Você está na página 1de 8

UJIAN TENGAH SEMESTER

(UTS)

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban Ujian Tengah Semester

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Aim Abulkarim, M.Pd

Nama : Berma M. Siagian


Nim : 1706851
Semester/Angkatan : II / 2017
Mata Kuliah : Teori dan Pengembangan Kurikulum

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2017
Kurikulum dapat juga diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi
tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus
dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang
dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta
implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata .
Mengutip dari Hasibuan (2010:7-8) Pengertian ini antara lain dapat dilihat dari
pengertian Harold B. Alberty dan Elsie J. Alberty yang menyebutkan; “All of the
activities that are provided for students by the school…’’ (semua aktivitas yang
disediakan untuk siswa oleh sekolah…) demikian juga defenisi kurikulum yang
dikemukakan oleh Tyler sebagai dikutip oleh Daniel Tanner, Laurel N. Tanner yang
berbunyi, ‘’All of the learning of students which is planned by and directed by the
school to attain its educational goals.’’ (semua kegiatan pembelajaran siswa yang
direncanakan dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
Penyusunan kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan standar kompetensi
lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan
kebutuhan.Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang
terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan
dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tapi disusun pada tingkat
nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran
tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu
yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat
memberatkan guru.
Kurikulum menyiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan-tantangan
dimasa depan. Kurikulum tidak cukup hanya dengan mengarahkan peserta didik
pada penguasaan materi pembelajaran (content oriented) saja, tetapi perlu
dikembangkan dengan berorientasi kepada kehidupan peserta didik dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1. Pelaksanaan Kurikulum 2013
Alawiyah (2014:9-10,) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) menjelaskan bahwa pada bagi Indonesia dalam mempersiapkan
generasi emas karena jumlah penduduk dengan usia sekolah sangat tinggi. Dengan
demikian, kurikulumnya pun harus diupayakan mengantisipasi hal ini.Untuk
mendukung tercapainya pelaksanaan kurikulum ini DPR RI sudah menyetujui dana
sebesar 829 miliar rupiah. Dana tersebut tidak diberikan cuma-cuma.menuntut
Pemerintah dapat mempersiapkan segala aspek yang dibutuhkan. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan sanggup menyediakan kebutuhan
kurikulum baru, termasuk pelatihan guru dan dokumen-dokumen pelengkap
kurikulum (silabus, buku bahan ajar dan buku siswa). Mulyasa (2013:35)
menjelaskan Kurikulum 2013 merupakan proyek yang anggarannya mencapai
angka hamper 2,5 triliun. Ini merupakan proyek nasional, bahkan bisa dibilang
proyek raksasa, karena melibatkan banyak orangh dan lembaga.Konon, untuk
membiayai implementsi kurikulum 2013 ini rencananya dimulai dengan pelatihan
guru, dengan anggaran lebih dari satu triliun dan juga pengadaan buku lebih dari
satu triliun.
Untuk melaksanakan kurikulum 2013 diperlukan kompetensi guru dalam
memahami dan melaksanakan proses belajar mengajak sesuai ketentuan kurikulum
yang berlaku. Kurikulum 2013 membebankan kepada setiap guru sikap
profesionalismenya dalam menalar dan mengolah pelaksanaan pendidikan yang
sesuai dengan tujuan dan cita-cita pendidikan. Sehingga pelaksanaan pendidikan
tersebut dapat tercapai proses pembelajaran yang diinginkan.
Menurut Kurniasih dan Sani (2013:36-37) Agar guru, tenaga kependidikan, dan
orang tua memahami amanah kurikulum sehingga implementasi sesuai dengan
harapan, maka diperlukan adanya panduan Teknis. Panduan Teknis ini diujudkan
