Você está na página 1de 13

A.

Riwayat Hidup

Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908. Maslow
dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua yang tidak mengenyam pendidikan
tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak
lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam
lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi. Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada
masa itu. Ia bertumbuh di perpustakaan di antara buku-buku. Ia awalnya berkuliah hukum,
namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus dari Universitas
Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada
bulan desember 1928 dan bertemu dengan mentor utamanya yaitu profesor Harry Harlow.Ia
memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow
kemudian memperdalam riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami
subjek yang sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu
kolega awal dari Sigmund Freud. Pada tahun 1937-1951, Maslow memperdalam ilmunya di
Brooklyn College.
Di New York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang antropologis,
dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara profesional maupun
personal. Kedua orang inilah yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami
perilaku manusia, kesehatan mental, dan potensi manusia. Ia menulis dalam subjek-subjek ini
dengan mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari gagasan-gagasan psikologi, namun
dengan pengembangan yang signifikan. Penambahan tersebut khususnya mencakup hirarki
kebutuhan, berbagai macam kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan puncak dari pengalaman.
Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950
hingga 1960-an. Pada masa ini, ia dikenal sebagai "kekuatan ke tiga" di samping teori Freud dan
behaviorisme.
Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeis dari 1951 hingga 1969, dan menjabat ketua
departemen psikologi di sana selama 10 tahun. Di sinilah ia bertemu dengan Kurt Goldstein
(yang memperkenalkan ide aktualisasi diri kepadanya) dan mulai menulis karya-karyanya
sendiri. Di sini ia juga mulai mengembangkan konsep psikologi humanistik. Ia menghabiskan
masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena serangan jantung pada 8
Juni 1970. Kemudian, Pada tahun 1967,Asosiasi Humanis Amerika menganugerahkan gelar
Humanist of the Year.
BAB II
PEMBAHASAN

A. HOLISME DAN HUMANISME


Teori Abraham Maslow dimasukkan kedalam paradigma traits karena teori itu menekankan
pentingnya peran kebutuhan dalam pembentukan kepribadian. Dalam hal ini kedudukan Maslow
menjadi unik. Pada mulanya dia adalah pengikut setia John Watson, sehingga dapat dimasukkan
kedalam kelompok behavioris. Namun kemudian menyadari bahwa behaviorisme dan
psikoanalisis yang mengembangkan teori berdasarkan penelitian binatang dan orang neorotik,
tidak berhasil menangkap keajaiban nilai-nilai kemanusiaan. Abraham Maslow akhirnya menjadi
orang pertama yang memproklamirkan aliran humanistik sebagai kekuatan ketiga dalam
psikologi (kekuatan pertama: psikoanalisis, dan kekuatan kedua: behaviorisme)

HUMANISME
Humanisme menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk
menyatakan diri (self-realization). Humanisme menentang pesimisme dan keputus-asaan
pandangan psikoanalitik dan konsep kehidupan "robot" pandangan behaviorisme. Humanisme
yakin bahwa manusia memiliki didalam dirinya potensi untuk berkembang sehat dan kreatif, dan
jika orang mau menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri, dia akan menyadari
potensinya, mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan orang tua, sekolah, dan tekanan sosial
lainnya. Pandangan humanisme dalam kepribadian menekankan hal-hal berikut :

Holisme
Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku sebagai kesatuan yang utuh,
bukan sebagai rangkaian bagian/ komponen yang berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang
terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan, dan apa yang terjadi dibagian satu akan mempengaruhi
bagian lain. Hukum yang berlaku umum mengatur fungsi setiap bagian. Hukum inilah yang
mestinya ditemukan agar dapat difahami berfungsinya tiap komponen.
Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah ;
1. Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi (unity,
integration, consistency, dan coherence). Organisasi adalah keadaan normal, dan
disorganisasi berarti patologik.
2. Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada
bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut hukum-
hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.
3. Organisme memiliki satu drive yang berkuasa yakni aktualisasi diri (self actualization).
Orang berjuang tanpa henti (continous) untuk merealisasi potensi inheren yang
dimilikinya pada ranah manapun yang terbuka baginya.
4. Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal. Potensi
organisme, jika bisa terkuak dilingkungan yang tepat, akan menghasilkan
kepribadian
yang sehat dan integral.
5. Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada penelitian
ekstensif terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolir.
Menolak Riset Binatang
Psikologi humanistik menekankan perbedaan antara tingkah laku manusia dengan tingkah laku
binatang. Riset binatang memandang manusia sebagai mesin dan mata rantai refleks-
kondisioning, mengabaikan karateristik manusia yang unik seperti idea, nilai-nilai, keberanian,
cinta, humor, cemburu, dosa, serta puisi, musik, ilmu, dan hasil kerja berfikir lainnya. Menurut
Maslow, behaviorisme secara filosofis berpandangan dehumanisme.

