Você está na página 1de 32
Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 154/M~IND/PER/10/2009 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMUM BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, perlu ditetapkan standar pelayanan minimum bagi instansi pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU); b. bahwa dalam rangka penetapan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan PPK-BLU perlu ditetapkan Standar Pelayanan Minimum Balai Besar Bahan dan Barang Teknik; cc. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian; Mengingat 1, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274) 2, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687) 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); -2- Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 154/M-IND/PE R/10/2009 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 _ tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502); Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4616); Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Nomor 31/P Tahun 2007; Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Nomor 20 Tahun 2008; Peraturan Presiden Nomor 10 tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon | Kementrian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Nomor 50 Tahun 2008; ). Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian; . Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M-IND/PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Bahan dan Barang Teknik; . Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/02/M.PAN/1/2007 tentang Pedoman Organisasi Satuaan Instansi Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; }. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan Administratif Dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah Untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; Menetapkan -3- Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 154/M-IND/PER/10/2009 MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMUM BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Perindustrian ini yang dimaksud dengan : 1. Balai Besar Bahan dan Barang Teknik yang selanjutnya disebut B4T, adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Perindustrian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri 2. Standar Pelayanan Minimum, yang selanjutnya disebut SPM, adalah spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimum yang diberikan kepada masyarakat industri dan masyarakat umum, 3. Standar Pelayanan Minimum Balai Besar Bahan dan Barang Teknik, yang selanjutnya disebut SPM B4T adalah spesifikasi teknis tentang tolok ukur minimum atas jasa layanan teknis yang diberikan B4T kepada masyarakat industri dan masyarakat umum berdasarkan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan B4T dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan bagi masyarakat industri. 4, Jasa Pengujian adalah jasa layanan pengujian bahan dan barang teknik, elektronika dan komponen otomotif. 5. Jasa Kalibrasi adalah jasa layanan yji kalibrasi untuk suhu, massa, timbangan, , tekanan, kekerasan, dimensi, kelistrikan, volume dan instrumentasi analisa pada peralatan uji, ukur, inspeksi 6. Jasa Sertifikasi adalah jasa layanan kepada masyarakat industri dalam pemberian sertifikat yang meliputi Sertifikat Manajemen Mutu (ISO 9000), Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI), Sertifikat Personil (PPC), Sertifikat Keselamatan (OHSAS) 18000, dan Sertifikat Lingkungan (ISO 14000) 7. Jasa Pelatihan adalah jasa layanan pelatihan yang meliputi pelatihan reguler yang mencakup NDT Level | dan II, Welding Inspector, Welding Enginner, Reviewer Radiography, Piping Designer, Inspektur Korosi, Inspektur Beton, Welder, Welding Supervision, Sistem Manajemen Laboratorium dan Sistem Manajemen Mutu. -4- Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 154/M-IND/PER/10/2009 8. Jasa Inspeksi Teknis adalah jasa layanan kepada masyarakat industri untuk memperoleh kelaikan suatu peralatan pabrik maupun kelaikan bangunan industri/komersial secara profesional. 9. Jasa Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri adalah jasa layanan kepada industri melalui pengembangan dan rancang bangun serta perekayasaan industri 10. Jasa Penelitian dan Pengembangan adalah jasa layanan kepada industri untuk mengatasi permasalahan teknologi proses, peralatan, dan pengembangan produk melalui kerjasama penelitian dan pengembangan. 14, Jasa Konsultasi adalah layanan konsultasi kepada industri maupun instansi Pemerintah untuk mengatasi permasalahan atau pengembangan industri, dalam hal teknis dan proses maupun produk, sistem mutu laboratorium, ISO 9000, Sertifikasi Produk, lingkungan dan lain-lain. Pasal 2 (1) SPM B4T menetapkan batasan layanan minimum yang harus dipenuhi oleh B4T sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini. (2) SPM BAT wajib dilaksanakan oleh B4T untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat industri. (3) SPM B4T merupakan salah satu acuan bagi B4T dalam menyusun perencanaan dan penganggaran penyediaan jasa layanan teknis. (4) Pejabat struktural di lingkungan B4T bertanggung jawab terhadap penerapan dan pencapaian SPM sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Pasal 3 ‘SPM BAT disusun berdasarkan prinsip-prinsip tepat waktu, dapat diukur dan dicapai, serta relevan dan dapat diandalkan pada setiap jenis layanan. Pasal 4 Komponen SPM B4T terdiri dari: a. kualitas jasa layanan teknis; b. pemerataan dan kesetaraan jasa layanan teknis; dan c. tarif jasa layanan teknis. 