Você está na página 1de 2

Apoptosis (dari bahasa Yunani apo = "dari" dan ptosis = "jatuh") adalah mekanisme biologi yang

merupakan salah satu jenis kematian sel terprogram.[1] Apoptosis digunakan oleh organisme
multisel untuk membuang sel yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh.[2] Apoptosis berbeda
dengan nekrosis.[butuh rujukan] Apoptosis pada umumnya berlangsung seumur hidup dan
bersifat menguntungkan bagi tubuh, sedangkan nekrosis adalah kematian sel yang disebabkan
oleh kerusakan sel secara akut.[butuh rujukan] Contoh nyata dari keuntungan apoptosis adalah
pemisahan jari pada embrio.[butuh rujukan] Apoptosis yang dialami oleh sel-sel yang terletak di
antara jari menyebabkan masing-masing jari menjadi terpisah satu sama lain.[butuh rujukan] Bila
sel kehilangan kemampuan melakukan apoptosis maka sel tersebut dapat membelah secara tak
terbatas dan akhirnya menjadi kanker.[3]

Apoptosis dapat terjadi misalnya ketika sel mengalami kerusakan yang sudah tidak dapat
diperbaiki lagi.[butuh rujukan] Keputusan untuk melakukan apoptosis berasal dari sel itu sendiri,
dari jaringan yang mengelilinginya, atau dari sel yang berasal dari sistem imun.[butuh rujukan]

Bila sel kehilangan kemampuan untuk melakukan apoptosis (misalnya karena mutasi), atau bila
inisiatif untuk melakukan apoptosis dihambat (oleh virus), sel yang rusak dapat terus membelah
tanpa terbatas, yang akhirnya menjadi kanker.[butuh rujukan] Sebagai contoh, salah satu hal
yang dilakukan oleh virus papilloma manusia (HPV) saat melakukan pembajakan sistem genetik
sel adalah menggunakan gen E6 yang mendegradasi protein p53.[butuh rujukan] Padahal protein
p53 berperan sangat penting pada mekanisme apoptosis.[butuh rujukan] Oleh karena itu, infeksi
HPV dapat berakibat pada tumbuhnya kanker serviks.

Regulasi sistem imun

Sel B dan sel T adalah pelaku utama pertahanan tubuh terhadap zat asing yang dapat
menginfeksi tubuh, maupun terhadap sel-sel dari tubuh sendiri yang mengalami perubahan
menjadi ganas.[butuh rujukan]
Dalam melakukan tugasnya, sel B dan T harus memiliki kemampuan untuk membedakan antara
"milik sendiri" (self) dari "milik asing" (non-self), dan antara antigen "sehat" dan "tidak
sehat".[butuh rujukan] (Antigen adalah bagian protein yang dapat berkomplemen secara tepat
dengan reseptor unik yang dimiliki sel B dan T pada membran selnya).[butuh rujukan]

"Sel T pembunuh" (killer T cells) menjadi aktif saat terpapar potongan-potongan protein yang
tidak sempurna (misalnya karena mutasi), atau terpapar antigen asing karena adanya infeksi
virus.[butuh rujukan] Setelah sel T menjadi aktif, sel-sel tersebut bermigrasi keluar dari lymph
node, menemukan dan mengenali sel-sel yang tidak sempurna atau terinfeksi, dan membuat sel-
sel tersebut melakukan kematian sel terprogram.[butuh rujukan]

Você também pode gostar