Manusia Pada Dasarnya Baik, Bukan Setan


Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologi yang analog dengan struktur fisik:
mereka memiliki "kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan yang sifat dasarnya genetik."
Beberapa sifat menjadi ciri umum kemanusiaan, sifat-sifat lainnya menjadi ciri unik individual.
Kebutuhan, kemampuan dan kecenderungan itu secara esensial sesuatu yang baik, atau paling
tidak sesuatu yang netral, itu bukan setan. Pandangan Maslow ini menjadi pembaharuan terhadap
pakar yang menganggap kebutuhan dan tendensi manusia itu buruk atau antisosial (misalnya, apa
yang disebut dosa warisan oleh ahli agamadan konsep id dari Freud). Sifat setan yang jahat,
destruktif dan kekerasan adalah hasil dari frustasi atau kegagalan memuaskan kebutuhan dasar,
dan bukan bagian dari hereditas. Manusia mempunyai struktur yang potensial untuk berkembang
positif.

Potensi Kreatif
Kreatifitas merupakan ciri universal manusia, sejak dilahirkan. Itu adalah sifat alami, sama
dengan sifat biji yang menumbuhkan daun, burung yang terbang, maka manusia kreatif.
Kreativitas adalah potensi semua orang, yang tidak memerlukan bakat dan kemampuan yang
khusus. Sayangnya, umumnya orang justru kehilangan kreativitas ini karena proses
pembudayaan (enculturated). Termasuk didalamnya pendidikan formal, yang memasung
kreativitas dengan menuntut keseragaman berfikir kepada semua siswanya. Hanya sedikit orang
yang kemudian menemukan kembali potensi kreatif yang segar, naif, dan langsung, dalam
memandang segala sesuatu.

Menekankan Kesehatan Psikologik


Pendekatan humanistik mengarahkan pusat perhatiannya kepada manuasia sehat, kreatif dan
mampu mengaktualisasi diri. Maslow berpendapat psikopatologi umumnya hasil dari penolakan,
frustasi atau penyimpangan dari hakikat alami seseorang. Dalam pandangan ini, apa yang baik
adalah semua yang memajukan aktualisasi diri, dan yang buruk atau abnormal adalah segala hal
yang menggagalkan atau menghambat atau menolak kemanusiaan sebagai hakikat alami. Karena
itu, Psikoterapi adalah usaha mengembalikan orang ke jalur aktualisasi dirinya dan berkembang
sepanjang lintasan yang diatur oleh alam didalam dirinya. Teori psikoanalisis tidak komprehensif
karena didasarkan pada tingkah laku abnormal atau tingkah laku sakit. Maslow berpendapat
bahwa penelitian terhadap orang lumpuh dan neorotik hanya akan menghasilkan psikologi
"lumpuh" karena itu dia justru meneliti orang yang berhasil merealisasikan potensi secara utuh,
memiliki aktualisasi diri, memakai dan mengeksploitasi sepenuhnya bakat, kapasitas dan
potensinya. Objek penelitiannya adalah orang-orang yang terkenal, tokoh-tokoh idola yang
kreativitas dan aktualisasi dirinya mendapat pengakuan dari masyarakat luas, misalnya: Eleanor
Roosevelt, Albert Einstein, Walt Whiteman, dan Ludwig Bethoven.

B. MOTIVASI : TEORI HIRARKI KEBUTUHAN

Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi kebutuhan manusia dipandang
tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. setiap. jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya
kalau jenjang sebelumnya telah (relatif) terpuaskan. Hubungan Antar Kebutuhan
Jenjang motivasi bersifat mengikat, maksudnya; kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah harus
relatif terpuaskan sebelum orang menyadari atau dimotivasi oleh kebutuhan yang jenjangnya
lebih tinggi. Jadi, kebutuhan fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan
rasa aman. Sesudah kebuutuhan fisiologis dan rasa aman terpuaskan, baru muncul kebutuhan
kasih sayang, begitu seterusnya sampai kebutuhan dasar terpuaskan, -baru akan muncul
kebutuhan meta.

