Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Gol.Umur
∑ Kasus
No (Tahun) ∑ Penduduk IR
P L
1 17-25 thn 257 14 20 15,24
2 26-35 thn 246 17 28 18,29
3 36-45 thn 74 8 13 28,37
4 46-55 thn 87 3 2 5,74
5 56-65 thn 190 9 16 13,15
6 >66 thn 50 6 19 50
Buatlah laporan Epidemiolgi Deskriptif berdasarkan tempat dan orang meliputi
jumlah penderita laki-laki dan perempuan, kelompok usia tertinggi terendah, dan
golongan umur ,Buat prosentasenya!!!
Contoh:
Suatu penelitian tentang hubungan karsinoma paru- paru dengan rokok yang
dilakukan secara retrospektif dengan mengambil 100 orang penderita Ca paru- paru
sebagai kasus dan 100 orang dengan penyakit lain yang tidak ada hubungannya
dengan Ca paru- paru sebagai kelompok control. Kedua kelompok disamakan
berdasarkan umur, jenis kelamin, dan social ekonomi
Hasilnya yang diperoleh adalah pada kelompok kasus dengan 90 orang yang
merokok, sedangkan pada kelompok control terdapat 40 orang yang merokok. Hal ini
dapat digambarkan secara skematis dalam bentuk tabel berikut:
Ini berarti bahwa diperkirakan resiko bagi perokok terkena karsinoma paru- paru
adalah 10,8 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok.
TUGAS MAHASISWA
JAWABAN
1. SEJARAH EPIDEMIOLOGI
Sejarah epidemiologi tidak dapat dipisahkan dengan masa ketika manusia mulai
mengenal penyakit menular. Walaupun pada saat itu sumber dan penyebab penyakit
masih dianggap berasal dari kekuatan gaib dan ruh jahat, tetapi cukup banyak usaha
pada zaman purba yang dapat dianggap sebagai usaha untuk melawan epidemi.
Umpamanya pada kira – kira 1000 tahun SM telah dikenal variolasi di Cina untuk
melawan penyakit variola (cacar), sedangkan orang India pada saat tersebut selain
menggunakan variolasi, juga telah mengenal bahwa penyakit pes erat hubungannya
dengan tikus, sedangkan kusta telah diketahui mempunyai hubungan erat dengan
kepadatan penduduk.
Berikut Sejarah tentang perkembangan epidemiologi :
Pada zaman kejayaan Yunani dan Romawi Kuno, Hal ini telah dikemukakan oleh
Hippocrates (abad ke-5 SM) dalam tulisannya berjudul Epidemics serta dalam
catatannya mengenai “Airs, Waters and Places”, beliau telah mempelajari masalah
penyakit di masyarakat dan mencoba mengemukakan berbagai teori tentang
hubungan sebab akibat terjadinya penyakit dalam masyarakat. Menemukan dasar
pemikiran tentang adanya hubungan faktor lingkungan dengan kejadian penyakit
sehingga dapat dikatakan bahwa konsep tersebut adalah konsep epidemiologi yang
pertama.
Galen mengemukakan teori bahwa beradanya suatu penyakit pada kelompok
penduduk tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu (suatu generasi tertentu)
dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yakni:
1. Faktor Atmosfir ( the atmospheric factor )
2. Faktor Internal ( internal factor )
3. Faktor Predisposisi ( predisposing factor )
Dalam hal ini dikenal jasa Veronese Fracastorius ( 1483 – 1553 ) dan Sydenham
( 1624 – 1687 ) yang secara luas telah mengemukakan tentang teori kontak dalam
proses penularan penyakit. Berdasarkan teori kontak inilah dimulainya usaha
isolasi dan karantina yang kemudian ternyata mempunyai peranan positif dalam
usaha pencegahan penyakit menular hingga saat ini.
Sydenham dapat dianggap sebagai pioner Epidemiologi walaupun sebagian dari
teorinya tidak lagi diterima. Sydenham dengan teori serta berbagai perkiraannya
terhadap kejadian epidemi, perjalanan epidemi dalam masyarakat serta perkiraan
sifat epidemi merupakan suatu model penggunaan metode epidemiologi.
Pada saat yang sama, John Graunt telah mengembangkan teori Statistik Vital
yang sangat bermanfaat dalam bidang epidemiologi.
William Farr mengembangkan analisis sifat epidemi berdasarkan hukum
Matematika. William Farr mengemukakan bahwa meningkatnya, menurunnya, dan
berakhirnya suatu epidemi mempunyai sifat sebagai fenomena yang berurutan.
Jakob Henle pada tahun 1840 mengemukakan teorinya tentang sifat epidemi dan
endemi yang sangat erat hubungannya dengan fenomena biologis. Dalam
tulisannya dikemukakan bahwa yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit
adalah organisme yang hidup. Pendapat ini pada waktu yang sama telah
mendorong berbagai ilmuan terkemuka seperti Robert Koch, Pasteur dan lainnya
untuk menemukan mikroorganisme penyebab penyakit tertentu.
PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI
Di Inggris pada tahun 1842 telah diterbitkan laporan Edwin Chadwick yang
disertai dengan sejumlah gambaran dalam bentuk tabel mengenai peranan
lingkungan terhadap kejadian penyakit. Dalam hal ini, Chadwick dengan konsep
kejadian penyakit yang didasarkan pada teori Miasma, dan dianggap sangat
berhasil dalam menggunakan model pengumpulan, pengolahan, dan interprestasi
data dalam analisis kejadian penyakit dalam masyarakat.
Kelompok William Farr, John Snow dan John Simon sebagai kelompok peneliti
yang sukses. Dengan demikian mulailah berkembang konsep lingkungan dan
sistem pendekatan Numerik dalam memahami masalah kesehatan masyarakat dan
hubungannya dengan lingkungan yang dikembangkan melalui dasar pemikiran
epidemiologis.
Perkembangan selanjutnya mengarah kepada pemahaman proses hubungan sebab
akibat terhadap berbagai peristiwa penyakit dan gangguan kesehatan dengan
melalui pendekatan metode epidemiologi. Hal ini lebih mengarahkan para ahli
epidemiologi untuk menggunakan model pendekatan sistem, di mana analisis
didasarkan pada sekelompok faktor yang saling berkaitan erat dalam suatu bentuk
hubungan yang konsisten.
Ini berarti bahwa diperkirakan resiko bagi perokok terkena karsinoma paru-
paru adalah 1,14 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok.