Você está na página 1de 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keterbatasan financial menjadi hambatan masyarakat desa dalam
mengakses sarana kesehatan. Selain itu umumnya program ataupun
teknologi kesehatan dari pihak luar kadang kala tidak sesuai dengan
keadaan masyarakat desa serta sulit diterapkan oleh masyarakat desa.
Oleh karena itu perlu adanya Teknologi Tepat Guna (TTG) kesehatan
yang dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatannya.
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang didesain dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan, etik budaya, sosial, dan ekonomi
bagi komunitas. Ciri-ciri teknologi, antara lain mudah diterapkan, mudah
dimodifikasi, untuk kegiatan skala kecil, padat karya, sesuai dengan
perkembangan budaya masyarakat, bersumber dari nilai tradisional,
adaptif terhadap perubahan lingkungan.
Adanya Teknologi Tepat Guna Kesehatan diharapkan dapat
menjembatani masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan hidup sehat.
Maka, perlu kiranya melihat kondisi penerapan Teknologi Tepat Guna,
khususnya bidang kesehatan yang berkembang di masyarakat dan
melihat sejauh mana teknologi tersebut berhasil mewujudkan kondisi
masyarakat yang sehat.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana cara menghitung data mining sebagai prediksi penyakit
hipertensi dalam kehamilan dengan teknik decision tree?
1.2.2. Apa yang dimaksud dengan teknologi penalaran berbasis kasus?
1.2.3. Bagaimana cara pijat perineum selama kehamilan?
1.2.4. Apa yang dimaksud dengan pemotretan resonansi magnetik?
1.2.5. Apa yang dimaksud dengan yoga selama kehamilan?

TTG 1
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui tentang cara menghitung kemungkinan penyakit
hipertensi selama kehamilan dengan teknik decision tree.
1.3.2. Mengetahui tentang teknologi berbasis kasus.
1.3.3. Memahami, mengerti dan dapat melakukan pijat perineum selama
kehamilan.
1.3.4. Mengetahui tentang pemotretan resonansi megnetik
1.3.5. Mengetahui dan memahami tentang yoga dalam kehamilan.

TTG 2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Model Data Mining sebagai Prediksi Penyakit Hipertensi Kehamilan


dengan Teknik Decision Tree
2.1.1. Metode
a. Data mining
Data mining adalah proses mencari pola atau informasi
menarik dalam data terpilih dengan menggunakan tekik atau
metode tertentu. Teknik, metode atau algoritma data mining
sangat bervariasi. Pemilihan metode atau algoritma yang tepat
sangat bergantung pada tujuan dan proses Knowledge Discovery
in Database (KDD). Adapun teknik yang digunakan pada proses
data mining adalah dengan teknik decision tree dengan
menggunakan algoritma C4.5.
b. DecisionTree
Decision tree merupakan metode klasifikasi dan prediksi
yang sangat kuat dan terkenal. Metode decision tree mengubah
fakta yang sangat besar menjadi pohon keputusan yang
mempresentasikan aturan. Aturan dapat dengan mudah dipahami
dengan bahasa alami.
Dan mereka juga dapat diekspresikan dalam bentuk basis
data seperti Structure Query Language (SQL) untuk mencari
record pada data tertentu.
Sebuah decision tree adalah sebuah struktur yang dapat
digunakan untuk membagi kumpulan data yang besar menjadi
himpunan-himpunan record yang lebih kecil dengan
menerapkan serangkaian aturan keputusan.
Pada decision tree setiap simpul daun menandai label
kelas. Simpul yang bukan simpul akhir terdiri dari akar dan
simpul internal yang terdiri dari kondisi tes atribut pada
sebagian record yang mempunyai karakteristik yang berbeda.

TTG 3
Simpul akar dan simpul internal ditandai dengan bentuk oval
dan simpul daun ditandai dengan bentuk segi empat. Berikut
adalah struktur decision tree seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 4.

Gambar 4. Struktur decison tree

Berikut adalah konsep decision tree seperti yang


ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Konsep decision tree

Ada beberapa konsep dalam decision tree, antara lain:


i. Data dinyatakan dalam bentuk Tabel dengan
atribut danrecord.
ii. Atribut menyatakan suatu parameter yang dibuat
sebagai kriteria dalam pembentukan tree. Misalkan
untuk menentukan main tenis, kriteria yang
diperhatikan adalah cuaca, angin dan temperatur.
Salah satu atribut merupakan atribut yang
menyatakan data solusi per-item data yang disebut
dengan target atribut.