Kebutuhuan Rendah versus Kebutuhan Tinggi

Pada umumnya kebutuhan yang lebih mempunyai kekuatan atau kecenderungan yang lebih
untuk di prioritaskan.
Perbandingan antara kebutuhan-kebutuhan itu dipostulatkan oleh Moskow sebagai berikut :

1. Kebutuhan meta muncul belakangan dalam evolusi perkembangan manusia. Semua


makhluk hidup membutuhkan makan dan minum tetapi hanya manusia yang memiliki
aktualisasi diri, mengetahui dan memahami.

2. Kebutuhan yang lebih tinggi muncul belakangan dalam perkembangan individu.


Aktualisasi diri mungkin baru akan muncul pada usia pertengahan. Bayi hanya memiliki
kebutuhan fisiologis dan keamanan dan pada masa adolesen muncul belonging, cinta dan
esteem.

3. Kebutuhan yang semakin lebih tinggi, semakin kurang kaitannya dengan usaha
mempertahankan kehidupan, perolehan kepuasannya bisa ditunda semakin lama. Gagal
memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi tidak mengakibatkan keadaan darurat atau reaksi
krisis seperti pada kegagalan memuaskan kebetuhan yang lebih rendah.

4. Kebutuhan meta memberi sumbangan yang lebih besar untuk tumbuh dan berkembang,
dalam bentuk kesehatan yang lebih baik, usia panjang, dan memperluas efisiensi biologis.
Karena alasan-alasan itulah kebutuhan meta disebut juga kebutuhan berkembang atau
kebutuhan menjadi (growth need or being need).
5. Kebutuhan yang lebih rendah hanya menghasilkan kepuasan biologis, sedang kebutuhan
yang lebbih tinggi memberi keuntungan biologis dan psikologis karena menghasilkan
kebahagiaan yang mendalam, kedamaian jiwa, dan keutuhan kehidupan batin.

6. Kepuasan pada kebutuhan yang lebih tinggi melibatkan lebih banyak persyaratan dan
lebih kompleks dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah. Misalnya, usaha
memporoleh aktualisasi diri memerlukan prasyarat: semua kebutuhan sebelumnya telah
dipuaskan dan melibatkan tingkah laku dan tujuan yang lebih rumit dan canggih
dibanding usaha mendapat makanan.

7. Kepuasan pada kebutuhan yang lebih tinggi memerlukan kondisi eksternal-sosial,


ekonomi, politik- yang lebih baik dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah.
Misalnya aktualisasi diri memerlukan kebebasan ekspresi dan memperoleh peluang
dibanding kebutuhan rasa aman.

Kebutuhan Dasar 1: Kebutuhan Fisiologis


Umumnya kebutuhan fisiologis bersifat homeostatic (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur
fisik) seperti makan, minum, gula, garam, serta kebutuhan istirahat dan seks. Bisa terjadi
kebutuhan fisiologis harus dipuaskan oleh pemuas yang seharusnya tetapi ada juga kebutuhan
yang dapat dipuaskan dengan pemuas yang lain.

Kebutuhan Dasar 2: Kebutuhan Keamanan (Safety)


Sesudah kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncul kebutuhan keamanan, stabilitas,
proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut dan cemas. Kebutuhan
fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan.
Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek, sedangkan keamanan adalah
pertahanan hidup jangka panjang.
Kebutuhan keamanan sudah muncul sejak bayi, dalam bentuk menangis dan berteriak ketakutan
karena perlakuan yang kasar. Pengasuhan yang bebas tidak mengenakan batasan-batasan,
misalnya tidak mengatur interval kapan bayi tidur dan kapan makan, akan membuat bayi
bingung dan takut, bayi tidak terpuaskan kebutuhan keamanan dan keselamatannya.
Menurut Maslow gejala neurotik obsesif –kompulsif banyak dilatarbelakangi oleh kegagalan
memenuhi kebutuhan keamanan. Misalnya orang berulang-ulang meneliti pintunya sudah
terkunci atau belum.

