Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
Bab III Penutup ...................................................................................................18
3.1 Kesimpulan ............................................................................................19
3.2 Saran .......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................21
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu bahan bakar ?
2. Apa itu bahan bakar premium ?
3. Bagaimana nilai oktan dari bahan bakar premium ?
4. Bagaimana spesfikasi dan karateristik bahan bakar premium ?
1.4 Manfaat
1. Untuk memenuhi pengambilan nilai tugas perkelompok
2. Sebagai acuan materi perician mengenai komponen ataupun klasifikasi bahan
bakar minyak premium kepada para pembaca
6
BAB II
ISI
7
lain yang dapat di sesuaikan dengan kebutuhan. Sisa–sisa hasil pembakaran
dalam bahan bakar harus di perhatikan. Oleh karena itu sisa dari hasil
pembakaran yang kurang sempurna akan dapat berpengaruh negatif terhadap
lingkungan. Sisa pembakaran ini akan mengandung gas-gas beracun, yang
terutama di timbulkan oleh pembakaran pada motor bensin. Sedangkan hasil
pembakaran yang di timbulkan oleh motor Diesel akan dapat menimbulkan gas
asap yang berwarna gelap yang akan mengotori lingkungan. Namun pada
kenyataanya, polusi yang di timbulkan oleh pembakaran pada motor Diesel ini
tidak berbahaya bagi lingkungan, jika di bandingkan dengan gas sisa hasil
pembakaran pada motor bensin.
8
4. Angka oktan, adalah suatu angka untuk mengukur bahan bakar bensin
terhadap daya anti knock characteristic. Bensin dengan nilai oktan yang
tinggi akan tahan terhadap timbulnya engine knocking.
9
Besarnya angka oktan ini tergantung pula daripada prosentase iso oktandan
normal heptan yang terkandung didalamnya.
Kualitas bensin ditentukan oleh kandungan isooktana yang dikenal dengan
istilah bilangan oktan. Bilangan oktan n-heptana = 0 dan bilangan oktan
isooktana= 100. Jika bensin mengandung 75% isooktana dan 25% n-heptana,
berarti bilangan oktan tersebut adalah 75. (25/100 x 0) + (75/100 x 100) = 75.
Bahan Bakar Premium memiliki kandungan 88% isooktana dan 12% n-
hepatana berarti nilai oktan dari bahan bakar premium tersebut adalah 88.
(15/100 x 0 ) + (88/100 x 100) = 88.
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi bilangan oktan yang itu :
1. Suhu, Semakin panas udara dan pendingin mesin, meningkatkan
kebutuhan oktan.
2. Ketinggian, Semakin tinggi ( dari permukaan laut ) menurunkan
kebutuhan oktan.
3. Kelembaban, Semakin kering udara meningkatkan kebutuhan oktan.
4. Waktu Pengapian, Jika waktu pengapian meningkat, maka nilai oktan
meningkat.
5. Cara berkendara, Jika lebih sering akselerasi cepat dan beban yang berat
akan meningkatkan kebutuhan nilai oktan.
Dengan adanya hal tersebut maka bagaimana hubungan nilai oktan dengan
kompresi engine sebagai berikut :
1. Makin tinggi angka oktan, makin kuat ia manahan kompresi. Oleh
karena itu, makin tinggi perbandingan kompresi mesin, makin tinggi
angka oktan bensin yang dibutuhkan.
2. Untuk mengetahui jenis bensin apa yang dibutuhkan oleh kendaraan,
kita bisa melihat spesifikasi mesinnya. Produsen kendaraan umumnya
mencantumkan angka rasio kompresinya.
3. Untuk Kendaraan berkompresi antara 7:1 artinya perbandingan bahan
bakar dengan udara hingga 9:1,cukup mengkonsumsi bensin premium
dengan angka oktan 88. untuk mesin dengan kompresi 9,1:1 sampai
10
10:1 sebaiknya menggunakan pertamax /bensin sejenis yang memiliki
angka oktan 92. Untuk kendaraan dengan mesin berkompresi tinggi
dengan perbandingan 10,1:1 ke atas sebaiknya menggunakan pertamax
plus dengan kadar oktan 95.
Dari kadar nilai oktan tersebut maka bahan bakar premium cocok dipakai
pada engine yang berkompresi 7:1 sampai 9:1.