TTG 4
iii. Atribut memiliki nilai-nilai yang dinamakan
denganinstance.

2.1.2. Algoritma C4.5


Algoritma C4.5 adalah salah satu algoritma yang digunakan
dalam decison tree. Algoritma C4.5 merupakan pengembangan
dari algoritma ID3 (Iterative Dichotomiser 3) yang dikembangkan
oleh J.RossQuinlan.
Secara umum, langkah-langkah algortima C4.5 dalam
membangun decision tree adalah sebagai berikut.
a. Pilih atribut sebagaiakar.
b. Buat capang untuk tiap-tiap nilai.
c. Bagi kasus dalamcabang.
d. Ulangi proses untuk setip proses cabang sampai
semua kasus pada cabang memiliki kelas yangsama.
Untuk memilih atribut sebagai akar, didasarkan pada nilai
gain tertinggi dari atribut- atribut yang ada. Untuk menghitung gain
digunakan rumus seperti tertera dalam persamaan 1 berikut.

Keterangan:
S = Himpunan Kasus
A = Atribut
n = Jumlah partisi atribut A
|Si| = Jumlah kasus pada partisi ke-i
|S| = Jumlah kasus dalam S
Sementara itu, perhitungan nilai entropi dapat dilihat pada
persamaan 2 berikut ini.

Keterangan:
S = Himpunan Kasus

TTG 5
A = Fitur
n = Jumlah partisi S
Pi = Proporsi dari Si terhadap S
Adapun atribut-atribut yang terdapat pada data training
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6

Gambar 6. Atribut pada data training


Dengan menggunakan algoritma C4.5 pada data
training, akan terbentuk decision tree (pohon keputusan)
seperti yang ditunjukkan pada Gambar7.

Gambar 7. Decision tree

TTG 6
2.1.3. Hasil dan Pembahasan
Dalam teknik decision tree, pola atau informasi yang
dihasilkan dari proses data mining adalah berupa rules yang
didapat dari decision tree yang telah dibangun.
Berikut ini adalah rules yang dihasilkan dari decision tree
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Rules

1 IF Riwayat Hipertensi = Ya THEN Hipertensi = Yes


2 IF Riwayat Hipertensi = Tidak ^ Berat Badan = Underweight
THEN Hipertensi = No

3 IF Riwayat Hipertensi = Tidak ^ Berat Badan = Overweight


THEN Hipertensi = Yes
4 IF Riwayat Hipertensi = Tidak ^ Berat Badan = Average ^ Paritas
= Kedua ^ Paritas =
Ketiga ^ Paritas = Keempat THEN Hipertensi = No
5 IF Riwayat Hipertensi = Tidak ^ Berat Badan = Average ^ Paritas
= Pertama ^ Usia =Muda THEN Hipertensi = Yes
6 IF Riwayat Hipertensi = Tidak ^ Berat Badan = Average ^ Paritas
= Pertama ^ Usia =Muda THEN Hipertensi = No
7 IF Riwayat Hipertensi = Tidak ^ Berat Badan = Average ^
Paritas = Pertama ^ Usia =
Tua THEN Hipertensi =No

Pada rules pertama, dapat diartikan bahwa jika seorang ibu


hamil memiliki riwayat penyakit hiperteni, maka kemungkinan
besar ia akan menderita penyakit hipertensi dalamkehamilan.
Pada rules yang kedua, dapat diartikan bahwa jika seorang
ibu hamil tidak memiliki penyakit hipertensi dalam kehamilan dan
ia memiliki berat badan yang dikategorikan underweight, maka

TTG 7
kemungkinan besar ia tidak akan menderita penyakit hipertensi
dalamkehamilan.
Pada rules yang ketiga, dapat diartikan bahwa jika seorang
ibu hamil tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi namun ia
memiliki berat badan yang dikategorikan overweight, maka
kemungkinan ia bisa menderita penyakit hipertensi dalam
kehamilan.
Pada rules yang keempat, dapat diartikan ahwa jika seorang
ibu hamil tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, berat
badannya dikategorikan average, dan paritas pada saat kehamilan
adalah yang kedua, ketiga, keempat, maka kemungkinan ia tidak
menderita penyakit hipertensi dalam kehamilan.
Pada rules yang kelima, dapat diartikan bahwa jika seorang
ibu hamil tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, berat
badannya dikategorikan average, paritas pada saat kehamilan
adalah yang pertama, dan usianya muda, maka kemungkinan ia
bisa menderita penyakit hipertensi dalam kehamilan. Sedangkan
pada rules yang keenam, memiliki kasus yang sama, namun bisa
saja seorang ibu hamil tersebut tidak menderita penyakit hipertensi
dalam kehamilannya. Untuk mendapatkan prediksi yang akurat,
diperlukan campur tangan seorangpakar.
Pada rules yang ketujuh, dapat diartikan bahwa jika seorang
ibu hamil tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, berat
badannya dikategorikan average, paritas pada saat kehamilan
adalah yang pertama, dan usianya tua, maka kemungkinan ia tidak
menderita penyakit hipertensi dalam kehamilannya.
Dari rules tersebut, dapat diprediksi apakah seorang ibu
hamil dapat menderita penyakit hipertensi atau tidak. Namun, pada
tahapan akhir dari proses Knowledge Discovery in Database
(KDD), perlu dilakukan proses evaluation/interpretation. Tahap ini
merupakan bagian dari proses KDD yang mencakup pemeriksaan

TTG 8
apakah pola atau informasi yang ditemukan bertentangan dengan
fakta atau hipotesa yang adasebelumnya.
Dalam hal ini, proses evaluation/interpretation dilakukan
dengan menggunakan WEKA. Adapun fitur WEKA yang
digunakan adalah Supplied Test Set. Supplied test set adalah
menguji seberapa baik prediksi yang dihasilkan dari data training.
Sehingga, akan didapatkan hasil Supplied Test Set seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 2 berikutini.
Tabel 2. Hasil supplied test set

Instanc Correctly Incorrectly Classified


es Classified
286 265 21 (7.3427%)
(92.6573%)

Hasil dari Supply Test Set menunjukkan bahwa terdapat


92.6573% atau 265 instance correctly classified (prediksi benar)
dan 7.3427% atau 21 instance incorrectly classified (prediksi
benar) dari data training yang digunakan yang berjumlah 286
instance.
2.1.4. Kesimpulan dari Data Mining
Implementasi data mining dengan teknik decision tree
menggunakan algoritma C4.5 dapat menghasilkan informasi
berupa prediksi penyakit hipertensi dalam kehamilan, dimana dari
data training yang digunakan dengan jumlah 286 instance dapat
dibangun sebuah decision tree yang menghasilkan rules yang bisa
digunakan untuk memprediksi penyakit hipertensi dalam
kehamilan. Dari decision tree yang dibangun, menunjukkan bahwa
atribut yang menjadi faktor pendukung seorang ibu hamil bisa
menderita penyakit hipertensi dalam kehamilannya, yaitu
berdasarkan usia, berat badan, riwayat hipertensi, dan paritas.
Setelah mendapatkan decision tree dan rules yang dapat
memprediksi penyakit hipertensi dalam kehamilan, dilakukan

TTG 9
evaluasi dengan supplied test set menggunakan WEKA dihasilkan
kesalahan (error) 7.3427% dan tingkat akurasi 92.6573%. Data
training yang berjumlah 286 instances, hal ini menunjukkan bahwa
terdapat 265 instances yang akurat dan 21 instances yang error atau
prediksinya salah.