Kebutuhan Dasar 3: Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belonging dan Love)


Sesudah kebutuhan fisiologis dan keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau dari
kelompok social dan cinta menjadi tujuan yang dominan. Maslow menolak pandangan Freud
bahwa cinta adalah sublimasi dari insting seks. Menurutnya, cinta tidak sinonim dengan seks,
cinta adalah hubungan sehat antara sepasang manusia yang melibatkan perasaan saling
menghargai, menghormati, dan mempercayai.
Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni Deficiency atau D-love dan Being atau B-love. Kebutuhan
cinta karena kekurangan, itulah D-love; orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya,
seperti harga diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. D-love
adalah cinta yang mementingkan diri sendiri, lebih memperoleh daripada memberi.
B-love di dasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa keinginan
memanfaatkan orang itu. Menurut Maslow, kegagalan memenuhi kebutuhan dimiliki dan cinta
menjadi sebab hampir semua bentuk psikopatologi.

Kebutuhan Dasar 4: Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem)


Manakala kebutuhan dimiliki dan cinta telah relatif terpuaskan, kekuatan motivasinya melemah,
diganti motivasi harga diri. Ada dua jenis harga diri:

1. Menghargai diri sendiri (self respect): orang membutuhkan pengetahuan tentang dirinya
sendiri bahwa dirinya berharga, mampu menguasai tugas dan tantangan hidup.

2. Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from others): orang membutuhkan
pengetahuan bahwa dirinya dikenal baik dan dinilai baik oleh orang lain.

Menurut Maslow, penghargaan dari orang lain hendaknya diperoleh berdasarkan penghargaan
diri kepada diri sendiri.

Kebutuhan Meta: Kebutuhan Aktualisasi Diri


Akhirnya sesudah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan meta, kebutuhan
menjadi sesuatu yang orang itu mampu mewujudkannya secara maksimal seluruh bakat-
kemampuan-potensinya. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan
dirinya sendiri untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya dan untuk menjadi kreatif
dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya.
Empat kebutuhan dasar adalah kebutuhan karena kekurangan atau D-need (deficiency need),
sedangkan kebutuhan meta adalah kebutuhan karena ingin berkembang-ingin berubah, ingin
mengalami trasformasi menjadi lebih bermakna atau B-need (being need). Menurut Maslow
kebutuhan dasar berisi kebutuhan konatif sedangkan kebutuhan meta berisi kebutuhan estetik
dan kebutuhan kognitif.
Kebutuhan Neurotik
Kepuasan kebutuhan hirarkis ( konatif ,estetis , kognetif ) menjadi dasar dari kesehatan fisik dan
psikis seseorang, dan frustasi karena kegagalan memperoleh kepuasan akan menimbulkan
gangguan , penyakit pada saraf tertentu . Maslow mengemukakan, manusia masih mempunyai
satu kebutuhan, yakni kebutuhan neurotic, yang bekerja terpisah dari tiga kebutuhan itu
. Frustasi karena kebutuhan hirarkis tidak terpenuhi, dalam keadaan yang ekstrim dan berjangka
lama dapat berubah menjadi kebutuhan neurotik. Sesudah berubah wujud menjadi kebutuhan
neuritik, kebutuhan ini membuat system sendiri yang terpisah dari sisten kebutuhan yang
sehat. Kebutuhan neurotic membuat orang mengalami stagnan atau patologis tidak peduli
apakah kebutuhan itu terpenuhi atau tidak terpenuhi.
Kebutuhan neurotik bersifat nonproduktif, mengembangkan gaya hidup yang tidak sehat, gaya
hidup yang tidak memiliki nilai dalam kaitan dengan perjuangan mencapai aktualisasi diri, gaya
hidup reaktif, berperan sebagai kompensasi dari kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi. Orang
yang kebutuhan keamanannya tidak terpuaskan, mungkin mengembangkan keinginan yang kuat
untuk menimbun uang dan harta benda. Dorongan menimbun semacam itu adalah dorongan
neurotik, tidak berharga sebagai motivator menuju kesehatan jiwa .

