Você está na página 1de 8

Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kualitas Kuah Sayur Soup Melalui Uji Bakteri

Alfinda Ayurista Hilmi (15030244031), Wanodya Ayu Chandradevi (15030244038), Silvia Indah
Pramesti (15030244039), Lailatus Sa’diyah(15030244040)

Jurusan Biologi-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan bakteri dalam kuah sayur soup. Penelitian
dilakukan dengan cara mengambil sampel kuah soup yang telah didiamkan selama lebih dari 24 jam, melakukan
pengenceran pada sampel sampai pengenceran 10-7. Kemudian mengisolasi bakteri dalam media, mengamati
morfologi koloni bakteri yang tumbuh dan melakukan enumerasi. Setelah didapatkan karakteristik beberapa jenis
koloni bakteri, dipilih 4 jenis bakteri untuk dimurnikan dan dikarakterisasi, karakterikasi bakteri dilakukan
melalui serangkaian uji pada tiap jenis bakteri antara lain melakukan pewarnaan sederhana, negatif dan gram
serta melakukan uji katalase dan motilitas. Setelah mengetahui karakteristik bakteri, dipilih satu jenis bakteri
untuk dilakukan uji resistensi terhadap antibiotik tertentu, dalam penelitian ini antibiotik yang digunakan adalah
levofloxaxin yang bekerja dengan cara menghambat replikasi DNA.

Kata kunci : Soup, Pewarnaan, Uji Katalase dan Motilitas, Uji Resistensi, Morfologi Bakter

