Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstract
Money has a very important role in the modern economy. Money demand function is often used by cent-
ral banks in various state as a tool to determine the target growth of money or the money supply. Make
up money supply to encourage excessive price increases that exceed the level expected in the long run can
undermine economic growth. Conversely, if the increase in the money supply to low the debility economic
will happen. This study aims to analyze the factors that influence the demand for money in Indonesia in
the short and long run. This research used data coherent time or time series period of 1999:Q1 to 2010 :
Q4. The data used are quarterly. Model used the tool of error correction model of econometrical analysis.
This model can explain the behavior of short and long run. The results showed (1) the inflation variable
in the short and long run has positive and significant impact on the demand for money in Indonesia. (2)
the interest rate variable in the short run has no significant negative impact and long run has negative
and significant impact on the demand for money in Indonesia. (3) the GDP variable in short run is not
significant and long run has positive and significant impact on the demand for money in Indonesia. (4)
Error Corection Term marked positive and significant indicate valid models and can used to estimate the
demand for money in Indonesia. Based on the results of this study concluded that significant inflation
variable in influencing the demand for money in Indonesia, both in the short and long run. The interest
rate and GDP variable in short run is not significant, while in long run both are significant impact on
demand for money in Indonesia. Bank Indonesia as the monetary authority in Indonesia expect maintain
monetary stability through a guard against inflation, as the research results in both the short and long run
inflation significant influence the demand for money in Indonesia.
Alamat korespondensi:
Gedung C6 lantai 1, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229 © 2012 Universitas Negeri Semarang
E-mail: edaj_unnes@yahoo.com
ISSN 2252-6560
Inung Oni Setiadi / Economics Development Analysis Journal 2 (1) (2013)
2
Inung Oni Setiadi / Economics Development Analysis Journal 2 (1) (2013)
Sidiq (2005) yang melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh jangka pendek dan
tentang permintaan uang di Indonesia mengemu- jangka panjang variabel bebas terhadap variabel
kakan bahwa dalam jangka pendek GDP berpen- terikat. Selain dapat mengetahui pengaruh model
garuh positif dan signifikan terhadap permintaan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka pan-
uang M1 dan M2. Variabel suku bunga deposito jang model ECM juga memiliki kegunaan dian-
dan inflasi tidak signifikan. Sedangkan dalam taranya mengatasi data yang tidak stasioner dan
jangka panjang GDP, inflasi tidak signifikan ter- masalah regresi lancung. Ciri-ciri regresi lancung
hadap permintaan uang M1 dan M2. Suku bun- adalah ditandai dengan adanya R2 yang tinggi
ga deposito berpengaruh positif signifikan hanya namun memiliki nilai Durbin Watson yang rendah
untuk permintaan uang M2. Penelitian Hayati (Shocrul ,2011). Model ini dapat menjelaskan
(2006) yang mengkaji stabilitas permintaan uang perilaku jangka pendek maupun jangka panjang.
di Indonesia mengemukakan dalam jangka pen- Adapun model ECM yang digunakan adalah se-
dek tingkat bunga berpengaruh positif dan sig- bagai berikut.