Mencapai Aktualisasi diri


Aktualisasi diri dapat dipandang sebagai kebutuhan tertinggi dari suatu hirarki kebutuhan, namun
juga dapat di pandang sebagai tujuan final,tujuan ideal dari kehidupan manusia. Konsep tujuan
hidup motivator ini mirip dengan konsep arsetif-self dari jung, kekuatan-kreatif-self dari adler,
ataupun realisasi dari horney. Menurut Maslow , tujuan aktualisasi diri itu bersifat alami, yang
dibawa sejak lahir.
Kebutuhan neurotik merupakan perkembangan kebutuhan yang menyimpang dari jalur alami.
Menurut Maslow penolakan,frustasi,dan penyimpangan dari perkembangan hakekat alami akan
menimbulkan psikopatologi. Dalam pandangan ini,apa yang baik adalah semua yang mendekat
ke aktualisasi diri, dan yang buruk atau abnormal adalah segala hal yang menggagalkan atau
menghambat atau menolak aktualisasi diri sebagai hakekat alami kemanusiaan. Karena itu
psikoterapi adalah usia mengembalikan orang ke jalur aktualisasi dirinya dan perkembangan
sepanjang lintasan yang diatur alam di dalam dirinya.

Pengembangan diri
Orang gagal mencapai aktualisasi diri karena mereka takut menyadari kelemahan dirinya sendiri.
Maslow mengemukakan dua jalur untuk mencapai aktualisasi diri , yaitu: 1. jalur
belajar (mengembangkan diri secara optimal pada semua tingkat kebutuhan hirarkis) , dan 2.
Jalur pengalaman puncak.
Ada delapan model tingkahlaku yang harus di pelajari dan dilakukan agar orang dapat mencapai
aktualisasi diri melalui jalur belajar-pengembangan diri,sebagai berikut:
1. Alami sesuatu dengan utuh , gambling, tanpa pamrih.
2. Hidup adalah perjalanan proses memilih antara keamanan(jauh dari rasa sakit dan kebutuhan
bertahan) dengan resiko (demi kemajuan dan pengembangan).
3. Biarkan self tegak.
4. Apabila ragu, jujurlah.
5. dengar dengan seleramu sendiri,bersiaplah untuk tidak popular.
6. Gunakan kecerdasanmu ,kerjakan sebaik mungkin apa yang ingin kamu kerjakan, apakah
itu
latihan jaru diatas tuas piano, mengingat setiap tulang-otot-hormon, atau belajar bagaimana
memelitur kayu sehingga menjadi halus seperti sutra.
7. Buatlah pengalaman puncak (peak experience ) seperti terjadi, buang ilusi, dan panddangan
salah, pelajari apa yang kamu tidak bagus dan kamu tidak potensial.
8. Temukan siapa dirimu ,apa pekerjaanmu,apa yang kamu senangi dan apa yang tidak kamu
senangi ,apa yang baik dan buruk bagimu,kemana kamu pergi,apa misimu.

Pengalaman Puncak (Peak Experience )