PENDAHULUAN saat makanan berada pada suhu 5-60 °C, yang


sering kali disebut sebgaai “Zona Bahaya
Sayur soup adalah salah satu masakan Makanan”. Jenis makanan yang mudah
berkuah yang banyak digemari masyarakat. manjadi tempat bakteri berkembang biak
Sayur soup berasal dari air kaldu yang antara lain: daging, unggas, produk olahan
ditambah sayuran seperti wortel, kubis, daun susu, telur, produk laut, nasi dan buah potong.
seledri dan buncis dengan bumbu rempah Potensi keracunan makanan dapat dikurangi
seperti bawang merah, bawang putih, merica, dengan rutin melakukan pemanasan pada
gula dan garam. Sebagai makanan yang dekat makanan yang disimpan dalam waktu tertentu.
dengan keseharian masyarakat, sayur soup Namun kebanyakan masyarakat modern
termasuk dalam makanan yang tidak dapat sekarang ini kesulitan untuk mencari waktu
bertahan lama jika didiamkan (cepat basi jika untuk melakukan pemanasan karena seharian
tidak dipanaskan). mereka sibuk bekerja. Oleh karena itu, untuk
mengetahui kandungan bakteri dalam sayur
Makanan yang telah basi tentu akan
soup yang didiamkan selama lebih dari 24 jam
sangat berbahaya jika dikonsumsi karena dapat
maka dilakukan penelitian dengan melakukan
menyebabkan keracunan makanan. Penyakit
serangkaian tahapan uji. Penelitian dilakukan
keracunan makanan yang sering terjadi adalah
untuk mengetahui jumlah bakteri dan
diare. Keracunan makanan dapat terjadi ketika
kerakteristik beberapa jenis bakteri didalamnya
bakteri atau pathogen jenis tertentu yang
(morfologi sel, motilitas, dan resistensinya
membawa penyakit mengontaminasi makanan.
terhadap antibiotik tertentu).
Salmonella, Campylobacter, Staphylococus
aureus, Shigella, Clostridium botulinum dan BAHAN DAN METODE
Escherichia coli (E. coli) merupakan jenis
bakteri yang kerap menyebabkan keracunan Penelitian ini merupakan penelitian
makanan. Bakteri penyebab keracunan deskriptif observasional dengan cross sectional
makanan dapat ditemukan di hampir semua untuk mengidentifikasi serta mengamati jenis
jenis makanan, dan dalam kondisi yang tepat, dan morfologi bakteri pada sayur soup yang
satu bakteri dapat berkembang menjadi lebih dijual oleh pedagang kaki lima yang ada di
dari 2 juta bakteri hanya dalam kurung waktu 7 daerah Ketintang dekat Kampus Universitas
jam. Bakteri-bakteri tersebut berkembang biak Negeri Surabaya melalui Uji Laboratorium
dengan sangat cepat pada makanan yang Mikrobiologi. Penelitian ini dilaksanakan pada
mengandung banyak protein atau karbohidrat, tanggal 16 September hingga 20 Oktober 2016
di Laboratorium Mikrobiologi Gedung C9 media Taoge Agar pada cawan petri secara
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan kuadran, kemudian diinkubasi pada suhu 28-
Alam Universitas Negeri Surabaya. 30oC selama 24 jam dengan posisi cawan petri
terbalik. Diambil koloni tunggal yang terbentuk
Bahan utama yang diperlukan dalam dari hasil teknik cawan gores kuadran dan
praktikum ini antara lain sayur soup yang telah ditanam pada media agar miring pada tabung
didiamkan atau dibiarkan di ruangan terbuka reaksi dengan teknik streake. Biakan tersebut
selama ± 18 jam dengan media pertumbuhan diinkubasi pada suhu 28-30oC selama 24 jam,
Tauge Agar (TA) dan Tauge Cair (TC) yang kemudian diamati kloni yang tumbuh. Jika
ditambahkan gula serta aquades. koloni sudah murni, disimpan di dalam kulkas.
Alat yang digunakan dalam praktikum
meliputi tabung reaksi, rak tabung reaksi, Uji Pewarnaan Sederhana
cawan petri steril, labu erlenmeyer, bunsen,
jarum ose, dsb. Metode pewarnaan sederhana
menggunakan satu macam pewarna yaitu
Isolasi Mikroorganisme methylene blue. Kebanykan sel bakteri dapat
diwarnai dengan mudah menggunakan teknik
Isolasi mikroorganisme diawali dengan pewarnaan ini karena sel bakteri bersifat
teknik pengenceran sampel uji dengan basofilik.Pewarnaan ini digunakan untuk
konsentrasi tertentu, yaitu mengambil 1 mL melihat bentuk sel bakteri. Sebelum diwarnai,
sampel kuah sayur Soup yang telah dibiarkan dilakukan fiksasi terhadap suspensi pada gelas
pada tempat terbuka selama± 18 jam kemudian benda.
dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9
mL akuades steril dan disuspensi untuk Uji Pewarnaan Negatif
mendapatkan pengenceran 10−1 . Dari
Metode pewarnaaan ini bukan untuk
pengenceran 10 −1
diambil 1 mL dan
mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar
dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9
belakangnya menjadi hitam gelap. Pada
mL akuades steril kemudian disuspensi.
pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan
Langkah tersebut diulangi sampai
transparan (tembus pandang). Teknik ini
mendapatkan suspensi pengenceran 10−7 . Dari
berguna untuk menentukan morfologi dan
hasil suspensi pengenceran 10−5 , 10−6 , dan
ukuran sel.
10−7 diambil 1 mL kemudian dimasukkan ke
dalam cawan petri steril secara terpisah dan Uji Pewarnaan Gram
dilakukan secara duplo. Taoge Agar yang telah
dicairkan dituangkan ke masing-masing cawan Metode pewarnaan ini menggunakan 4
petri yang berisi sampel uji (metode cawan reagen. Reagen pertama menggunalan Crystal
tuang) kemudian dihomogenasi. Semua cawan Violet untuk mewarnai bakteri , reagen kedua
petri yang berisi campuran sampel dengan adalah larutan Mordant untuk mengintensifkan
media diinkubasi pada suhu 28-30 ̊C selama 24 bakteri, reagen ketiga untuk mendapatkan
jam dengan posisi cawan petri terbalik. warna kontras yang digunakan adalah agen
dekolorisasi yang dapat melarutkan pewarna
Enumerasi Koloni utama mengguankan Ethyl alkohol, dan reagen
yang terakhir menggunakan larutan safranin
Diamati koloni yang terbentuk pada setiap
yaitu pewarna penutup yang merupakan
cawan yang telah diinkubasi dan dicatat
pewarna kontras dari pewarna utama.
karakteristik morfologi koloni-koloni yang
Pewarnaan Gram dikembangakan oleh Dr.
terbentuk dalam tabel, dilakukan enumerasi
Cristian Gram (dapat membedakan bakteri
jumlah koloni tersebut berdasarkan Standart
dalam 2 kelompok yaitu Gram positif dan
Plate Count (cawan yang dipilih untuk
Gram negatif.
perhitungan koloni adalah yang mengandung
30 sampai 300 koloni).