nifikan, tingkat harga berpengaruh positif, kurs DLM1t = α0 + α1 DINFLASIt + α2 DS-
berpengaruh positif, dan PDB tidak signifikan BDt + α3 DLPDBt + α4 INFLASIt-1 + α5 SBDt-1 +
dalam memepengaruhi permintaan uang. Dalam α6 LPDBt-1 + α7 ECT + ut
jangka panjang PDB berpengaruh negatif, ting- Dimana ECT = INFLASIt-1 + SBDt-1 +
kat harga berpengaruh positif terhadap permin- LPDB t-1 - LM1t-1
taan uang tingkat bunga, dan tingkat harga tidak Keterangan :
signifikan dalam mempengaruhi permintaan M1 = Permintaan Uang
uang. Permintaan uang selama periode peneliti- (M1)
an adalah stabil. INFLASI = Inflasi month on
Analisis permintaan uang merupakan month
suatu analisis tentang besaran-besaran ekonomi SBD = Suku Bunga Deposi-
yang dibutuhkan untuk mendukung kebijakan to 1 bulan
dibidang moneter. Bank Indonesia sebagai oto- PDB = Produk Domestik
ritas moneter di Indonesia melakukan kebijakan Bruto Riil
moneter dengan tujuan untuk mencapai tujuan DM1 = M1t – M1t-1
stabilitas moneter. Besaran- besaran ekonomi DINFLASI = INFLASIt -
tersebut yang menjadi faktor penentu suatu ke- INFLASIt-1
bijakan. Dengan demikian pemilihan variabel DSBD = SBDt - SBDt-1
menjadi suatu yang sangat penting dalam analisis DPDB = PDBt - PDBt-1
permintaan uang. α0 = Konstanta
Rumusan masalah dalam penelitian ini α1, α2, α3, α4, α5, α6 = Koefisien ECM
adalah : apakah faktor-faktor yang mempengaru- C7 = Koefisien Error Cor-
hi permintaan uang di Indonesia? rection Term (ECT)
µt = Variabel Pengganggu
t = Periode Waktu
Besaran koefisien regresi jangka panjang
permintaan uang dicari dengan menggunakan ru-
mus :
METODE PENELITIAN Konstanta : α0 / α7
Jenis dan Sumber Data INFLASI : (α4 + α7) / α7
. Data yang digunakan adalah data time SBD : (α5 + α7) / α7
series. Data dalam penelitian ini menggunakan LOG(PDB) : (α6 + α7) / α7
data sekunder yang di peroleh dari : International
Finacial Statistic (IMF), BI, BPS Indonesia, dan HASIL DAN PEMBAHASAN
sumber lain yang berhubungan dengan penelitian
ini Hasil Pemilihan Model (Uji MWD)
Model linier dan log linier yang digunakan
Metode Analisis Data dalam permintaan uang di Indoneisa adalah se-
Dalam Penelitian ini menganalisa faktor- bagai berikut :
faktor yang mempengaruhi permintaan uang di M1t = α0 + α1 INFLASIt +
Indonesia dengan menggunakan Error Corection α2 SBDt + α3 PDBt +u_t (1)
Model Domowitz-Elbadawi. Error correction mo- LM1t = C0 + C1 INFLASIt +
del adalah suatu bentuk model yang digunakan α2 SBDt + α3 LPDBt + u_t (2)
3
Inung Oni Setiadi / Economics Development Analysis Journal 2 (1) (2013)
Di mana : to 1 bulan
M1 = Permintaan Uang PDB = Pendapatan Domes-
(M1) tik Bruto Riil
INFLASI = Inflasi (Indeks Harga : = Variabel gangguan
Konsumen) atau residual
SBD = Suku Bunga Deposi-
Tabel 2
Uji MWD Untuk Regresi Linier Permintaan Uang
Variabel Bebas Koefisien t-statistik t-tabel 10% Probabili-
tas
C -510443,2 -16,57535* 1,6802 0,0000
INFLASI 19126,54 3,611118* 1,6802 0,0008
SBD 4711,277 5,888947* 1,6802 0,0000
PDB 1,735812 32,87620* 1,6802 0,0000
Z1 -195569,8 -5,423805* 1,6802 0,0000
Sumber : Data penelitian, diolah
Ket : * signifikan pada derajat kepercayaan 1%
** signifikan pada derajat kepercayaan 5%
*** signifikan pada derajat kepercayaan 10%
d
tidak signifikan
Untuk model log linier dapat dilihat dalam tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3
Uji MWD Untuk Regresi Log Linier Permintaan Uang
Variabel Bebas Koefisien t-statistik t-tabel 10% Probabili-
tas
C -17,52718 -15,57641* 1,6802 0,0000
INFLASI 0,056404 2,749341* 1,6802 0,0087
SBD 0,006747 2,115225** 1,6802 0,0402
LOG(PDB) 2,310890 27,21964* 1,6802 0,0000
Z2 1,505108 1,626345d 1,6802 0,1112
Sumber : Data penelitian, diolah
Ket : * signifikan pada derajat kepercayaan 1%
** signifikan pada derajat kepercayaan 5%
*** signifikan pada derajat kepercayaan 10%
d
tidak signifikan
4
Inung Oni Setiadi / Economics Development Analysis Journal 2 (1) (2013)
Tabel 4
Nilai Uji Akar Unit dengan Metode Uji ADF pada Tingkat Level
Tabel 5
Nilai Uji Derajat Integrasi dengan Metode ADF pada Diferensi Pertama
5
Inung Oni Setiadi / Economics Development Analysis Journal 2 (1) (2013)
Dari hasil uji kontegrasi menggunakan > nilai kritis 5% yaitu -2,925169 sehingga telah
metode Augmented Dickey-Fuller pada tabel 6 dia- stasioner pada tingkat level. Sehingga dapat di-
tas terlihat residual nilai absolute ADF -4,234323 simpulkan terjadi kointegrasi antar variabel.
Variabel Inde-
penden D(INFLASI) D(SBD) D(LOG(PDB)) INFLASI(-1) SBD(-1) LOG(PDB(-1))
D(INFLASI) 1.000000 -0.150568 -0.210019 -0.703875 0.010543 0.008752
D(SBD) -0.150568 1.000000 0.020944 0.438640 -0.764944 0.396519
D(LOG(PDB)) -0.210019 0.020944 1.000000 0.043823 -0.077787 -0.114990
INFLASI(-1) -0.703875 0.438640 0.043823 1.000000 -0.285111 0.085362
SBD(-1) 0.010543 -0.764944 -0.077787 -0.285111 1.000000 -0.682366
LOG(PDB(-1)) 0.008752 0.396519 -0.114990 0.085362 -0.682366 1.000000
Sumber : Data penelitian, diolah
Semua variabel independen memiliki nilai koefisien korelasi di bawah 0,85 sehingga dapat
disimpulkan model ECM bebas dari gejala multikolinieritas.
3,4765, lag keempat 3,4588, lag kelima 3,4452,
Uji Heteroskedastisitas lag keenam 3,3479, lag ketujuh 3,4189, dan lag
Hasil uji heteroskedastisitas menggu- kedelepan 3,3770. Peneliti memilih lag kedelapan
nakan metode White no cross term diperoleh pro- karena nilai Akaike paling kecil dengan probability
bability value Obs* R-squared : 0,42 > dari nilai α value Obs* R-squared : 0,1432 > dari nilai α = 10%
= 10% (0,10) sehingga dapat disimpulkan model (0,10), sehingga dapat disimpulkan model ECM
ECM tidak ada masalah heteroskedastisitas. bebas dari masalah autokorelasi.
Uji Normalitas
Berdasarkan olah data nilai probabilitas
Uji Autokorealsi statistik Jarque-Bera sebesar 0,4696 > α = 10%
Uji autokorelasi menggunakan metode (0,10). Maka, dapat disimpulkan bahwa data
LM memerlukan kelambanan (lag). Lag diten- yang digunakan dalam model ECM berdistribusi
tukan dengan metode trial error dilihat dari nilai normal.
Akaike dan Schwarz yang nilainya paling kecil.
Berdasarkan olah data nilai akaike lag perta- Hasil Regresi Model Koreksi Kesalahan
ma adalah 3,5454, lag kedua 3,5165, lag ketiga (Error Correction Model/ECM)
6
Inung Oni Setiadi / Economics Development Analysis Journal 2 (1) (2013)
Tabel 8
Hasil Estimasi Regresi dengan Metode
Error Correction Model Domowitz -El Badawi
tas R2
C -2,7415 -1,8418*** 1,6802 0,0731
D(INFLASI) 0,0178 1,7408*** 1,6802 0,0896
D(SBD) -9,1005 -0,0212d 1,6802 0,9831
DL(PDB) 0,0435 0,2015d 1,6802 0,8441 0,3257
INFLASI(-1) -0,1857 -2,6068** 1,6802 0,0129
SBD(-1) -0,1731 -2,2770** 1,6802 0,0283
L(PDB(-1)) 0,2088 1,8846*** 1,6802 0,0669
ECT 0,1733 2,2535** 1,6802 0,0299
Sumber : Data Penelitian, diolah
Ket : * signifikan pada derajat kepercayaan 1%
** signifikan pada derajat kepercayaan 5%
*** signifikan pada derajat kepercayaan 10%
d
tidak signifikan
Berdasarkan tabel 8 hasil estimasi dengan dek. Hal ini menunjukkan bahwa jika suku bunga
menggunakan metode Error Correction Model se- dalam jangka pendek naik 1 persen, tidak akan
bagai berikut : menyebabkan perubahan permintaan uang di In-
DLM1t = -2,7415 + 0,0178 DINFLA- donesia. Variabel PDB tidak berpengaruh secara
SIt – 9,1005 DSBDt + 0,0434 DLPDBt - 0,1857 signifikan terhadap perubahan permintaan uang
INFLASIt-1 - 0,1731 SBDt-1 + 0,2088 LPDBt-1 + dalam jangka pendek. Hal ini menunjukkan bah-
0,1733 ECT wa jika PDB dalam jangka pendek naik 1 persen,
tidak akan menyebabkan perubahan permintaan
Pada penelitian ini nilai ECT (Error Co- uang di Indonesia.