Maslow menemukan dalam penelitiannya bahwa banyak orang yang mencapai aktualisasi diri
ternyata mengalami pengalaman puncak: suatu pengalaman mistik mengenai perasaan dan
sensasi yang mendalam , psikologik dan fisiologik. Suatu keadaan dimana seseorang mengalami
ekstasi-keajaiban-terpesona-kebahagiaan yang luar biasa ,seperti pengalaman keilahian yang
mendalam, dimana saat itu diri seperti hilang atau mengalami transendesi. Maslow menerima
gambaran penga laman puncak yang disusun oleh William james, sebagai berikut:
1. Tak terlukiskan ( ineffability) : subjek sesudah mengalami pengalaman puncak segera
mengatakan bahwa itu adalah ekspresi keajaiban, yang tidak dapat digambarkan dengan kata-
kata, yang dapat di jelaskan kepada orang lain.
2. Kualits kebenaran intelektual (neotic quality) : pengalaman puncak adalah pengalaman
menemukan kebenaran dari hakekat intelektual.
3. Waktunya pendek(transiency) : keadaan mistis tidak bertahan lama. Umumnya hanya
berlangsung 30 menit atau paling lama satu atau dua jam ( jarang sekali ada yang berlangsung
lebih lama), pengalaman itu menjadi kabur dan orang kembali ke dunianya sehari-hari.
4. Pasif (passivity) : orang yang mengalami pengalaman mistis merasa kemauan dirinya tergusur (
abeyance), dan terkadang dia merasa terperangkap dan dikuasai oleh kekuatan yang sangat besar.
Pada mulanya Maslow berpendapat bahwa pengalaman puncak ini hanya dapat dialami oleh
orang-orang tertentu saja, khususnya mereka yang sudah mencapai aktualisasi diri akan
mengalaminya secara teratur berkali-kali. Pengaruh pengalaman puncak berjangka lama-tidak
mudah hilang(lasting), antara lain:
1. Hilangnya simptom neurotik.
2. Kecenderungan meihat diri sendiri lebih sehat.
3. Perubahan pandangan mengenai orang lain dan hubungan dirinya dengan mereka.
4. Perubahan pandangan diri mengenai dunia.
5. Munculnya kreativitas,spontanitas,dan kemampuan mengekspresikan diri.
6. Kecenderungan mengingat pengalaman puncak itu dan berusaha mengulanginya.
7. Kecenderungan melihat kehidupan secara umum sebagai hal yang lebih berharga.
Dapat disimpulkan aktualisasi diri yang dicapai melalui pengalaman puncak membuat orang
lebih religius,mistikal,sholeh,dan indah (poetical) dibandingkan dengan aktualisasi yang
diperoleh melalui pengembangan diri (yang lebih praktis, membumi, terikat dengan urusan
keduniaan). Namun secara umum orang mencapai aktualisasi diri mempunyai cirri-ciri sebagai
berikut:
1.Orentasinya realistic,memandang realitas secara efesien.
2. Menerima diri, orang lain, dan alam sekitar apa adanya.
3. Spontan,alami,sederhana.
4. Lebih memperhatikan masalah (problem –centered) alih-alih mempehatikan diri sendiri
(self-centered).
5. Berpendirian kuat dan membutuhkan privacy.
6. Otonom dan bebas dari kultur lingkungan.
7. Memahami orang dan sesuatu secara segar dan tidak stereotip.
8. Memiliki pengalaman mistikal atau spiritual, walaupun tidak harus religious.
9. Mengenal harkat kemanusiaan, memiliki minat social (gemeinschaft).
10.Cenderung memiliki hubungan akrab dengan sedikit orang tercinta alih-alih hubungan
renggang dengan banyak orang.
11. Memiliki nilai dan sikap demokratis.
12. Tidak mengacaukan sarana dengan tujuan .
13. Rasa humornya filosofik, tidak berlebihan.
14. Sangat kreatif.
15. Menolak bersetuju dengan kultur .
16. Luluh dengan lingkungan alih-alih sekedar menanganinya.

C. ORGANISASI KEPRIBADIAN

Sindrom Kepribadian
Unit utama dari kepribadian adalah sindrom kepribadian (personality syndrome): senjumlah
sifat-sifat yang berbeda (tingkahlaku,persepsi, fikiran, dorongan untuk berbuat, dll.) yang
terorganisir dan berhubungan satu sama lain.
Maslow meneliti tiga sindrom yang terpenting, yakni sindrom harga diri (self esteem), sindrom
keamanan (security), dan sindrom kecerdasan (intelectual). Penelitian dilakukan dengan
menggukan metoda holistik-analitik.

Kekurangan dan menjadi (deficiency – being)