dalam enam buku, yaitu:
a. Panduan Teknis Kurikulum 2013: Memahami Buku Siswa dan Buku Guru
dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar.
b. Panduan Teknis Kurikulum 2013: Penyusunan RPP Sekolah Dasar.
c. Panduan Teknis Kurikulum 2013: Pembelajaran Tematik Terpadu dengan
pendekatan Saintifik di Sekolah Dasar.
d. Panduan Teknis Kurikulum 2013: Penilaian Kelas di Sekolah Dasar.
e. Pandua Teknis Kurikulum 2013: Pembelajaran Remedial dan Pengayaan si
Sekolah Dasar.
f. Panduan Teknis Kurikulum 2013: Interaksi Guru dan Orang tua dalam
pembelajaran di Sekolah Dasar.
Menurut Hasibuan (2010:24) kurikulum tidak dapat dipisahkan dari persoalan
managemen sekolah.Kurikulum bahkan membutuhkan manajemen sekolah, agar
tujuan-tujuan pendidikan yang menjadi target-target kurikulum dapat diwujudkan
dengan baik. Tanpa melibatkan proses manajemen yang baik sudah tentu proses
pencapaian tujuan-tujuan pendidikan menjadi sulit untuk diwujudkan.
2. Perubahan Kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013.
Mulyasa (2013:66) Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki
era globalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian, diperlukan pendidikan
yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan. Untuk kepentiongan
tersebut pemerintah melakukan penataan kurikulum. Kurikulum baru yang
diberlakukan melalui surat keputusan menteri, biasanya tidak dapat langsung
diterapkan, karena kurikulum tersebut belum sepenuhnya dapat dipahami oleh
pihak pemakai atau pengguna kurikulum. Kurikulum baru untuk selanjutnya
memerlukan tahap proses sosialisasi kurikulum. Kurikulum baru untuk selanjutnya
memerlukan tahap proses kurikulum Hasibuan (2010:17).
Untuk melaksanakan perubahan kurikulum baru, diperlukan langkah awal yang
tepat. Yaitu memperkenalkan atau mensosialisasikan muatan yang terkandung di
dalam kurikulum baru tersebut. Hal ini bertujuan agar proses pemerataan
pemahaman kurikulum baru dapat terjangkau ke seluruh wilayah. Proses sosialisasi
kurikulum melibatkan kepala dinas pendidikan, kepala sekolah dan guru-guru mata
pelajaran, orang tua, dan pihak-pihak terkait agar pemahaman tentang kurikulum
baru dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran. Menurut Pendapat (Kadek
Winaya, 2015:3, Vol:3) Pemahaman guru tentang kurikulum akan menentukan
rancangan pembelajaran yang dibuat guru dan diterjemahkan dalam bentuk
kegiatan pembelajaran. Pada kenyataannya, setiap penerapan kurikulum baru
menjadi suatu masalah baru bagi sebagian guru atau menjadi suatu tantangan bagi
sebagian guru lainnya.Terlebih lagi model pembelajaran yang digunakan pada
kurikulum 2013 yang berbasis pendekatan saintifik.
Sebelum memberlakukan kurikulum baru langkah sosialisasi merupakan satu
kebijakan yang strategis, karena gejolak penerapan kurikulum baru tersebut akan
menghasilkan sebuah keputusan dan masukan bersama dengan pihak-pihak yang
terkait di dalamnya. Menurut Hasibuan (2010:17) sosialisasi kurikulum berfungsi
untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan baru dari kurikulum bagi pihak-pihak
pengguna kurikulum, agar dengan pengetahuan baru, pihak pengguna kurikulum
dapat menyesuaikan sikap dan tindakannya sesuai dengan tuntutan yang diinginkan
oleh kurikulum baru. Menurut (Alawiyah Faridah, 2014:10, Vol:6) Kurikulum
2013 mengharuskan guru berperan optimal dalam pembelajaran. Untuk
menyiapkan guru ideal dalam kurikulum 2013 diperlukan pendidikan dan pelatihan
khusus. Pada tahun 2014 Pemerintah menargetkan untuk dapat melatih 1,3 juta guru
secara bertahapdan bertingkat. Pada kenyataannya baru 283.000 guru yang sudah
dilatih menjelang tahun ajaran baru.
Pendidikan Karakter yang selama ini didengungkan oleh pemerintah seolah
menjadi jargon yang paling melekat di dalam muatan Kurikulum 2013.Pendidikan
Karakter menciptakan generasi muda tidak hanya cerdas secara pengetahuan
(kognitif), tapi juga mampu menunjukkan sikap (attitude) dan keterampilan (skill)
yang dimiliki oleh peserta didik. Menurut Mulyasa (2013:65) seperti yang