5 Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 154/M-IND/PER/10/2009 Pasal 5 (1) Indikator keberhasilan pencapaian SPM B4T merupakan kriteria yang bersifat kuantitatif dan kualitatif dan digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran/target_ dalam pencapaian suatu SPM B4T. @ names keberhasilan pencapaian SPM B4T terdiri dari: peningkatan kualifikasi SDM; b penambahanipeningkatan lingkup akreditasi__komoditi layanan; c. peningkatan order penerimaan layanan; d._peningkatan sertifikasi; e. peningkatan peserta pelatihan; dan f. _peningkatan layanan kegiatan inspeksi teknik. Pasal 6 (1) Jenis jasa layanan teknis yang diberikan oleh B4T terdiri dari: Jasa Pengujian; Jasa Kalibrasi; Jasa Sertifikasi; Jasa Pelatihan; Jasa Inspeksi Teknik; Jasa Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri; Jasa Penelitian dan Pengembangan; dan Jasa Konsultasi Peningkatan Mutu Produk Industri. (2) Lingkup jasa layanan teknis sebagaimana ayat (1) terdiri dari: a._teknis dan proses layanan; b. waktu tunggu layanan, meliputi kesesuaian jadual waktu yang tersedia dengan realisasi jenis jasa layanan hasil uji dan layanan lainnya; dan c. kesesuaian tarif layanan sesuai kriteria tarif layanan dengan tolok ukur tingkat pemenuhan jasa layanan dan kelompok pelanggan. zo>paccD (3) Rincian lingkup jasa layanan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala B4T. Pasal 7 (1) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri wajib melakukan monitoring dan evaluasi atas penerapan SPM B4T. (2) Hasil monitoring dan evaluasi SPM B4T sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Menteri Perindustrian. -6- Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 154/M-IND/PER/10/2009 (8) Tata cara monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. Pasal 8 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal : 19 Oktober 2009 MENTERI PERINDUSTRIAN RI Ftite- FAHMI IDRIS. SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada : 1.Menteri Keuangan; 2. Para Pejabat Eselon | di lingkungan Depperin; 3. Kepala Balai Besar Bahan dan Barang Teknik; 4, Pertinggal. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR — : 154/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 19 Oktober 2009 STANDAR PELAYANAN MINIMUM BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan utama yang dihadapi oleh industri nasional saat ini adalah kecenderungan penurunan daya saing industri di pasar internasional. Bertitik tolak dari halal tersebut dan untuk menjawab tantangan di atas maka kebijakan dalam pembangunan industri manufaktur diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi_ ekonomi dunia serta mampu mengantisipasi perkembangan perubahan_ lingkungan yang sangat cepat. Persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru bagi semua negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga fokus dari strategi pembangunan industri di masa depan adalah membangun daya saing industri yang berkelanjutan di pasar intemasional Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B47) yang merupakan salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Perindustrian yang bertanggungjawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan berperan dalam melaksanakan kebijakan pengembangan industri nasional, khususnya industri yang terkait dengan bahan dan barang teknik di Indonesia. Selain itu, B4T bertugas untuk memberikan jasa layanan kepada industri dan masyarakat di bidang pengujian, kalibrasi, pelatihan, sertifikasi, standardisasi, inspeksi teknik, penelitian dan pengembangan. Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi B4T, mendukung kebijakan pemerintah di bidang industri serta memberikan pelayanan kepada masyarakat, diperlukan pengembangan serta peningkatan mutu pelayanan atau kinerja diperlukan perubahan sistem Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) yang merupakan kebutuhan pada kondisi saat ini. Untuk mengupayakan peningkatan mutu pelayanan B4T, maka diperlukan suatu standar pelayanan minimum untuk melayani masyarakat atau industri sebagai pengguna jasa kegiatan B4T. Standar pelayanan minimum B4T tersebut dibuat dalam suatu dokumen Standar Pelayanan Minimum B4T (SPM B4T) yang berdasarkan pada visi dan misi B4T untuk menjamin dan memastikan mutu pelayanan B4T yang akan diberikan kepada masyarakat ataupun industri. SPM B4T disusun secara sederhana, terukur, terbuka, dapat dipertanggungjawabkan, bersifat tidak kaku, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, prioritas, kondisi keuangan dan sumber daya yang dimi -2- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 154/M-IND/PER/10/2009 B. Maksud dan Tujuan SPM BAT disusun untuk menjamin dan memastikan bahwa mutu pelayanan dapat diperoleh oleh masyarakat ataupun industri sebagai pengguna jasa B4T secara merata dan berkeadilan. Dengan adanya SPM B4T diharapkan masyarakat atau industri mendapat kemudahan, peningkatan dan perbaikan layanan BAT. SPM B4T ini juga digunakan sebagai perangkat untuk mendorong terwujudnya transparansi dan akutabilitas publik dalam penyelenggaraan pelayanan publik. C. Ruang Lingkup Standar Pelayanan Minimum Pelayanan B4T merupakan standar pelayanan B4T yang minimum dapat diterima oleh pengguna jasa kegiatan B4T. standar pelayan ini berdasarkan tugas pokok dan fungsi serta wewenang Balai Litbang Industri untuk meningkatkan mutu pelayanan bagi masyarakat ataupun industri dan dapat juga digunakan sebagai instrument pembinaan dan pengawasan. D. Jenis Layanan Kelompok layanan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik terbagi dalam: Layanan Jasa Pengujian; Layanan Jasa Kalibrasi; Layanan Jasa Sertifikasi; Layanan Jasa Pelatihan Teknik; Layanan Jasa Inspeksi Teknik; oar ens Layanan Jasa lainnya, seperti kerjasama penelitian, konsultansi dan penyelenggaraan uji profisiensi. E. Dasar Hukum 4, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian. 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak; 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keungan Badan Layanan Umum; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 10. 11. 12. 