Você está na página 1de 24

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem
Endokrin” tepat pada waktunya.
Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas Pendidikan Sains, selain itu
untuk mengetahui dan memahami Sistem Endokrin Manusia.
Penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap
pihakdiharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun.

Bengkulu, 2 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1


DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2
BAB 1 ............................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 3
1.2 Tujuan Penulisan.................................................................................................... 4
1.3 Manfaat Penulisan .................................................................................................. 4
BAB II ............................................................................................................................. 5
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 5
2.2 Struktur Fisiologi dan Anatomi ................................................................................ 5
2.3. Klasifikasi Sistem Endokrin ...................................................................................... 6
2.4 Sistem Organ Endokrin ............................................................................................. 7
2.5 Penyakit Pada Endokrin............................................................................................. 7
Macam-macam penyakit endokrin ................................................................................ 7
3.1 Pengertian Sistem Endokrin ....................................................................................... 9
3.2 Sistem Endokrin ......................................................................................................... 9
3.3 Kelenjar Sistem Endokrin........................................................................................ 11
1.Hipotalamus ............................................................................................................. 12
2 Kelenjar pituitari ...................................................................................................... 12
3. Kelenjar Hipofisis ................................................................................................... 14
4. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok) ........................................................................ 15
5. Kelenjar Paratiroid (kelenjar Anak Gondok) .......................................................... 16
6. Kelenjar Epifisis ..................................................................................................... 16
7. Kelenjar Timus ....................................................................................................... 17
8. Kelenjar Suprarenalis (Kelenjar Anak Ginjal/Kelenjar Adrenal) ........................... 17
9. Kelenjar Langerhans ............................................................................................... 18
10. Kelenjar Kelamin (Gonad) .................................................................................... 19
3.4 Penyakit Dan Gangguan Medis Pada Sistem Endokrin.......................................... 20
Macam-macam penyakit endokrin .............................................................................. 20
BAB IV .......................................................................................................................... 22
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 24
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan hasil
sekresinya langsung ke dalam darah ang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati
duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon. Secara umum sistem endokrin
adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur aktivitas tubuh.
Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar
kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu. Beberapa dari organ
endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal) disamping itu
juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda misalnya
kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan,
namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan
kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya
dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh
sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf
bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah . Kelenjar
endokrin ini termasuk hepar, pancreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan
kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya
kedalam duktus pada permukaan tubuh, sepertikulit, atau organ internal, seperti lapisan
traktusintestinal.
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam
darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh.
Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam
batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan
lebih banyak atau lebih sedikit hormon.
Sistem endokrin adalah control kelenjar tanpa saluran ( ductiess ) yang menghasilkan
hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ
lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa pesan” dan di bawah oleh aliran darah ke
berbagai sel dalam tubuh yang selanjutnya akan menerjemahkan “pesan” tersebut
menjadi suatu tindakan (Evi L. D, 2014).
Sistem endokrin terdiri atas badan-badan jaringan kelenjar,seperti tiroid,tapi juga
terdiri atas kelenjar yg ada di dalam suatu organ tertentu,seperti testis,ovarium,dan
jantung. Sistem endokrin menggunakan hormon untunk mengendalikan dan mengatur
fungsi tubuh sama seperti sistem saraf menggunakan sinyal listrik kecil. Kedua sistem
berinteraksi di otak dan saling melengkapi,tapi mereka cenderung berkerja dengan
kecepatan yang berbeda. Saraf bereaksi dalam hitungan detik,tapi tindakan mereka tak
lama kemudian menghilang,beberapa hormon memiliki efek yang lebih lama dan bekerja
dalam hitungan jam,minggu,bahkan tahun (Philip E.P, 2001).

1.2 Tujuan Penulisan

1. Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anatomi dan Fisiologi Manusia.


2. Menyebutkan fungsi dasar sistem Endokrin.
3. Memahami Struktur Fisiologi dan Anatomi dari sistem Endokrin.
4. Memahami penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada sistem Endokrin.