11
Alat yang digunakan dalam pengujian sifat pembakaran adalah mesin
CFR jenis F-1 yang mengacu pada ASTM D-2699. Mesin CFR untuk
pertamakali diperkenalkan pada tahun 1930 di Amerika Serikat.
Apabila suatu mesin menggunakan bahan bakar yang angka oktannya
tidak sesuai dngan spesifikasi dari sifat pembakaran maka akan
mengakibatkan beberapa kerugian pada mesin tersebut, antara lain :
1. Akan terjadi knocking (pembakaran tidak sempurna yang
menghasilkan bunyi letupan)
2. Mesin kehilangan daya
3. Pemborosan bahan bakar
4. Kerusakan pada mesin
5. Pencemaran lingkungan.
12
2. Apabila terlalu sulit menguap
Bila sukar menguap akan menyebabkan penyebarannya di
dalam silinder tidak seimbang, mesin sulit untuk dihidupkan.
Hal ini akan menimbulkan karbon deposit serta menyebabkan
pengenceran minyak lumas.
Untuk itu sifat penguapan dari suatu bahan bakar dapat di uji atau
diukur dengan menggunakan Analisa Tekanan Uap yang mengacu pada
ASTM D-323 dan ASTM D-86.
Nilai sifat penguapan dari bahan bakar premium pada suhu yang telah
ditentukan yaitu 37.8 °C yaitu maksimal 62 Kpa
13
2.5.4 Sifat Kebersihan
Sifat Kebersihan,Selama disimpan olefin dan nitrogen merupakan
penyebab terjadinya getah (gum), sedang keberadaan logam Cu dan Fe
merupakan katalis yang berfungsi mempercepat terbentuknya getah. Getah
ini sebenarnya adalah polimer olefin sebagai hasil proses polimerisasi dari
olefin, yang oleh adanya logam Cu dan Fe dapat dipercepat
pembentukannya. Selama penimbunan, getah ini dapat mengendap pada
bagian dasar tangki timbun. Dalam pemakaian, getah ini mengendap pada
saluran bahan bakar, sehingga akan mengganggu aliran bahan bakar dan
menyebabkan terbentuknya endapan yang menempel pada saluran
pemasukan dan katub hisap. Bila ini terjadi, maka kerja mesin terganggu.
Pengujian untuk mengetahui sifat kestabilan migas dapat dilihat pada
spesifikasi dari tiap jenis produk mogas, yaitu :
1. Uji Getah Purwa, ASTM D. 381
2. Uji Periode Induksi, ASTMD 525
Pada bahan bakar premium memiliki uji getah purwa dengan hasil
4mg/100ml dan proses induksi minimal selama 240 menit
14
2.5.6 Titik Didih
Titik didih minyak berbeda-beda sesuai dengan grafitasinya. Untuk wilayah
dengan grafitasi API-nya rendah, maka titik didihnya tinggi karena
mempunyai berat jenis yang tinggi. Sedangkan untuk grafitasi API-nya
tinggi maka titik didihnya rendah.
Titik didih akhir dari bahan bakar premium yaitu maksimal 215 °C
berat dari air dalam volume yang sama, dengan suhu yang sama pula (60 0
F). Bahan bakar minyak pada umumnya mempunyai berat jenis antara 0,82
– 0,96 dengan kata lain minyak lebih ringan dari pada air.
Api menunjukan kualitas dari minyak tersebut, makin kecil berat jenis atau
makin tinggi derajat API berarti makin baik pula kualitasnya, karena lebih
banyak mengandung bensin. Sebaliknya jika semakin rendah derajat API
maka mutu minyak tersebut kurang baik karena banyak mengandung
lilin/aspal residu. Berat jenis dari bahan bakar premium yaitu minimal 715
Kg/M3 dan maksimal 780 Kg/M3 pada suhu 15 °C
15
2.5.9 Viskositas
Viskositas adalah suatu ukuran dari besar perlawanan zat cair untuk
mengalir atau ukuran dari besarnya tahanan geser dalam dari suatu bahan
cair. Satuan viskositas adalah centi poise. Pada umumnya makin tinggi
derajat API, makin kecil viskositasnya, begitu pula sebaliknya. Cara
mengukur viskositas dengan jalan menghitung lama waktu mengalirnya
suatu minyak yang banyaknya telah ditentukan melalui lubang viskometer.