13. -3- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 154/M~IND/PER/10/2009 Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Nomor 31/P Tahun 2007; Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Nomor 20 Tahun 2008; Peraturan Presiden Nomor 10 tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon | Kementrian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Nomor 50 Tahun 2008; Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian; Keputusan Menteri Nomor 43/M-IND/PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Bahan dan Barang Teknik; Peraturan Menteri_ Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/02/M.PAN/1/2007 tentang Pedoman Organisasi Satuaan Instansi Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan Administratif Dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah Untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. -4- — Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 154/M-IND/PER/10/2009 BaB II KOMPONEN STANDAR PELAYANAN MINIMUM B4T Komponen standar pelayanan minimum B4T terdiri dari standar proses, standar pengelolaan dan standar biaya. Standar tersebut merupakan standar minimum yang diterapkan di B4T. standar tersebut mempethatikan kualitas jasa_pelayanan, pemerataan dan kesetaraan layanan serta tarif jasa layanan 1. Kualitas Jasa Layanan Kualitas jasa layanan yang minimum wajib dipehuhi oleh B4T meliputi tata cara atau proses pelayanan, waktu pelayanan, jenis jasa yang disediakan termasuk sumber daya yang melaksanakan kegiatan. 2. Pemerataan dan Kesetaraan Jasa Layanan Seluruh masyarakat dan industri memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan dengan kualitas yang sama dan setara serta tidak mendapat perbedaan pelayanan jasa BAT. 3. Tarif jasa layanan Informasi tarif jasa mudah diperoleh oleh pengguna jasa dan tarif yang diberikan ‘merupakan tarif yang sesuai dengan yang telah ditetapkan. A. Standar proses dan prosedur Standar proses kegiatan pelayanan B4T dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat industri dan masyarakat umum mulai dari penerimaan permintaan jasa sampai jasa pelayanan B4T diterima oleh masyarakat. Standar proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan jasa B4T yang harus diterapkan bertujuan juga untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan. Standar proses pelayanan jasa B4T dilakukan mengacu pada Standar Pelayanan Proses (SOP) atau Prosedur Mutu B4T yang berlaku dan telah ditetapkan. B. Standar Pengelolaan Dalam mengelola B4T tetap akan menerapkan pengelolaan dalam batas-batas perundangan yang berlaku dengan memberikan kebebasan dan mendorong kemandirian operasional, personalia, keuangan dan pengelolaan lainnya. Untuk melaksanakan pengelolaan tersebut maka ditetapkan hal-hal sebagai berikut 1. Kepala B4T bersama dengan karyawan B4T secara mandiri, transparan bertanggung jawab melaksanakan program B4T untuk mencapai visi, misi dan sasaran mutu yang telah ditetapkan. 2. Untuk mencapai sasaran mutu tersebut, Kepala B4T dan pejabat di lingkungan B4T: a. merumuskan visi, misi dan sasaran mutu secara berkala; b. merencanakan program kegiatan B4T; -5- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 154/M-IND/PER/10/2009 c._melaksanakan program yang telah ditetapkan; d. memonitor dan mengevaluasi program; fe. melaporkan kemajuan pelaksanaan program yang dicapai. 3. Dalam pelaksanaan program yang telah ditetapkan, perlu dilakukan suatu pengawasan pelaksanaan kegiatan. Pengawasan tersebut dilakukan dengan cara: a. pemantauan dan pengawasan internal ataupun eksternal; b. transparansi manajemen; c. akuntabilitas public. 4, Penilaian Unjuk Kerja Pelaksanaan Kegiatan Penilaian pelaksanaan kegiatan B4T dilakukan untuk mengetahui efisiensi dan efektifitas pelaksanan program kegiatan serta kinerja B4T. Penilaian tersebut dilakukan baik oleh pihak luar ataupun secara intemal yang dilakukan oleh B4T sendiri C. Standar Keluaran atau Hasil Standar keluaran atau jasa layanan yang diterima oleh masyarakat berupa standar hasil pengujian dan atau kalibrasi, standar sertifikasi, standar inspeksi teknik, pelatihan teknik dan standar penelitian : 41. Pengujian dan Kalibrasi Hasil pengujian dan atau kalibrasi yang dilakukan oleh B4T memenuhi waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil yang diberikan kepada masyarakat memiliki akurasi dan presisi sesuai standar. Untuk memastikan hasil yang dikeluarkan memenuhi akurasi dan presisi yang baik, maka dilakukan untuk setiap laboratorium dilakukan pengendalian dan jaminan mutu hasil pengujian dan kalibrasi. Waktu pelaksanaan pelayanan pekerjaan jasa pengujian dan kalibrasi sesuai dengan standar waktu yang telah ditetapkan dalam SOP B4T. 2. Pelatihan Tekni: Standar kompetensi lulusan peserta yang mengikuti program pelatihan di BAT adalah: a). _menguasai dasar-dasar pengetahuan yang disampaikan pada pelatihan; b). menguasai teknik yang terkait dengan pengetahuan yang disampaikan baik teori maupun praktek; c). mampu mengimplemetasikan pengetahuan yang diperoleh di lapangan atau industri; d). lulusan dapat membantu peningkatan unjuk kerja di industri. Peserta pelatihan dapat dinyatakan lulus apabila memenuhi kriteria: a). Peserta pelatihan NDT minimal nilai kelulusan adalah 80; -6- — Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 154/M-IND/PER/10/2009 b). Peserta pelatihan welding minimal nilai kelulusan adalah 70; c). Peserta pelatihan teknis lainnya minimal nilai kelulusan adalah 60. 3. Sertifikasi Standar jasa layanan sertifikasi B4T yang diberikan kepada masyarakat adalah: a). mampu meningkatkan kapasitas produksi pengguna jasa; b). mampu meningkatkan kompetensi personil, c). mampu_peningkatan proses proses produksi; d). waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan SOP BAT yang telah ditetapkan. 