Menurut maslow, orang berhubungan dengan dunia luar dalam dua bentuk, alam-
kekurangan dan alam menjadi. Alam kekurangan atau D-realm adalah D-need, D-love, dll (D
=deficiency=kekurangan.) dapat dikategorikan kegiatan memuaskan kebutuhan dasar unuk
bertahan hidup – orang akan berusaha mengatasi kebutuhan makan, minum,istirahat. Alam
menjadi, atau B-realm adalam B-need, B-love, dan B – lainnya (B = being = menjadi.)
adalah hubungan orang dengan dunia luarnya sesudah kebutuhan dan motiv dasar terpenuhi.
Orang kemudian telibat dalam mengembangkan aktualisasi diri dan memperluas eksistensi.
Sebagai tambahan untuk membedakan motiv/kebutuhan D dengan B, maslow membedakan
menjadi dua, D-cognition dengan B-cognition. B-kognisi lebih diharapkan tetapi dapat membuat
orang hanya memikirkan diri sendiri dan tidak memikirkan orang lain. Dan hal tersebut menurut
maslow tidak baik. Perbedaan berfikir B-kognisi dengan D-kognisi dapat dilihat pada tabel 25.
Personal orientation inventory (shostrom).
POI adalah tes mengenai aktualisasi diri, bertujuan untuk mengukur aktualisasi diri seseorang.
Tes terdiri dari 150 item pilihan ganda, sadites diminta untuk memilih mana yang sesuai dengan
dirinya, pernyataan(a) atau (b), mereka berhak untuk tidak menjawab pertanyaan tersebuat
apabila tidak cocok dengan dirinya atau mereka sama sekali tidak tahu mengenai pertanyaan
tersebut.
POI mempunyai 2 skala utama dan 10 subskala. Skor tinggi pada 12 skala menunjukkan
tingginya tingkat aktualisasi diri, sedang skor rendah memberi petunjuk kekurangan –
kekurangan dalam nilai- nilai yang membuat orang terhambat mencapai aktualisasi diri. (sampel
item POI. ada pada tabel 26).
Tabel 25
Perbandingan ciri-ciri D-kognisi dengan B-kognisi
D-kognisi B-kognisi
Segala sesuatu dipandang tergantung kepada Segala sesuatu dipandang utuh, lengkap
yang lain, sebagai tidak lengkap
Beberapa aspek dari sesuatu yang Segala sesuatu diperhatikan secara khusus
diperhatikan; perhatian yang bersamaan dan dipandang mendalam dan menyeluruh.
diberikan kepada hal lain, faktor yang
berkaitan atau kasual.
Sesuatu dipandang sebagai anggota sari suatu Segala sesuatu dipandang tidak berhubungan
kela, contoh, atau sampel urusan manusia.
Segala sesuatu dipandang berhubungan Segala sesuatu dipandang tidak berhubungan
dengan urusan manusia, kegunaannya, urusan manusia.
keberbahayaannya, dan semacamnya.
Segala sesuatu menjadi kurang menarik, Segala sesuatu menjadi semakin menarik
kesamaan mengarah ke kebosanan. dengan mengulang mengalaminya.
Pelaku mengalami bukan hanya obyek Penerima pengalaman menjadi terlarut dan
semata, tetapi obyek yang terikat dengan self. tidak memunculkan self; pengalaman
Ego menjadi titik pusat pengalaman. diorganisir disekitar obyek alih-alih disekitar
ego.
Segala sesuati dipandang sebagai sarana bagi Segala sesuatu dipandang berakhir. Sampai
yang lain. itu sebagai hal yang menarik secara hakiki
(intrinsik).
Segala sesuatu dipandang pilah-pilah tidak Dikotomi, polaritas, konflik antar segala
saling berhubungan, sering bertentangan. sesuatu dipandang perlu dan dibutuhkan oleh
keseluruhan.
Dunia dalam dan dunia luar dipandang Dunia dalam dan luar dipandang sebagai hal
sebagai yang semakin tidak sama. semakin sama.
Obyek dipandang sebagai hal yang normal, Obyek sering dipandang dipandang sebagai
sehari-hari, tidak ada yang luar biasa. suci, sakral, sangat spesial.
Hal yang serius dipandang sangat berbeda Dunia dan self sering dipandang menarik dan
dengan sesuatu yang menyenangkan, humor pedas; kelucuan dan tragis digabungkan;
adalah musuh atau tidak ada. humor adalah filosofi.

Neurotik
Menurut maslow, manusia itu lahir dengan keininan dasar berkembang sehat, bergerak menuju
aktualisasi diri. Gagal dalam mengembangkan keinginan dasar itu kan menimbulkan neurosis
dan perkembangan abnormal.
Tabel 26
Sampel personal orientation inventory dari shostrom
skala Sampel item
Skala utama 1 1. a. Saya selalu berusaha untuk meramalkan apa yang akan terjadi
Time pada masa yang akan datang.
competence b. Saya merasa tidak perlu berusaha meramalkan apa yang akan terjadi pada
masa yang akan datang.

