Você está na página 1de 7

TUGAS TUTORIAL MK EPIDEMIOLOGI

TUGAS TUTORIAL PETEMUAN I

1. MEMBUAT RESUME SEJARAH EPIDEMIOLOGI (No Genap)


2. PERANAN EPIDEMIOLOGI DIBIDANG RADIOLOGI ( No Ganjil)

TUGAS TUTORIAL PERTEMUAN II


EPIDEMIOLOGI DESKRITIF
Deskriptif Penyakit TBC Di Kelurahan Candisari Kecamatan Candi sari Kota
SemarangTahun 2012

Gol.Umur
∑ Kasus
No (Tahun) ∑ Penduduk IR
P L
1 17-25 thn 257 14 20 15,24
2 26-35 thn 246 17 28 18,29
3 36-45 thn 74 8 13 28,37
4 46-55 thn 87 3 2 5,74
5 56-65 thn 190 9 16 13,15
6 >66 thn 50 6 19 50
Buatlah laporan Epidemiolgi Deskriptif berdasarkan tempat dan orang meliputi
jumlah penderita laki-laki dan perempuan, kelompok usia tertinggi terendah, dan
golongan umur ,Buat prosentasenya!!!

TUGAS TUTORIAL PERTEMUAN III


EPIDEMIOLOGI ANALITIK

Contoh:

Suatu penelitian tentang hubungan karsinoma paru- paru dengan rokok yang
dilakukan secara retrospektif dengan mengambil 100 orang penderita Ca paru- paru
sebagai kasus dan 100 orang dengan penyakit lain yang tidak ada hubungannya
dengan Ca paru- paru sebagai kelompok control. Kedua kelompok disamakan
berdasarkan umur, jenis kelamin, dan social ekonomi

Hasilnya yang diperoleh adalah pada kelompok kasus dengan 90 orang yang
merokok, sedangkan pada kelompok control terdapat 40 orang yang merokok. Hal ini
dapat digambarkan secara skematis dalam bentuk tabel berikut:

Pajanan Kasus Control


Perokok 90 40
Bukan perokok 10 60
Jumlah 100 100
Rate pemaparan pada kelompok kasus= 90/100= 90%

Rate pemaparan pada kelompok control = 40/100= 40%

Odds ratio= (90×60)/(40x 10)= 5400/500= 10,8

Ini berarti bahwa diperkirakan resiko bagi perokok terkena karsinoma paru- paru
adalah 10,8 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok.

TUGAS MAHASISWA

Pajanan Kasus Control


Perokok 250 245
Bukan perokok 40 45
Jumlah 290 290

Hitung Berapa resiko perokok yang terkena Ca Paru?Kerjakan seperti contoh!

TUGAS TUTORIAL PERTEMUAN IV


DESAIN PENELITIAN EPIDEMIOLOGI
Carilah Sebuah Jurnal penelitian Epidemiologi kemudian lakukan krital jurnal
tersebut :
Desainnya apa ,kelemahan dan kelebihan seperti apa(masing masing mahasiswa
berbeda) no absen genap observasional,ganjil experimental.

DIKUMPULKAN SATU HARI SEBELUM UJIAN EPIDEMIOLOGI( UAS)


