Você está na página 1de 13

Gangguan pengelihatan pada mata

Rini putri utami (102017065)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat

Email: rini.2017fk065@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Panca indra adalah organ – organ akhir yang dikhusukan untuk


menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menangani
merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa dari organ indra,
menuju ke otak tempat perasaan ini ditafsirkan. Beberapa kesan timbul
dari luar seperti misalnya, penglihatan. Organ yang penting disini adalah
mata,banyak manusia yang memiliki indra yang lengkap dan sehat tetapi
tidak dapat merawatnya dengan baik sehingga menyebabkan gangguan
terutama penglihatan yang khususnya jika terjadi kelainan refraksi.
Kata kunci: Struktur Mata,Mekanisme pengelihatan,Gangguan pada mata

Abstrac:
The senses are the final organs that are dedicated to receiving certain types of stimuli. The
nerve fibers that are handling are intermediary devices that carry the sense impression of the
sense organs, leading to the brain where these feelings are interpreted. Some impressions
arise from the outside like for example, sight. The important organ here is the eye, many
humans have a complete and healthy senses but can not treat it well, causing disorders
especially vision especially if there is refractive disorder.
Keywords: Eye structure, vision mechanism, Impaired eye
Pendahuluan

Mata adalah salah satu bagian terpenting dalam organ – organ didalam tubuh kita
yang tersusun dari sel – sel yang sangat banyak seperti organ lainnya. Tanpa mata didalam
kehidupan sehari – hari, kita tidak akan dapat melihat hal – hal yang sangat penting baik itu
hal yang menyenangkan ataupun yang menyedihkan karena itu ia berhubungan juga dengan
pengaturan emosi kita. Salah satu contoh ketika kita melihat sesuatu yang kita punya dirusak
oleh orang lain maka mata akan memberikan informasi keotak dan akhirnya otak akan
memutuskan tindakan yang akan diambil. Fungsi lainnya dari mata adalah untuk menghindari
kita dari bahaya, tanpa mata kita tidak akan dapat melihat berbagai macam bahaya yang ada
didepan hadapan kita. Jika mata kita yang punya begitu banyak fungsi tersebut rusak maka
akan sangat menganggu kehidupan kita sehari – hari dan oleh sebab itu kita harus segera
mengatasi masalah tersebut sesegera mungkin agar tidak terjadi hal – hal yang tidak
diinginkan.

Struktur Mata

Mata adalah suatu bola yang berisi cairan dengan diameter kira – kira 24 mm.
Struktur dasarnya adalah kamera, dengan mekanisme pemfokusan, mekanisme untuk
mengontrol masuknya cahaya, lapisan sensitive cahaya, dan pembungkus bagian dalam yang
gelap untuk membatasi penyebaran cahaya.1
Mata memiliki 3 lapisan yaitu :2