Viskositas/kekentalan sangat penting artinya bagi penggunaan bahan bakar
minyak untuk motor bakar maupun mesin industri, karena akan
berpengaruh terhadap bentuk dan tipe mesin yang menggunakan bahan
bakar tersebut. Nilai viskositas dari bahan bakar premium yaitu (0,65±
0,00) cP.
16
Tabel 2.1 Spesifikasi Bahan Bakar Premium
SPESIFIKASI PREMIUM
BATASAN
METODE UJI
KARAKTERISTIK SATUAN TANPA TIMBAL BERTIMBAL
LAI
MIN MAX MIN MAX ASTM
N
1. Bilangan Oktana
- Angka Oktana Riset (RON) RON 88.0 - 99.0 - D 2699-86
- Angka Oktana Motor (MON) dilaporkan dilaporkan D 2700-86
2. Stabilitas Oksida (Periode
menit 360 - 360 - D 525-99
Induksi)
3. Kandungan Sulfur % m/m - 0,05 ¹ - 0,05 ¹ D 2622-98
4. Kandungan Timbal (Pb) gr/l - 0.013 - 0.3 D 3237-97
5. Distilasi :
- 10% vol. Penguapan °C - 75 - 75
- 50 % vol. Penguapan °C 88 125 - 125
- 90% vol. Penguapan °C - 180 - 180
- Titik didih akhir °C - 215 - 215
- Residu % vol - 2.0 - 2.0
6. Kandungan Oksigen % m/m - 2.72 ² - 2.72 ² D 4815-94a
mg/100m
- 5 - 5 D 381-99
7. Washed gum l
8. Tekanan Uap kPa - 62 - 62 D 5191 / D
9. Berat Jenis pada suhu 15 °C kg/m³ 715 780 715 780 323
D 4052 / D
menit Kelas 1 Kelas 1
10. Korosi bilah tembaga 1298
IP
negatif negatif D-130-94
11. Uji Doctor 30
12. Sulfur Mercaptan % massa - 0.002 - 0.002
13. Penampilan visual Jernih & Terang Jernih & Terang D-3227
14. Warna Merah Merah
15. Kandungan Pewarna gr/100 l 0.13 0.13
dapat dapat
16. Bau dipasarkan dipasarkan
Catatan Umum
1. Aditif harus kompatibel dengan mesin (tidak menambah kekotoran mesin/kerak)
Aditif yang mengandung komponen abu (ash forming) tidak
diperbolehkan
2. Pemeliharaan secara baik untuk mengurangi kontaminasi (debu, air, bahan bakar,
dll)
Catatan Kaki
Catatan 1 :
17
Batasan 0.05% setara dengan 500 ppm
Catatan 2 :
- Bila digunakan oksigenat, jenis ether lebih disukai. Penggunaan etanol diperbolehkan sampai dengan
maksimum 10%
volum (sesuai ASTM)
- Alkohol berkarbon lebih tinggi (C>2) dibatasi maksimum 0.1% volum. Penggunaan metanol tidak
diperbolehkan.
Spesifikasi tersebut sesuai Lampiran Keputusan Dirjen Migas 3674 K/24/DJM/2006 tanggal 17 Maret 2006
dan dapat
berubah sewaktu-waktu
18
3. Senyawa Hydrocarbon terlebih dahulu bergabung dengan Oxygen dan
membentuk senyawa (senyawa hydroxilasi) yang kemudian dipecah secara
terbakar ( thermis ).
Dalam pembakaran hydrocarbon yang biasa tidak akan terjadi jelaga apabila
kondisinya memungkinkan untuk proses hydroxilasi. Hal ini hanya akan terjadi
bila pencampuran pendahuluan (premixture) antara bahan bakar dengan udara
mempunyai waktu yang cukup, sehingga memungkinkan masuknya oxygen
kedalam molekul hydrocarbon. Bila oxygen dan hydrocarbon ini tidak tercampur
dengan baik, maka akan terjadi proses cracking dimana pada nyala akan timbul
asap. Pembakaran semacam ini disebut pembakaran tidak sempurna.
Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi pada pembakaran motor bensin :
1. Pembakaran normal (sempurna), dimana bahan bakar dapat terbakar
seluruhnya pada saat dan keadaan yang dikehendaki.