Pemurnian Koloni

Diambil 4 koloni dengan bentuk yang


berbeda untuk dimurnikan dengan
menggunakan jarum ose dan digoreskan pada
Uji Katalase dan Uji Motilitas 5%, dan 0% pada media yang telah ditanami
kultur murni bakteri yang nantinya akan
Uji Katalase dilakukan dengan meneteskan terbentuk zona bening di sekeliling disk. Zona
hidrogen peroksida (H2O2) 3% pada gelas obyek bening diukur diameternya, sehingga diperoleh
yang bersih. Biakan dioleskan pada gelas obyek tingkat resistensi (sensitif, intermediet, atau
yang sudah ditetesi hidrogen peroksida dengan resisten)Metode yang digunakan dalam uji
usa. Suspensi dicampur secara perlahan resistensi bakteri adalah metode Difusi Agar
menggunakan usa, hasil yang positif ditandai yaitu dengan cara mengamati daya hambat
oleh terbentuknya gelembung-gelembung udara pertumbuhan mikroorganisme oleh ekstrak yang
(Hadioetomo, 1990). Sedangkan pada Uji diketahui dari daerah di sekitar kertas cakram
Motilitas dilakukan dengan membuat “Preparat (paper disk) yang tidak ditumbuhi oleh
basah tetes gantung”, yaitu suatu metode yang mikroorganisme. Zona hambatan pertumbuhan
dibuat dengan cara memberi setetes cairan yang inilah yang menunjukkan sensitivitas bakteri
mengandung mikroba (akuades + mikroba) pada terhadap bahan anti bakteri (Ermilla, 2006).
gelas penutup. Mikroba berasal dari biakan
murni bakteri yang diambil secara steril HASIL
menggunakan jarum ose. Kemudian gelas
penutup tersebut diletakkan pada gelas benda Berdasarkan penelitian yang telah
cekung. Lalu dibalikkan dengan cepat dan dilakukan, diperoleh data mengenai koloni
diamati menggunakan mikroskop. Gerakan mikroorganisme yang terbentuk dari sampel
mikroba akan tampak pada preparat itu dan kuah sayur Soup. Isolasi mikroorganisme
tidak berhamburan kemana-mana. dilakukan pada tiga pengenceran (10−5 , 10−6 ,
dan 10−7 ) dan menghasilkan enam isolat. Pada
Uji Resistensi isolat-isolat tersebut terbentuk koloni kecuali
isolat pada pengenceran 10−7 di cawan B yang
Uji ini dilakukan dengan uji Kirby-Bauer, tidak terbentuk koloni. Koloni yang terbentuk
yaitu meletakkan disk yang mengandung kemudian diketahui karakteristik morfologinya
antibiotik Levofloxaccin dengan kadar 50%, 25%, (Tabel 1).

Tabel 1. Hasil Pengamatan Karakteristik Morfologi Koloni Mikroorganisme

Sampel Koloni Gambar Karakteristik Karakteristik Pigmentasi Bentuk Elevasi Bentuk


ke- Optik Permukaan Tepian
10𝐴−6 ; 10−5
𝐵 ; S1 Transparent Halus Bening Circular Convex Entire
10−6𝐵 Mengkilap
10−5𝐵 S2 Translucent Berkerut Putih Filamentous Raised Erose
10𝐴−6 S3 Transparent Berkerut Putih Filamentous Raised Lobate

𝐵 ; S4
10𝐴−6 ; 10−5 Opaque Halus Putih Irregular Pulvinate Entire
10−6𝐵 Mengkilap
10𝐴−5 ; 10−5
𝐵 S5 Opaque Kering Putih Spindel Raised Entire

10𝐴−5 ; 10𝐴−6 ; S7 Opaque Kering Putih Punctiform Flat Entire


10−5 −6
𝐵 ; 10𝐵 ;
−7
10𝐴
10−5𝐵 S8 Opaque Kering Putih Irregular Umbonate Curled
Berdasarkan syarat Standart Plate Count (SPC) cawan yang jumlah koloninya dapat dihitung terdapat
pada pengenceran 10-5 yaitu, 143 pada cawan A dan 109 pada cawan B serta dari hasil perhitungan SPC
diperoleh nilai 1,3 x 10-7 (Tabel 2).