2.2. Teknologi Penalaran Berbasis Kasus (Case Based Reasoning) Untuk


Diagnosa Penyakit Kehamilan
Penalaran berbasis kasus atau PBK adalah salah satu metode
pendekatan berbasis pengetahuan untuk mempelajari dan memecahkan
masalah berdasarkan pengalaman pada masa lalu. Pengalaman
Pemanfaatan PBK dalam hal kesehatan bukanlah hal yang baru.
Awal mula pemanfaatan PBK dalam bidang kesehatan adalah ketika
pentingnya nilai suatu hasil diagnosa dan terapi seorang pasien untuk
disimpan. Karena hal ini sangat bermanfaat untuk pasien tersebut dalam
menjalani perawatan atau pada waktu berobat kepada dokter dimasa yang
akan datang.
Penyakit pada seorang wanita yang sedang hamil merupakan
penyakit yang sangat perlu diperhatikan. Karena hal ini meyangkut
kesehatan dan kehidupan sang ibu dan bayinya. Pemanfaatan PBK dalam
bidang kesehatan yang menyangkut masalah penyakit pada kehamilan
akan sangat membantu bagi para dokter dalam mengobati penyakit pada
kehamilan. Diharapkan pemanfaatan PBK dalam lingkup diagnosa
penyakit pada kehamilan akan sangat membantu para dokter, dan dokter-
dokter muda serta membantu wanita hamil untuk memperoleh informasi
dan melakukan konsultasi mengenai kesehatan kehamilannya.
2.2.1. Metodologi PBK
Untuk menghasilkan solusi suatu masalah, PBK harus
melakukan beberapa tahap proses dimana PBK harus mencari
kemiripan kasus baru dengan kasus yang tersimpan, atau ketika ada
perubahan terhadap solusi suatu kasus. Tahapan proses yang terjadi
dalam PBK dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

TTG 10
Pada gambar diatas dijelaskan bahwa dalam proses PBK
dibutuhkan empat (4) tahap, yaitu:
 RETRIEVE adalah menemukan kembali kasus yang sama
atau yang paling mirip dengan kasusbaru
 REUSE adalah menggunakan kembali informasi dan
pengetahuan dari basis kasus untuk memecahkan masalah
kasus baru (proses ini disebut “tansfersolusi”),
 REVISE adalah merevisi atau memperbaiki solusi
yangdiusulkan.
 RETAIN adalah menyimpan pengalaman untuk memecahkan
masalah yang akan datang kedalam basiskasus.
2.2.2. Fungsi
 Sistem PBK sebagai Diagnosis, dimana pengguna
memanfaatkan PBK dalam sistem yang digunakan sebagai
alat bantu untuk menentukan hasil diagnosa suatumasalah.
 Sistem PBK sebagai Pendukung Keputusan, dimana
pemanfaatan PBK pada suatu sistem digunakan sebagai
pendukung keputusan untuk penyelesaian masalah. Tipe ini
sangat banyak digunakan dalam ruang lingkup yang
membutuhkan analisa yang sangat lama dalam menyelesaikan
suatu masalah. Dalam tipe ini, basis kasus yang digunakan
dalam PBK harus sangatbanyak.

TTG 11
 Sistem PBK sebagai Manajemen Pengetahuan, dalam tipe
ini pemanfaatan PBK digunakan untuk mengelola
pengetahuan yang didapatkan dari para pakar atau ahli disuatu
bidang. Hal ini dikarenakan seorang pakar tidak dapat
dijadikan suatuacuan dalam
2.2.3. Pembahasan
Dasar dari PBK adalah pemecahan masalah menggunakan
informasi yang tersimpan pada kasus sebelumnya. Berdasarkan
tahapan yang ada dalam suatu sistem PBK, diperlukan tiga langkah
utama dalam menentukan solusi, yaitu:
 Membangun basis kasus, yang digunakan sebagai
tempat penyimpanan. Pada langkah ini, setiap kasus
yang disimpan dibagi menjadi empat (4) bagian,yaitu:
o Usia ibuhamil.
o Usiakandungan.
o Gejala-gejalapenyakit
o Penyakit dansolusi
Pembagian ini dilakukan untuk memudahkan penyimpanan
data kasus kedalam basis kasus, serta memudahkan dalam
pengambilan data yang sesuai dengan kasus baru.
 Menentukan fungsi kemiripan (similarity), langkah ini
digunakan untuk mengenali kesamaan atau kemiripan
antara kasus-kasus yang tersimpan dalam basis kasus
dengan kasus yangbaru.
 Pengambilan data, pada langkah ini kasus- kasus yang
telah tersimpan dalam basis kasus diambil atau dipilih
sebagai sebuah solusi, dimana data ditampilkan dengan
urutan tingkat nilai kemiripan (similarity) yang paling
tinggi dengan range antara 0 sampai1.

