Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh :
3A PG PAUD
2017
i
KATA PENGANTAR
Makalah ini memuat tentang Assesmen Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini yang
sangat penting untuk kita pelajari. Walaupun makalah ini kurang sempurna tetapi memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 16
B. Saran ............................................................................................................................. 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbahasa untuk anak usia dini merupakan suatu kegiatan yang meliputi kemampuan
mengungkapkan sesuatu, mendengar, dan memahami. Bahasa merupakan alat komunikasi bagi
setiap orang, termasuk anak-anak, anak dapat mengembangkan kemampuan sosialnya (social
skill) melalui berbahasa dengan lingkungan sosial yang dimulai dengan penguasaan
kemampuan berbahasa, melalui berbahasa anak dapat mengekspresikan pikirannya sehingga
orang lain dapat mengerti dan menangkap hal yang dipikirkan oleh anak tersebut serta dapat
menciptakan suatu hubungan social, dengan kemampuan berbahasa anak juga dapat
mengembangkan kemampuan lain yang berhubungan dengan kemampuan bahasa yaitu
menulis, membaca, berhitung (Conny SR: 2008).
Perkembangan bahasa anak usia dini tidak terlepas halnya dengan assesmen atau
penilaian. Penilaian bahasa anak usia dini bertujuan untuk mengukur sejauh mana anak
berkembang tentang bahasa nya sesuai dengan tahapan usianya. Menurut Linn dan Grounlund
( Uno dan Satria, 2012), asesmen merupakan istilah umum tentang belajar siswa (observasi,
rata-rata pelaksanaan tes tertulis) dan format penilaian kemajuan belajar. Proses yang ditempuh
untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan
mengenai siswa, kurikulum, program, dan kebijakan-kebijakan , metode atau instrument oleh
suatu badan/lembaga serta institusi resmi yang menyelenggarakan aktivitas tertentu.
Penilaian/ asesmen merupakan hal yang penting, assesmen berfungsi sebagai proses
mengumpulkan bukti dan menelaah kebutuhan, keunggulan, kemampuan/abilitas dan deskripsi
pencapaian perkembangan dan belajar peserta didik dalam kegiatan di lembaga Pendidikan
anak usia dini. Asesmen meliputi semua metode yang biasanya dipakai untuk mengukur unjuk
kerja anak didik secara perseorangan atau kelompok kecil. Asesmen dapat merujuk pda banyak
sumber bukti dan aspek dari pengetahuan, pengertian, sikap dan keterampilan anak didik.
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tentang Asesmen Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini, dapat
kami ambil masalah yang mendasar terhadap Asesmen Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini,
antara lain:
C. Tujuan
Dari rumusan masalah Asesmen Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini tujuan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tentang perkembangan bahasa dalam kelas
2. Mengetahui tentang screening keterlambatan bahasa pada anak
D. Manfaat
1. Bagi penulis makalah ini memberikan manfaat yang sangat besar, karena dengan
adanya penyusunan makalah mengenai Asesmen Perkembangan Bahasa Anak Usia
Dini, peserta didik dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Asesmen
Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini.
2. Bagi pembaca khususnya para mahasiswa, makalah ini dapat memberikan wawasan
mengenai Asesmen Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini. Dengan adanya
makalah ini dapat berpartisipasi dalam meningkatkan kemampuan Asesmen
Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengamatan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini dalam Kelas
Perkembangan bahasa anak usia dini kini telah mengalami inovasi dalam model
penyampaiannya, dalam metode penyampaian bahasa untuk anak usia dini di dalam kelas, ada
beberapa metode yang dilakukan oleh guru supaya ank didik tidak bosan. Menyampaikan
materi mengenai bahasa dapat dilakukan dengan belajar sambal bermain, dalam sub bab ini
kami mengambil metode yang sering digunakan guru berdasarkan penelitian, adapun metode
yang digunakan guru untuk menyampaikan materi tentang bahasa yakni :
3
4. Untuk keterangan lebih lanjut, guru akan menerangkan kembali
kepada anak didiknya.
Subjek dan Jenis Kelompok A1 dan jenis pengembangan bahasa (kemampuan berbicara)
pengembangan
4
3. Setelah anak melihat gambar, guru memberi penjelasan
mengenai gambar tersebut.
4. Selanjutnya guru memberi kesempatan pada anak untuk
menyebutkan nama dari gambar tersebut.
Subjek dan Jenis Kelompok B (5-6 th) dan jenis pengembangan bahasa ( kemampuan
pengembangan berbicara)
Metode Metode Bermain Peran
pengembangan
Klasifikasi metode 1. Metode bermain peran berfungsi untuk mengarahkan siswa
memperoleh pengalaman belajar.
2. Metode ini digunakan karena anak kurang mampu untuk
bersosialisasi dengan rekan sebayanya.
3. Penyajian tema yang berbeda pada setiap pertemuan.
4. Memupuk kreatifitas siswa, disiplin siswa serta keluwesan
siswa.
5
Diskripsi dan Cara Metode bermain peran merupakan salah satu bentuk pembelajaran,
penggunaan metode dimana peserta didik ikut terlibat aktif memainkan peran-peran
tertentu. Bermain peran (role playing) merupakan sebuah permainan di
mana para pemain memainkan peran tokoh-tokoh khayalan dan
berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama.
- Cara Penggunaan metode bermain drama
1. Memberitahu mengenai tema drama yang akan dimainkan oleh
anak.
2. Guru memberikan contoh drama yang akan diperankan oleh
anak sesuai dengan tema.
3. Guru meminta anak untuk menirukan drama yang sudah
dicontohkan sebelumnya.
4. Selanjutnya guru memberi kesempatan pada anak untuk maju
kedepan dan memerankan drama yang telah dicontohkan
Hasil Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelompok B (5-6 th) dapat
ditarik kesimpulan bahwa perkembangan kemampuan berbahasa
terutama dalam hal bersosialisasi dapat dikembangkan dengan
menggunakan metode bermain drama. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang menyebutkan bahwa adanya ketertarikan anak untuk bemain
peran dan juga bersosialisasi dengan teman yang lain melaui kegiatan
bermian peran tersebut.
Subjek dan Jenis Kelompok A dan jenis pengembangan bahasa ( kemampuan berbicara)
pengembangan
6
Klasifikasi metode a. Menarik, kriteria ini digunakan dalam pengertian
mengasyikkan dan bagus.
b. Hebat yaitu cerita yang menampilkan atau menggambarkan
kesaktian tokoh-tokohnya.
c. Fantastis yaitu suatu cerita yang berkaitan dengan hal-hal yang
menakjubkan atau mengagumkan, misalnya cerita yang
menceritakan tentang dunia khayal.
d. Sedih yaitu merupakan istilah anak-anak untuk menyatakan
keharuan yang dirasakannya dalam sebuah kisah atau cerita.
e. Penokohan dalam cerita yaitu tokoh-tokoh yang sedang
dikagumi anak-anak ataupun tokoh-tokoh yang sangat dekat
dengan dunia anak-anak.
Diskripsi dan Cara Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang
penggunaan metode perbuatan, pengalaman atau suatu kejadian yang sungguh-sungguh
terjadi maupun rekaan belaka. Sedangkan panggung boneka adalah
merupakan suatu tempat yang digunakan untuk mementaskan atau
menampilkan suatu cerita dengan tokoh-tokoh boneka yang
memerankannya.
- Cara penggunaan metode bercerita dengan panggung boneka
a. Mengkomunikasikan tujuan tema dalam kegiatan bercerita
kepada anak.
b. Mengatur tempat duduk anak usia dini serta bahan dan alat yang
akan digunakan.
c. Pembukaan kegiatan bercerita
d. Pengembangan cerita yang dituturkan guru
e. Guru menetapkan rancangan cara-cara bertutur yang dapat
menggetarkan perasaan anak.
f. Langkah menutup kegiatan bercerita dengan mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
7
Hasil Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelompok A dapat diketahui
bahwa untuk mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak dapat
dilakukan dengan menggunakan metode bercerita menggunakan
boneka panggung. Hal tersebut dapat dilihat pada perkembangan setiap
siklus perkembangan anak. Selain dapat meningkatkan kemampuan
berbahasa dengan metode ini dapat menyampaikan materi dengan baik
dari guru kepada muridnya.
8
Hasil Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelompok A dapat diketahui
bahwa bermain dengan menggunakan bak pasir dapat meningkatkan
kemampuan berbahasa pada anak. Hal tersebut terlihat dengan adanya
perubahan hasil pada percobaan di siklus 1 dengan di siklus kedua.
Anak mampu untuk mengembangkan kemampuan kosa katanya,
meniru kata-kata, dan menyebutkan kata-kata.
Diskripsi dan Cara Dengan metode bercerita ini anak-anak dapat mengembangkan
penggunaan metode kemampuan berbahasa dengan baik, anak-anak akan semakin percaya
diri untuk bercerita mengenai fakta-fakta yang pernah dialami oleh
masing-masing anak.
Cara penggunaan :
1. Anak disuruh untuk unjuk jari tangannya sewaktu disuruh
untuk bercerita.
2. Anak disuruh maju ke depan.
3. Menyemangati anak supaya anak dapat percaya diri dan
menceritakan dengan penuh ekspresif tanpa ragu-ragu.
4. Anak akan senang dan bahagia setelah menceritakan hal yang
dialami kepada teman-temannya.
Hasil Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelompok B dapat diketahui
bahwa bercerita dapat membantu anak dalam hal Bahasa, dengan
bercerita anak semakin banyak mengeluarkan kosa kata, semakin
percaya diri, anak dapat berimajinasi, dan anak dapat dengan mudah
menyusun kalimat walaupun masih sederhana, dengan demikian
melalui metode bercerita dapat membantu anak dalam
mengembangkan kemampuan berbahasa.
9
Jurnal 7 (Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui
Sumber Metode Bermain Kartu Huruf di TK PSM 2 Kawedanan Magetan
Tahun Ajaran 2014/2015)
Subjek dan Jenis Kelompok A2 dan jenis pengembangan bahasa ( kemampuan mengenal
pengembangan huruf/aksara)
Metode Metode Bermain Kartu Huruf
pengembangan
Diskripsi dan Cara Dengan metode bermain kartu huruf ini, anak-anak dapat mengeal leih
penggunaan metode mendalam dan lebih mendetail mengenai huruf dan lambing/ bentuk
huruf.
Cara penggunaan :
1. Menentukan indicator (dapat berupa tulisan
angka/gambar/benda/kata)
2. Menyebutkan nama benda yang diperlihatkan (mengungkapkan
bahasa)
3. Menjabarkan indicator kegiatan (menjelaskan tentang materi
kepada anak)
4. Menceritakan tema utama dengan media pendukung (gambar,
tulisan dsb).
5. Bermain kartu huruf dengan membagi anak menjadi beberapa
kelompok.
Hasil Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelompok A2 tentang
metode bermain kartu huruf sangat membantu anak dalam
pengembangan bahasa, karena pada metode ini anak diberikan
kesempatan untuk mengembangkan imajinasi sesuai dunianya sesuai
kecakapan yang ada pada dirinya. Anak dapat memahami gambar,
bentuk dan huruf dengan mudah dan teliti karena anak dapat
menyaksikan dan memperagakan secara langsung.
10
Dari beberapa jurnal penelitian yang sudah kami telaah, kami dapat menarik kesimpulan
tentang perkembangan berbahasa dalam kelas yakni :
Metode dan juga media tersebut merupakan solusi dari berbagai permasalahan yang
ditemui di dalam kelas yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh anak.
Guru dapat juga menggunakan metode-metode tersebut untuk menyampaikan materi dalam
proses belajar mengajar sehari-hari supaya anak tidak bosan dan jenuh.
11
B. Screening Keterlambatan Bahasa pada Anak
Perkembangan bahasa setiap anak memiliki keunikan tersendiri dan kecepatan
pencapaian perkembangan tiap anak berbeda-beda. Seorang anak dapat mengalami
keterlambatan perkembangan di satu ranah perkembangan saja, atau dapat pula lebih dari satu
ranah perkembangan. Menurut Bernie Endyarni Medise (Ikatan Dokter Anak Indonesia),
menghimbau untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini atau screening. Salah satunya dengan
mengenal tanda bahaya (red flags) agar dapat mengetahui seorang anak mengalami
keterlambatan dalam perkembangannya atau tidak, tanda bahaya tersebut diantaranya :
1. Kecerdasan
Hurlock (1978:190) bahwa anak yang IQ-nya tinggi biasanya lebih mudah,
lebih tertarik, dan lebih lancar berbicara ketimbang anak yang kurang cerdas, karena
kemampuan mereka berbicara, orang dewasa dan teman sebaya mendorong mereka
berbicara lebih banyak, ketimbang teman sebaya mereka yang kurang cerdas yang
biasanya kurang berminat ikut serta dalam percakapan.
2. Jenis disiplin
Jenis disiplin ini berkaitan dengan kedisiplinan yang orang tua terapkan saat
mengajarkan bahasa pada anak. Semakin tinggi kedisiplinan yang diterapkan akan
semakin membantu anak untuk belajar.
12
3. Posisi urutan anak
Anak pertama dengan anak kedua tentu akan berbeda dalam perkembangan
bahasanya. Anak kedua cenderung lebih cepat dan lancar karena mereka memiliki
objek percontohan dalam hal berbicara. Berbeda dengan anak pertama maupun anak
tunggal.
4. Besarnya keluarga
Besarnya keluarga menyangkut jumlah individu yang tinggal dalam suatu
keluarga. Anak yang hidup di keluarga inti yaitu hanya ayah, ibu, dan anak akan sangat
berbeda perkembangan bahasanya dengan anak yang tinggal dalam keluarga besar.
Hubungan yang terjadi dalam keluarga juga menentukan perkembangan bahasa anak.
Menurut Yusuf (2010:122) mengatakan bahwa hubungan yang sehat antara orangtua
dan anak (penuh perhatian, dan kasih sayang dari orangtua), memfasilitasi
perkembangan bahasa anak, sedangkan hubungan yang tidak sehat mengakibatkan anak
mengalami kesulitan atau kelambatan dalam perkembangan berbahasanya.
5. Status ekonomi sosial dan ras
Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap
anak. Misalnya orang tua yang mempunyai Pendidikan, cukup mudah menerima dan
menerapkan ide-ide untuk pemberian asuhan terhadap anak. Sehingga dari pola asuhan
yang baik perkembangan yang dialami anak akan semakin baik.
6. Berbahasa dua (dwi bahasa)
Penggunaan bahasa kedua yang menyebabkan anak bingung serta salah dalam
mengekspresikan perasaan mereka terhadap teman sebaya maupun orang dewasa yang
ada disekitarnya sehingga menjadikan mereka menarik diri dari lingkungan sosialnya.
Sesuai dengan pernyataan Hurlock (1976:194) bahwa jika anak besar dalam rumah
yang berbahasa dua yang keluarga tersebut tidak berbahasa ibu, kosa kata bahasa ibu
mereka mungkin sangat terbatas pada waktu mereka berbicara dengan orang-orang di
luar rumah.
7. Suara yang sangat gaduh
Lingkungan sangat menentukan perkembangan bahasa anak. Suara yang gaduh
akan membuat anak kesulitan untuk fokus mendengar kata yang orang dewasa atau
orang disekelilingnya ucapkan sehingga sulit bagi anak untuk menirukan.
8. Gaya bicara
Gaya bicara/model yang ditiru subjek saat berada di sekolah tidak sejalan
dengan di rumah, dikarenakan pola pengasuhan yang diterapkan di rumah cenderung
13
mengikuti kemauan anak serta penggunaan bahasa yang tidak konsisten yang
menyebabkan anak terlambat dalam berbicara. hubungan keluarga dan faktor
kesehatan. Hurlock (1976:185) mengatakan bahwa agar anak tahu mengucapkan kata
dengan betul, kemudian menggabungkannya menjadi kalimat yang betul, maka mereka
harus memiliki model bicara yang baik untuk ditiru.
Strategi/Teknik sederhana yang dapat dilakukan oleh guru dan orangtua dalam mengatasi anak
yang terlambat berbicara :
1. Melatih anak berbicara dengan benar, pelan dan berulang-ulang. Hal ini sesuai dengan
teori Santrock (2009:74) mengatakan bahwa di dalam atau di luar sekolah, dukungan
terhadap perkembangan bahasa bahkan latihan dan ulangan merupakan kuncinya.
2. Saat berbicara selalu memperhatikan tata bahasa yang diucapkan. Hal ini sesuai dengan
teori Roger Brown (Santrock 2009:73) mengatakan bahwa orangtua mendorong anak-
anak mereka untuk berbicara dengan tata bahasa yang benar.
3. Selalu melibatkan anak berbicara pada setiap keadaan dengan memperbaiki
pengucapan anak yang masih keliru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Santrock
(2009:74) mengatakan bahwa anak-anak mendapatkan manfaat ketika orangtua dan
guru mereka secara aktif melibatkan mereka dalam percakapan, mengajukan
pertanyaan kepada mereka, dan menekankan bahasa interaktif dibandingkan bahasa
direktif.
