Você está na página 1de 2

Membeli Surga Dengan Memaafkan

Disampaikan oleh Yahnda Hadi Kurnianto, S.Pd. pada hari Kamis, 3 Mei 2018

Suatu ketika para sahabat sedang berkumpul di sekitar Rasulullah SAW, mereka melihat
suatu pemandangan yang aneh. Tiba-tiba saja mereka melihat Nabi SAW tampak bersedih dan
mata beliau berkaca-kaca seolah akan menangis. Tetapi tidak berapa lama kemudian, tampak
wajah beliau berbinar-binar gembira, bahkan beliau tertawa sehingga kelihatan dua gigi seri
beliau.
Para sahabat penasaran, tetapi mereka malu untuk bertanya, sampai akhirnya Umar yang
memang cukup kritis, berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang membuat engkau tampak menangis,
kemudian tertawa??”
Nabi SAW tersenyum melihat wajah-wajah para sahabat yang tampak keheranan
sekaligus penasaran. Kemudian beliau berkata, “Sungguh ditampakkan kepadaku suatu
pemandangan di saat ditegakkan pengadilan Allah (yakni, yaumul hisab, hari perhitungan)
…..!!”
Kemudian beliau menceritakan, bahwa ada dua orang dari umat beliau yang menghadap
Allah SWT. Salah satunya mengadukan temannya, ia berkata, “Wahai Allah, ambilkanlah
untukku, kedzaliman yang dilakukan saudaraku ini (padaku)!!”
Maka Allah berfirman kepada orang yang mendzalimi tersebut, “Berikanlah kepada saudaramu
kedzalimanmu itu (yakni kebaikannya, untuk menebus kedzaliman yang telah dilakukannya saat
di dunia kepada saudaranya itu)….!!”
“Wahai Rabbi, bagaimana aku bisa melakukannya sedangkan aku tidak (lagi) memiliki kebaikan
sedikitpun!!” Kata Lelaki yang dzalim itu.
Allah berfirman kepada lelaki yang menuntut tersebut, “Bagaimana engkau meminta darinya,
sedangkan ia tidak memiliki lagi kebaikan sedikitpun…!!”
“Diambilkan dari keburukan-keburukanku, ya Allah, dan pikulkanlah kepada dirinya…!!”
Memang seperti itulah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, dosa atau kedzaliman yang
berhubungan dengan manusia (termasuk hutang), tidak cukup hanya dengan bertobat kepada
Allah. Harus diselesaikan (dihalalkan) dengan mereka ketika masih hidup di dunia. Jika tidak,
kejadiannya akan seperti yang diceritakan Nabi SAW tersebut di atas.
Ketika melihat pemandangan itulah Nabi SAW merasa bersedih dan hampir menangis
melihat keadaan umatnya yang memilukan tersebut. Reaksi beliau yang seperti itu dilihat oleh
para sahabat tanpa tahu penyebabnya. Kemudian Nabi SAW bersabda, “Itu adalah hari yang
agung, di mana pada hari itu setiap orang membutuhkan adanya orang lain yang dapat memikul
kesalahan-kesalahannya….!!”<;br />
Tak lama kemudian Nabi SAW meneruskan cerita beliau, bahwa dalam keadaan seperti itu,
Allah SWT berfirman kepada lelaki yang mengajukan tuntutan, “Angkatlah kepalamu, dan
lihatlah!!”
Lelaki tersebut mengangkat kepalanya dan ia melihat pemandangan yang menakjubkan,
kalau sekarang ini bisa digambarkan seperti melihat tayangan televisi raksasa, yang membuatnya
terpana kagum. Ia berkata, “Ya Rabbi, saya melihat kota-kota yang bangunannya bertatahkan
perak dan emas. Untuk nabi yang manakah ini? Untuk orang setia yang manakah ini? Untuk
orang syahid yang manakah ini??”
Allah berfirman, “Itu semua untuk orang yang mampu membayar harganya!!”
“Siapakah yang mampu membayarnya, ya Allah?” Tanya lelaki itu.
“Engkau mampu membayarnya!!”
“Dengan apa saya harus membayarnya, ya Allah?”
“Dengan memberi maaf kepada saudaramu!!”
Segera saja lelaki penuntut tersebut berkata, “Ya Allah, saya telah memaafkan dirinya!!”
Dalam riwayat lain disebutkan, setelah lelaki itu memaafkan temannya, Allah berfirman
kepadanya, “Gandenglah tangan saudaramu itu, dan ajaklah ia masuk ke surga yang telah
menjadi milikmu tersebut!!”
Ketika melihat pemandangan tersebut, Nabi SAW menjadi gembira dan beliau tertawa
sehingga terlihat dua gigi seri beliau, reaksi yang dilihat oleh para sahabat tanpa mereka
mengetahui penyebabnya. Selesai menceritakan semua itu, Nabi SAW bersabda, “Wahai
manusia, bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan antara kalian. Sesungguhnya
Allah menghubungkan antara orang-orang mukmin…!!”

Sumber: http://harian.analisadaily.com/mimbar-islam/news/membeli-surga-dengan-
memaafkan/144125/2015/06/19

Você também pode gostar