2. Pembakaran tidak sempurna (tidak normal), dimana sebagian bahan bakar
tidak ikut terbakar, atau tidak terbakar bersama-sama pada saat dan keadaan
yang dikehendaki.
Pembakaran yang tidak normal seperti misalnya knocking/detonasi dan
preignition memungkinkan timbulnya gangguan dan kesukaran-kesukaran dalam
motor bensin.
19
sehingga terjadi reaksi kimia dimana molekul-molekul hydrocarbon terurai
dan bergabung dengan oxygen dan udara. Bentuk ruang bakar yang dapat
menimbulkan turbulensi pada gas tadi akan membuat gas bakar tersebut dapat
bercampur dalam keadaan
homogen.Sebelum langkah kompresi berakhir terjadilah percikan api pada
busi yang kemudian membakar gas bakar tersebut. Dengan timbulnya energy
panas, tekanan dan suhu naik secara mendadak sehingga torak terdorong
menuju titik mati bawah ( TMB ).
Gambar 4.1 menunjukan Hubungan antara tekanan dan sudut engkol mulai
dari saat penyalaan sampai akhir pembakaran , dari gambar tersebut dapat
dilihat tekanan puncak tertinggi terjadi beberapa derajad(15 – 20)derajad
sesudah TMA, hal ini menjadi sebab mengapa penyalaan harus terjadi
sebelum TMA.
20
2.6.2 PembakaranTidak Sempurna
Pembakaran yang normal pada motor bensin adalah dimulai pada saat
terjadinya loncatan api pada busi dan membakar semua hydrogen dan
Oxygen yang terkandung dalam campuran bahan bakar. Tetapi dalam
pembakaran yang tidak lengkap yaitu pembakaran yang ada kelebihan atau
kekurangan Oxygen atau Hydrogen.
Contoh reaksi kekurangan Oxygen :
2 CH4 + 3,5 O2→ CO2 + CO + 4 H2 O
Jadi di dalam persamaan reaksi diatas masih ada CO yang tidak terbakar dan
keluar bersama-sama dengan gas buang.Hal tersebut disebabkan karena
kekurangan Oxygen dan energy kalor yang dihasilkan akan lebih rendah. Sifat
gas CO yang tidak stabil dan beracun, sehingga harus diusahakan untuk
dikurangi terbentuknya.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahan bakar adalah bahan–bahan yang di gunakan dalam proses
pembakaran. Tanpa adanya bahan bakar tersebut pembakaran tidak akan
mungkin dapat berlangsung. Bensin mengandung hidro karbon hasil sulingan
dari produksi minyak mentah. Bensin mengandung gas yang mudah terbakar,
umumnya bahan bakar ini di pergunakan untuk mesin dengan pengapian busi.
Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan
yang jernih. Bahan Bakar Premium memiliki kandungan 88% isooktana dan 12%
n-hepatana berarti nilai oktan dari bahan bakar premium tersebut adalah 88.
(15/100 x 0 ) + (88/100 x 100) = 88.
Nilai sifat penguapan dari bahan bakar premium pada suhu yang telah
ditentukan yaitu 37.8 °C yaitu maksimal 62 Kpa.Nilai sifat pengkaratan dari
bahan bakar premium dengan kandungan sulfur sebanyak 0,05 % atau 1 m/m,
untuk uji doctor hasilnya negatif dan uji korosi bilah tembaga selama 3 jam pada
suhu 50 °C maks masuk spesifikasi nomor 1
Pada bahan bakar premium memiliki uji getah purwa dengan hasil
4mg/100ml dan proses induksi minimal selama 240 menit Nilai kalori untuk
bahan bakar premium yaitu 45950 KJ/Kmol.Titik didih akhir dari bahan bakar
premium yaitu maksimal 215 °C.Titik nyala bensin yaitu 12 °C.Berat jenis dari
bahan bakar premium yaitu minimal 715 Kg/M3 dan maksimal 780 Kg/M3 pada
suhu 15 °C.Nilai viskositas dari bahan bakar premium yaitu (0,65± 0,00)
cP.Kadar abu dari bahan bakar premium yaitu 0.002 %/massa.
22
3.2 Saran
1. Perlu adanya spesifikasi khusus mengenai titik tuang, kadar air, serta kalori
dalam satuan (btu/lb)
23
DAFTAR PUSTAKA
24