4. Penggunaan media teknologi yang mendukung pembendaharaan kata anak-anak. Hal
ini didukung oleh Miller, 2001 (Santrock, 2009:79) terdapat tiga cara dalam
mendukung pembendaharaan kata anak-anak dengan menggunakan tiga jenis teknologi
yaitu seperti: komputer, buku audio, dan televisi pendidikan.
5. Konsultasi rutin untuk mengetahui perkembangan anak pada Dokter dan Psikolog anak.
14
Kesimpulan :
Pemeriksaan deteksi dini atau screening untuk anak sangatlah penting dilakukan oleh
orang tua atau guru agar anak tidak mengalami kesulitan dalam perkembangan bahasanya
seperti pengenalan tanda bahaya (red flags) dalam tahap perkembangan diusianya. Faktor-
faktor seperti kecerdasan, pola asuh orang tua, kesehatan serta lingkungan sangat berpengaruh
terhadap cepat lambatnya perkembangan bahasa anak. Adapun strategi yang dapat orang tua
atau guru terapkan untuk membina, membimbing dan mengajarkan kepada anak untuk
mencapai tahap perkembangan bahasa sesuai dengan usianya.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengamatan perkembangan bahasa anak usia dini dalam kelas dapat dilakukan dengan
penerapan metode-metode seperti : metode bercerita, metode menggambar, metode bercerita
dengan boneka dalam panggung boneka, media roda pintar, metode bermain peran, metode
bercerita, metode bermain kartu huruf dan lain sebagainya.
Pemeriksaan deteksi dini atau screening untuk anak sangatlah penting dilakukan oleh
orang tua atau guru agar anak tidak mengalami kesulitan dalam perkembangan bahasanya
seperti pengenalan tanda bahaya (red flags) dalam tahap perkembangan diusianya.
B. Saran
Orang tua dan guru juga dapat mempengaruhi aspek perkembangan bahasa untuk anak
usia dini, baik secara konkrit maupun abstrak. Sebaiknya, pengamatan perkembangan bahasa
anak usia dini dan screening keterlambatan bahasa pada anak dapat berlangsung secara optimal
jika adanya kerjasama antara pihak orang tua dan guru, karena dari dua aspek tersebutlah
kemampuan bahasa anak dapat diketahui dan mendapatkan data yang sesuai.
16
DAFTAR PUSTAKA
Delfita R. 2010. Meningkatkan Kemampuan Berbahasa pada Anak Melaui Permainan Gambar
dalam Bak Pasir di TK Bina Anaprasa Mekar Sari Padang. Padang.
Dhienni, Nurbiana, dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta : Universitas Terbuka.
Fakhriah, Fitriani D, Marputri R. 2016. Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui
Kegiatan Bercerita Di PAUD Nurul Hidayah Aceh Besar. Universitas Syiah Kuala
Darussalam.
Hasan, Maimunah. 2009. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Yogyakarta: Diva Press.
Khoiriyah, Anizar Ahmad, Dewi Fitriani. 2016. Model Pengembangan Kecakapan Berbahasa
Anak Yang Terlambat Bicara (Speech Delay). Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala
Darussalam.
Lestari, Puji. 2014. Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Metode Bermain Kartu
Huruf di TK PSM 2 Kawedanan Magetan Tahun Ajaran 2014/2015. IKIP PGRI
MADIUN.
Lestariningrum A, P.W. Intan, 2012. Meningkatkan Perkembangan Kemampuan Berbahasa
dengan Metode Bercerita dengan Panggung Boneka Anak Usia Dini Kelompok A TK
Bina Bunga Bangsa Rungkut Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.
Rumini, Sri dan Siti Sundari. 2004. Perkembangan Bahasa Anak Dan Remaja. Jakarta : Rineka
Cipta
Rusniah. 2015. Meningkatkan Perkembangan Bahasa Indonesia Anak Usia Dini Melalui
Penggunaan Metode Bercerita pada Kelompok A di TK Malahayati Neuhen tahun
Ajaran 2015/2016.
Suhartini. 2010. Meningkatkan Kemampuan Berbahasa dengan Metode Bercerita dengan
Panggung Boneka Anak Usia DiniKelompok A TK Bina Bunga Bangsa Rungkut
Surabaya. Universitas Negeri Surabaya
Suyamti, Sri. 2012. Pengembangan Kemampuan Bahasa dengan Menggunakan Media Roda
Pintar pada Anak Kelompok A TK Waru 01 Kebakramat Karanganyar TA 2012/2013.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
17