Você está na página 1de 20

ANALISIS TARIF LAYANAN KESEHATAN BPJS

KESEHATAN (INA-CBGS) DAN EFISIENSI LAYANAN TAHUN 2017


(STUDI KASUS PADA RS. XXX )

Hernowo
awo.hernowo@gmail.com
Alumni Pascasarjana Perbanas Institute

Imam Wahyudi
imamwahyudi1959@gmail.com
Dosen Pascasarjana Perbanas Institute

ABSTRACT
This study is classified as ethnographic research is a type of research that is
qualitative in assessing a problem. This study is in-depth and the researchers
directly tangent to the problems studied by looking for informants from the
environment involved with the problem.
This study aims to determine whether Dr. Sismadi hospitals uses a method
of unit cost calculation to determine its health care tariff, and how to set service
rates to anticipate health BPJS patients with INA-CBGs tariff package
The currently used clinical pathway is the concept of an integrated health
service plan that summarizes every step taken in patients from entry to exit based
on medical service standards, nursing care standards and other evidence-based
healthcare standards (diagnostics) with measurable results in the long term
certain time during the hospital. Activity based costing (ABC) is one method of
unit cost calculation using activity as a reference in tariff determination. The
purpose of this study is to provide an alternative in the preparation of outpatient
and inpatient tariffs, as well as an alternative that can be used to manufacture
tariff packages clinical pathway concept.

The results showed that clinical pathways for BPJS health patients made by
Dr. Sismadi hospitals still provide subsidies especially for surgical patients who
use general anesthesia to BPJS patients, but for non-surgical cases with up to 3
(three ) day, the relative does not provide subsidies.

The result of unit cost calculation with activity based costing (ABC)
analysis for polyclinic outpatient and nursing service tariff shows a very varied
result, so that the profit margin for each service tariff is very varied as well. The
result of unit cost calculation shows that the hospital has not conducted maximum
supervision on the cost of the activities of each service unit.
The level of service efficiency by minimizing unit cost with the counselor on
the quality and cost of BPJS patient health will be very beneficial for the hospital,
so the possibility of subsidy or cost recovery can be minimized

Key Notes: Tarif of INA-CBGs, RS Tarif, Clinical Pathway, Unit Cost Method
ABC.

ISSN: 2541-6669 16
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

PENDAHULUAN Kesehatan, seperti yang


disampaikan oleh: Dr. Maya A.

B adan Pengelola Jaminan Sosial


Kesehatan atau yang lebih
dikenal dengan BPJS Kesehatan,
Rusady M.Kes, AAK Direktur
Pelayanan BPJS Kesehatan, dalam
rakernas BPJS Kesehatan pada
digulirkan oleh Pemerintah sejak taggal 01/03/2017, terhadap keluhan
tanggal 1 Januari 2014, merupakan peserta BPJS di Fasilitas Kesehatan
program Jaminan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) adalah ;
Nasional (JKN), sesuai dengan visi Antrian pelayanan di Faslitas
BPJS diharapkan pada tanggal 1 Kesehatan Tingkat Pertama, peserta
Januari 2019 seluruh masyarakat tidak dilayanai oleh dokter dan obat
Indonesia harus menjadi peserta kosong. Fasilitas Kesehatan Tingkat
BPJS Kesehatan. Lanjutan (FKTL) membuat kuota
Banyak keluhan terkait dengan pelayanan peserta. Pembatasan
pelayanan kesehatan pasien BPJS pemberian obat dan ketersediaan
pada Fasilitas Kesehatan Tingkat obat (PRB). Pasien disuruh datang
Pertama (FKTP) dan Pelayanan berulang ulang.Jam Praktek Dokter
Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL), di FKTP tidak sesuai dengan PKS.
diantaranya ; seperti yang tertulis Kurang adanya informasi mengenai
pada Jakarta, Kompas.com (Kamis jenis pelayanan yang ada di RS.
13/11/2014). Pasien BPJS sering Adanya kuota ruang rawat inap
ditolak di rumah sakit swasta yang Informasi ketersediaan kamar hanya
bekerja sama dengan program BPJS 10% dari total RS. Keterbatasan
tersebut. Hal yang sama diungkapkan Ketersediaan Ruang Rawat Intensif
pada Cenderawasih Pos (Senin Disamping itu beliau juga
29/01/2016). Upaya pemerintah mengungkapkan beberapa keluhan
untuk memberikan pelayanan yang disampaikan oleh pengelola
kesehatan yang murah kepada fasiltas kesehatan sebagai berikut ;
masyarakat, melalui kartu BPJS Distribusi peserta di FKTP tidak
kesehatan, nampaknya belum merata, peserta banyak terdaftar di
sepenuhnya diikuti dengan tingkat Faskes tertentu. Obat kosong di
pelayanan yang memuaskan seperti distributor, sehingga persedian obat
harapan masyarakat. Banyak keluhan sangat terbatas. Proses pengajuan
sana-sini dari para pasien BPJS klaim lama hal ini menyangkut
kesehatan. Bahkan, banyak yang kesehatan keuangan rumah sakit
merasa pasien BPJS ini (cash flow). Lambat cairnya uang
dinomorduakan, apalagi di tempat klaim tersebut dapat menggangu
dokter praktek (FKTP) yang pelayanan karena fasilitas kesehatan
melayani pasien BPJS. Begitu juga seperti rumah sakit kesulitan dana
di rumah sakit (FKTL), pelayanan untuk pengadaan sarana medis dan
juga dirasakan belum sepenuhnya non medis. Pasien tidak memahami
memuaskan. Hal ini, tentunya sangat prosedur pelayanan program BPJS
dikeluhkan, apalagi pasien maupun kesehatan. Tarif Kapitasi dan paket
keluarga ini sedang dalam kondisi tarif INA-CBGs kurang memadai.
kesusahan atau pun sakit. Terlalu banyak aplikasi yang harus
Peranan BPJS Kesehatan dientri.
Dalam Peningkatan Pelayanan

