Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1
B. Pendidikan dan Kesehatan Sebagai Investasi Gabungan bagi Pembangunan
Sangat dramatisnya kondisi kesehatan dan pendidikan dunia selama separuh abad
terakhir ini. Pada tahun 1950 dari 1000 anak 280 meninggal dari semua Negara
berkembang sebelum mencapai usia 5 tahun. Pada tahun 2000, angka tersebut
menurun mencapai 126 dari 1000 dinegara-negara miskin, dan 39 per 1000
dinegara-negara berpendapatan menengah. Sejumlah penyakit yang mematikan
sudah ditemukan obatnya. Cacar yang biasanya yang dapat menewaskan 5 juta
orang setiap tahunnya sudah dapat dikendalikan dengan penggunaan vaksin.
Disamping itu, sejak beberapa dekade terakhir ini, kemampuan baca tulis dan
pendidikan dasar telah dinikmati secara meluas oleh sebagian masyarakat di
negara-negara berkembang.
2
Tingkat kematian anak-anak di negara berkembang masih lebih dari sepuluh kali
lipat lebih tinggi daripada yang ditemukan di negara-negara kaya. Kematian ini
pada umumnya disebabkan oleh berbagai kondisi yang sebenarnya bisa diatasi,
termasuk jutaan anak-anak yang tidak perlu meninggal tiap tahunnya karena
dehidrasi karena diare.
Mengapa sektor pendidikan ini menjadi sangat penting dan menjadi sektor
unggulan dalam pembangunan nasional suatu negara, termasuk bagi suatu daerah
otonom?
3
tingkat pendidikan masyarakat, makin tinggi pula income perkapita
masyarakat. Dengan demikian, sekali lagi pembangunan sektor pendidikan
akan mengangkat secara langsung ataupun tidak langsung sektor ekonomi.
Jika sektor ekonomi saja banyak didukung oleh sektor pendidikan, apakah
lagi dengan sektor-sektor lainnya.
4
investasi dalam pendidikan, dan individu yang sehat lebih mampu
menggunakan pendidikan secara produktif disetiap waktu dalam
kehidupannya. Modal pendidikan yang lebih baik dapat meningkatkan
pengembalian atas investasi dalam kesehatan karena banyak program
kesehatan bergantung pada berbagai keterampilan yang dipelajari
sekolah, sekolah mengajarkan pokok-pokok kesehatan pribadi dan
sanitasi, dan dibutuhkan pendidikan untuk membentuk dan melatih
petugas pelayanan kesehatan. Dengan perbaikan efisiensi produktif dari
investasi dalam pendidikan dapat meningkatkan pengembalian atas
investasi dalam kesehatan yang meningkatkan harapan hidup.
Tingkat kesehatan dan pendidikan telah meningkat, baik di Negara maju maupun
dinegara berkembang, namun ukuran kemajuan yang lebih cepat terjadi di
Negara-negara berkembang. Akibatnya, terdapat sejumlah konvergensi
internasional dalam berbagai ukuran ini. Hal ini sangat berlawanan dengan
pendapatan perkapita, yang kurang atau tidak menampakkan tanda-tanda
konvergensi antar Negara. Meskipun jurang kesehatan dan pendidikan antara
Negara-negara berkembang dengan Negara maju masih tetap lebar, dan perbaikan
dimasa depan tidaklah gampang, namun kemajuan yang terjadi hingga saat ini
tidak dapat dipungkiri.
5
meramalkan tren masa depan. Sebagai contoh, juga mungkin terjadi bahwa tingkat
konvergensi itu sendiri berjalan dengan lambat. Baru-baru, sejumlah kemajuan
kesehatan di Negara-negara miskin sudah dilakukan dengan susah payah ternyata
mengalami serangan penyakit lain, terutama dari AIDS, juga tuberculosis (TBC),
wabah malaria yang muncul kembali,dan bakteri-bakteri baru yang lebih resisten.
Pada bagian sebelumnya tingkat kesehatan dan pendidikan jauh lebih baik
dinegara berpendapatan tinggi, Mengapa terjadi sebab-akibat seperti demikian?.
Dengan pendapatan yang tinggi, masyarakat dan pemerintah mampu
mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk pendidikan dan kesehatan, dengan
kesehatan dan pendidikan yang lebih baik produktivitas dan pendapatan yang
lebih tinggi akan lebih mudah dicapai. Karena adanya hubungan ini, maka
kebijakan pembangunan harus difokuskan pada upaya untuk meningkatkan
pendapatan, kesehatan, dan pendidikan secara bersama-sama.
