Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Neuroreseptor sensoris pada daerah abdominal, tertama organ didalamnya terletak pada
lapisan daerah mukosa dan muskularis di lapisan serosa, seperti pada peritoneum dan
mesenterium. Neuroreseptor yang terletak pada daerah ini turut serta dalam regulasi
sekresi hingga motilitas. Neuroreseptor yang terkait dalam nyeri nosiseptif memiliki 2 tipe
afferen nerve fibers, yaitu myelinated A-delta fibers dan unmyelinated C fibers. Myelinated
A-delta fibers tersebar didaerah kulit dan otot berfungsi untuk memediasi impuls tajam,
mendadak, dan terlokalisir yang diakibatkan oleh trauma akut, sedangkan unmyelinated C
fibers yang tersebar di otot, periosteum, dan lapisan viscera berfungsi untuk memediasi
impuls tumpul, panas, dan nyeri yang tidak spesifik lokasinya (poorly localized) yang
biasanya diakibatkan oleh onset yang gradual dan lebih lama.
Serabut saraf aferen viseral yang memediasi stimulus nyeri dari abdomen mengikuti
distibusi dari sistem saraf otonom seperti pada gambar 1. Setelah memasuki spinal cord,
serabut saraf ini bercabang ke dorsal horn dan traktus lissauer secara kranialis dan kaudalis
selama beberapa segmen, hingga laminae I dan V menjadi ke dorsal horn. Dari dorsal horn,
impuls nosiseptif akan di transmisikan oleh 2nd order neuron menuju ke komisura anterior
Nyeri abdomen dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu nyeri visceral, nyeri somatoparietal,
dan, nyeri alih. Nyeri visceral biasanya berupa nyeri tumpul dan terlokalisir di midline
epigastrium, periumbilical, dan abdomen bagian bawah, karena serabut saraf aferennya
berasal dari kedua sisi spinal cord. Lokasi nyeri tergambarkan secara kasar melalui
dermatom oleh organ yang dipersarafi. Nyeri biasanya tidak terlokalisir dengan baik karena
inervasi sarafnya bersifat multisegmental dan serabut sarafnya mayoritas berujung pada
lapisan viscera. Nyerinya digambarkan seperti cramping, burning, dan gnawing. Gejala
otonom yang tampak berupa berkeringat, mual, muntah, dan membaik jika pasien merubah
posisi.
Nyeri somatoparietal berasal dari peritoneum parietal dan bersifat lebih intense dan lebih
terlokalisir dibandingkan nyeri visceral, contohnya adalah nyeri pada titik McBurney yang
diakibatkan karena appendisitis. Nyeri ini biasanya akna semakin parah dengan pergerakan
dan batuk.
Nyeri alih merupakan nyeri yang dirasakan tidak pada posisi organ yang terkait. Hal ini
diakibatkan karena konvergensi pada segemn spinal cord yang sama dari neuron aferen
visceral dan somatic afferent yang berasal dari lokasi anatomi yang berbeda. Nyeri alih
bisanya dirasakan di permukaan atau dibagian dalam, namun dapat terlokalisir dengan baik.
Berdasarkan ilustrasi kasus, diketahui bahwa pasien mengalami mual, namun tidak muntah
dan dsiertai juga dengan tidak dapat melakukan defekasi dan flatus. Gejala tersebut
merupakan tanda dari ileus paralisis.
Ileus paralisis merupakan keadaan dimana usus gagal atau tidak mampu melakukan
kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Keadaan ini bukan sebuah suatu penyakit
primer usus, melainkan terjadi oleh sebuah keadaan lain.
Ileus paralisis dapat disebabkan oleh 5 penyebab utama:
1. Neurogenik
Pasca operasi, kerusakan medula spinalis, keracunan timbal, kolik ureter, iritasi
persarafan splanknikus, dan pankrearitis.
2. Metabolik
Gangguan keseimbangan elektrolit (terutama hipokalemia), uremia, komplikasi DM,
dan penyakit sistemik seperti SLE dan MS.
3. Obat-obatan
Narkotika, antikolinergik katekolamin, fenotiain, dan antihistamin.
4. Infeksi
Pneumonia, empiema, urosepsis, peritonitis, infeksi sistemik berat lainnya.
5. Iskemia usus
Manifestasi dari ileus paralitik berupa perut yang kembung, anoreksia, mual, dan obstipasi.
Muntah mungkin ada dan mungkin tidak. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan distensi
abdomen, perkusi timpani dengan bising usus melemah dan bahkan bisa tidak terdengar
sama sekali. Pada palpasi, pasien dapat mengeluhkan rasa tidak nyaman pada abdomen.
Apabila penyebab utamanya adalah peritonitis, maka gambaran manifestasi klinis
menyerupai gambaran peritonitis.
4. Pemeriksaan penunjang
a. interpretasi
Dari hasil pemeriksaan USG abdomen, didapatkan adanya cairan bebas di hepatorenal
space.
b. mekanisme abnormal
Leukositosis pada pasien merupakan respon inflamasi dari peritonistis yang dialami pasien.
cairan pada rongga peritoneal bisa merupakan cairan dari gaster yang mengalami perforasi,
atau bisa merupakan inokulasi dari bakteri. Pada ilustrasi kasus, kemungkinan pasien
mengalami perforated peptic ulcer yang menyebabkan peritonitis. Cairan yang keluar daat
mengandung bakteri gram negatif, termasuk flora normal berupa Escherichia coli dan
Klebsiela pneumoniae. Endotoksin yang dihasilkan oleh bakteri ini dapat memicu keluarnya
sitokin yang memicu kaskade humoral dan mengakibatkan kerusakan sel, sepsis, dan
multiple organ dysfunction syndrome (MODS).