1.3 Manfaat Penulisan

1. Memahami fungsi dasar sistem endokrin.


2. Memahami Struktur Fisiologi dan Anatomi dari sistem endokrin.
3. Memahami penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada sistem endokrin.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kelenjar Endokrin


Sistem endokrin adalah control kelenjar tanpa saluran ( ductiess ) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa pesan” dan
di bawah oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh yang selanjutnya akan
menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu tindakan (Evi L. D, 2014).
Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai
susunan mikroskopik sangat sederhana (Ethel Sloane, Anatomi Dan Fisiologi Untuk
Pemula; hal 201)
Hormon adalah substansi kimia yang dihasilkan dalam tubuh yang memiliki
efek regulator spesifik pada aktivitas sel tertentu atau organ-organ tertentu (dr. Difa
Danis, Kamus Istilah Kedokteran; hal 312)
Hormon endokrin adalah hormon yang disekresi oleh organ atau jaringan
utama yang termaksud bagian sistem endokrin (Ethel Sloane, Anatomi Dan Fisiologi
Untuk Pemula; hal 201)
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan hasil
sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa
melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon. Secara umum
sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang
mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari,
kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan
kelenjar buntu. Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam
hormon (hormon tunggal) disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu
macam hormon atau hormon ganda misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur
kelenjar yang lain.

2.2 Struktur Fisiologi dan Anatomi


Hipofisis terletak di dasar otak di belakang hidung dan di pisahkan menjadi
2 lobus yang berbeda, hipofisis anterior (AP) dan hipofisis posterior (HP), hipofif
mengeluarkan setidaknya 5 hormon yang secara langsung mengendalikan kegiatan
kelenjar endokrin lainnya. 1 hormon thyrotropic (mempengaruhi kelenjar tiroid) 2
hormon adrenokortikoropik (mempengaruhi korteks adrenal) dan 3 hormon
gonadotropic (mempengaruhi kelenjar reproduksi).
Pineal (badan)kelenjar berbentuk kerucut kecil di yakini berfungsi sebagai
jam tubuh. Pineal yang terletak jauh di bagian belakang otak, mengeluarkan hormon
melatonin yang berfluktuasi setiap hari dengan tingkat tertinggi pada malam hari.
Tiroid kelenjar berbentuk kupu- kupu yang membungkus di sekitar bagian depan dan
sisi trakea (tenggorokan), hormon utama yang di hasilkan oleh tiroid adalah tiroksin
dan kalsitonin.
1. Tiroksin : Mengontrol tingkat metabolisme sebagai besar sel dalam tubuh
2. Kalsitonin : Mempertahankan kadar kalsium yang tepat dalam tubuh
3. Timus terletak di bagian atas dada bawah tulang dada
4. Pankreas kelenjar besar yang terletak di bawah dan di belakang lambung di perut
bagian bawah
Adrenal di bagi menjadi 2 wilayah yang berbeda yaitu:
1. Korteks (lapisan luar) mengeluarkan sekitar 30 hormon steroid
2. Medula (lapisan dalam) mengeluarkan adrenalim dan nonadrenalim

2.3. Klasifikasi Sistem Endokrin

Dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang


larut dalam air atau yang larut dalam lemak.
1. Hormon yang larut dalam air
Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin,
glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis.,
dopamin, norepinefrin, epinefrin).
2. Hormon yang larut dalam lemak
Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen,
progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin).
Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua, sementara
hormon steroid dapat menembus membran sel dengan bebas.

2.4 Sistem Organ Endokrin

Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal


,sedangkan yang lain lagi dua atau beberapa jenis hormon :misalnya kelenjar
hipofisis menghasilkan beberapa jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak
orang lain;karena itulah maka kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai “kelenjar
pimpinan tubuh”.
Organ endokrin yang terdapat berikut:
1. Kelenjar Hipofisis, lobus anterior dan posterior.
2. Kelenjar Tiroid dan Paratiroid,
3. Kelenjar Suprarenal,kortek dan medula, dan
4. Kelenjar timus dan barang kali juga badan Pineal.
Sistem endokrin tidak memasukan kelenjar eksokrim seperti kelenjar ludah,
kelenjar keringat, dan kelenjar - kelenjar lain dalam saluran gastromstestin. Kelenjar
dari system endokrin meliputi hipofisis, pineal, tiroid, paratiroid, timus, pankreas,
adrenal, dan ovarium atau testis.

