Você está na página 1de 6

BAB V

AGEN PEMBAHARU (CHANGE AGENT)

Agen pembaharu (change agent) dalam kaitannya dengan penyebaran


inovasi tetap dalam pengertian yang sama karena pada hakekatnya inovasi
juga merupakan perubahan sosial dimana setiap inovasi adalah perubahan
sosial tetapi setiap perubahan sosial belum tentu inovasi. Sumber utama
tentang agen pembaharu diambil dari buku "Diffusion of Inovation" karangan
Everett M. Rogers (1983) yang banyak diambil dari hasil penelitian inovasi di
bidang pertanian atau kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dan hanya
sebagian kecil di bidang pendidikan.

3. PENGERTIAN AGEN PEMBAHARU


Agen pembaharu (change agent) ialah orang yang bertugas
mempengaruhi klien agar mau menerima inovasi sesuai dengan tujuan yang
diinginkan oleh pengusaha pembaharuan (change agency). Semua agen
pembaharu bertugas membuat jalinan komunikasi antara pengusaha
pembaharuan (sumber inovasi) dengan sistem klien (sasaran inovasi).
Tugas utama agen pembaharu ialah melancarkan jalannya arus inovasi
dari pengusaha pembaharuan ke klien. Proses komunikasi ini akan efektif jika
inovasi yang disampaikan kepada klien dipilih sesuai dengan kebutuhan
serta umpan balik dari sistem klien harus disampaikan kepada pengusaha
pembaharuan melalui agen pembaharu.

PENGUSAHA
PEMBAHARUA
N (CHANGE
AGENCY)

Arus kebutuhan dan PENGUSAHA Arus inovasi dari


umpan balik dari klien ke PEMBAHARUA pengusaha pembaharuan
pengusaha pembaharuan. N (CHANGE ke klien.
AGENCY)
SISTEM KLIEN
(CLIENT
SYSTEM)

Bagan No 5 – 1. Agen pembaharu sebagai penghubung antara pengusaha


pembaharuan dengan klien. (Rogers, 1983, hal. 314)
Agen pembaharu justru menjalin hubungan dengan dua sistem sosial
yang mungkin keduanya heterophily yaitu berhubungan dengan pengusaha
pembaharuan dan juga dengan sistem klien. Sebagai penghubung antara
dua sistem sosial yang berbeda sebaiknya agen pembaharu bersikap
marginal, berdiri dengan satu kaki pada pengusaha pembaharu dan satu kaki
yang lain pada klien. Keberhasilan agen pembaharu dalam melancarkan
proses komunikasi antara pengusaha pembaharu dengan klien merupakan
kunci keberhasilan proses difusi inovasi.
Disamping masalah marginal, agen pembaharu juga menghadapi
masalah saratnya informasi dimana agen pembaharu harus dapat mengatasi
dengan menseleksi informasi yang disesuaikan dengan masalah dan
kebutuhan klien.