1. Lapisan terluar yang keras pada bola mata adalah tunika fibrosa. Bagian posterior
tunika fibrosa adalah sclera opaque yang berisi jaringan ikat fibrosa putih.
a. Sclera member bentuk pada bola mata dan memberikan tempat perlekatan untuk
otot ekstrinsik.
b. Kornea adalah perpanjangan anterior yang transparan pada sclera dibagian depan
mata. Bagian ini mentransmisi cahaya dan memfokuskan berkas cahaya.
2. Lapisan tengah bola mata disebut tunika vascular (uvea), dan tersusun dari koroid,
badan siliaris, dan iris.
a. Lapisan koroid adalah bagian yang sangat terpigmentasi untuk mencegah refleksi
internal berkas cahaya. Bagian ini juga sangat tervaskularisasi untuk memberikan
nutrisi pada mata, dan elastic sehingga dapat menarik ligament suspensori.
b. Badan siliaris, suatu penebalan di bagian anterior lapisan koroid, mengandung
pembuluh darah dan otot siliaris. Otot melekat pada ligament suspensorik, tempat
pelekatan lensa. Otot ini penting dalam akomodasi pengelihatan, atau kemampuan
untuk mengubah jarak focus dari objek berjarak jauh ke objek berjarak dekat di
depan mata.
c. Iris, perpanjangan sisi anterior koroid, merupakan bagian mata yang berwarna
bening. Bagian ini terdiri dari jaringan ikat dan otot radialis serta sirkularis, yang
berfungsi utnuk mengendalikan diameter pupil.
d. Pupil adalah ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus dilalui cahaya untuk
dapat masuk ke interior mata.
3. Lensa adalah strukur bikonveks yang bening tepat di belakang pupil. Elastisitasnya
sangat tinggi, suatu sifat yang menurun seiring proses penuaan.
4. Rongga mata. Lensa memisahkan interior mata menjadi dua rongga : rongga anterior
dan rongga posterior.
a. Ruang anterior terbagi menjadi dua ruang.
 Ruang anterior terletak dibelakang kornea dan di depan iris; ruang posterior
terletak di depan lensa dan di belakang iris.
 Ruang tersebut berisi aqueous humor, suatu cairan bening diproduksi prosesus
siliaris untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lensa dan kornea. Aqueous humor
mengalir ke saluran schlemm dan masuk ke sirkulasi darah vena.
 Tekanan intraocular pada aqueous humor penting untuk mempertahankan
bentuk bola mata. Jika aliran aqueous humor terhambat, tekanan akan
meningkat dan mengakibatkan kerusakan pengelihatan, kondisi yang disebut
glaucoma.
b. Rongga posterior terletak di antara lensa dan retina dan beisi vitreus humor.
Semacam gel transparan yang juga berperan untuk mempertahankan bentuk bola
mata dan mempertahankan posisi retina terhadap kornea.
5. Retina, lapisan terdalam mata, adalah lapisan yang tipis dan transparan. Lapisan ini
terdiri dari lapisan terpigmentasi luar, dan lapisan jaringan saraf dalam.
a. Lapisan terpigmentasi luar pada retina melekat pada lapisan koroid. Lapisan ini
adalah lapisan tunggal sel epitel kuboidal yang mengandung pigmen melanin dan
berfungsi untuk menyerap cahaya berlebih dan mencegah refleksi internal berkas
cahaya yang melalui bola mata. Lapisan ini juga menyimpan vitamin A.
b. Lapisan jaringan saraf dalam (optikal), yang terlerak berdekatan dengan lapisan
terpigmentasi, adalah struktur kompleks yang terdiri dari berbagai jenis neuron
yang tersusun dalam sedikitnya sepuluh lapisan terpisah.
 Sel batang dan kerucut adalah reseptor fotosensitif yang terletak berdekatan
dengan lapisan terpigmentasi.
(a) Sel batang adalah neuron silindris bipolar yang bermodifikasi menjadi
dendrit sensitive cahaya. Setiap mata berisi sekitar 120 juta sel batang
terletak terutama pada perifer retina. Sel batang tidak sensitive terhadap
warna dan bertanggung jawab untuk pengelihatan malam hari.
(b) Sel kerucut berperan dalam persepsi warna. Sel ini berfungsi pada tingkat
intensitas cahaya yang tinggi dan berperan dalam pengelihatan di siang
hari.
 Neuron bipolar membentuk lapisan tengah dan menghubungkan sel batang
dan sel kerucut ke sel – sel ganglion.
 Sel ganglion mengandung akson yang bergabung pada regia khusus dalam
retina untuk membentuk saraf optic.
 Sel horizontal dan sel amakrin merupakan sel lain yang ditemukan diretina, sel
ini ditemukan dalam retina, sel ini berperan untuk menghubungkan sinaps –
sinaps lateral.
 Cahaya masuk melalui lapisan ganglion, lapisan bipolar, dan badan sel barang
serta kerucut untuk menstimulasi prosesus dendrite dan memicu impuls saraf.
Kemudian impuls saraf menjalar dengan arah terbalik melalui kedua lapisan
sel saraf.
c. Bintik buta (diskus optik) adalah titik keluar saraf optic. Karena tidak ada
fotoreseptor pada area ini, maka tidak ada sensasi pengelihatan yang terjadi saat
cahaya jatuh ke area ini.
d. Lutea macula adalah area kekuningan yang terletak agak lateral terhadap pusat.
e. Fovea adalah pelekukan sentral macula lutea yang tidak memiliki sel batang dan
hanya mengandung sel kerucut. Bagian ini adalah pusat visual mata : bayangan
yang terfokus disini akan diinterpretasi dengan jelas dan tajam oleh otak.
f. Jalur visual ke otak
(1)Saraf optic terbentuk dari akson sel – sel ganglion yang keluar dari mata dan
bergabung tepat di sisi superior kelenjar hipofisis membentuk kiasma optic.
(2)Pada kiasma optic, serabut neuron yang berasal dari separuh bagian temporal
(lateral) setiap retina tetap berada di sisi yang sama sementara serabut neuron yang
berasal dari separuh bagian nasa (medial) setiap retina menyilang ke sisi yang
berlawanan.
(3)Setelah kiasma optic, serabut akson membentuk traktus optic, yang memanjang
untuk bersinapsis dengan neuron dalam nuclei genikulasi lateral thalamus. Aksonnya
menjalar ke korteks lobus oksipital.
(4)Sebagian akson berhubungan dengan kolikuli superior, okulomotorik, dan nuclei
pratektum untuk berpartisipasi dalam reflex pupilaris dan siliaris.