ISSN: 2541-6669 17
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

JAKARTA, KOMPAS.com - tingkat efisiensi dari masing-masing


Sisi empati dari para tenaga kegiatan (rawat jalan dan rawat
kesehatan dirasakan kurang di mata inap). Menentukan tarif layanan
para pasien Badan Penyelenggara rumah sakit, biaya satuan (unit cost)
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. menjadi penting untuk
Riset yang dilakukan oleh menggambarkan besarnya biaya
Perkumpulan Prakarsa di 11 operasional rumah sakit, untuk
kabupaten/kota yang melibatkan ditetapkan menjadi tarif layanan
1.344 responden rumah tangga yang dapat diterima oleh masyarakat
menunjukkan beragam keluhan yang sebagai pengguna layanan kesehatan.
dirasakan dalam prosedur Berdasarkan latar belakang
pemeriksaan dokter. Keluhan yang telah diuraikan tersebut maka
pertama yaitu kurang pedulinya rumusan masalah penelitian ini
dokter pada pasien BPJS Kesehatan. adalah : (1) Bagaimana metode
"Sebesar 50,57 % responden merasa perhitungan tarif layanan pasien
bahwa dokter kurang peduli. Sebesar untuk pemeriksaan rawat jalan dan
14,94% merasa tenaga kesehatan tarif kamar perawatan dari masing-
kurang komunikatif, dan sebesar masing kelas. (2) Bagaimana proses
12,64 % merasa dokter tidak datang perhitungan tarif layanan rumah
tepat waktu sehingga harus sakit dan metode apa yang
menunggu lama,” kata salah seorang digunakan untuk menyesuaian paket
anggota tim peneliti Maria Lauranti, tarif layanan pasien BPJS kesehatan
dalam paparan risetnya di Jakarta, (INA-CBGs). (3) Bagaimana hasil
Selasa (23/5/2017). perhitungan tarif layanan rawat jalan
Dari berbagai keluhan pasien dan rawat inap di hitung dengan
BPJS kesehatan dan permasalahan menggunakan metode Activity Based
yang di sampaikan oleh fasilitas Costing (ABC), terhadap tarif yang
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan diberlakukan kepada pasien
(FKTL), maka yang ingin di umum/perusahaan dan paket tarif
fokuskan dalam penelitian ini adalah; konsep clinical pathway. (4)
analisa tarif rumah sakit yang Bagaimana RS mengukur tingkat
beralaku umum (non BPJS) terhadap efisiensi menggunakan hasil
tarif paket INA-CBGs, berapa besar perhituangan Unit Cost metode
subsidi yang diberikan oleh tarif ABC.
layanan kesehatan non BPJS Tujuan secara umum dan
terhadap paket tarif INA-CBGs. khusus adalah : (1) Mengevaluasi
Apakah tarif layanan rawat jalan dan dan mengkaji apakah RS telah
rawat inap masing-masing kelas menggunakan metode perhitungan
yang diberlakukan untuk pasien non tarif rawat jalan dan tarif kamar
BPJS kesehatan dibuat didasarkan perawatan dari masing-masing kelas
pada perhitungan tarif dengan unit sudah tepat, sesuai dengan metode
cost yang beralaku umum yang berlaku secara umum. (2)
diantaranya; menggunakan Mengidentifikasikan serta mengkaji
perhitungan unit cost metode activity metode perhitungan tarif layanan
based costing (ABC). Selanjutnya rumah sakit, dan metode yang
dengan metode ABC hasil digunakan untuk menyesuaiakan tarif
perhitungan (unit cost) dapat melihat layanan BPJS kesehatan yang