TTG 12
2.3. Pijat Perineum selama kehamilan
Kasus robekan jalan lahir masih sering ditemukan di beberapa
tempal pelayanan kebidanan, terutama pada primigravida. Tercatat dari
112 persalinan pada primigravida yang tejadi di BPS Bidan Putri
Saidar selama tahun 20 10. 84,8% mengalami rupture perineum derajat
kedua, 8,03 % mengalami ruptur derajat tiga, 1,8 % derajat satu, dan
yang tidak mengalami rupture atau perineum utuh sebanyak 5,35 %
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada beda yang signifikan
antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol terhadap kejadian
rupture perineum (p value 0,177> a 0,05), akan tetapi terdapat
penurunan angka kejadian ruplUrl! sebesar 25% pada kelompok
intervensi. Kesimpulan penelitian ini yaitu pijat perineum yang
dikombinasikan dengan kompres hangat dapat menurunkan angka
kejadian rupture perineum pada primigravida, walaupun secara uji
analisa tidak memberikan beda yang signifikan antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol.

2.4. Pemotretan Resonansi magnetic


MRI adalah satu teknologi terbaru yang idgunakan dalam bidang
kebidanan. MRI adalah pengganti yang lebih aman dari pemeriksaan
diagnostik sinar x dan merupakan alat penyokong bagi USG untuk
mendapatkan data tentang sruktur janin, perkembangan dan
pertumbuhannya . MRI dapat memastikan cacat pada janin dan
memperlihatkan struktur panggul serta perut jika pemeriksaan USG tidak
memungkinkan dilakukan karena berbagai hal.

2.5. Yoga Antenatal


Bentuk olahraga yang membantu ibu hamil memperoleh power
yang baik sehinggamemperlancar proses persalinan yaitu yoga antenatal.
Yoga antenatal merupakan keterampilan mengolah pikiran, berupa teknik
pengembangan kepribadian secara menyeluruh baik fisik, psikologis dan
spiritual. Yoga antenatal dapat membantu ibu hamil untuk mengendalikan

TTG 13
pikiran, keinginan dan reaksi terhadap stres. Latihan yoga yang dilakukan
diantaranya mencakup berbagai relaksasi, mengatur postur,olah napas dan
meditasi selama satu jam, rutin setiap hari.Gerakan relaksasi, mengatur
postur dan olah nafas ini sama dengan gerakan yang dilakukan pada saat
senam hamil, karena teknik gerakannyamenitikberatkan kepada latihan
otot-otot diantaranya dada, perut, pinggang, dasar panggul, paha dan
tungkai.
Bentuk meditasi yang dilakukan selama yoga antenatal ini yaitu
berupa imaginasi terbimbing, dimana ibu hamil dianjurkan mengatur
posisi yang paling relaks, kemudian diminta untuk memejamkan mata dan
mengikuti imaginasi yang diarahkan oleh petugas. Petugas
mendeskripsikannya melalui kalimat dengan diiringi irama musik yang
lembut.Dengan kata lain yoga antenatal yaitu gabungan antara senam
hamil dan distraksi melalui imaginasi terbimbing.
Senam hamil yoga memiliki lima cara yaitu latihan fisik yoga,
pemafasan(pranayama), positions (mudra), meditasi dan deep relaksasi
yang dapat digunakan untuk mendapatkan manfaat selama kehamilan
yang dapat membantu kelancaran dalam kehamilan dan kelahiran anak
secara alami dan dapat membantu dalam memastikan bayi yang sehat
(Indiarti,2009). Selain itu dalam suatu hasil penelitian menunjukkan
bahwa yoga dan meditasi dapat mengurangi stresspsikologis dan cedera
fisik selama masa kehamilan dan persalinan, termasuk kecemasan dan
rasa sakit.Sedangkan manfaat dari senam hamil yoga secara teratur dari
berbagai penelitian yang didapat sangat membantu dalam menjaga
kesehatan dan kelancaran proses persalinan dan nifas sebab senam hamil
yoga akan membuat tubuh menjadi lentur terutama pada otot-otot jalan
lahir.
Kelenturan otot ini sangat diperlukan karena saat menghadapi
persalinan, biasanya dilanda kecemasan dan panik. Selanjutnya,keadaan
ini membuat otot menjadi tegang, menurut Bobak, Jensen & Lowdermilk
(2005), beberapa ibu hamil mengalami ketakutan dalam proses persalinan
dan merasa ketidaknyamanan menghadapi hari-hari menjelang persalinan