2.5 Penyakit Pada Endokrin

Macam-macam penyakit endokrin

Ada berbagai jenis penyakit pada sistem endokrin. Diabetes adalah penyakit pada
sistem endokrin yang paling umum didiagnosis. Gangguan endokrin lainnya
termasuk:

1. Insufisiensi adrenal
2. Penyakit Cushing
3. Gigantisme (akromegali) dan masalah hormon pertumbuhan lainnya
4. Hipertiroidisme
5. Hipotiroidisme
6. Hipopituitarisme
7. Multiple Neoplasia Endokrin I dan II (MEN I dan II MEN)
8. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
9. Pubertas prekoks (dini) (Evelyn C. 2011)
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Sistem Endokrin

Kelenjar Endokrin adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya langsung


ke dalam darah yang beredar dalam jaringan, kelenjar ini tidak memiliki saluran tapi
mensekresi (mengeluarkan) hormon langsung ke dalam darah sehingga dapat
mencapai setiap sel darah di dalam tubuh. Hormon bekerja pada sasaran jaringan atau
organ tertentu dan mengatur aktivitas mereka.
Hormon mengatur proses seperti pemecahan subtansi kimia dalam
metabolisme,keseimbangan cairan dan produksi urin,pertumbuhan dan
perkembangan tubuh,serta reproduksi seksual. Hasil kerja hormon dari suatu kelenjar
dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor termasuk kadar zat dalam darah dan masukan
dari sistem saraf,karena hormon mengalir dalam darah, setiap hormon dapat
mencapai setiap bagian tubuh. Namun demikian bentuk molekul khusus dari setiap
hormon harus bisa masuk kedalam reseptor (penerima) pada jaringan atau organ
sasaran nya saja (Syafuddin (2009).
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama di bawah
nama organ endokrin,sebab sekresi yang di buat tidak meninggalkan kelenjarnya
melalui suatu saluran,tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar dalam
jaringan kelenjar. Kata “endokrin” berasal dari bahasa yunani yang berarti “sekresi
ke dalam”. Zat aktif utama dari sekresi interna ini disebut hormon,dari kata yunani
yang berarti “merangsang”. (Lauralee S, 2011).

3.2 Sistem Endokrin

Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormone tunggal,


sedangkan yang lain lagi dua atau beberapa jenis hormon :misalnya kelenjar hipofisis
menghasilkan beberapa jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak orang
lain;karena itulah maka kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai “kelenjar pimpinan
tubuh” (Philip E.P, 2001).
Organ endokrin yang terdapat berikut:
1. Kelenjar Hipofisis, lobus anterior dan posterior.
2. Kelenjar Tiroid dan Paratiroid,
3. Kelenjar Suprarenal,kortek dan medula, dan
4. Kelenjar timus dan barang kali juga badan Pineal.
Ovarium pada wanita dan terletak di akhir setiap tuba fallopi dan melekat pada
rahim ligamen ovarium.
1) Hormon Estrogen adalah hormon yang merangsang pertumbuhan lapisan rahim
(endometrium) menyebabkan lapisan tersebut menebal selama fase siklus pra
ovulasi.
2) Hormon Progesteron adalah salah satu hormon dalam tubuh manusia yang
merangsang dan mengaturberbagai fungsi,hormon ini berperan dalam
memelihara kehamilan pada ovarium.
3) Testis terletak di skrotum yang menggantung di antara kaki belakang penis.
Selain menghasilkan sperma testis menghasilkan testosteron (kepala hormon
seks pria)
4) Testosteron adalah salah satu jenis hormon seks pada pria yang sangat vital
kerena berkaitan dengan fungsi reproduksi dan seksualitas, kekurangan hormon
ini dapat menyebabkan tergantungnya beberapa fungsi tubuh dan dapat
menyebabkan impotensi (Evi L. D, 2014).
Sistem endokrin terdiri Fungsi utama sistem endokrin adalah membantu
mempertahankan dan mengatur fungsi vital yaitu :

1. Reaksi terhadap stress dan cidera Bila terjadi stress dan cidera sistem endokrin
memacu serangkaian reaksi yang ditujukan untuk mempertahankan tekanan darah
dan mempertahankan hidup. Yang berperan pada reaksi ini adalah hypotalamus,
hipofisis dan adrenal.
2. Pertumbuhan dan perkembangan.
3. Reproduksi

Yang berperan pada pertumbuhan dan kedewasaan adalah hipotalamun


hipofisis dan gonadotropin.
4. Mempertahankan Homeotatis Ionik

Sangat berperan dalam pengaturan lingkungan interna (sel dan jaringan


hidup) melalui keseimbangan natrium, kalium, air dan asam basa yang berperanan
hormon aldosteron dan antidiuretik (ADH). Sedangkan kelenjar paratyroid
mengandung kseimbangan calsium. Mengatur Metabolismedari beberapa kelenjar
endokrin utama dengan hormon yang dihasilkan dan jaringan sasarannya.

3.3 Kelenjar Sistem Endokrin

Gambar 1.1 Kelenjar Endokrin


Kelenjar dari sistem endokrin adalah sama pada pria dan wanita kecuali untuk
testis, yang hanya ditemukan pada laki-laki, dan ovarium, yang hanya ditemukan
pada wanita.
Hormon adalah senyawa organik yang di hasilkan oleh suatu kelenjar dan
langsung diedarkan oleh darah. Kelenjar tersebut tidak memiliki saluran sehingga
disebut kelenjar endokrin (kelenjar buntu),karena tidak memiliki saluran,hormon
langsung diedarkan oleh darah. Sekresinya di sebut sekresi internal. Hormon di
perlukan dalam jumlah sedikit,tetapi pengaruhnya sangat besar. Respon tubuh
terhadap hormon lebih lambat daripada respon tubuh terhadap impuls saraf. Respons
terhadap tubuh lebih lambat sebab hormon masuk dalam sistem transportasi darah
terlebih dahulu.setelah itu hormon akan masuk ke sel-sel yang berkaitan. Apabila sel-
sel tersebut melakukan metabolism(reaksi kimia) maka hormon tersebut baru akan
berpengaruh pada tubuh
1.Hipotalamus

Hipotalamus sebenarnya adalah bagian dari otak (lihat Gambar di bawah),


tetapi juga mengeluarkan hormon. Beberapa hormon yang “memberitahukan”
kelenjar hipofisis baik untuk mengeluarkan atau menghentikan mensekresi hormon
tersebut. Dengan cara ini, hipotalamus menyediakan link antara sistem saraf dan
endokrin. Hipotalamus juga menghasilkan hormon yang secara langsung mengatur
proses tubuh. Hormon-hormon ini melakukan perjalanan ke kelenjar pituitari, yang
menyimpan mereka sampai mereka dibutuhkan. Hormon termasuk hormon
antidiuretik dan oksitosin.

o Hormon antidiuretik merangsang ginjal untuk menghemat air dengan


memproduksi urine lebih pekat.
o Oksitosin merangsang kontraksi persalinan, diantara fungsi lainnya.

.
Gambar 1.2 Hipotalamus
Hipotalamus dan kelenjar hipofisis adalah terletak berdekatan di bagian bawah
otak.

2 Kelenjar pituitari

Kelenjar pituitari seukuran kacang melekat pada hipotalamus oleh tangkai


tipis (lihat Gambar di atas). Ini terdiri dari dua lobus seperti bola. Lobus posterior
(belakang) menyimpan hormon dari hipotalamus. Lobus anterior (depan)
mengeluarkan hormon hipofisis. Beberapa hormon hipofisis dan efek mereka
tercantum dalam Tabel di bawah ini. Kebanyakan hormon hipofisis
mengendalikan kelenjar endokrin lainnya. Itu sebabnya hipofisis sering disebut
“master gland” dari sistem endokrin.

Gambar 1.4 Kelenjar pituitari

Tabel.1 Hormon

Hormon Target Mempengaruhi

hormon Merangsang korteks setiap kelenjar


adrenokortikotropik kelenjar adrenal adrenal untuk mengeluarkan hormon
(ACTH) tersebut.

Thyroid-stimulating Merangsang kelenjar tiroid untuk


Kelenjar tiroid
hormone (TSH) mensekresi hormon tiroid.

Hormon pertumbuhan Merangsang sel-sel tubuh untuk


Badan sel
(GH) mensintesis protein dan tumbuh.

Merangsang ovarium untuk


Follicle-stimulating mengembangkan telur matang;
Ovarium, testis
hormone (FSH) merangsang testis untuk
memproduksi sperma.

Merangsang ovarium dan testis untuk


Luteinizing hormone mensekresikan hormon seks;
Ovarium, testis
(LH) merangsang ovarium untuk
melepaskan telur.

Merangsang kelenjar susu untuk


prolaktin (PRL) kelenjar susu
menghasilkan susu.

Sumber: (Evelyn C, 2002) .


3. Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak besar. Kelenjar hipofisis disebut juga
master gland karena sekresinya berperan mengatur sekreasi kelenjar endokrin
lainya.
1). Lobus anterior hipofisis
Lobus anterior hipofisis menghasilkan bermacam-macam hormon sebagai
berikut:
1. Somatotrophic Hormone (STH)
Somatotrophic hormone (hormon somatotrofik) disebut juga hormon
pertumbuhan ( growth hormone/GH) karena berfungsi untuk pertumbuhan.
2. Luteotropin Hormone (LTH)
Hormon ini disebut juga prolaktin. Fungsinya merangsang kelenjar air
susu untuk menyekresikan air susu.
3. Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
Hormon ini berfungsi merangsang sekresi kelenjar tiroid.
4. Adrenorcoticotrophic Hormone (ACTH)
Fungsi hormon ini untuk mengendalikan kelenjar korteks adrenal.
5. Gonadotropic Hormone (GH)
Gonadotropic hormone merupakan kelenjar kelamin yang terdiri atas
follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Pada
pria,FSH berfungsi mempengaruhi spermatogenesis,sedangkan pada wanita
berfungsi merangsang pemasakan folikel dalam ovarium.
2). Lobus Intermedia Hipofisis
Bagian ini menghasilkan melanocyte stimulating hormone (MSH) yang
berfungsi mengatur perubahan warna kulit.
3). Lobus Posterior Hipofisis
Bagian ini menghasilkan dua bagian hormon, yaitu Vasopresin yang
mempengaruhi tekanan darah serta Oksitosin yang berfungsi membantu proses
kelahiran pada wanita.
Gambar 1. 5 kelenjar hipotisis

4. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)

Kelenjar tiroid terletak di kiri dan di kanan trakea di daerah faring, dekat
jakun. Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroksin, triidotironin, dan kalsironin.
Hormon_hormon ini berfungsi mempengaruhi metabolisme sel, mempengaruhi
pertumbuhan, dan mempengaruhi perubahan tiroksin.
Kelebihan (hipersekresi) tiroksin pada orang dewasa akan
mengakibatkan penyakit morbus basedow. Tanda_tanda penyakit ini, antara lain
metabolisme meningkat, denyut jantung cepat, gugup, emosional, pelupuk mata
melebar, dan bola mata menonjol. Hipersekresi tiroid pada anak_anak
menyebabkan gigantisme (pertumbuhan raksasa). Sementara itu, kekurangan
(hiposekresi) tiroksin pada orang dewasa menyebabkan miksedema. Gejala ini
ditandai dengan kegemukan yang luar biasa (obesitas) dan kecerdasan menurun.
Hiposekresi tiroksin pada anak-anak menyebabkan kretinisme , yaitu pertumbuhan
kerdil dan kemunduran mental.
Hormon tiroksin mengandung banyak yodium. Kekurangan yodium
dalam jangka panjang dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar tiroid. Hal itu
terjadi kerena kelenjar tiroid harus bekerja keras memproduksi tiroksin dengan
bahan baku (yodium) yang kurang. Pembengkakan kelenjar tiroid menimbulkan
penyakit gondok.
Hormon kalsitonin berfungsi menjaga keseimbangan ion kalsium (Ca2+)
dalam darah. Jika ion Ca2+ dalam darah meningkat, hormon kalsitonin juga
meningkat dan akan mendapatkan ion Ca2+ tersebut dalam tulang (Philip E.P, 2001)

.
rGambar 1.6 kelenjar tiroid

5. Kelenjar Paratiroid (kelenjar Anak Gondok)

Kelenjar paratiroid terletak disebelah dorsal kelenjar tiroid. Fungsinya


menghasilkan hormon parathormon yang bertugas mengatur pertukaran zat kapur
Ca dan posfor dalam darah. Apabila kadar Ca dalam darah rendah,parathormon
akan mempengaruhi zat kapur dalam tulang agar larut dan masuk dalam darah
menjadi ion Ca2+. Hipersekresi parathormon menyebabkan Ca dalam darah naik
sehingga mengakibatkan pengendapan zat kapur pada ginjal (batu ginjal). Namun,
apabila terjadi hiposekresi parathormon akan menyebabkan tetanus.