ISSN: 2541-6669 18
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

terdapat pada INA – CBGs. (3) refrensi perhitungan paket tarif


Memberikan alternatif perhitungan layanan, khususnya untuk pasien
tarif rawat jalan dan rawat inap BPJS kesehatan dan atau
dengan metode activity based costing perusahaan/asuransi. (3) Sebagai
(ABC), dan hasil perhitungan refrensi organisasi profesi Ikatan
digunakan sebagai dasar penetapan Kedokteran Indonesia (IDI), dalam
tarif layanan. (4) Memberikan penyusunan tarif dengan konsep
alternatif pengukuran tingkat clinical pathway (CP). (4) Bagi
efisiensi dalam menetapkan besarnya dunia akademik, sebagai materi
tarif layanan kesehatan, yang pembelajaran atau dapat digunakan
didasarkan pada perhitungan metode sebagai acuan penelitian berikutnya.
ABC.
Untuk menghindari ruang KERANGKA TEORITIS
lingkup pembahasan yang terlalu Penelitian ini juga dilandasi
luas dan sekaligus untuk oleh beberapa penelitian terdahulu
menjelaskan analisis penelitian, yang relevan. Hasil penelitian Putri
maka penelitian ini membatasi pada (2011), tentang metode ABC dalam
beberapa hal sebagai berikut : (1) perhitungan tarif RSUD Sunan
Dasar perhitungan atau metode yang Kalijaga Demak, hasil penelitian
digunakan menentukan tarif layanan menyimpulan bahwa untuk tarif
rumah sakit, untuk pasien umum, kelas 1,2 dan 3 terjadi subsidi tarif
perusahaan/asuransi. (2) Dasar terhadap tarif yang ditetapkan oleh
perhitungan atau metode yang RUD cukup signifikan antara lain;
digunakan menentukan tarif layanan kelas 1 sebesar 23,89%, kelas 2
rumah sakit, untuk pasien-pasien sebesar 161,26% dan kelas 3 sebesar
BPJS dengan paket tarif INA-CBGs. 85,35%.
(3) Besarnya subsidi tarif layanan Hasil penelitian Latuconsina,
(Cost Recovery Rate) yang diberikan dkk (2016), tentang metode ABC
untuk paket tarif BPJS kesehatan dalam penerapan metode activity
(INA-CBGs). (4) Tingkat efsiensi based costing system dalam
paket tarif rumah sakit dengan paket penentuan tarif jasa rawat inap pada
tarif BPJS Kesehatan (INA-CBGs). rumah sakit husada utama Surabaya,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat hasil penelitian menyimpulkan
memberikan manfaat atau bahwa dibandingkan dengan metode
sumbangan pemikiran sebagai yang ditetapkan Rumah Sakit, maka
berikut : (1) Bagi pihak-pihak yang metode ABC memberikan hasil yang
berkepentingan dengan BPJS lebih kecil, kecuali untuk kelas 1, 2
kesehatan terhadap paket tarif INA- dan kelas 3. Hal ini dikarenakan
CBGS, diharapkan dapat terjadi subsidi silang dalam
memberikan pertimbangan- penentuan tarif.
pertimbangan dalam menetapkan Hasil penelitian Ahmad
paket tarif yang ditujukan kepada Ansyori (2014), tentang metode
mutu, biaya dan pelayanan pasien- ABC dalam analisis tarif rawat inap
pasien BPJS kesehatan. (2) dengan menggunakan metode biaya
Memberikan masukan kepada berbasis aktivitas di RSNU
manajemen rumah sakit dari hasil Banyuwangi, hasil penelitian
penelitian, dapat digunakan sebagai terdapat selisih lebih rendah antara

