Você está na página 1de 5

TUGAS INVESTASI DAN PASAR MODAL

“AKSI KORPORASI YANG DAPAT MEMPENGARUHI


HARGA SAHAM”

O
L
E
H

NAMA : BAIQ NISRINA PUTRI ZAINURI


NIM : A1C 016032

UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2018
CORPORATE ACTION

Berikut ini beberapa aksi korporasi yang dapat mempengaruhi harga saham :

1. Aksi Stock Split, adalah sebuah aksi korporasi yang dilakukan perusahaan yang telah go
public (emiten) untuk memecahkan nilai nominal saham ke dalam nilai nominal yang lebih
kecil, dengan cara memecahkan selembar saham menjadi beberapa lembar saham. Pemecahan
tersebut dilakukan dengan rasio tertentu, sehingga jumlah lembar saham yang beredar akan
meningkat secara proporsional dengan penurunan nilai nominal sahamnya tanpa adanya
transaksi jual beli, sehingga modal yang dimiliki oleh si pemegang saham tidak
berubah. Contoh stock split 1:10 artinya, investor yang tadinya punya 1 lot saham X seharga
50.000 akan menjadi 10 lot saham X seharga 5000.
Dengan adanya stock split, diharapkan akan meningkatkan daya beli investor terhadap saham
tersebut. Bila daya beli investor meningkat, maka harga saham pun bisa makin terkerek naik.
Namun perusahaan yang melakukan stock split saham tidak selalu sahamnya mengalami
dampak positif. Beberapa saham setelah stock split mengalami penguatan, namun beberapa
lainnya mengalami pelemahan secara signifikan karena naik turunnya harga saham
setelah stock split tentunya juga dipengaruhi faktor lain di luar stock split itu sendiri, baik
fundamental perusahaan, maupun trend sektor dan industrinya.
https://www.finansialku.com/stock-split-adalah/

2. Reverse stock artinya ada penggabungan beberapa saham menjadi satu saham. Contohnya
jika Reverse stock 1:100, dari 100 saham yang Anda miliki akan dijadikan menjadi 1 saham
dengan nilai yang tidak berubah. Sebelum RS harga per saham Rp100, maka setelah RS
harganya menjadi Rp10000 per saham (100 x 100). Tujuannya ini biasanya untuk
meningkatkan nilai saham tersebut di mata investor sehingga kelihatan perusahaan yang mahal.
Dan bisa juga ada ancaman pencopotan dari bursa efek. Jadi akan ada hal-hal negative yang
terjadi, seperti akan banyak orang menjual sahamnya sehingga membuat harganya akan jatuh.

3. Aksi Right Issue alias penerbitan saham baru oleh emiten, merupakan aksi korporasi yang
biasanya kurang disukai oleh investor, karena alasan yang simpel yaitu akan menyebabkan
saham dari emiten yang bersangkutan terdilusi. Karena nilainya terdilusi, maka biasanya
harganya kemudian turun. Namun right issue tidak selalu berarti jelek bagi investor. Pada
dasarnya tujuan dari right issue ini untuk mengumpulkan dana. Jika dana tersebut digunakan
untuk tujuan yang baik bagi perusahaan, maka hasilnya akan dinikmati oleh investor juga.
Contoh : Anda menjadi investor disebuah usaha kecil yang dikelola teman anda, katakanlah
toko kue, dengan nilai investasi 1 milyar. Sebagai investor, anda menikmati bagian profit
sharing (bagi hasil) setiap bulannya, katakanlah sebesar 50 juta per bulan. Pada
perkembangannya, toko tersebut ternyata maju pesat, dan mulai kewalahan menerima pesanan,
sehingga teman anda memutuskan untuk membuka cabang, namun untuk itu dia butuh
tambahan modal, katakanlah sebesar 500 juta. Jika kemudian anda setuju untuk menambah
modal sebesar 500 juta tersebut, maka pendapatan usaha kue tersebut tentunya akan meningkat
karena adanya cabang baru, sehingga profit yang anda terima juga meningkat, katakanlah
menjadi 75 juta setiap bulannya. Dengan demikian, modal yang anda keluarkan tidaklah sia-
sia karena menghasilkan tambahan ‘buah’ bagi anda.