Tabel 2. Perhitungan Jumlah Koloni Per-pengenceran Berdasarkan Standart Plate Count

Jumlah koloni per-pengenceran


Cawan Standart Plate Count (SPC) Keterangan
10−5 10−6 10−7
A 143 TBUD 5 143+109 252 Rata-rata dari pengenceran
= = 126 x 105 = 1,3 x 107
B 109 TBUD - 2 2 10−5
Keterangan: TBUD : Terlalu Banyak Untuk Dihitung

Berdasarkan karakter morfologi koloni dan Uji Pewarnaan Sederhana


perhitungan Standart Plate Count yang telah
diketahui, diambil tiga koloni dari pengenceran Berdasarkan praktikum yang telah
10−5 dengan karakter bentuk koloni yang dilakukan didapat hasil pewarnaan bakteri pada
berbeda untuk dimurnikan pada cawan petri uji pewarnaan sederhana yaitu bentuk sel bakteri
dengan teknik cawan gores kuadran. Dari basil dengan susunan monobasil berwarna biru.
pemurnian koloni S1 dengan bentuk circular pada
sampel 10−5
𝐵 diperoleh satu koloni tunggal pada
kuadran keempat (Gambar 1).

Gambar 3. Bakteri hasil pewarnaan sederhana

Gambar 1. Koloni S1 tunggal yang tumbuh Uji Pewarnaan Negatif


pada kuadran keempat
Pada uji ini diperoleh hasil bahwa bakteri
Satu koloni tunggal pada kuadran keempat tidak terwarnai, yang terwarnai adalah latar
yang diambil dan ditanam pada media agar belakangnya yang menjadi hitam/gelap,
miring dalam tabung reaksi diperoleh biakan sehingga bakteri terlihat transparan dan tampak
murni yang tumbuh seperti pada Gambar 4. jelas diantara medan yang gelap. Bentuk sel
bakteri pada uji ini basil dan rangkaian selnya
monobasil dengan warna yang transparan.

Gambar 2. Biakan murni yang tumbuh pada


agar miring Gambar 4. Bakteri hasil pewarnaan negatif
Uji Pewarnaan Gram monobasil, warna sel bakteri merah sehingga
bakteri tersebut tergolong bakteri Gram negatif.
Hasil yang diperoleh dari uji ini adalah
bentuk sel bakteri basil dengan susunan selnya
Uji Resistensi

Berdasarkan praktikum Uji Resistensi yang


telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Uji Resistensi

Konsentrasi Rata-rata Diameter Zona


Gambar 5. Bakteri hasil pewarnaan gram
antibiotik(%) Bening (mm)
Uji Katalase 0 0
5 12,5
Pada uji ini dioeroleh hasil bahwa bakteri
tersebut termasuk katalase positif dikarenakan 25 17,5
terbentuk gelembung setelah biakan murni 50 24
bakteri ditetesi H2O2 3%.

Untuk memperjelas hasil uji resistensi,


terdapat contoh gambar yang mendukung hasil
tersebut.

Gambar 6. Hasil uji katalase

Uji Motilitas

Berdasarkan praktikum yang telah


dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Uji Motilitas.

