Sistem Gerak Pada Manusia,” Mengaku
Jenius, http://mengakujenius.com/20-penyakit-dan-gangguan-sistem-gerak-
pada-manusia/, (diakses 03 April 2018).
Setiadi. Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogyakarta: GRAHA ILMU. 2007.
Yayat, Arya, “Makalah Tentang Sistem Muskuloskeletal,” SEPUTAR DUNIA
KEPERAWATAN, http://sukaryat.blogspot.co.id/2013/01/makalah-tentang-
sistem-muskuloskeletal.html, (diakses 03 April 2018).

44

Você também pode gostar