4. Aksi Buy Back. Emiten seringkali membeli kembali saham mereka kembali, dan aksi seperti
dinamakan buy back. Biasanya jika dilakukan buy back oleh suatu emiten, dapat mendorong
harga saham itu naik, mengapa ? Jika sebuah perusahaan melakukan buy back / membeli
sahamnya sendiri, logikanya biasa saham perusahaan tersebut baik. Selain itu, aksi
korporasi Buy Back Saham juga ditujukan untuk menjaga likuiditas saham tersebut.
Pemerintah pernah buy back saham-saham BUMN pada tahun 2009 untuk meningkatkan harga
saham yang merosot akibat krisis.

5. Aksi Pembagian deviden. Perusahaan yang membagikan dividen menunjukkan bahwa


kondisi keuangan perusahaan itu bagus, likuiditas keuangan perusahaan sehat karena bisa
menyisihkan sebagian keuntungan bersihnya untuk dibagi ke pemegang saham. Ada dua
potensi keuntungan yang bisa dinikmati investor jika membeli atau memiliki saham emiten
yang selalu membagikan dividen.
Pertama, informasi tentang rencana pembagian dividen bisa memicu hasrat investor yang
belum memiliki sahamnya untuk segera memburu sahamnya. Dengan begitu, harga saham di
bursa akan mengalami kenaikan.
Kedua, tentu saja berupa dividen itu sendiri. Dengan begitu, pemegang saham akan menikmati
dua keuntungan sekaligus berupa capital gain dan dividen.
Hal seperti ini menunjukkan bahwa manajemen selalu menjaga likuiditas perusahaan. Artinya,
meski membagi dividen, likuiditas perusahaan tidak terganggu sama sekali, arus kas
perusahaan terkelola dengan baik oleh manajemen. Selain itu,pelaku pasar juga perlu
memahami bahwa dividen tidak selalu berbentuk tunai. Kadang kala, dengan pertimbangan
likuiditas perusahaan dan juga likuiditas perdagangan saham di bursa, manajemen membagi
dividen dalam bentuk dividen saham
Apakah pembagian dividen selalu berdampak pada kenaikan harga saham di bursa?
Jawabannya, hampir pasti. Hanya, kenaikan itu tidak selalu bersifat seketika, pada saat
pengumuman pembagian dividen diumumkan. Dividen, apa pun bentuknya: saham atau tunai,
selalu menimbulkan efek psikologis kepada investor. Kalau yang dibagikan adalah dividen
tunai, berarti kekayaan investor bertambah besar secara tunai. Jika yang dibagikan dalam
bentuk dividen saham, berarti kekayaan investor bertambah berupa penambahan kepemilikan
saham.
Keputusan bentuk dividen apakah dalam bentuk saham atau kas biasanya selalu didasarkan
atas kondisi arus kas perusahaan dalam kaitannya dengan kebutuhan arus kas untuk masa
mendatang. Jika perusahaan membutuhkan dana arus kas yang kuat, misalnya untuk kebutuhan
ekspansi, bisa saja perusahaan membagikan dividen dalam bentuk saham. Jika dividen kas
berarti perusahaan harus mengeluarkan uang tunai, yang hanya bisa dilakukan kalau kondisi
kas perusahaan bagus.
Tidak demikian halnya dengan dividen saham, di mana perusahaan tidak perlu mengurangi
koceknya. Emiten yang membagi dividen saham akan mengonversi atau mengapitalisasi laba
ditahan menjadi saham. Jadi, apa pun bentuk dividen yang dibagikan, ia akan mengurangi nilai
kekayaan perusahaan, tapi menambah aset pemegang saham. Meski begitu, bagi investor
dividen saham tetap saja menguntungkan, karena jumlah saham yang dipegang investor
bertambah sebesar jumlah dividen saham yang diperoleh dari perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

http://dekokos.blogspot.co.id/2016/02/aksi-korporasi-perusahaan-yang.html
http://www.ayopreneur.com/investasi/efek-dividen-terhadap-harga-saham
http://www.teguhhidayat.com/2011/11/seputar-right-issue.html

https://economy.okezone.com/read/2009/07/21/226/240489/pentingnya-berita-corporate-
action

Você também pode gostar