4. FUNGSI DAN TUGAS AGEN PEMBAHARU


Fungsi utama agen pembaharu ialah sebagai penghubung antara
pengusaha pembaharuan (change agency) dengan klien (client) dengan
tujuan agar inovasi dapat diterapkan oleh klien sesuai dengan keinginan
pengusaha pembaharuan dimana kunci keberhasilannya terletak pada
komunikasi antara agen dan pembaharu dengan klien.
Menurut Zaltman, ada 3 hal yang perlu diperhatikan oleh agen
pembaharu dalam usaha memantapkan hubungannya dengan klien yaitu:
1. Dimata klien seorang agen pembaharu harus tampak benar-benar mampu
(competent) serta secara resmi mendapat tugas untuk membantu klien.
2. Harus diusahakan terjadinya pertukaran informasi tentang hal-hal yang
diharapkan akan dicapai dalam proses perubahan (inovasi) antara agen
pembaharu dengan klien.
3. Perlu diusahakan adanya sangsi yang tepat terhadap target perubahan
yang akan dicapai yang dapat mendorong klien untuk berusaha dengan
sungguh -sungguh mencapai terget perubahan yang telah disepakati.
(Zaltman, 1977, hal. 212).
Rogers,mengemukakan ada 7 langkah kegiatan agen pembaharu
dalam pelaksanaan tugasnya memperkenalkan inovasi tunggal kepada
sistem klien yaitu:
1. Membangkitkan kebutuhan untuk berubah. Agen pembaharu mulai
dengan mengemukakan berbagai masalah yang ada, membantu
menemukan masalah yang penting dan mendesak serta meyakinkan klien
bahwa mereka mampu memecahkan masalah tersebut.
2. Memanfaatkan hubungan pertukaran informasi. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara menumbuhkan kepercayaan klien pada
kemampuannya saling mempercayai dan juga agen pembaharu harus
menunjukan empati pada masalah dan kebutuhan klien.
3. Mendiagnosa masalah yang dihadapi. Agar dapat menentukan
mengapa berbagai alternatif yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan
klien (diperlukan alternatif baru) dan kesimpulan diagnosa itu harus
berdasarkan analisa situasi dan psikologi klien bukan berdasarkan
pandangan pribadi agen pembaharu.
4. Membangkitkan kemauan klien untuk berubah. Agen pembaharu
bertugas mencari cara memotivasi dan menarik perhatian klien agar
timbul kemauannya untuk berubah (membuka dirinya untuk menerima
inovasi) dengan berpusat pada kebutuhan klien jangan terlalu
menonjolkan inovasi.
5. Mewujudkan kemauan dalam perbuatan. Agen pembaharu berusaha
untuk mencoba mempengaruhi tingkah laku klien dengan persetujuan dan
berdasarkan kebutuhan klien.
6. Menjaga kestabilan penerimaan inovasi dan mencegah tidak
berkelanjutannya inovasi (discontinuances). Agen pembaharu harus
berusaha membina kestabilan penerimaan inovasi dengan cara memberi
penguatan kepada klien yang telah menerapkan inovasi.
7. Mengakhiri hubungan ketergantungan. Tujuan akhir tugas agen
pembaharu ialah dapat menumbuhkan kesadaran untuk berubah dan
kemampuan untuk merubah dirinya sebagai anggota sistem sosial yang
selalu menghadapi tantangan kemajuan Zaman.