4. Inspeksi Teknik Standar jasa layanan inspeksi teknik dapat memberikan hasil inspeksi yang meliputi: a). Industri atau pengguna jasa dapat menganalisa penilaian kerusakan b). Pengguna Jasa dapat memprediksi perpajangan umur peralatan dan perlengkapan pabrik c). Waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kesepakatan kerja antara pengguna jasa dengan B4T. D. Standar Layanan Seluruh masyarakat yang akan menggunakan layanan jasa B4T mendapatkan standar pelayanan sebagai berikut: 4. Pengujian atau Kalibrasi Untuk mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari B4T Customer atau masyarakat berhak mendapatkan pelayanan yang standar sebagai berikut: a). seluruh peminta jasa atau masyarakata industri yang datang langsung melakukan permintaan pengujian dengan mengisi formulir permintaan pengujian; b). untuk permintaan yang disampaikan melalui surat, fax atau email, peminta jasa berhak mendapat respon tidak lebih dari 2 (dua) hari dari laboratorium terkait; c). konsumen berhak mendapatkan kepastian waktu pelaksanaan pengujian atau kalibrasi: d). untuk memastikan bahwa sampel telah diterima oleh B4T, peminta jasa mendapat bukti tanda terima barang; -7- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian Ri Nomor: 154/M-IND/PER/10/2009 e). peminta jasa memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang diperlukan sehubungan dengan permintaan jasa; f). untuk menjaga kerahasian dan keamanan sampel peminta jasa, Sampel yang diterima_perlu ditangani dengan khusus sehingga sampel berada di bagian Customer Service tidak lebih dari 1 (satu) hari setelah sampel diterima dan diidentifikasi; g). setelah sampel diterima oleh laboratorium, sampel diuji atau dikalibrasi tidak lebih dari waktu yang telah ditetapkan; h). sampel yang telah selesai diuji atau dikalibrasi dibuat laporan atau sertifikatnya oleh Bagian Administrasi laboratorium, pembuatan laporan hasil uji atau sertifikat tidak lebih dari 1 (satu) hari setelah sampel selesai diuji atau dikalibrasi, i). laporan hasil uji atau settifikat dapat dicetak setelah peminta jasa melunasi pembayaran atau sesuai dengan kesepakatan kontrak; )). tidak lebih dari 1 (satu) setelah sampel telah selesai diuji atau dikalibrasi, peminta jasa_menginformasikan kepada peminta jasa bahwa pekerjaan telah selesai; k). Peminta jasa berhak mendapat laporan atau sertifikat secara jelas sesuai dengan parameter pengujian atau kalibrasi yang diminta. Standar waktu pelayanan maksimum jasa pengujian atau kalibrasi adalah: A. Pengujian 1 | Semen 36 Hari 2 | Pelumas 7 Hari 3 | cat 12 Hari 4 | Komponen Elektronika/ROHS 5 Hari 5 | AirMinum 5 Hari 6 | Produk Elektronika 30 Hari 7 | Ban 7 Hari 8 | Ban Dalam 2 Minggu 9 | Helm 2 Minggu Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 154/M-IND/PER/10/2009 10 | BUJLS 7 Bulan 11. | Tabung gas 15 hari B. Kalibrasi 7 Hari 2. Sertifikasi Standar pelayanan sertifikasi adalah sebagai berikut: seluruh peminta jasa mengajukan permohonan untuk sertifkasi dengan a). b). 9), d), e), 9). menggunakan formulir aplikasi yang telah ditetapkan; Bagian Sertifikasi melakukan tinjauan persyaratan permohonan dan merencanakan tahap kegiatan sertifikasi pemohon yang telah disetujui tidak lebih dari 1 (satu) hari; Manajemen Sertifikasi menyiapkan dan menugaskan Sumber Daya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan sertifikasi; Tim Auditor melaksanakan kegiatan sertifikasi di lokasi pemohon; Tim Evaluator melakukan verifikasi sertifikasi; terhadap tekaman_ kegiatan Bagian Sertifikasi memberikan informasi kepada peminta jasa hasil kegiatan sertifikasi; Bagian Sertifikasi menerbitkan sertifikat tidak lebih dari 2 (dua) hari setelah pemchon dinyatakan lulus. Standar waktu pelayanan maksimum jasa sertiikasi adalah Sertifikasi 1 ‘Sistem Mutu dan Lingkungan a. Sertifikasi Hari b. Pengawasan berkala Hari -9- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 154/M-~IND/PER/10/2009 ey Sertifikasi PPC a. Sertifikasi 14 Hari b. Pengawasan Berkala 9 Hari \3 | Sertifikasi Sistem — Manajemen | Keselamatan dan Keselamatan Kerja a. Sertifikasi 16 Hari b. Pengawasan Berkala 3 Hari 4 _| Sertifikasi Mutu Barang dan Bahan a. Sertifikasi 41 Hari b. Pengawasan Berkala 15 Hari 3. Pelatihan Standar pelayanan Pelatihan adalah sebagai berikut: a). calon peserta pelatihan wajib mengisi formulir pendaftaran yang telah ditetapkan; Bagian Pelatihan menginformasikan kepada calon peserta persyaratan yang harus dipenuhi untuk dievaluasi dan menginformasikan waktu pelaksanaan kepada peserta yang telah terseleksi; b). c). peserta pelatihan wajib hadir dalam kegiatan pelatihan; d). setelah perkuliahan diselesaikan, seluruh peserta wajib mengikuti ujian yang waktunya telah ditetapkan oleh Bagian Pelatihan; e). Bagian Pelatinan mengumumkan hasil ujian peserta; f). bagi peserta yang telah lulus sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, dinyatakan lulus dan diberi sertifikat pelatihan yang telah ditanda tangan oleh Kepala B4T dan Kepala Seksi Pengembangan Kompetensi; g). Bagian Pelatinan mencatat serah terima sertifkat yang diberikan kepada Peserta. -10- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 154/M-IND/PER/10/2009 ‘Standar waktu pelayanan maksimum jasa pelatihan teknis adalah : 1 | Welding Inspektor 14 minggu 2 Welding Engineer : 16 [ minggu Piping Disigner 9 minggu 3 | NDT Level | (UT,MT,PT) 3 minggu 4 | NDT Lev. II (UT PP) 3 minggu 5 | NDT Lev II UT all configuration 1 minggu 6 NDT Lev Il MT/PT. 2 minggu 7 | RT film interpreter 2 minggu Inspeksi Teknik Standar pelayanan Inspeksi Teknik adalah sebagai berikut: a). Peminta Jasa mengajukan permintaan pelaksanaan pekerjaan inspeksi teknik kepada B4T; b). Bagian Inspeksi Teknik melakukan evaluasi jenis pekerjaan yang diminta sera menginstimasi biaya pelaksanaan pekerjaan tidak lebih dari 1 (satu) hari; ©). Bagian Inspeksi Teknik memberikan penawaran pekerjaan kepada peminta jasa; d). Setelah peminta jasa sepakat dengan penawaran tersebut, Bagian Inspeksi Teknik melaksanakan perkejaan dan menyelesaikan dalam waktu yang telah disepakati oleh Bagian Inspeksi Teknik dan peminta jasa; Laporan inspeksi dibuat sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan yang diminta oleh peminta jasa dan disampaikan kepada kepada peminta jasa tidak lebih dari 2 (dua) hari setelah laporan dinyatakan selesai. e). Standar waktu pelayanan maksimum jasa inspeksi teknik dilakukan sesuai dengan waktu yang telah disepakati oleh Bagian Inspeksi Teknik dan peminta jasa dan dinyatakan dalam kontrak kerjasama. -11- — Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 154/M-IND/PER/10/2009 E, Standar Pembiayaan Standar pembiayaaan B4T mencakup sumber pembiayaan, biaya pelaksanaan kegiatan B4T, satuan biaya, penentuan biaya, pengelolaan, rencana anggaran penerimaan dan belanja B4T, pemeriksaan pembiayaan dan laporan pembiayaan. 