NAMA : DWI RETNO WIJAYANTI

KELAS :3A / P1337430114012

JAWABAN

1. SEJARAH EPIDEMIOLOGI

Sejarah epidemiologi tidak dapat dipisahkan dengan masa ketika manusia mulai
mengenal penyakit menular. Walaupun pada saat itu sumber dan penyebab penyakit
masih dianggap berasal dari kekuatan gaib dan ruh jahat, tetapi cukup banyak usaha
pada zaman purba yang dapat dianggap sebagai usaha untuk melawan epidemi.
Umpamanya pada kira – kira 1000 tahun SM telah dikenal variolasi di Cina untuk
melawan penyakit variola (cacar), sedangkan orang India pada saat tersebut selain
menggunakan variolasi, juga telah mengenal bahwa penyakit pes erat hubungannya
dengan tikus, sedangkan kusta telah diketahui mempunyai hubungan erat dengan
kepadatan penduduk.
Berikut Sejarah tentang perkembangan epidemiologi :
 Pada zaman kejayaan Yunani dan Romawi Kuno, Hal ini telah dikemukakan oleh
Hippocrates (abad ke-5 SM) dalam tulisannya berjudul Epidemics serta dalam
catatannya mengenai “Airs, Waters and Places”, beliau telah mempelajari masalah
penyakit di masyarakat dan mencoba mengemukakan berbagai teori tentang
hubungan sebab akibat terjadinya penyakit dalam masyarakat. Menemukan dasar
pemikiran tentang adanya hubungan faktor lingkungan dengan kejadian penyakit
sehingga dapat dikatakan bahwa konsep tersebut adalah konsep epidemiologi yang
pertama.
 Galen mengemukakan teori bahwa beradanya suatu penyakit pada kelompok
penduduk tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu (suatu generasi tertentu)
dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yakni:
1. Faktor Atmosfir ( the atmospheric factor )
2. Faktor Internal ( internal factor )
3. Faktor Predisposisi ( predisposing factor )
 Dalam hal ini dikenal jasa Veronese Fracastorius ( 1483 – 1553 ) dan Sydenham
( 1624 – 1687 ) yang secara luas telah mengemukakan tentang teori kontak dalam
proses penularan penyakit. Berdasarkan teori kontak inilah dimulainya usaha
isolasi dan karantina yang kemudian ternyata mempunyai peranan positif dalam
usaha pencegahan penyakit menular hingga saat ini.
 Sydenham dapat dianggap sebagai pioner Epidemiologi walaupun sebagian dari
teorinya tidak lagi diterima. Sydenham dengan teori serta berbagai perkiraannya
terhadap kejadian epidemi, perjalanan epidemi dalam masyarakat serta perkiraan
sifat epidemi merupakan suatu model penggunaan metode epidemiologi.
 Pada saat yang sama, John Graunt telah mengembangkan teori Statistik Vital
yang sangat bermanfaat dalam bidang epidemiologi.
 William Farr mengembangkan analisis sifat epidemi berdasarkan hukum
Matematika. William Farr mengemukakan bahwa meningkatnya, menurunnya, dan
berakhirnya suatu epidemi mempunyai sifat sebagai fenomena yang berurutan.
 Jakob Henle pada tahun 1840 mengemukakan teorinya tentang sifat epidemi dan
endemi yang sangat erat hubungannya dengan fenomena biologis. Dalam
tulisannya dikemukakan bahwa yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit
adalah organisme yang hidup. Pendapat ini pada waktu yang sama telah
mendorong berbagai ilmuan terkemuka seperti Robert Koch, Pasteur dan lainnya
untuk menemukan mikroorganisme penyebab penyakit tertentu.

PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI
 Di Inggris pada tahun 1842 telah diterbitkan laporan Edwin Chadwick yang
disertai dengan sejumlah gambaran dalam bentuk tabel mengenai peranan
lingkungan terhadap kejadian penyakit. Dalam hal ini, Chadwick dengan konsep
kejadian penyakit yang didasarkan pada teori Miasma, dan dianggap sangat
berhasil dalam menggunakan model pengumpulan, pengolahan, dan interprestasi
data dalam analisis kejadian penyakit dalam masyarakat.

 Kelompok William Farr, John Snow dan John Simon sebagai kelompok peneliti
yang sukses. Dengan demikian mulailah berkembang konsep lingkungan dan
sistem pendekatan Numerik dalam memahami masalah kesehatan masyarakat dan
hubungannya dengan lingkungan yang dikembangkan melalui dasar pemikiran
epidemiologis.
 Perkembangan selanjutnya mengarah kepada pemahaman proses hubungan sebab
akibat terhadap berbagai peristiwa penyakit dan gangguan kesehatan dengan
melalui pendekatan metode epidemiologi. Hal ini lebih mengarahkan para ahli
epidemiologi untuk menggunakan model pendekatan sistem, di mana analisis
didasarkan pada sekelompok faktor yang saling berkaitan erat dalam suatu bentuk
hubungan yang konsisten.