5. FAKTOR -FAKTOR KEBERHASILAN AGEN PEMBAHARU

a. Usaha agen pembaharu. Usaha agen pembaharu sangat gigih dilihat


dari beberapa aspek seperti jumlah klien yang dihubungi untuk
berkomunikasi, banyaknya waktu yang digunakan untuk berpartisipasi
di tempat tinggal klien dibandingkan dengan waktu di kantor atau
dirumah sendiri, banyaknya keaktifan yang dilakukan dalam proses
difusi inovasi, ketepatan memilih waktu untuk berkomunikasi dengan
klien.
Generalisasi 1: Keberhasilan agen pembaharu berhubungan positif
dengan besarnya usaha mengadakan kontak dengan klien.
b. Orientasi pada klien. Agen pembaharu harus
mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada pengusaha
pembaharuan, tetapi dilain pihak ia juga harus bekerja bersama
memenuhi kepentingan klien.
Generalisasi 2: Keberhasilan agen pembaharu berhubungan positif
dengan orientasi pada klien daripada orientasi pada pengusaha
pembaharuan.
c. Sesuai dengan kebutuhan klien. Salah satu tugas agen pembaharu
yang sangat penting dan sukar adalah mendiagnosa kebutuhan klien.
Generalisasi 3: Keberhasilan agen pembaharu berhubungan positif
dengan kesesuaian program difusi dengan kebutuhan klien.
d. Emphati. Emphati akan mempengaruhi efektivitas komunikasi.
Komunikasi yang efektif akan mempercepat diterimanya inovasi.
Generalisasi 4:Keberhasilan agen pembaharu berhubungan positif
dengan emphati terhadap klien.
e. Homophily. Homophily ialah pasangan individu yang berinteraksi
dengan memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang sama (bahasa,
kepercayaan, adat istiadat dan sebagainya). Hetrophily ialah pasangan
individu yang berinteraksi dengan memiliki ciri-ciri atau karakteristik
yang berbeda.
Generalisasi 5: Kontak yang dilakukan agen pembaharu berhubungan
positif dengan status sosial antar klien.
Generalisasi 6: Kontak yang dilakukan agen pembaharu berhubungan
positif dengan besarnya partisipasi sosial antar klien.
Generalisasi 7: Kontak yang dilakukan agen pembaharu berhubungan
positif dengan tingginya tingkat pendidikan antar klien.
Generalisasi 8: Kontak yang dilakukan agen pembaharu berhubungan
positif dengan sifat kosmopolitan antar klien.
f. Kontak agen pembaharu dengan klien berstatus lebih rendah.
Klien yang kurang mampu ekonominya, rendah pendidikannya, harus
mendapat lebih banyak bantuan dan bimbingan dari agen pembaharu.
Generalisasi 9: Keberhasilan agen pembaharu berhubungan positif
dengan klien yang homophily.
g. Pembantu para-profesional. Pembantu para-profesional ialah orang
yang bertugas membantu agen pembaharu agar terjadi kontak dengan
klien yang berstatus lebih rendah. Keuntungan adanya mereka ialah :
biaya lebih murah, dan dapat kontak dengan klien yang berstatus lebih
rendah dari agen pembaharu.
h. Kepercayaan klien terhadap agen pembaharu (credibility).
Pembantu agen pembaharu (aide) dipercaya oleh klien karena adanya
hubungan yang akrab sehingga tidak timbul curiga. Pada umumnya
agen pembaharu memiliki kepercayaan kompetensi (competence
credibility) sedangkan pembantu agen pembaharu memiliki
kepercayaan keselamatan (safety credibility).
Generalisasi 10: Keberhasilan agen pembaharu berhubungan positif
dengan kepercayaan (credibility) dari pandangan klien.
i. Profesional semu. Agen pembaharu tetap dibutuhkan untuk melatih
pembantu agen pembaharu, mengadakan supervisi, dan juga
membantu memecahkan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh
pembantu agen pembaharu.
j. Pemuka pendapat. Orang yang memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku orang
lain secara informal dengan tujuan tertentu disebut pemuka pendapat.
Generalisasi 11: Keberhasilan agen pembaharu berhubungan positif
dengan besarnya usaha untuk bekerja sama dengan pemuka pendapat.
k. Kemampuan klien untuk menilai inovasi. Agen pembaharu memiliki
kompetensi teknik yang menyebabkan ia berwenang untuk bertindak
sesuai dengan keahliannya dalam mempengaruhi klien untuk menerima
inovasi.
Generalisasi 12: Keberhasilan agen pembaharu berhubungan positif
dengan meningkatnya kemampuan klien untuk menilai inovasi.
Kesadaran dan kemampuan mempengaruhi diri dengan percaya kepada
kemampuan sendiri menjadi tujuan dari pengusah pembaharuan, sedangkan
beberapa kadar yang dapat dicapai tergantung pada usaha agen
pembaharu.

