Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. Pendahuluan
Infeksi nosokomial merupakan masalah terutam di rumah sakit – rumah sakit besar yang
merawat pasien berbagai jenis penyakit, baik yang menular maupun yang tidak. Masalah ini
harus selalu dipantau dan dicegah sedapat mungkin, antara lain dengan menerapkan tindakan
asepsis, mengurangi tindakan invasif dan yang tidak kurang pentingnya membiaskan para
petugas berprilaku higienis.
Rumah sakit dan profesi kesehatan mempunyai tanggung jawab moral untuk to do the patient
no harm. Ini dapat terlaksana dengan memberikan pelayanan kepada setiap penderita dengan
standar profesi tertinggi. Standar profesi ini adalah program yang disusun dan dilaksanakan
oleh Tim PPI seperti surveilans, pendidikan nosokomial kepada tenaga kesehatan, pelacakan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan sebagainya.
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima dalam menjalankan misinya mempunyai kebijakan
mutu Rumah sakit adalah melakukan survey infeksi yang dilakukan oleh IPCN.
Audit Pemakaian APD sebelumnya dilaksanakan dengan metode Traditional secara
komprehensif, terus menerus dan prospektif pada semua pasien infeksi di RS. Metode ini
memerlukn banyak waktu, biaya mahal dan merupakan metode pertama yang dikeluarkan
oleh CDC. Pelaksana Audit pemakaian APD selanjutnya mulai tanggal 1 Oktober 2015
dengan metode survey Target secara periodik di. Target seluruh ruang lingkup RS PKU
Muhammadiyah Bima dipilih berdasarkan hasil rapat komite PPI mengingat kasus pasien di
Rawat Inap banyak dilakukan tindakan invasive dan termasuk populasi yang beresiko infeksi.
B. Tujuan Survey
1. Menilai standar mutu RS
2. Menilai keberhasilan suatu program PPI
3. Meyakinkan para klinisi
4. Sebagai tolok ukur akreditasi
C. Populasi
Seluruh staff, dokter, perawat, bidan di Ruang lingkup Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Bima. Jumlah staff d RS PKU Muhammadiyah Bima 27 orang, Perawat 49 orang, Dokter 14
orang, Bidan 11 orang, Staff Penunjang Medis 31 orang , Cleaning service 10 orang
KEPATUHAN PENGGUNAAN APD
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Februari Maret April
Dokter sebelum Kontak 78% 80% 85%
Dokter sesudah kontak 88% 90% 95%
Keterangan :
> 75% : Kepatuhan Baik
75-65% : Kepatuhan Intermediate
< 65% : Kepatuhan Minimal
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Februari Maret April
Perawat sebelum Kontak 75% 78% 80%
Perawat sesudah kontak 80% 90% 95%
Keterangan :
> 75% : Kepatuhan Baik
75-65% : Kepatuhan Intermediate
< 65% : Kepatuhan Minimal
90%
88%
86%
84%
Keterangan :
82%
>80%
75% : Kepatuhan Baik
75-65%
78% : Kepatuhan Intermediate
<76%
65% : Kepatuhan Minimal
74%
72%
Triwulan I Triwulan II Triwulan III
Bidan sebelum Kontak 78% 83% 88%
Bidan sesudah kontak 80% 85% 90%
90%
80%
70%
presentase
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Februari Maret April
Tenaga Lainnya sebelum
65% 70% 74%
Kontak
Tenaga Lainnya sesudah
70% 75% 84%
kontak
Keterangan :
> 75% : Kepatuhan Baik
75-65% : Kepatuhan Intermediate
< 65% : Kepatuhan Mi
A. Pendahuluan
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan (Depkes RI, 2007).
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di
rumah sakit dihadapkan pada resiko terjadinya infeksi atau infeksi nosokomial yaitu
infeksi yang didapat di rumah sakit, baik karena perawatan atau datang berkunjung ke
rumah sakit. Angka infeksi nosokomial terus meningkat (Al Varado, 2000) mencapai
sekitar 9 % (variasi 3-21%) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit
seluruh dunia (Pedoman PPI Depkes RI, 2008)
Untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), yaitu
program pelatihan, pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
B. Tujuan Audit
1. Menilai standar mutu RS
2. Menilai keberhasilan suatu program PPI
3. Meyakinkan para klinisi
4. Sebagai tolok ukur akreditasi
C. Populasi
Seluruh staff, dokter, perawat, bidan di Ruang lingkup Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Bima. Jumlah staff d RS PKU Muhammadiyah Bima 27 orang, Perawat 49 orang, Dokter 14
orang, Bidan 11 orang, Staff Penunjang Medis 31 orang , Cleaning service 10 orang
1. Data Kepatuhan pemakaian APD(Alat Pelindung Diri) selama 3 bulan (februari s/d April)
2017
100%
Presentasi
80%
60%
40%
20%
0%
Ya Tida Ya Tida Ya Tida Ya Tida Ya Tida
k k k k k
Dokter Perawat Bidan Penunjang Medis
Cleaning Service
Februari 78% 22% 80% 20% 80% 20% 78% 22% 85% 15%
Maret 85% 15% 85% 15% 85% 15% 80% 20% 87% 13%
April 90% 10% 88% 12% 88% 12% 85% 15% 88% 12%
Tabel 1. Data kepatuhan penggunaa APD selama 3 bulan Februari, Maret, April tahun
Trend kepatuhan penggunaan APD dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Keterangan :
> 75% : Kepatuhan Baik
75-65%% : Kepatuhan Intermediate
< 65% : Kepatuhan Minimal
Angka ketidak patuhan pengguna APD tertinggi dari profesi dokter, perawat, bidan,
penunjang medis dan cleanning service. Ketidakpatuhan Penggunaan APD dalam
melakukan tindakan di sebabkan oleh beban kerja berlebihan, karena kurang nya
motivasi petugas.
a. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Penggunaan APD bertujuan memutus rantai kejadian infeksi perlu dibudayakan oleh
semua staff dan karyawan Rumah Sakit, baik pegawai medis, non medis ataupun
petugas out sourching.
2. Saran
Berdasarkan hasil Audit kepatuhan di atas, maka saran yang perlu disampaikan TIM
PPI dalam rangka meningkatkan mutu mengenai pencegahan dan pengendalian
infeksi adalah sebagai berikut :
a) Melakukan kampanye penggunaan APD secara rutin di area seluruh RS minimal
1 kali sebulan
b) Supervisor ruangan secara rutin melakukan kampanye penggunaan APD di
ruangan masing- masing setiap hari setiap melakukan tindakan
c) Mengajarkan penggunaan APD yang baik dan benar ke setiap pegawai RS PKU
Muhammadiyah Bima
NO TEMUAN USULAN RENCANA WAKTU PENANGGUNG
MASALAH REKOMENDASI TINDAKAN PELAKSANA JAWAB
LANJUT
1 Penggunaan Edukasi pentingnya Memonitoring 03 Februari Hasyim
APD menggunakan APD dan Evaluasi 2017 Dermawan
Kurangnya pada saat bekerja, dalam
kepatuhan edukasi pentingya menggunakan
petugas dalam bekerja sesuai APD
menggunakan dengan SPO
APD