Gambar 1. 7 kelenjar paratiroid

6. Kelenjar Epifisis
Sampai sekarang peranan kelenjar epifisis pada manusisa belum
diketahui. Namun, kelenjar epifisis pada katak berfungsi untuk mengatur pigmen
melanin. Peranannya adalah saat katak dalam kondisi yang tidak menguntungkan,
pigmen melanin akan mengumpul dan berakibat kulit katak menjadi pucat.

Gambar 1.8 Kelenjar Epifisis

7. Kelenjar Timus

Fungsi kelenjar timus, untuk menimbun hormon somatotropin (hormon


pertumbuhan) dalam masa pertumbuhan. Kelenjar timus berhenti bekerja setelah
masa remaja.

Gambar 1.9 Kelenjar Timus

8. Kelenjar Suprarenalis (Kelenjar Anak Ginjal/Kelenjar Adrenal)

Kelenjar terdiri atas dua bagian, yaitu korteks dan medulla.


1. Korteks (Bagian Kulit)
Bagian ini menghasilkan
a) Mineralokortikoid yang berfungsi menyerap ion Na dari darah dan mengatur
reabsorpsi air pada ginjal.
b) Glukokoritikoid, yang berperan menaikkan kadar glikogen.
c) Androgen, yang bersama- sama dengan kelenjar gonad menentukan sifat
kelamin sekunder pada pria.
2. Medula (Bagian Dalam)
Bagian ini menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin) yang berfungsi
a) memacu aktivitas jantung dan menyempitkan pembuluh darah kulit serta
kelenjar mukosa.
b) mengendurkan otot polos batang tenggorok sehingga melapangkan
pernapasan.
c) menaikkan kadar gula darah dan memengaruhi pemecahan glikogen dalam hati
(glikogenolisis).

Gambar 1.10 Kelenjar Suprarenalis

9. Kelenjar Langerhans

Kelenjar Langerhans terdapat di dalam pankreas. Tugasnya menghasilkan


hormon insulin. Fungsi hormon ini besifat antagonis dengan fungsi hormon
adrenalin, yaitu mengubah gula menjadi glikogen dalam hati dan otot. Hiposekresi
insulin menyebabkan penyakit diabetes mellitus (kencing manis) (Evi L. D, 2014).
Gambar 1.11 Kelenjar Langerhans

10. Kelenjar Kelamin (Gonad)

Kelenjar kelamin di bagi dua, yaitu pada pria dan wanita.


1) Kelenjar Kelamin Pria
Kelenjar kelamin pria adalah testis. Fungsinya menghasilkan sperma,
hormon androgen, dan hormon testosteron. Hormon androgen berfungsi
mendukung pembentukan sperma, mendorong perkembangan dan
pemeliharaan karakteristik seks sekunder jantan. Adapun fungsi hormon
testosteron hampir sama dengan androgen. Selain itu, testosteron juga
bertanggung jawab terhadap percepatan pertumbuhan remaja. Testosteron
berfungsi dalam spermatogenesis dan berefek negative terhadap sekresi LH
(Luteinizing Hormon).
2) Kelenjar Kelamin Wanita
Kelenjar kelamin wanita berupa ovarium yang menghasilkan hormon
estrogen, hormon progesterone, dan sel telur (ovum). Fungsi estrogen untuk
merangsang pertumbuhan dinding uterus, mendorong perkembangan dan
pemeliharaan karakteristik seks sekunder betina. Fungsi progesterone untuk
mengatur
pertumbuhan plasenta, menghambat sekresi FSH, dan melancarkan air
susu bagi ibu yang menyusui (Syafuddin, 2006)
Gambar 1.12 Kelenjar Kelamin (Gonad)

3.4 Penyakit Dan Gangguan Medis Pada Sistem Endokrin

Macam-macam penyakit endokrin

Ada berbagai jenis penyakit pada sistem endokrin. Diabetes adalah penyakit pada
sistem endokrin yang paling umum didiagnosis. Gangguan endokrin lainnya termasuk:

1. Insufisiensi Adrenal
Penyakit ini disebabkan karena kelenjar adrenal merilis terlalu sedikit hormon
kortisol dan kadang-kadang, aldosteron. Gejala termasuk kelelahan, sakit perut,
dehidrasi, dan perubahan kulit. Penyakit Addison adalah jenis insufisiensi adrenal.
2. Penyakit Cushing
Kelebihan hormon kelenjar hipofisis menyebabkan kelenjar adrenal terlalu
aktif. Kondisi serupa disebut sindrom Cushing dapat terjadi pada manusia, terutama
anak-anak, yang mengkonsumsi obat kortikosteroid.
3. Gigantisme (akromegali) dan masalah hormon pertumbuhan lainnya
Jika kelenjar pituitari memproduksi hormon pertumbuhan terlalu banyak,
tulang anak dan bagian tubuh dapat tumbuh dengan cepat. Jika kadar hormon
pertumbuhan terlalu rendah, seorang anak dapat mengalami pertumbuhan yang
lambat.
4. Hipertiroidisme
Kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid, yang menyebabkan
penurunan berat badan, denyut jantung yang cepat, berkeringat, dan gelisah.
Penyebab paling umum untuk tiroid yang terlalu aktif adalah gangguan autoimun
yang disebut penyakit Grave.
5. Hipotiroidisme
Kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup, menyebabkan
kelelahan, sembelit, kulit kering, dan depresi. Kelenjar kurang aktif dapat
menyebabkan perkembangan melambat pada anak-anak. Beberapa jenis
hipotiroidisme hadir pada saat lahir.
6. Hipopituitarisme
Rilis kelenjar hipofisis sedikit atau tidak ada hormon. Ini mungkin disebabkan
oleh sejumlah penyakit yang berbeda. Wanita dengan kondisi ini mungkin berhenti
mendapatkan siklus menstruasi mereka.
7. Multiple Neoplasia Endokrin I dan II (MEN I dan II MEN)
Penyakit ini disebabkan kondisi genetik yang diturunkan melalui keluarga.
Mereka menyebabkan tumor dari paratiroid, adrenal, dan kelenjar tiroid,
menyebabkan kelebihan hormon.

8. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)


Kelebihan androgen mengganggu perkembangan telur dan pembebasan mereka
dari indung telur perempuan. PCOS adalah penyebab utama infertilitas.
9. Pubertas prekoks (dini)
Abnormal pubertas dini yang terjadi ketika kelenjar memberitahu tubuh untuk
melepaskan hormon seks terlalu cepat dalam hidup ( Evelyn C. 2011) .
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Sistem endokrin adalah control kelenjar tanpa saluran ( ductiess ) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa pesan” dan
di bawah oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh yang selanjutnya akan
menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu tindakan.
2. Organ endokrin yang terdapat berikut:
o Kelenjar Hipofisis, lobus anterior dan posterior.
o Kelenjar Tiroid dan Paratiroid,
o Kelenjar Suprarenal,kortek dan medula, dan
o Kelenjar timus dan barang kali juga badan Pineal.
3. Macam-macam penyakit endokrin
o Insufisiensi adrenal
o Penyakit Cushing
o Gigantisme (akromegali) dan masalah hormon pertumbuhan lainnya
o Hipertiroidisme

o Hipotiroidisme
o Hipopituitarisme

o Multiple Neoplasia Endokrin I dan II (MEN I dan II MEN)


o Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
o Pubertas prekoks (dini) (Evelyn C. 2011)

4.2 Saran
Diharapkan kepada setiap mahasiswa agar lebih berperan aktit dalam
pelaksaan sebuah tugas agar menghasilkan kreatifitas yang lebih baik kedepannya.
Dan kepada pihak Kampus agar memperhatikan perbendaharaan buku- buku dalam
perpustakaan agar mahasiswa mudah memperoleh berbagai sumber.
DAFTAR PUSTAKA

Luwita, Dwisang Evi, S.Si.2014. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan
Paramedis.Tangerang Selatan : Binarupa Aksara.
Mansjoer, Arif dan Suprohaita. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Tangerang
Selatan : Media Aesculapius.
Pack, E Philip, Ph. 2001. Anatomi dan Fisiologi – Bandung: Pakar Raya.
Pearsce, Evelyn C. 2011. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis - Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis - Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Rubin , M. R. & J. Sliney Jr. 2014. Therapy of hypoparathyroidism with intact
parathyroid hormone. Jurnal Keperawatan Bina Medika, Jakarta
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 6 – Jakarta :
EGC.
Syafuddin. 2009. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan edisi 2 -
Jakarta : Salemba Medika.
Syafuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa perawat edisi 3 – Jakarta : EGC.
Syamsuri Istamar.(2004). Biologi Untuk SMA. Jakarta : Erlangga.

Você também pode gostar