1. Sumber Biaya Sumber biaya B4T berasal dari: a). Pemerintah Pusat berupa dana APBN sebagai bentuk partisipasi aktif terhadap keberlangsungan B4T b). Masyarakat industri dan masyarakat umum pengguna jasa B4T ©). Sumber lain, seperti dana hibah atau bantuan luar negeri ataupun dalam negeri 2. Biaya Pelaksanaan Kegiatan Untuk menjatankan keberlangsungan kegiatan B4T, terdapat beberapa komponen yang memerlukan biaya. Komponen tersebut diantaranya adalah: a). Kegiatan teknis dan operasional b). Kegiatan penunjang ©). Perawatan sarana dan prasarana d). Kesejahteraan karyawan e). Langganann daya dan jasa (listrik, telepon, air dil) ). Program khusus yang bertujuan untuk peningkatan mutu kegiatan 84T g). Penelitian dan pengembangan h). Pembinaan karyawan dan pengembangan SDM i). Kerjasama }). Rapat-rapat k). Pengadaan bahan, peralatan, lahan/bangunan dalam rangka pengembangan (investasi) ). Biaya promosi m). Biaya sosialisasi 3. Satuan Biaya Satuan biaya dihitung berdasarkan standar biaya umum yang berlaku yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan. Standar tersebut merupakan standar biaya umum yang sama. Untuk biaya satuan tidak tetap dapat dihitung berdasarkan program kegiatan B4T sesuai dengan jenis, tingkat keperluan dan komponen pembiayaannya. -12- — Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 154/M-IND/PER/10/2009 Penentuan Biaya Tarif biaya jasa pelayanan B4T yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Biaya yang dibebankan kepada masyarakat pengguna jasa layanan B4T juga ditentukan berdasarkan beban pekerjaan yang dilaksanakan. Pengelolaan Pengelolaan dana B4T dilakukan secara otonom, mandiri, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan setiap tahun kepada instansi terkait serta semua pihak yang berkepentingan. Rencana penerimaan anggaran dan belanja B4T Rencana penerimaan anggaran dan belanja B4T dibahas untuk diajukan kepada pemerintah pusat melalui Departemen Perindustrian berdasarkan peraturan yang berlaku. Rencana penerimaan dan belanja tersebut dibuat secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Pemeriksaan Pembiayaan Pemasukaan dan pengeluaran B4T diaudit secara internal ataupun eksternal Pelaporan Pembiayaan Pelaporan pembiayaan dibuat secara tertib, periodik, teratur dan dapat dipertanggungjawabkan. -13- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 154/M-IND/PER/10/2009 BAB III INDIKATOR KEBERHASILAN Untuk mengetahui bahwa standar pelayanan minimum (SPM) telah diimplementasikan dengan baik dan benar, diperlukan indikator keberhasilan. Dalam indikator keberhasilan ini tertuang berbagai indikator dan ukuran ketercapaian minimal sesuai dengan komponen yang ada dalam SPM Indikator kinerja secara rinci dapat dilihat pada matrik indikator keberhasilan di bawah ini: MATRIK INDIKATOR KEBERHASILAN STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM) BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK 4 | Kuatfkas ‘Auditor Peningkatan | orang 1" n | 2 |i | a3 |v Inspektor cee ; o«u [u|[u |e le | 2 Petugas Pengambil Contoh 13 cae | enc ea |e | Litkayasa/PengujvAnalis | 78 a | 0 |e | a | 9 Petugas Kalba 10 ® e | | 0 | 1 intruktur 7 6 é 7 9 Perel al | e | 6 6 7 eee, ‘Administrasivkevangan 30 20 | 30 | 31 | a3 | 33 Umum (Petugas | 23 2 | 25 | 26 | 27 | 27 kebersinan, keamanan, | | pengemudi) 2 [Status Akreditass | | Laboratorium Pengul Penambahan | akreditasi| 51 eo | 6 | 6 | 6 | 70 omodit layanan Peningkatan | | 1 Sertiikasi Mutu Barang dan | Komodti | akredtasi | 10 wo | 1 | 7 | 2 | 2 Bahan layanan Peningkatan | Order per | 3 | Jasa Pengujan Penerimaan | tahun 2288 | 2209 | 2331 | 2363 | 2800 | 3400 yyanan -14- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 154/M-IND/PER/10/2009 : ‘BASELINE : Sone 2008 4 | Pengujian elektrorika | Peningkatan | Sampel 0 (ayanan baru) ‘sampel Peningkatan | Order per | 5 | Jasa Kaliorasi enerimaan | tahun en eat | 677 | 722 | 782 | a2 Tayanan 6 | dasa Sertifikasi _ Sistem Mutu dan ] Peningkatan | Seritkat | 68 7a) | pares rape [icy eci00 Lingkungan sertiikasi | aktiftahu a oes | pees an (pee 1ees| elevate [rae [Ec imi | 209 | 255 | 311 | 370 | 462 7 | Pelatian Peningkatan | peseta | 300 340 | 345 [360 | 350 | 355 | peserta | | 8 | Inspeksi Teknik | Peningkatan | kegiatan 4 | 48 50 53 7 a | | tayanan’ L | = 15- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 154 /44—IND/PER/10/2009 BAB IV STANDAR SUMBER DAYA Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, didukung oleh sumber daya minimal yang dimiliki oleh B4T. Dalam rangka memberikan pelayanan yang konsisten dan berkelanjutan, maka ditetapkan standar sumber daya, yaitu standar sumber daya manusia serta standar sarana dan prasarana B4T. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan memberikan pelayanan optimum kepada masyarakat serta dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan A. Standar Sumber Daya Manusia Standar sumber manusia yang ada dalam organisasi B4T dan yang melaksanakan kegiatan B4T disusun berdasarkan: 4. Organisasi: a). Dewan Pengawas; b). Pimpinan B47; c). Satuan Pemeriksa Internal; d). Pejabat Teknis (Para Kepala Bidang); e). Para Kepala Seksi 2. Kualifikasi Kompetensi yang perlu dimiliki oleh SDM mengacu pada Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Nomor: 43/KEP/2001 dan kualifikasi minimum lainnya adalah sebagai berikut: a). Dewan Pengawas Persyaratan keanggotaan Dewan Pengawas mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007 tentang Dewan Pengawas BLU, persyaratan keanggotaan Dewan Pengawas adalah Seseorang yang: 4). Memiliki integritas, dedikasi dan memahami masalah-masalah yang berkaitan dnegan kegiatan BLU, serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya 2). Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah menyatakan pailit atau tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah melakukan tindakan pidana yang merugikan Negara. b). Pimpinan B4T 1). Pendidikan Formal : Minimal $1/D4, diutamakan $2; 4). e). 2) 3), 4). §). 6). = 16- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 154/M-IND/PER/10/2009 Mengikuti Diklat yang meliputi : Diklat Pimpinan II, Diklat Teknis Utama Unit Kerja Eselon I, Dikiat Negosiasi ll, Kerjasama dan Hubungan Intermasional, Sistem Industri IV dan Analisa Kebijakan Publik dan Ekonomi Makro; Minimal 6 (enam) tahun pada tahap karir Utama Pratama (Eselon Il); Pegawai yang bertugas di Unit Pelaksana Teknis di daerah minimal menduduki jabatan pada 3 (tiga) jabatan Eselon Il yang berbeda; Pangkat minimal 1 (satu) tingkat dibawah pangkat yang dipersyaratkan yaitu IV/b dan dapat diberikann kenaikan pangkat sampai dengan Vid; dan Nilai DP3 selama 2 tahun terakhir setiap unsur bernilai baik. ‘Satuan Pemeriksa Internal ‘Standar Kompetensi Satuan Pemeriksa Internal (SPI): 1). 2), 3), 4). Memiliki pendidikan dan pengetahuan yang memadai dibidang akuntansi, keuangan, manajemen dan atau teknik operasional di bidang kegiatan B4T; Memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman di bidang audit; Memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman di bidang kegiatan B4T untuk dapat mendukung kelancaran pelaksanaan tugas; Secara terus-menerus mengembangkan pengetahuan dan keahlian dalam rangka menjamin kualitas hasil audit dan rekomendasi Pejabat Teknis ( Para Kepala Bidang) 1). 2). 3). 4). Pendidikan Formal: minimal $1/D4, diutamakan S2; Mengikuti Diklat yang meliputi: Diklat Pimpinan II Diklat Teknis Madya unit kerja Eselon 1, Teknik Negosiasi |, Leadership & Change Management I, Sistem Industri Ill, Perencanaan Strategis, dan Kecerdasan Emotional; Pangkat minimal 1 (satu) tingkat di bawah pangkat yang dipersyaratkan yaitu Ill d dan dapat diberikan kenaikan pangkat sampai dengan IV/b; dan Nilai DP3 selama 2 tahun terakhir setiap unsur bernilai baik. Para Kepala Seksi Dalam melaksanakan tugasnya Pejabat Teknis dibantu oleh para Kepala Seksi. Kualifikas Kepala Seksi adalah’ ae 2), Pendidikan formal minimal: Sarjana S1/D4 Mengikuti Dikiat yang meliputi: Diklat Pimpinan IV, Diklat Teknis Muda unit kerja Eselon |, Team Building, Leadership & Change Management, Public Relation/Komunikasi Public, Bahasa Inggris Il, Sistem Industri I! Good & Clean Governance dan Manajemen Perencanaan; ~17- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian Rl Nomor: 154/M-IND/PER/10/2009 3). Pangkat minimal 1 (satu) tingkat di bawah pangkat yang dipersyaratkan yaitu II/B dan dapat diberikan kenaikan pangkat sampai dengan lll/d atau IV/a bagi yang berpendidikan bagi yang berpendidikan $2 atau IV/b bagi yang berpendidikan S3;, 4). Nilai DP3 selama 2 tahun terakhir setiap unsure bernilai baik. Jumlah minimum SDM berdasarkan profesi untuk menjalankan kegiatan pelayanan BAT dapat dilihat pada tabel di bawah ini 4 eee | | 3) 14 | Petugas PengambilConton (PPC) | orang | 19 | 10 | 11 | 11 | 13 | 13 Litkayasa/Pongui/Anals orang | 75 | a2 | 09 | o7 | ov | 03 aires ied on eC cols Penelit orang | 6 6 | e6i7j{s|e | Administrakeuangan orang | 30 | 29 | 2 | ao | a9 | 3 Umum —(Petuges kebersinan,| Orang | 23 | 24 | 26 | 26 | 27 | 27 | keamanan, pengemudi) SUMLAH orang | 196 | 108 | 202 | 208 | 216 220 | -18- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 154/M-IND/PER/10/2009 B. Standar Sarana 1. Jenis Sarana a). b). c). d). e). Peralatan administrasi Peralatan yang digunakan untuk menunjang kegiatan B4T tidak memiliki standar yang baku akan tetapi harus memiliki fungsi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan seperti meja, lemari, unit komputer, printer il. Jenis, bentuk dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan pada kegiatan masing-masing. Peralatan yang menunjang kegiatan pelatinan Peralatan yang menunjang kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh B4T seperti LCD, Laptop, mesin fotocopy, whiteboard dan lainnya merupakan peralatan yang tidak memiliki standar khusus akan tetapi pengadaannya disesuaikan dengan jenis kebutuhan kegiatan. Untuk peralatan penunjang praktik diklat menggunakan peralatan pengukuran yang dimiliki oleh B4T yang digunakan juga untuk pelayanan kepada masyarakat. Peralatan Pengukuran Peralatan pengukuran yang digunakan untuk pengujian, Kalibrasi dan inspeksi teknik, merupakan peralatan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Peralatan tersebut juga digunakan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pelatihan serata penelitian dan pengembangan. Peralatan pengukuran _tersebut_ seperti: instrumentasi_ laboratorium pengujian kimia (Spektrofotometer UV/Vis, AAS, X-ray, dll), oven, furnace, alat uji ban dan peralatan pengukuran lainnya. Peralatan pengukuran tersebut dipilih sesuai dengan spesifikasi metode atau standar yang diacu dan memiliki akurasi yang diperlukan sesuai dengan lingkup pengukuran yang dilakukan. Buku Buku merupakan sarana penunjang kegiatan B4T dan umumnya tersedia di perpustakaan B4T yang terdiri dari: 1). Buku standar Buku standar merupakan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan B4T. Buku standar merupakan acuan atau referensi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan B4T. Standar tersebut dapat berupa standar nasional ataupun standar internasional yang tersedia sesuai dengan lingkup kegiatan B4T. 2). Buku pelengkap Buku ini digunakan untuk menunjang kegiatan di B4T seperti kegiatan