Otot-otot penggerak bola mata (otot ekstraokular) terdiri atas 6 otot yaitu 4 otot
muskulus rektus dan 2 obliquus.3

1. Otot-otot rektus

Keempat otot rektus mempunyai origo pada anulus Zinn yang mengelilingi
nervus optikus di apeks posterior orbita. Mereka dinamakan sesuai insersionya ke
dalam sklera yaitu:

a. Rektus medial

Rektus medial mempunyai origo pada anulus Zinn dan pembungkus dua saraf
optik yang sering memberikan rasa sakit pada pergerakkan mata bila terdapat
neuritis retrobulbar dan berinsersi 5 mm di belakang limbus. Rektus medius
merupakan otot mata yang paling tebal dengan tendon terpendek. Otot ini
menggerakkan mata untuk aduksi (gerak primer).

b. Rektus lateral

Rektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah foramen
optik. Rektus lateral dipersarafi oleh N.VI dengan pekerjaan menggerakkan mata
terutama abduksi.

c.Rektus inferior
Rektus inferior mempunyai origo pada anulus Zinn, berjalan antara oblik inferior
dan bola mata atau sklera dan insersi 6 mm di belakang limbus yang pada
persilangan dengan oblik inferior diikat leh ligamen Lockwood.

Rektus inferior dipersarafi oleh N.III. Fungsi menggerakkan mata :

- depresi (gerak primer)


- eksoklotorsi (gerak sekunder)
- aduksi (gerak sekunder)

d.Rektus superior mata

Rektus superior mempunyai origo pada anulus Zinn dekat fisura orbita superior
beserta lapis dura saraf optik yang akan memberikan rasa sakit pada pergerakkan
bola mata bila terdapat neuritis retrobulbar. Otot ini berinsersi 7 mm di belakang
limbus dan dipersarafi cabang superior N.III.

Fungsinya menggerakkan mata-elevasi, terutama bila mata melihat ke lateral:

- aduksi, terutama bila tidak melihat ke lateral


- insiklotorsi

2. Otot-otot obliquus

Kedua otot ini terutama berfungsi untuk mengendalikan gerak torsional dan
sedikit mengatur gerak bola mata keatas dan kebawah.

a. Obliquus superior

Muskulus obliquus superior adalah otot mata terpanjang dan tertipis. Origonya
terletak diatas dan medial foramen opticum dan menutupi sebagian origo
muskulus levator palpebrae superioris dan berinsersi pada sklera di bagian
temporal belakang bola mata. Obliquus superior dipersarafi saraf ke IV atau saraf
troklear yang keluar dari bagian dorsal susunan saraf pusat.

Otot ini mempunyai aksi pergerakan miring dari troklea pada bola mata
dengan kerja utama terjadi bila sumbu aksi dan sumbu penglihatan searah atau
mata melihat ke arah nasal. Otot ini berfungsi menggerakkan bola mata untuk
depresi (primer) terutama bila mata melihat ke nasal, abduksi dan
insiklotorsi.Otot oblik superior merupakan otot penggerak mata yang terpanjang
dan tertipis.

b. Obliquus inferior

Obliquus inferior mempunyai origo pada fosa lakrimal tulang lakrimal,


berinsersi pada sklera posterior 2 mm dari kedudukan makula, dipersarafi saraf
okulomotor, bekerja untuk menggerakkan mata ke atas, abduksi dan eksiklotorsi