TTG 14
dan ibu sudah mulai menyiapkan pakaian, dan tempat untuk bayi serta
merencanakan tempat perawatanya.
Perbedaan yoga prental dibandingkan senam hamil lain adalah
dalam hal latihan fisik serta deep relaksasi yang dilakukan, pada tahapan
relaksasi para ibu hamil diajak untuk membayangkan serta merasakan
janin yang ada dalam tubuhnya sambil memejamkan mata. Dalam posisi
duduk bersila para ibu hamil diajak untuk berpikir bahwa proses
persalinan itu menyenangkan ketika melihat bayi mereka lahir dalam
keadaan sehat dan tangisannya mulai terdengar dalam ruangan. Pada
dasarnya yoga prenatal ini selain untuk memperlancar jalan lahir juga
membantu menjauhkan pikiran-pikiran negatif mengenai persalinan dan
membangun persepsi bahwa melahirkan itu menyenangkan.
Salah satu cara mengatasi kecemasan adalah dengan yoga menurut
Perry, et al. (2010). Pada saat ini di Indonesia terdapat senam yang
diperuntukan bagi ibu hamil mulai dikenalkan dengan yoga prenatal ,
berlatih yoga prenatal pada masa ini merupakan salah satu solusi self
helpyang menunjang proses kehamilan dan kelahiran. Yoga adalah sejenis
olah tubuh, pikiran dan mental yang sangat membantu ibu hamil
melenturkan persendian dan menenangkan pikiran terutama dalam
trimester III. Senam hamil yoga memiliki lima cara yaitu latihan fisik
yoga, pemafasan (pranayama), positions (mudra), meditasi dan deep
relaksasi yang dapat digunakan untuk mendapatkan manfaat selama
kehamilan yang dapat membantu kelancaran dalam kehamilan dan
kelahiran anak secara alami dan dapat membantu dalam memastikan bayi
yang sehat (Indiarti, 2009). Membangun cara berpikir positif mengenai
persalinan merupakan salahsatu treatment yang diberikan senam yoga
dalam tahap deep relaksasi. Dengan begitu diharapkan perasaan-perasaan
seperti rasa tegang atau cemas mengenai persalinan dapat hilang dan
menumbuhkan rasa berani melalui proses alami yang harus dilewati oleh
setiap wanita.

TTG 15
2.5.1. Pengertian Yoga Antenatal
Upaya percapaian target MDGs di bidang kesehatan, yaitu
dengan memberikan perhatian khusus pada penyelenggaraan
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). KIA sebaiknya
dilakukan selama kehamilan.Hal ini dikarenakan selama
kehamilan, terutama trimester III, terjadi pertumbuhan dan
perkembangan janin yang meningkat drastis.Ini menyebabkan
keluhan yang terjadi pada ibu hamil sangat komplek.Untuk itu
perlu dilakukan yoga antenatal, dimana gabungan dari gerakan
yang dilakukan selama senam hamil dan pengolahan pikiran
melalui imaginasi terbimbing.
Varney (2002) menyebutkan, ibu hamil yang berolah raga
secara teratur, tingkat laporan mengalami ketidaknyamanan selama
proses kehamilan lebih rendah, dan penyembuhan lebih cepat
dibandingkan dengan yang tidak berolahraga selama kehamilan.
Bagi yang giat berolahraga, membutuhan sedikit intervensi. Sectio
Caesarea (SC) dan dapat memperpendek kalaI dan II persalinan
dibandingkan dengan yang tidak berolahraga.
Bentuk olahraga yang membantu ibu hamil memperoleh power yang
baik sehingga memperlancar proses persalinan yaitu yoga antenatal.
Yoga antenatal merupakan keterampilan mengolah pikiran, berupa
teknik pengembangan kepribadian secara menyeluruh baik fisik,
psikologis dan spiritual.
2.5.2. Manfaat Yoga Antenatal
Yoga antenatal yang dilakukan secara teratur akan
memberikan manfaat bagi ibu trimester III yaitu:
o Yoga antenatal dapat membantu ibu hamil untuk mengendalikan
pikiran, keinginan dan reaksi terhadap stres.
o Secara psikologis senam hamil menyebabkan pikiran ibu
menjadi fresh dan cemas menjelang persalinan akibat masalah
pribadi dapat berkurang.

TTG 16
o Persalinan yang tidak terlalu terasa sakit dibandingkan dengan
persalinan ibu hamil yang tidak melakukan kegiatan senam selama
masa kehamilan. Hal ini terjadi karena peningkatan kadar hormone
endorphin dalam tubuh sewaktu senam, yang secara alami
berfungsi sebagai penahan rasa sakit.
o Terdapat pengaruh senam hamil terhadap perubahan volume tidal
pada kehamilan trimester ketiga.Kekuatan otot- otot panggul dan
kualitas jasmani juga ditemukan lebih baik. Ini berarti bahwa
perlakuan senam hamil pada wanita hamil yang usia kehamilannya
memasuki umur 20 minggu memberikan peningkatan antioksidan
enzimatik lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak
mendapatkan senam hamil.
Manfaat yoga antenatal bagi ibu dan janin di antaranya:
 Meningkatkan berat badan bayi saat dilahirkan,
 Mengurangi terjadinya berbagai komplikasi kehamilan.
 Dapat membantu memperlancar aliran darah ke
plasenta,
 Menurunkan transfer hormone stress ibu ke tubuh janin,
 Menurunkan pelepasan hormon yang memicu
terjadinya kelahiran sehingga memperkecil
kemungkinan kelahiran prematur.
2.5.3. Teknik gerakan
o Latihan yoga yang dilakukan diantaranya mencakup berbagai
relaksasi, mengatur postur, olah napas dan meditasiselama satu
jam, rutin setiap hari. Gerakan relaksasi, mengatur postur dan olah
nafas ini sama dengan gerakan yang dilakukan pada saat senam
hamil, karena teknik gerakan nyaman menitikberatkan kepada
latihan otot-otot diantaranya dada, perut, pinggang, dasar panggul,
paha dan tungkai. Bentuk meditasi yang dilakukan selama yoga
antenatal ini yaitu berupa imaginasi terbimbing, dimana ibu hamil
dianjurkan mengatur posisi yang paling relaks, kemudian diminta
untuk memejamkan mata dan mengikuti imaginasi yang diarahkan

TTG 17
oleh petugas. Petugas mendeskripsikannya melalui kalimat dengan
diiringi irama music yang lembut .
o Yoga antenatal dengan teknik rileks melakukan imaginasi
terbimbing ibu hamil dipandu untuk mengambil posisi senyaman
mungkin, lalui budi anjurkan untuk menutup matanya dan
membayangkan situasi yang dideskripsikan. Situasi tersebut yaitu
situasi yang menyenangkan dan diringi latar instrumental. Posisi
yang sering dipilih oleh ibu hamil pada saat dianjurkan untuk
mengambil posisi yang nyaman bagi mereka yaitu posisi
miring.

2.6. Rekayasa Perangkat Lunak Konsultasi Penyakit Kehamilan


Pendekatan Pemecahan Masalah
Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak
adalah suatu disiplin ilmu yang membahasa semua aspek produksi
perangkat lunak, mulai dari tahap awal requirement capturing
(analisa kebutuhan pengguna), specification (menentukan
spesifikasi kebutuhan pengguna), desain, codding, testing sampai
pemeliharaan sistem setelah digunakan.
Penalaran berbasis kasus ( casebased reasoning ) Penalaran
berbasis kasus atau PBK adalah salah satu metode pendekatan
berbasis pengetahuan untuk mempelajari dan memecahkan
masalah berdasarkan pengalaman pada masa lalu. Pengalaman
yang lalu dikumpulkan dan disimpan dalam tempat yang disebut
“Basis Kasus”. Basis kasus adalah kumpulan kasus-kasus yang
pernah terjadi. Case-based reasoning (CBR) merupakan teknik
penyelesaian masalah berdasarkan knowledge pengalaman yang
lalu.
Hasil Dan Pembahasan
Rancangan Diagram Context Secara garis besar peracangan
sistem ini dapat digambarkan dalam bentuk konteks diagram
sebagai berikut:

TTG 18
Adapun penjelasan dari konteks diagram dari sistem ini adalah sebagai
berikut:
1. Administrator telebih dahulu menginputkan kasus kedalam sistem
untuk penyakit kehamilan berupa pertanyaan sederhana yang
mudah di pahami pengguna. Kemudian admin juga menginputkan
solusi dari permasalahan kehamilan itu sendiri.
2. User atau pengguna akan mengimput permasalahan kehamilan
yang dihadapi, seperti persoalan umum, atau permasalahan yang
lebih spesifik mengenai gejala-gejala kehamilan.
3. Sistem akan memgolah data yang telah disimpan melalui inputan
masalah sistem ini akan memberikan penjelasan dan solusi.
Sehingga pengguna mendapatkan informasi dari sitem ini
mengenai persmasalahan kehamilan yang dihadapi Rancangan
Basis Data Dalam merancang program penulis merancang database
yang terdiri dari beberapa tabel hasil normalisasi.
File-file program yang dibutuhkan merupakan suatu kesatuan
namun dibuat berpisah di tempat yang berbeda dan tidak bisa
dijalankan sendiri-sendiri, karna keterkaitannya dengan main
program. Dalam Visual Basic, file-file yang dibutuhkan akan
dipakai oleh program aplikasi diorganisir dan disimpan dalam
suatu database yang berekstensi.

TTG 19
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Teknologi dalam kesehatan memiliki peran yang sangat penting, terutama
dalam memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di fasilitas
kesehatan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi seakan
telah membuat standar baru yang harus dipenuhi. Tidak dapat dipungkiri
bahwa kemajuan teknologi memberikan pengaruh pada bidang kesehatan.
Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif maupun negatif. Dengan
kemajuan teknologi yang semakin pesat membawa perubahan yang besar
di masyarakat.
3.2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami meminta saran dan kritik yang membangun
guna untuk menyempurnakan makalah ini.

TTG 20
Daftar Pustaka

Devi Mediarti, Sulaiman, Rosnani, Jawiah.2014.Pengaruh Yoga Antenatal


Terhadap Pengurangan Keluhan Ibu Hamil Trimester III

http://jurnal-tip.net/jurnal-resource/file/4-Vol6No1Mar2013-Eva%20Yulianti-
Eka%20Gusriani.pdf

TTG 21

Você também pode gostar

  • Aromaterapi
    Aromaterapi
    Documento12 páginas
    Aromaterapi
    Silviana Wahyu Nita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Abortus
    Abortus
    Documento36 páginas
    Abortus
    Silviana Wahyu Nita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok 5
    Kelompok 5
    Documento17 páginas
    Kelompok 5
    Silviana Wahyu Nita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Materi Aul & Maya
    Materi Aul & Maya
    Documento15 páginas
    Materi Aul & Maya
    Silviana Wahyu Nita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Soal
    Soal
    Documento1 página
    Soal
    Silviana Wahyu Nita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Bab Ii PNC
    Bab Ii PNC
    Documento28 páginas
    Bab Ii PNC
    Silviana Wahyu Nita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Bab Ii PNC
    Bab Ii PNC
    Documento28 páginas
    Bab Ii PNC
    Silviana Wahyu Nita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Narkotika DLM Kehamilan
    Narkotika DLM Kehamilan
    Documento36 páginas
    Narkotika DLM Kehamilan
    Silviana Wahyu Nita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Narkotika DLM Kehamilan
    Narkotika DLM Kehamilan
    Documento36 páginas
    Narkotika DLM Kehamilan
    Silviana Wahyu Nita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Jurnal 2
    Jurnal 2
    Documento9 páginas
    Jurnal 2
    Silviana Wahyu Nita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Kehamilan Ektopik Terganggu
    Kehamilan Ektopik Terganggu
    Documento4 páginas
    Kehamilan Ektopik Terganggu
    Silviana Wahyu Nita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Fix New
    Makalah Fix New
    Documento32 páginas
    Makalah Fix New
    Silviana Wahyu Nita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Pentingnya Interpersonal Skill Dalam Komunikasi
    Pentingnya Interpersonal Skill Dalam Komunikasi
    Documento13 páginas
    Pentingnya Interpersonal Skill Dalam Komunikasi
    Putri Ayu Asmaningtyas Lintangsari
    Ainda não há avaliações
  • BAB II Awal
    BAB II Awal
    Documento1 página
    BAB II Awal
    Silviana Wahyu Nita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Managemenlaktasi
    Managemenlaktasi
    Documento39 páginas
    Managemenlaktasi
    Sefny Vay
    Ainda não há avaliações
  • BAB II Awal
    BAB II Awal
    Documento1 página
    BAB II Awal
    Silviana Wahyu Nita Sari
    Ainda não há avaliações