laboratorium, sertifikasi, inspeksi serta penelitian dan pengembangan. -19- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 154/M-IND/PER/10/2009 3). Buku Modul Pelatihan Modul pelatihan disusun sesuai dengan pelatihan teknik yang dilaksanakan oleh B4T. Modul tersebut disusun berdasarkan program atau silabus yang telah ditetapkan dan sesuai dengan jenis pelatihan yang dilaksanakan. f). Peralatan penunjang kebersihan, kerapihan dan kesehatan lingkungan BAT seperti mesin pemotong rumput, sekop, sapu, tempat sampah, tool box, dan lainnya tidak memiliki standar. Akan tetapi semua tersedia berdasarkan fungsi dan kebutuhan yang diperlukan untuk kebersihan, kerapihan dan kesehatan B4T 9). Sarana transportasi Kegiatan yang memeriukan aktifikas bergerak untuk melancarkan kegiatan tersebut, B4T memiliki kendaraan dinas. Kendaraan dinas digunakan dapat digunakan sehingga dapat mempercepat mobilitas kegiatan pelayanan B4T kepada masyarakat. ‘Standar Minimum Jumlah Peralatan Standar minimum jumlah peralatan dan jenis peralatan pengukuran ataupun peralatan pendukung lainnya seperti peralatan IT/LAN, peralatan di bagian sertifikasi dan inspeksi teknik. Peralatan utama merupakan peralatan yang secara langsung digunakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat adalah sebagai berikut: Laboratorium Kimia Meja Laboratorium permanen Standar Spektrofotometer UV/Vis Standar Emisi ‘Standar AAS/FIMS Standar Standar Standar Flamefotometer Uji Karbon Sulfur SOENOMRYNS X-Ray Standar Oven Standar . Furnace Standar 10. Microwave Standar 11.Analytical Balance Standar 12. Hot plate Standar Standar Standar Standar Standar Standar Standar Standar Standar Standar 13. Stop watch 14. Ruang Asam 15. Lemari Pendingin 16. Viscometer (40 & 100) 17. Viscositas multicell 18.Cold creanking simulator 19.Clevelan open cup 20. Tritator potensiometer 21.Foaming tester -20- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 154/M-IND/PER/10/2009 22.Cu terster Standar 23. Evaporation tester NOAK Standar 24.Colorimeter Standar 25. Stabilitas shear tester Standar 26. Oxidation tester Standar 27. Thermal oxidation tester Standar 28.Rush tester Standar 29.Water seperability meter | Standar 30. Air realize tester | Standar 31.RBOT rotating bomb oxidation | Standar tester 32. Pfund Creeptometer Standar 1 unit 33.Bending tester Standar 4 unit 34.Cross cut tester Standar 1 unit 35.Full of tester Standar 1 unit 36. Corrosion tester Standar 4 unit 37.Pengujian mineral Standar 1 unit 38.Water bath Standar 4 unit 39. Compressor Laboratorium Kalibrasi 1. vernier caliper Standar 3 unit 2. gauge block Standar 1 unit 3. Optical parallel Standar 8 unit 4. Gauge Block Standar 1 unit 5. Calibration block Standar 2 unit 6. Proving ring Standar 45 unit 7. Hardness test block Standar 96 unit 8. Brinell Hardness Test Block —_| Standar 24 unit 9. Shore Hardness Test Block _| standar 20 unit Laboratorium Listrik dan Elektronika 1. Climatic Chamber Standar 1 unit 2. Test Generator Standar 4 unit 3. Interlock system Standar 1 unit 4. IP Tester Set Standar 4 unit 5. Impulse Voltage Simulator Standar 4 unit 6. Flug Flexing Tester Standar 1 unit 7. High Current Arcing Tester Standar 1 unit 8. Hot wire ignition tester Standar 1 unit 9. Resistance Load Standar 1 unit 10.Memory High Logger Standar 1 unit 11.Vicat_ Softening Temperature | Standar 1 unit Machine ‘Standar 4 unit 12.Life Test Machine Standar 1 unit 13. Cord Flexing Machine Standar 1 unit 14.Burning Machine Standar 1 unit 45. Tumbling Barrel Standar 1 unit 16. Tracking Machine Standar 4 unit -21- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 154/M-IND/PER/10/2009 17. Leak Current Tester Standar 1 unit 18. Drop Test Machine Standar 4 unit 19. Laser meter Standar 4 unit 20. Electronic Balance Standar 4 unit 21.Salt Mist Test Apparatus Standar 1 unit 22.Iron Bending Tester Standar 4 unit 23.lron Drop Test Standar 4 unit 24, Scratch Test Machine Standar 4 unit 25.Impulse/Surge Tester Standar 4 unit 26.AC Source Standar 4 unit 27.|mpedance Analyser Standar 4 unit 28. Transpormer Analyser Standar 4 unit 29. Oscilloscope Standar 4 unit 30. Glow wire tester Standar 4 unit 31. Tracking Tester Standar 41 unit D__| Laboratorium Mekanik/Fisika 1. Mesin kuat tekan semen/beton | Standar 1 unit 2. Alat vicat Standar 4 unit 3. Alat blaine Standar 4 unit 4. Autoclave Standar 4 unit 5. Curring cabinet Standar 4 unit 6. Mixer Standar 4 unit 7. Molen kecil Standar 4 unit 8. Cetakan semen Standar 4 unit 9. Cetakan beton Standar 4 unit 10. Mesin di mekanik Standar 4 unit 11. Lab pak Adi Standar 4 unit 12. Mesin uji endurance Ban Standar 4 unit 13. Mesin uj flunger Standar 4 unit 14. Mesin ui tarik Standar 4 unit 45, Timbangan analitik Standar 4 unit 16. Mesin keausan Standar 1 unit 17. Water bath control Standar 4 unit 18.Alat pengujian energy kejut —_| Standar 1 unit 19. Penetrasi Sungkup Helm Standar 1 unit 20.Uji Efektiftas Sistem Penahan | Standar 1 unit 21. Kekuatan Sistem Penahan Standar 4 unit 22. Alat Kelicinan tali Standar 4 unit 23.Alat tahanan impak miring Standar 4 unit 24. Alat Perlindungan dagu Standar 4 unit 25. Mesin tarik Standar 4 unit 26. Oven 250°C Standar 4 unit 27. Water Bath Standar 1 unit 28. Alat uji regulator Standar 1 unit 29.Alat uji Katup Standar 4 unit 30.Alat Uji kompor gas Standar 1 unit -22- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 154/M-IND/PER/10/2009 E | Laboratorium Metalografi 1. Mesin Vickers Standar 2 unit 2. UjiKeras Standar 4 unit 3. Rockwell Standar 4 unit 4. Mikroskup Metalurgi Standar 4 unit 5. Profil Projector Standar 4 unit 6._Grinding Polishing Standar 4.unit F | Lembaga Inspeksi Teknik 1. Magnetic particle inspection _| Standar 5 unit 2. Ultrasonic thickness meter Standar | 3° unit 3. Ultrasonic flaw detector Standar | 6 unit 4. Crack dept meter Standar 4 unit 5. Eddy current instrument Standar 4 unit | 6. Close interval potential survey | Standar 4 unit 7. Portable FFT analyzer Standar 4 unit 8. Witre rope Standar 4 unit 9. Portable hardness standar 4 unit 10.X-ray G | Lembaga Sertifikasi 4. Unit Komputer Pentium 4 5 unit 2, Printer - 5 unit 3. White board - 2 unit 4. Lemari dokumen - 9 unit H | Pelatihan Teknis | 1. White board - 7 unit 2. Komputer - 4 unit 3. LCD : 3 unit 4. Laptop - 2 unit 5. Kursi - 120 6. Meja : 120 T | Laboratorium IT 1. Unit komputer Pentium IV 15 unit 2. Printer - 3 unit 3. Server standar unit 4. LAN 1 unit 5. Meja Kursi komputer 15 6._Jaringan internet C. Standar Prasarana Standar prasarana yang dimiliki oleh B4T untuk melaksanakan kegiatan pelayanan baik secara langsung ataupun tidak langsung terdiri gedung dan lahan seperti ruang tata usaha, ruang personil dan ruang kerja, ruang laboratorium, ruang perpustakaan, ruang bengkel, ruang kantin, ruang Klinik, ruang ibadah, lahan parkir, ruang instalasi daya serta ruang atau lahan lain yang diperlukan untuk menunjang kegiatan pelayanan B4T. -23- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 154/M-IND/PER/10/2009 Standar tata letak gedung termasuk ruangan kerja atau proses dan lahan diatur dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kebersihan, kerapihan, kenyamanan serta keamanan 4. Lahan Lahan merupakan sebidang tanah yang digunakan untuk mendirikan gedung BAT yang meliputi: a). Lahan bangunan adalah lahan yang diatasnya berisikan bangunan gedung b). Lahan terbuka adalah lahan diatasnya tidak terdapat bangunan/gedung seperti lahan parkir, taman atau selasar. 2. Ruang Ruangan yang digunakan untuk proses kegiatan B4T dan dapat dikelompokan menjadi: Ruang Administrasi Ruangan ini berfungsi untuk melaksanakan kegiatan kantorfadministrasi, Ruang adminitrasi terdiri dari ruang direktur, ruang kepala bagian tata usaha, ruang para kepala bidang, ruang para kepala seksi, ruang operator, Tuang penerimaan contoh, ruang bagian keuangan dan ruang pengadaan. Ruang Proses Pelayanan a). b). Ruang proses pelayanan terdiri dari ruang kerja, ruang laboratorium, ruang penyimpanan contoh, penyimpanan arsip, ruang elas, ruang perpustakaan dll ©). Ruang Penunjang Ruang penunjang merupakan ruang yang berfungsi untuk mendukung kegiatan pelayanaan, diantaranya adalah ruang kamar mandiftoilet, aula, gudang dan lain-lain. -24- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 154/M-IND/PER/10/2009 BABV MONITORING DAN EVALUASI Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan B4T, perlu dipastikan bahwa kegiatan pelayanan tersebut dilakukan sesuai dengan pengelolaan dan prosedur standar B4T yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian, masyarakat dapat merasakan dampak positif dari pelayanan yang diberikan oleh B4T. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa pelayanan telah diberikan secara konsisten sesuai dengan standar yang berlaku maka dilakukan suatu kegiatan monitoring dan evaluasi kinerja pelayanan BAT, Kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut bertujuan untuk mengendalikan sistem manajemen pelayanan B4Tsehingga dari hasil tersebut dapat dilakukan suatu tindakan peningkatan ataupun perbaikan pelayanan B4T yang akhimya dapat mencapai sasaran BAT yang telah ditetapkan sebelumnya. Monitoring dan evaluasi diarahkan terhadap kinerja B4T untuk melayani masyarakat secara bersih, transparan, profisional dan dengan budaya kerja yang baik. Monitoring dilakukan baik secara internal ataupun secara eksternal. Salah satu komponen monitoring ataupun evaluasi adalah: 1. Kinerja B4T termasuk termasuk disiplin pelaksana kegiatan, pencapaian waktu pelayana yang telah ditetapkan; Pencapaian sasaran yang telah ditetapkan; Tindaklanjut dari keluhan masyarakat; Konsistensi penerapan standar proses atau prosedur yang telah ditetapkan; aR eN Keuangan . Monitoring internal ini dilakukan secara periodik minimal 1 kali dalam setahun. Untuk mengetahui kinerja B4T yang diberikan kepada masyarakat dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada masyarakat yang dievaluasi satu tahun sekali Kuesioner tersebut berisi tentang penilaian masyarakat terhadap layanan BAT yaitu: 4. Waktu pelayanan; Kualitas produk layanan; Kemudahan mendapat informasi pelayanan; Komunikasi; ‘Tanggapan terhadap keluhan pengguna jasa Berdasarkan hasil kuesioner tersebut, B4T dapat melakukan evaluasi terhadap kinerja sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat. Selain evaluasi dari kuesioner tersebut, evaluasi juga dilakukan terhadap keluhan yang diterima dari masyarakat baik melalui telepon, email ataupun yang disampaikan langsung oleh masyarakat. 2PEN -25- — Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 154/M-IND/PER/10/2009 Indikator keberhasilan monitoring dan evalusai dapat dilihat dari: 1 2. meningkatnya disiplin, prestasi dan pencapaian sasaran atau target B4T; tercapainya keteraturan, keterbukaan dan kelancaran pelaksanaan kegiatan pelayanan; meningkatnya kepatuhan terhadap standar proses atau prosedur yang telah ditetapkan; menurunnya tingkat pemborosan, kebocoran dan atau tindakan kurang disipli cepatnya penyelesaian pelayanan kepada masyarakat. -26- Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 154/M-IND/PER/10/2009 BAB VI PENUTUP Standar Pelayanan Minimum B4T ini bersifat dinamis dan disusun untuk dijadikan pedoman bagi pengelola dan pegawai B4T serta pihak lain yang berkepentingan dalam menjalankan dan/atau mengevaluasi pelaksanaan kegiatan layanan kepada masyarakat di lingkungan B4T. Perubahan yang diakibatkan oleh perkembagan yang pesat dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hal-hal yang belum diatur dalam SPM ini diserahkan kepada B4T sesuai peraturan yang berlaku. Kepala B4T bersama dengan seluruh pegawai secara transparan dan bertanggung jawab melaksanakan visi, misi dan program B4T yang dimanfaatkan oleh seluruh pihak yang berkepentingan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal : 19 Oktober 2009 MENTERI PERINDUSTRIAN RI F- FAHMI IDRIS.

Você também pode gostar