6. SISTEM DIFUSI SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI


Sistem difusi sentralisasi disebut juga sistem difusi model klasik. Ciri
pokoknya ialah: ide inovasi muncul dari para ahli yang kemudian
disebarluaskan dalam bentuk paket yang seragam kepada anggota sistem
sosial yang mungkin akan menerima atau menolak inovasi. Peranan klien
sebagai penerima yang pasif. Tahun 1970 Rogers menyadari bahwa difusi
sentralisasi tidak dapat terlaksana persis seperti yang dorencanakan
penemunya. Kemudian tahun 1971 Schon menyatakan bahwa teori tersebut
tidak dapat menampung munculnya ide-ide baru dari berbagai bidang yang
sangat kompleks dan terjadinya difusi melalui jalur horizontal. Maka timbul
sistem desentralisasi yang ditandai dengan : munculnya ide baru tidak dari
seorang kelompok ahli tetapi dapat dari siapasaja dan juga proses
penyebarannya diatur oleh calon penerima inovasi sendiri. Jadi sasaran
inovasi juga berperan sebagai agen pembaharu. Perbandingan sistem difusi
sentralisasi dan desentralisasi diantaranya :
a. Sistem difusi sentralisasi
1. Wewenang pengambil keputusan dan kebijakan berada pada administrator
pemerintah pusat dan para ahli bidang ilmu (technical subject-matter
expert).
2. Arah difusi dari pusat ke bawah (top down) dimana dari para ahli
disebarkan pada sasaran penerima inovasi di daerah.
3. Sumber inovasi, dari organisasi formal “Penelitian dan Pengembangan”
yang ditangani oleh para ahli.
4. Penetapan difusi inovasi dilakukan oleh tenaga administrator di pusat dan
para ahli bidang ilmu.
5. Pendekatan yang digunakan berorientasi pada inovasi, penentuan
kebutuhan klien berdasarkan adanya inovasi dengan teknik pelaksanaan
di dorong dari atas.
6. Tidak banyak terjadi re-invesi serta modifikasi untuk disesuaikan dengan
kondisi setempat selama dalam proses difusi inovasi.
b. Sistem difusi desentralisasi
1. Keputusan dan kebijakan diambil secara bersama oleh anggota sistem
difusi. Klien dikontrol oleh pimpinan masyarakat setempat.
2. Arah difusi secara horizontal dari kelompok ke kelompok (peer diffusion).
3. Sumber inovasi datang dari percobaan bukan mesti orang ahli dari wilayah
setempat yang juga sering menjadi pemakaiannya.
4. Penetapan difusi inovasi oleh kelompok masyarakat setempat (lokal)
berdasarkan penilaian inovasi secara informal.
5. Menggunakan pendekatan yang berorientasi kepada pemecahan masalah
yang timbul dari apa yang diamati dan dirasakan oleh masyarakat
setempat, teknik pelaksanaan ditarik dari bawah.
6. Banyak terjadi re-invensi dan penyesuaian dengan kondisi setempat
selama proses difusi antar anggota sistem sosial.
Sistem difusi desentralisasi Sistem difusi sentralisasi

Bagan no 5-2 Kontinum sistem difusi desentralisasi dan


sentralisasi (Rogers, 1983, hal.330)
Kelebihan sistem desentralisasi :
Inovasi sesuai dengan kebutuhan klien, klien ikut berpartisipasi dalam
menetapkan keputusan inovasi, mengontrol pelaksanaan difusi, hambatan
heterophily tidak ada, motivasi datang dari klien, biaya operasional murah,
dan memupuk percaya pada kemampuan sendiri.
Kelemahan sistem desentralisasi :
Tidak tepat digunakan jika inovasi memerlukan tenaga ahli (sukar diperoleh),
kurang adanya koordinasi antar pelaksana difusi. Tidak dapat dipakai untuk
penyebaran inovasi yang tidak dikehendaki oleh klien.
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan:
1. Sistem difusi desentralisasi lebih tepat digunakan untuk menyebarkan
inovasi yang tidak melibatkan tenaga ahli tingkat tinggi dan sasaran
perubahannya heterogen. Jika sasaran perubahannya homogen secara
relatif lebih tepat dengan sistem sentralisasi.
2. Dapat digunakan kombinasi sistem difusi sentralisasi dan
desentralisasi seperti untuk koordinasi kegiatan menggunakan sistem
sentralisasi tetapi untuk menetukan mana inovasi yang akan
didifusikan berdasarkan kebutuhan dengan sistem desentralisasi.

Você também pode gostar