Sebagai barang normal orang akan “membeli” lebih banyak modal manusia
(human capital) jika pendapatannya naik. Namun bukti-bukti yang ada
menunjukkan bahwa meskipun kita mampu menaikkan pendapatan tanpa harus
memperbaiki kesehatan dan pendidikan secara signifikan, kita tidak dapat
memastikan bahwa peningkatan pendapatan tersebut akan diinvestasikan kedalam
pendidikan dan kesehatan anak secara memadai. Pasar tidak akan memecahkan
persoalan tersebut secara otomatis, dan dalam berbagai kasus telah ditemukan
bahwa pilihan konsumsi rumah tangga itu sendiri tidak menunjukkan keterkaitan
yang kuat antara peneluaran dan pendapatan untuk peningkatan gizi, terutama
untuk anak-anak.
6
Paul Glewwe menemukan bahwa pengetahuan seorang ibu memberikan dampak
positif terhadap kesehatan anaknya.
Kemudian, kita dapat menyimpulkan bahwa, terdapat imbasan yang penting dari
investasi seseorang dalam pendidikan dan kesehatan. Orang yang berpendidikan
akan memberi manfaat kepada orang-orang lingkungannya, seperti membaca
untuk mereka atau menciptakan inovasi yang berguna bagi komunitasnya.
Akibatnya, akan terdapat kegagalan pasar yang signifikan dalm pendidikan. Lebih
jauh, orang yang sehat tidak akan menularkan penyakit, tetapi bermanfaat dalam
komunitasnya dalam banyak hal,yang tidak dapat dilakukan oleh orang sakit.
Karena adanya dampak imbasan seperti itu, maka pasar tidak dapat diandalkan
untuk dapat memberikan level kesehatan dan pendidikan yang efesien secara
social. Oleh karena itu WHO menyimpulkan dalam World Health Report tahun
2000 tentang system kesehatan bahwa “Tanggung jawab utama atas kinerja
sisitem kesehatan terdapat di pundak pemerintah”. Pejabat yang bijaksana
dinegara berkembang akan mengambil pelajaran dari berbagai studi yang
menunjukkan keterkaitan antara kesehatan, pendidikan, dan pendapatan, serta
merancang suatu strategi terpadu.
Analisis atas investasi dalam bidang kesehatan dan pendidikan menyatu dalam
pendekatan modal manusia. Modal manusia (human capital) adalah istilah yang
sering digunakan oleh para ekonom untuk pendidikan, kesehatan dan kapasitas
manusia yang lain yang dapat meningkatkan produktivitas jika hal-hal tersebut
ditingkatkan. Sebuah analogi terhadap investasi konfensional dalam modal fisik
telah dibuat setelah investasi awal dilakukan, maka dapat dihasilkan suatu aliran
penghasilan masa depan dari perbaikan pendidikan dan kesehatan. Akibatnya
suatu tingkat pengembalian (rate of return) dapat diperoleh dan dibandingkan
dengan pengembalian dari investasi yang lain. Hal ini dilakukan dengan cara
memperkirakan nilai diskonto sekarang dari aliran pendapatan yang meningkat
yang mungkin di hasilkan dari investasi-investasi ini akan kemudian
membandingkannya dengan biaya lansung dan tidak lansungnya. Tentu saja,
pendidikan dan kesehatan juga berkontribusi lansung terhadap kesejahteraan,
7
namun pendekatan modal manusia berfokus pada kemampuan tidak langsung
untuk meningkatkan utilitas dengan meningkatkan pendapatan. Pada bagian ini,
kita secara umum akan mengambarkan beberapa poin yang berkaitan dengan
investasi di bidang pendidikan, namun prinsip yang sama juga berlaku untuk
investasi di bidang kesehatan.
Disamping itu, juga terdapat biaya langsung seperti biaya sekolah, seragam
sekolah dan pengeluaran lain yang tidak akan dikeluarkan jika anak tersebut tidak
melanjutkan sekolah begitu lulus dari sekolah dasar. Selama sisa hidupnya, dia
akan berpenghasilan yang lebih besar, dibandingkan bekerja dengan berbekal
ijazah SD.
8
KESIMPUL AN
Pembangunan merupakan hal yang harus dilaksanakan demi terwujudnya suatu
tujuan yang ingin dicapai. Dan untuk membangun segala aspek yang ada di
negara ini bukanlah hal yang mudah. Bangsa Indonesia perlu melakukan revolusi
pola pikir, sebagai satu cara cepat yang dapat digunakan sebagai proses
penyadaran yang menyeluruh bagi seluruh komponen bangsa, agar bangsa ini
tidak terlalu lama berada dalam perjalanan yang tidak pasti, akan ke mana, dan
harus bagaimana. Jika revolusi pola pikir dalam membangun dapat diterima dan
dipahami dengan baik, maka inovasi sosial dapat diselenggarakan, untuk itu:
9
DAFTAR PUSTAKA
LAN dan BPKP. 2000. Akuntabilitas dan Good Governance. Jakarta: Penerbit
Lembaga Administrasi Negara.
10