Gambar. Otot-otot ekstraokular3

Fasia

Semua otot ekstraokular dibungkus oleh fasia. Didekat titik-titik insersio otot-otot ini,
fasia bergabung dengan otot tenon. Kondensasi fasia dengan struktur orbita didekatnya
(ligamen check) berperan sebagai origo fungsional otot-oto- eksatraokular.3,4

Tabel 1. Fungsi otot mata4


Otot Kerja Primer Kerja Sekunder
Muskulus rektus lateralis Abduksi -
(LR)
Muskulus rektus medialis Aduksi -
Muskulus rektus superior Elevasi Aduksi, intorsi
(SR)
Muskulus rektus inferior Depresi Aduksi,ekstorsi
(IR)
Muskulus oblikus superior Intorsi Depresi, abduksi
Muskulus oblikus inferior Ekstorsi Elevasi, abduksi
(IO)

Tabel 2. Otot-otot pasangan searah dalam posisi menatap4

Jurusan penglihatan cardinal Mata kanan Mata kiri


1. Ke atas kanan m. rektus superior m. obliqus inferior
2. Ke kanan m. rektus lateralis m. rektus medialis
3. Ke kanan bawah m. rektus inferior m. obliqus superior
4. Ke bawah kiri m. obliqus superior m. rektus inferior
5. Ke kiri m. rektus medialis m. rektus lateralis
6. Ke atas kiri m. obliqus inferior m. rektus superior

Gambar 2. Otot-otot pasangan searah dalam posisi menatap4


Persarafan
Nervus okulomotorius (N.III) mempersarafi muskulus rektus medialias, rektus
inferior, rektus superior dan obliquus inferior. Nervus abducens (N.VI) mempersarafi
muskulus rektus lateralis. Nervus troklearis (N.IV) mempersarafi muskulus obliquus
superior.3

Mekanisme penglihatan
Mekanisme penglihatan secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut, yaitu cahaya
masuk ke mata melalui kornea lewat pupil yang lebar-sempitnya dapat diatur oleh iris.
Setelah itu cahaya akan dibiaskan oleh lensa dan kemudian bayangan jatuh di retina yang
bersifat nyata, terbalik dan diperkecil. Sel-sel batang dan kerucut kemudian meneruskan
sinyal cahaya melalui saraf optik. Kemudian bayangan diteruskan ke otak, yang kemudian di
otak bayangan akan terlihat tidak terbalik seperti aslinya. Namun selain penjelasan secara
singkat tersebut, akan dibahas pula dua hal yang berkaitan erat dengan mekanisme
penglihatan, yaitu akomodasi dan refraksi.3

1. Akomodasi
Dalam hal memfokuskan objek pada retina, lensa mata memegang peranan penting.
Kornea mempunyai fungsi memfokuskan objek secara tetap demikian pula bola mata.
Kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek disebut daya akomodasi. Selama
mata melihat jauh, tidak terjadi akomodasi, makin dekat benda yang dilihat semakin
kuat mata/lensa berakomodasi. Daya akomodasi ini tergantung kepada umur. Usia
semakin tua, daya akomodasi semaking turun. Hal ini disebabkan kekenyalan
lensa/elastisitas lensa semakin berkurang.4,5

2 . Refraksi
Cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari paket-paket
individual energy seperti partikel yang disebut foton yang berjalan menurut cara-cara
gelombang. Gerakan ke depan suatu gelombang cahaya dalam arah tertentu dikenal
dengan berkas cahaya. Berkas-berkas cahaya divergen yang mencapai mata harus
dibelokkan ke arah dalam untuk difokuskan kembali ke sebuah titik peka-cahaya di
retina agar dihasilkan suatu bayangan yang akurat mengenai sumber cahaya.
Pembelokan inilah yang disebut sebagai refraksi.5

Kelainan Refraksi(ganggua pada mata)