Mikroorganisme Uji Motilitas


Gambar 8. Hasil uji resistensi
Bakteri Non-motil

Untuk memperjelas hasil uji motilitas, PEMBAHASAN


terdapat contoh gambar yang mendukung hasil
Isolasi Mikroorganisme
tersebut.
Mengisolasi mikroorganisme dari
lingkungannya bertujuan untuk mendapatkan
biakan murni, yaitu biakan yang tidak tercampur
dengan jenis lain. Koloni yang terbentuk dari
hasil teknik cawan gores secara kuadran
memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Terdapat delapan koloni yang memiliki
karakteristik morfologi yang berbeda. Bentuk
dominan koloni adalah filamentous, elevasi
dominan raised, bentuk tepian dominan entire,
dan pigmentasi koloni dominan berwarna putih.
Gambar 7. Bakteri hasil uji motilitas
Enumerasi Koloni methylene blue sehingga bakteri terkihat
berwarna biru.
Enumerasi jumlah koloni yang terbentuk
dilakukan dengan cara hitungan cawan, untuk Uji Pewarnaan Negatif
mengurangi jumlah kandungan mikroba dalam
sampel uji, sehingga dapat diamati secara Pada pewarnaaan negatif bakteri tidak
spesifik dan memudahkan dalam perhitungan terwarnai, yang terwarnai adalah latar
koloni, dilakukan teknik pengenceran sampel uji belakngnya yang menjadi hitam/gelap
sampai konsentrasi tertentu terlebih dahulu. dikarenakan pada pewarnaaan ini menggunakan
Cawan yang dipilih untuk pengitungan koloni pewarna asam negrosin . Pewarna asam
berdasarkan Standart Plate Count adalah cawan memiliki negatif charge kromogen,tidak akan
dari pengenceran 10−5 karena mengandung 30 menembus atau berpenetrasi ke dalam sel karena
sampai 300 koloni. Pada cawan A terdapat 143 negative charge pada permukaan bakteri. Oleh
koloni dan pada cawan B 109 koloni. Untuk karena itu, sel tidak berwarna mudah dilihat
pengenceran 10−6 jumlah koloni yang terbentuk dengan latar belakang berwarna.Pada
lebih dari 300 koloni, sehingga terlalu banyak pewarnaaan negatif tidak dilakukan fiksasi
untuk dihitung (TBUD), sedangkan jumlah sehingga dapat dilakukan untuk mengamati sel
koloni dari pengenceran 10−7 terdapat 5 koloni bakteri yang sesungguhnya karena sel tidak
pada cawan A dan pada cawan B tidak terbentuk mengalami perubahan bentuk.
koloni. Pada pengenceran 10−7 jumlah koloni
yang terbentuk sangat sedikit atau tidak Uji Pewarnaan Gram
terbentuk karena suhu pada media agar terlalu
tinggi sehingga menyebabkan bakteri banyak Pada uji pewarnaan ini menggunakan 4
yang mati. reagen kimia yang diaplikasikan pada preaparat
mikroskopis. Reagen pertama yaitu
Satu koloni yang akan dimurnikan dengan menggunakan crystal violet sehingga sel yang
metode cawan gores kuadran pada media agar terwarnai akan berwarna biru keunguan, sel akan
adalah koloni yang berbentuk circular pada membentuk kompleks CV-I berikatan dengan
cawan 10−5 B . Hasil pemurnian yaitu terdapat Mg-RNA komponen dinding sel yang tidak larut
koloni tunggal yang terpisah pada kuadran dala alkohol. Reagen kedua menggunakan
keempat. Koloni tunggal yang terpisah tersebut larutan mordant (Iodine), hasil dari ikatan CV-I
terdapat pada kuadran keempat karena hasil akan mewarnai sel secar intensif hingga semua
goresan pada kuadran pertama dan kedua koloni selnampak biru keunguan. Gabungan Mg-RNA-
tumbuh padat, pada kuadran ketiga tumbuh CV-I lebih susah dicuci dari CV-I. Reagen ketiga
sedikit. Koloni tersebut ditanam pada media agar menggunakan Ethyl alkohol 95% sebagai pelarut
miring secara strike dan didapatkan biakan murni lemak dan sebagai agen dehidrasi protein. Drai
yang tumbuh pada media agar miring dengan hasil dapat diketahui bhawa bakteri tersebut
bentuk dan tepian koloni serupa batang. merupakan bakteri gram negatif dikarenakan sel
menjadi tidak berwarna (transparan) karena
Uji Pewarnaan Sederhana kandungan lemaknya tinggi dan ikatannya
mudah lepas. Reagen keempat mengguanakan
Pewarnaaan ini digunakan untuk melihat larutan safranin, bakteri sel gram negatif
bentuk sel bakteri. Karena biakan bakteri murni dekolorisasi pewarna terakhir akan diserap