dikemukakan di berbagai media massa, bahwa melalui pengembangan Kurikulum
2013 kita akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif,
afektif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Menurut Mulyasa (2013:64-65) pengembangan kurikulum 2013 dilandasi filosofis,
yuridis, dan konseptual sebagai berikut.
1. Landasan Filosofis
a. Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam
pembangunan pendidikan.
b. Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai-nilai akademik,
kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.
2. Landasan Yuridis
a. RPJMM 2010-2014 sektor pendidikan, tentang perubahan metodologi
pembelajaran dan penataan kurikulum.
b. PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
c. INPRES Nomor 1 Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode
pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk
daya saing dan karakter bangsa.
3. Landasan Konseptual
a. Relevansi pendidikan (link and match)
b. Kurikulum berbasis kompetensi, dan karakter
c. Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning)
d. Pembelajaran aktif (student active learning)
e. Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh.
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
1 Butir 1 menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kea-
gamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan ke-
terampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Adapun
tinjauan pendidikan pada aspek sosiologis menginginkan adanya keserasian tujuan
pendidikan dengan pendekatan empiris di lingkungan masyarakat sebagai wujud
dari pengabdian. Menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati Tujuan pendidikan
(2007, 225-226) pada aspek sosiologis, antara lain:
a) Membimbing anak agak Kelak Hidup Serasi dengan Lingkungan masyarakat.
Untuk mengembangkan tujuan pendidikan pada aspek pendidikan, tentunya
melihat pada realita persoalan yang ada di dalam lingkungan masyarakat. Sehingga
diharapkan dapat terwujud, adapun beberapa tantangan yang akan dihadapi
generasi muda di dalam masyarakat, yaitu:
1). Tata Kehidupan Yang beranekaragam
2). Kepentingan Individu
3). Norma
b) Pendidikan Membina Agen Pembangunan Masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial. Dengan demikian manusia itu senang bergaul
dengan teman-temannya hidup bersama di dalam masyarakat. Hidup di masyarakat
itu merupakan manifestasi bakat sosial anak. Salah satu dari sekian banyak tujuan
pendidikan yang disebutkan oleh para ahli pendidikan, adalah bahwa mendidik itu
bertujuan membimbing anak agar kelak dapat hidup serasi tempat hidupnya dan
menjadi agen pembagunan di masyarakat.
1). Mempertahankan kebudayaan (tradisi masyarakat.)
2). Bersikap Kreatif, dinamis ingin memajukan kesejahteraan hidup.
Indonesia sebagai Negara yang menjunjung tinggi eksistensi pendidikan,
diharapkan mampu memberikan pencerahan terhadap seluruh lapisan masyarakat.
Program pendidikan harusnya menjadi prioritas Negara untuk membangun generasi
yang kompetitif. Menjadikan pendidikan sebagai jargon utama dalam membangun
bangsa, berarti menjadikan adanya kemajuan dalam pendidikan. Tidak ada generasi
yang lahir tanpa proses pendidikan. Baik itu pendidikan formal maupun pendidikan
informal.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, 2007. Ilmu Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta
Hasibuan Lias. 2010. Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan. Jakarta: Gaung
Persada
Kurimasih dan Berlin sani.2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan
Penerapan. Surabaya: Kata Pena
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Jurnal
Alawiyah Faridah. 2014. Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013.
Jurnal Kesejahteraan Sosial.Vol. VI, No.
15/I/P3DI/Agustus/2014.
Kadek Winaya. 2015. Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menurut
Kurikulum 2013 Kelas IV SD. No. 4 SD Banyuasri.e-
Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
JurusanPGSD. Vol:3, No:1 Tahun 2015.

Você também pode gostar