Kelainan refraksi adalah kelainan pembiasan sinar oleh media
penglihatan yang terdiri dari kornea, cairan mata, lensa, badan kaca,
atau panjang bola mata, sehingga bayangan benda dibiaskan tidak
tepat di daerah makula lutea tanpa bantuan akomodasi. Kelainan
refraksi dapat dibagi menjadi miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun
dekat), dan astigmatisme, serta presbiopia yang terjadi pada orang
lanjut usia.5
1. Miopia
Miopia adalah anomali refraksi pada mata dimana bayangan
difokuskan di depan retina, ketika mata tidak dalam kondisi
berakomodasi. Ini juga dapat dijelaskan pada kondisi refraktif dimana
cahaya yang sejajar dari suatu objek yang masuk pada mata akan jatuh
di depan retina, tanpa akomodasi.5

Gambar: Reflaksi pada mata miopia

2.Hipermetropia
Hipermetropia merupakan keadaan dimana kekuatan pembiasan sinar
pada mata tidak cukup kuat untuk memfokuskan sinar pada bintik kuning
(macula lutea), sehingga mata menfokuskan sinar di belakang retina.5

Gambar 3. Refraksi pada mata hipermetrop


Gambar 4. Penggunaan lensa positif pada hipermetrop

3.Astigmatismus
Yang dimaksud dengan astigmatismus atau astigmat atau silinder
adalah terdapatnya variasi kurvatur atau kelengkungan kornea atau lensa
pada meridian yang berbeda yang akan mengakibatkan sinar tidak
terfokus pada satu titik. Setiap meridian mata mempunyai titik focus
tersendiri yang letaknya mungkin teratur (pada astigmat regular) dan
mungkin pula tidak teratur (pada astigmat ireguler).5

Astigmatismus biasanya bersifat diturunkan atau terjadi sejak lahir,


biasanya berjalan bersama dengan myopia dan hipermetropia dan tidak
banyak terjadi perubahan selama hidup. Astigmat merupakan akibat
bentuk kornea yang oval seperti telur, makin lonjong bentuk kornea makin
tinggi astigmat mata tesebut. Astigmat juga dapat terjadi akibat jaringan
parut pada kornea atau setelah pembedahan mata. Jahitan yang terlalu
kuat pada bedah mata dapat mengakibatkan perubahan pada permukaan
kornea. Bila dilakukan pengencangan atau pengendoran jahitan pada
kornea maka dapat terjadi astigmat akibat terjadi perubahan
kelengkungan kornea.5

Gambar 5. Gambaran Refraksi pada mata astigmat.


4.Presbiopia
Presbiopia merupakan keadaan refraksi mata dimana punctum
proksimum (titik terdekat yang dapat dilihat dengan akomodasi yang
maksimal) telah begitu jauh sehingga pekerjaan dekat yang halus seperti
membaca, menjahit sukar dilakukan.
Pada presbiopia terjadi gangguan akomodasi pada usia lanjut. Presbiopia
biasanya mulai muncul pada usia 40 tahun. Dengan bertambahnya usia
maka semakin kurang kemampuan mata untuk melihat dekat. Presbiopia
terjadi akibat lensa makin keras, sehingga elastisitasnya berkurang.
Demikian pula dengan otot akomodasinya, daya kontraksinya berkurang
sehingga tidak terdapat pengenduran zonula Zinnii yang sempurna. Orang
yang lemah dengan keadaan umum yang kurang baik sering lebih cepat
membutuhkan kacamata baca akibat presbiopia daripada orang sehat dan
kuat.5
+1,0 D untuk usia 40 tahun

+1,5D untuk usia 45 tahun

+ 2,0 D untuk usia 50 tahun

+ 2,5 D untuk usia 55 tahun

+ 3,0 D untul usia 60 tahun

Kesimpulan
Kemampuan seseorang untuk melihat berhubungan erat dengan mekanisme mata, fungsi
lensa mata, dan juga struktur mata yang apabila ada salah satu yang terganggu atau rusak
akan berakibat terganggunya penglihatan

Daftar pustaka
1.Wonodirekso S, Tambajong J. Organ-organ indera khusus dalam buku ajar anatomi.
Jakarta: Penerbit EGC; 2007; 574-7.
2. Pearce, E.C. 2006. Anatomy & Physiology for Nurse. ( Anatomi dan Fisiologi untuk
Paramedis). Cetakan ke-28. Alih bahasa: Sri Yuliani Handoyo. Jakarta: PT Gramedia.
3. Lauralee Sherwood.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 8.Jakarta. EGC;2013
4. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2009
5. James B, Chew C, Bron A. Oftalmologi. 9th ed. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006.

Você também pode gostar