tidak dapat dilihat secara langsung meskipun sehingga sel akan berwarna merah.
menggunakan mikroskop tanpa adanya
pewarnaan. Pada uji ini bakteri dapat diwarnai Uji Katalase
dengan mudah karena sel bakter i bersifat
basofilik(suka akan basa) sehingga diperoleh Pada uji ini, terbentuk gelembung
hasil pengamatan berupa bentuk bakteri basil gelembung pada biakan bakteri diatas kaca
dengan susunan selnya monobasil. Zat warna benda setelah ditetesi H2O2. Hal tersebut berarti
yang digunakan pada uji ini adalah larutan terdapat oksigen dan bakteri tersebut termasuk
obligat aerob. Hidrogen peroksida bersifat toksik
terhadap sel karena menginaktifkan enzim dalam plasmid seperti yang banyak terjadi pada
sel. Karena terbentuk gelembung bakteri tersebut antibiotika lain tidak dijumpai pada golongan
dikategorikan katalase positif. kuinolon, namun resistensi terhadap kuinolon
dapat terjadi melaui 3 mekanisme, yaitu : 1.
Uji Motilitas Mutasigen girase A yang menyebabkan subunit
A dari DNA girase kuman berubah sehingga
Berdasarkan praktikum yang telah
tidak dapat diduduki molekul obat lagi ; 2.
dilakukan dengan mengamati preparat basah
Perubahan pada permukaan sel kuman yang
tetes gantung menggunakan mikroskop,
mempersulit penetrasi obat kedalam sel ; dan 3.
diperoleh data bahwa bakteri berbentuk coccus
Peningkatan mekanisme pemompaan obat
tersebut motil atau bergerak aktif.
keluarsel (efflux) (Syarif et all, 2007 dalam Ana
Pergerakan bakteri disebabkan karena Yuliana 2015).
bakteri mempunyai alat gerak yang disebut
SIMPULAN
flagel. Flagel merupakan filamen protein helix
dengan panjang dan diameter yang sama, Jenis morfologi bakteri pada kuah sayur
dimiliki oleh bakteri patogen untuk bergerak Soup yang telah didiamkan selama 18 jam
bebas dan cepat (pergerakan berenang). Flagel
diperoleh dari teknik isolasi diperoleh 8 koloni
disusun oleh tiga bagian yaitu filamen, hook
(sudut), dan basal body (bagian dasar). yang memiliki karakteristik morfologi yang
Pergerakan sel oleh flagela mendorong sel berbeda. Bentuk dominan koloni adalah
dengan putaran melingkar searah sumbu filamentous, elevasi dominan raised, bentuk tepian
panjangnya seperti baling-baling putaran flagel dominan entire, dan pigmentasi koloni dominan
dikuatkan oleh arus listrik. berwarna putih. Berdasarkan syarat Standart Plate
Uji Resistensi Count (SPC) cawan yang jumlah koloni pada
pengenceran 10-5 yaitu, 143 pada cawan A dan
Uji resintensi ini menggunakan salah satu 109 pada cawan B serta hasil perhitungan SPC
bakteri yang bersifat patogen atau gram negatif. diperoleh nilai 1,3 x 10-7. Karakteristik bakteri
Bakteri ini dipilih karena merupakan bakteri
dari beberapa pengujian adalah, bentuk bakteri
gram negatif dan biakan murninya belum
basil dengan susunan selnya monobasil, pada
terkontaminasi dengan jenis bakteri yang lain.
pewarnaaan negatif bakteri tidak terwarnai,
Berdasarkan praktikum uji resistensi yang bakteri merupakan bakteri gram negatif karena
telah dilakukan, diperoleh bahwa bakteri resisten berwarna merah pada saat uji pewarnaan gram,
terhadap antibiotik 0% karena tidak dihasilkan pada uji katalase bakteri dikategorikan sebagai
zona bening, intermediet pada 5% dan 25%
katalase postif karena terbentuk gelembung
karena dihasilkan zona bening antara 15-19 mm,
sensitif terhadap antibiotik dengan kadar 50%, udara, dan bakteri motil. Bakteri resisten
karena dihasilkan zona bening lebih dari 20 mm. terhadap antibiotik Levofloxacin 0% karena tidak
Pernyataan ini didasarkan pada standar Ferraro dihasilkan zona bening, intermediet pada 5% dan
dkk. (2014). 25% karena dihasilkan zona bening antara 15-19
mm, sensitif terhadap antibiotik dengan kadar
Levofloxacin merupakan obat golongan
kuinolon yang mempunyai efek spektrum luas 50%, karena dihasilkan zona bening lebih dari 20
yang bekerja dengan cara menghambat kerja mm.
enzim DNA girase kuman. Akibatnya replikasi
DNA terhenti. Mekanisme resistensi melalui DAFTAR PUSTAKA

Você também pode gostar