Dari berbagai perkembangan tersebut di atas, maka para ahli epidemiologi


mulai mengembangkan apa yang sekarang dikenal dengan metode epidemiologi,
yakni suatu sistem pendekatan ilmiah yang diarahkan pada analisis faktor
penyebab serta hubungan sebab akibat di samping dikembangkannya epidemiologi
sebagai bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.

3. Pajanan Kasus Control


Perokok 250 245
Bukan perokok 40 45
Jumlah 290 290
JAWABAN

Rate pemaparan pada kelompok kasus= 250 /290 = 0,86 %

Rate pemaparan pada kelompok control = 245 /290 =0,84 %

Odds ratio= (250×45)/(245x 40)= 11250/9800 = 1,14

Ini berarti bahwa diperkirakan resiko bagi perokok terkena karsinoma paru-
paru adalah 1,14 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok.

4. JURNAL EPIDEMIOLOGI OBSERVASIONAL


Kritikal :
Desain : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional
menggunakan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Penelitian ini
dilaksanakan di Kabupaten Buleleng, Bali yang dilaksanakan pada bulan Januari
2012 sampai dengan bulan Juli 2012.
Kelebihan :
 Penelitian ini melakukan Pengujian hipotesis untuk mencari kekuatan
hubungan antara pengetahuan, sikap, dan motivasi kader kesehatan dengan
keaktifannya dalam pengendalian kasus tuberkulosis di Kabupaten Buleleng
menggunakan analisis regresi logistik ganda. Analisis menggunakan SPSS
version 16.0.
Dari metode yang digunakan dalam mengolah data yaitu dengan mengguna-
kan regresi logistik ganda ,maka dapat disimpulkan hasil yang didapatkan
lebih akurat , cermat dan benar.
 Penelitian ini sudah sesuai dengan persyaratan penelitian observasional yaitu
tidak membahas mengenai hubungan sebab akibat, Data jumlah sampel yang
didapatkan akurat seiring perjalanan waktu dan penyakit TB.
 Hasil dari penelitian mengemukakan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara Kader kesehatan dalam pengendalian kasus Tuberculosis. Kader
kesehatan dengan pengetahuan tinggi memiliki kemungkinan untuk aktif
dalam pengendalian kasus tuberkulosis 18 kali lebih besar dari pada
pengetahuan rendah). Ini berarti dapat disimpulkan bahwa untuk mengurangi
jumlah penderita TB maka perlu program untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan motivasi kader kesehatan terlebih dahulu misalnya dengan
memberikan penyuluhan . simpulan ini didapatkan untuk menghadapi
apabila penyakit TB semakin bertambah diwaktu yang akan datang.
Kelemahan :
 Penelitian ini tidak secara khusus mempaparkan apa sebenarnya penyebab
penyakit TB yang berasal dari agent atau penyebab penyakit. Kader
kesehatan dalam kaitannya dengan penyakit TB merupakan hubungan yang
tidak terlalu berkorelasi. Maka dari itu, perlu dipaparkan bagimana faktor
agent dan host yang mendasari adanya penyakit TB setiap bulan di tahun
2012,untuk menentukan pengendalian yang tepat berdasarkan faktor
penyebabnya dimasa yang akan datang.
 Hasil yang didapatkan masih bersifat umum dimana pengetahuan, sikap, dan
motivasi kader kesehatan dengan keaktifannya dalam pengendalian kasus
tuberkulosis tidak dipaparkan secara rinci, biodata atau karakteristik secara
spesifik mengenai kehidupan, fisik maupun lingkungannya.
 Tidak didapatkan hasil masukan perencanaan program kesehatan untuk
menghadapi masalah kesehatan tersebut di tahun tahun mendatang.
 Penelitian ini membuktikan hipotesa dengan cara menguji hipotesa dengan
metode regresi logistic. Padahal persyaratan penelitian observasional adalah
tidak membuktikan hipotesa melainkan hasil konkret.

Você também pode gostar