rection Term) 0,1733 dengan probabilitas 0,0299
dan nilai t-statistik 2,2535 > t- tabel 10 % df 44 Estimasi jangka panjang dari Error Correcti-
= 1,6802 signifikan pada α 5%. Nilai koefisien on Model adalah sebagai berikut :
ECT bertanda positif dan secara statistik signi- LM1t = -15,8172 + 0,0717 INFLASIt
fikan berarti model spesifikasi ECM Domowitz-El - 0,0011 SBDt + 2,2052 LPDBt
Badawi yang digunakan dalam penelitian ini valid Dalam jangka panjang inflasi mempunyai
(Widarjono, 2009:336). Nilai koefisien ECT ( Er- pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
ror Corection Term) dapat mempengaruhi seberapa perubahan permintaan uang di Indonesia. Peru-
cepat atau lambat keseimbangan dapat tercapai bahan inflasi sebesar 1 persen akan menyebabkan
kembali. Nilai koefisien ECT sebesar 0,1733 perubahan permintaan uang sebesar 0,0717 per-
mempunyai makna bahwa perbedaan antara nilai sen. Variabel suku bunga berpengaruh secara sig-
aktual M1 dengan nilai keseimbangannya sebesar nifikan terhadap perubahan permintaan uang da-
0, 1733 akan disesuaikan dalam waktu 1 bula- lam jangka panjang. Variabel PDB dalam jangka
nan. panjang memberikan pengaruh yang signifikan
signifikan dalam perubahan permintaan uang di
Hasil dalam estimasi jangka pendek va- indonesia. Perubahan PDB sebesar 1 persen akan
riabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan menyebabkan perubahan permintaan uang sebe-
terhadap perubahan permintaan uang, sehingga sar 2,2052 persen. Hasil dari estimasi jangka pan-
perubahan inflasi dalam jangka pendek sebesar 1 jang menunjukkan penelitian ini sesuai dengan
persen akan menyebabkan kenaikan permintaan teori Keynes tentang motif memegang uang yaitu
uang sebesar 0,0178 persen. Variabel suku bun- pada motif transaksi dan berjaga-jaga yang diten-
ga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tukan oleh tingkat pendapatan. Pada saat pen-
perubahan permintaan uang dalam jangka pen- dapatan tinggi lebih banyak uang yang diminta
7
Inung Oni Setiadi / Economics Development Analysis Journal 2 (1) (2013)
untuk motif transaksi dan berjaga- jaga, sehingga Jurusan Ekonomi Pembangunan dan selaku Do-
pada saat pendapatan naik akan menyebabkan sen Pembimbing Skripsi I.
permintaan uang mengalami peningkatan. Andryan Setyadharma, S.E., M.Si, selaku
Dosen Penguji Skripsi
PENUTUP Shanty Oktavilia, S.E., M.Si, selaku Dosen
Simpulan Pembimbing Skripsi II.
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari DAFTAR PUSTAKA
penelitian yang dilakukan terhadap faktor-faktor Algifari. 1997. Analisis statistik untuk bisnis dengan
yang mempengaruhi permintaan uang di Indone- regresi, korelasi dan nonparametrik. Yogyakar-
sia tahun 1999 : Q1 – 2010 : Q4 dengan pende- ta: STIE‐YKPN.
Badan Pusat Statistik, www.bps.go.id
katan Error Correction Model (ECM) didapatkan
Bank Indonesia, 2003. Bank Sentral Republik Indonesia
kesimpulan sebagai berikut: Tinjauan Kelembagan, Kebijakan, dan Organisa-
Inflasi dalam jangka pendek dan jangka si. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebank-
panjang mempunyai hubungan yang positif dan sentralan.
signifikan terhadap permintaan uang di Indone- Bank Indonesia, www.bi.go.id
sia Boediono. 1982. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi
Suku bunga dalam jangka pendek mempu- No. 2 Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE UGM.
nyai hubungan yang negatif dan tidak signifikan Boediono. 2005. Ekonomi Moneter, Seri Sinopsis Pen-
sedangkan dalam jangka panjang mempunyai gantar Ilmu Ekonomi No. 5. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
hubungan negatif dan signifikan terhadap per-
Diulio, Eugene. 1990. Uang dan Bank. Jakarta: Erlangga.
mintaan uang di Indonesia Doriyanto,Triatmo. 1999. “ Stabilkah Permintaan Uang
Produk Domestik Bruto (PDB) dalam di Indonesia Sebelum dan Selama Krisis”. Jakarta:
jangka pendek mempunyai hubungan yang po- Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Vol
sitif dan tidak signifikan terhadap permintaan 2, No 2 hal : 77-89.
uang di Indonesia sedangkan dalam jangka pan- Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate den-
jang PDB berpengaruh secara positif dan signifi- gan program SPSS. Semarang: BP Undip.
kan terhadap permintaan uang di Indonesia. Gujarati, Damodar. 1978. Ekonometrika Dasar. Ter-
jemahan Sumarno Zain. Jakarta: Erlangga.
Hasan, M. Iqbal. 2002a. Pokok-Pokok Materi Statistik 1
Saran
(Statistik Deskriptif). Jakarta: Bumi Aksara.
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti Hasanah, dan Dkk. (2008). Pengendalian Agregat Mon-
pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut : eter dalam Sistem Keuangan/Perbankan Ganda di
Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indone-
Pemerintah perlu meningkatkan Produk sia, Vol.23, No. 1 Januar1 2008.
Domestik Bruto. Dengan meningkatnya PDB, Hayati, Banatul. 2006. Analisis Stabilitas Permintaan
jumlah uang beredar dalam masyarakat akan Uang dan Stabilitas harga di Indonesia Tahun 1989
melimpah. Melimpahnya jumlah uang beredar – 2002. Semarang: Tesis PPS - Undip.
mengindikasikan kesejahteraan masyarakat me- Herlambang, Teddy dan Dkk, 2002. Ekonomi Makro
: Teori, Analisis, dan Kebijakan. Jakarta: PT
ningkat. Dengan kesejahteraan meningkat maka
Gramedia Pustaka Utama.
tabungan dan investasi juga akan meningkat se- Insukindro dan Dkk. 2004. Modul Ekonometri Dasar.
hingga dalam jangka panjang akan meningkat- Yogyakarta: Kerja sama Bank Indonesia dan
kan pertumbuhan ekonomi. Namun pemerintah FE-UGM.
juga harus memperhatikan sisi negatif dari me- Insukindro. 1993. Ekonomi Uang dan Bank : Teori dan
limpahnya jumlah uang beredar yaitu terjadinya Pengalaman di Indonesia. Yogyakarta: BPFE
inflasi. UGM.
Bank Indonesia hendaknya menjaga infla- Insukindro. 1999. “Pemilihan Model Ekonomi Empirik
si tetap rendah. Hal ini dimaksudkan agar BI rate Dengan Pendekatan Koreksi Kesalahan”. Dalam
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Volume 14
dapat ditetapkan pada level yang rendah pula se-
No. 1. Hal 1-8 Yogyakarta: Universitas Gadjah
hingga suku bunga kredit akan rendah dan mam- Mada
pu meningkatkan volume investasi yang mampu International Moneter Fund, www.imf.org.
menggerakkan sektor riil. Iswardono. 1981. Uang dan Bank. Yogyakarta: BPFE
Ucapan Terima Kasih Yogyakarta.
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah Mankiw, Gregory. 2000. Teori Makroekonomi Edisi Ke-
memberikan nikmat dan karunia-Nya, sehingga empat. Jakarta: Erlangga.
saya dapat menyelesaikan jurnal ini. Saya juga Manullang,M 1980. Ekonomi Moneter. Jakarta Timur:
menyampaikan rasa terima kasih kepada : Ghalia Indonesia.
Manurung, Johhy dan Adler, 2009. Ekonomi Keuangan
Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP. M.Si, Ketua
8
Inung Oni Setiadi / Economics Development Analysis Journal 2 (1) (2013)