2. a. Saya khawatir dengan masa depan saya.


b. Saya khawatir dengan masa depan saya.
Skala utama 2 1. a. Nilai-nilai moral saya, saya peroleh dari masyarakat.
Inner direction b. nilai-nilai moral saya, saya tentukan sendiri.
(support)
2. a. Saya merasa berdosa ketika mememntingkan diri saya sendiri
b. Saya tidak merasa berdosa ketika mememntingkan diri saya sendiri
Sub skala 1 1. a. Saya sering membuat keputusan secara spontan.
Self- b. Saya sering tidak pernah membuat keputusan secara spontan.
actualizing
values
Sub skala 2 1. a. Saya merasa harus selalu mengatakan kebenaran
existentiality b. Saya tidak selalu mengatakan kebanaran
Sub skala 3 1. a. Saya hidup dengan nilai-nilai yang sisetujui orang lain
Feeling b. Saya hidup dengan nilai-nilai yang dasar utamanya dalam perasaan
reacivity saya sendiri
Sub skala 4 1. a. saya harus menilai tingkah laku saya berdasarkan pencarian minat
spotaneity saya.
b. Saya tidak harus menilai tingkah laku saya berdasarkan pencarian
minat saya.
Sub skala 5 1. a. Penting bahwa orang lain menerima pandangan saya.
Self regard b. Tidak penting bahwa orang lain menerima pandangan saya.
Sub skala 6 1. a. Saya mencoba untuk tulus hati, tetapi kadang-kadang gagal.
Self b. Saya mencoba untuk tulus hati, dan saya selalu tulus hati.
acceptance
Sub skala 7 1. a. Saya bermasalah dalam menyatukan seks dan cinta.
Nature of man b. Saya tidak bermasalah dalam menyatukan seks dan cinta.
constructive
Sub skala 8 1. a. Manuasia itu sekaligus malaikat dan setan.
synergy b. Manusia itu tidak selalu memiliki dua sifat, malaikat san setan.
Sub skala 9 1. a.Saya temukan beberapa orang yang bodoh dan tidak menarik.
Acceptance of b. Saya tidak pernah menemukan beberapa orang yang bodoh dan tidak
aggression menarik.
Sub skala 10 1. a. Saya takut untuk bersikap ramah-lembut.
Capacity for b. Saya tidak takut untuk bersikap ramah-lembut.
intimate
contact
Penderita neurotic adalah orang yang terhalang atau menghalangi diri sendiri dari memperoleh
kepuasan kebutuhan dasar mereka sendiri. Halangan itu menghentikan gerak maju menuju
aktualisasi diri. Jika orang tidak mempunyai makanan dan tempat tinggal, mereka tidak akan
mencapai perkembangan potensi psikologis sepenuhnya. Individu yag merasa terancam dan tidak
nyaman akan memiliki kepercayan diri dan harga diri yang rendah.
Psikoterapi
Menurut maslow, kepuasan kebutuhan dasar hanya dapat terjadi melalui hubungan
interpersonal, karena itu terapi harus bersifat interpersnal. Suasana terapi harus melibatkan rasa
jujur, salingpercaya dan tidak difensif. Suasana itu juga mengijinkan ekspresi yang kekanak-
kanakan dan memalukan. Ekspresi kelemahan diri ini akan terjadi kalau hubungan terapi
mendukung. Dalam suasana yang demokratis, terapis harus memberi klien penghargaan, cinta
dan perasaan bahwa klien itu berada dalam alur perkembangan yang benar. Hubungan teraputik
bukan hanya dibangun melalui cintayang diberikan kepada kliaen, tetapi juga ekspresi cinta dna
afeksi dari klien kepada perapisnya. Klien secara umum didorong untuk menampilkan nilai-nilai
yang berhubungan dengan perkembangan positif. Ia didorong untuk berani membuka diri, belajar
memahami lebih lanjutmengenai kompleksitas kehidupan manusia. Maslow menyadari bahwa
terapi yang suportif dan hangat tidak dapat dipakai dengan klien tertentu, misalnya mreka yang
kronis, neurotik yang melibatkan ketidakpercayaan dan kemarahan kepada orang lain. Pada
kondisi semacam itu, maslow yakin analisis memakai pendekatan freud lebih berhasil
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teori Abraham Maslow dimasukkan kedalam paradigma traits karena teori itu menekankan
pentingnya peran kebutuhan dalam pembentukan kepribadian. Dalam hal ini kedudukan Maslow
menjadi unik.

Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai


teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan hidupnya. Kebutuhan- kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari
yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).

http://www-citrawidya.blogspot.co.id/2012/03/teori-abraham-maslow.html

Você também pode gostar