ISSN: 2541-6669 19
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

tarif yang dihitung dengan metode masuk sampai pasien keluar


ABC dengan tarif rawat inap di berdasarkan standar pelayanan
RSNU Banyuwangi yang ditetapkan. kedokteran, standar asuhan
Penerapan metode Activity Based keperawatan dan tenaga kesehatan
Costing mampu meningkatkan lainnya berbasiskan bukti (diagnosa)
akurasi tarif rawat inap, karena dengan hasil yang dapat diukur
metode Activity Based Costing tarif dalam jangka waktu tertentu (long of
dihitung berdasarkan aktivitas- stays/LOS) selama di rumah sakit
aktivits layanan rawat inap yang (UU No.29 Tahun 2009 Praktik
terjadi seperti : pemberian makan Kedokteran Pasal 44 ayat 3. Dan
dan minum pasien, perawat, PermenKes No. 148/IX/2010).
penggunaan listik dan air, laundry, Menurut Basmala (2017),
perlengkapan non medis, clinical pathway dapat membantu
pemeliharaan dan kebersihan. rumah sakit dalam hal : (1)
Kemudian tarif didapat dari jumlah Memberikan rincian apa yang harus
seluruh konsumsi aktivitas tersebut. dilakukan pada kondisi klinis
Hasil penelitian Widayanti tertentu untuk setiap pasien, setiap
(2013). Perhitungan tarif dengan tindakan klinis dapat ditelusuri dan
Activity Based Costing yang dimonitor. (2) Memberikan rencana
dibandingkan dengan metode unit tata laksana hari demi hari dengan
cost memberikan hasil yang lebih standar pelayanan yang dianggap
murah kecuali pada kelas 2 dan kelas sesuai. (3) Pelayanan dalam clinical
3. Perbedaan yang terjadi disebabkan pathway bersifat multidisiplin,
karena pembebanan biaya overhead perkembangan pasien dapat
pada masing-masing produk. Pada dimonitor setiap hari, baik intervensi
metode unit cost biaya overhead maupun outcomenya. (4) Membantu
pada masing-masing produk rumah sakit mengembangkan sistim
dibebankan pada satu unit cost driver kendali pelayanan. (5) Dapat
saja yaitu jumlah hari rawat inap. digunakan untuk keperluan
Pada Activity Based Costing system perhitungan harga pokok layanan
biaya overhead pada masing-masing (penghitungan pembiayaan).
produk dibebankan pada beberapa Tarif paket BPJS kesehatan
cost driver sehingga Activity Based dengan INA-CBGs (Indonesian
Costing system mampu Case Base Groups) ditetapkan
mengalokasikan biaya aktivitas ke dengan Peraturan Menteri Kesehatan
setiap produk secara tepat Republik Indonesia No. 64 Tahun
berdasarkan konsumsi masing- 2016 Tentang Perubahan Atas
masing aktivitas. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
52 Tahun 2016 Tentang Standar
Dasar penyusunan paket tarif Tarif Pelayanan Kesehatan
yang diberlakukan oleh BPJS Penyelenggaraan Program Jaminan
kesehatan adalah, konsep clinial Kesehatan. Tarif INA-CBG
pathtway. Konsep tarif Clinical merupakan tarif paket yang meliputi
Pathway (CP) adalah perencanaan seluruh komponen sumber daya
pelayanan terpadu yang merangkum rumah sakit yang digunakan dalam
setiap langkah pelayanan yang pelayanan baik medis maupun non-
dilaksanakan pada pasien mulai medis. Dibawah ini gambaran

ISSN: 2541-6669 20
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

konsep paket tarif INA-CBGs non medis sebagai berikut :


dengan komponen tarif medis dan

Gambar 1.1
Konsep Tarif Paket BPJS Kesehatan ( INA-CBGs)

FIXED
COST

JASA OPRS RS
SARANA
VARIABLE
COST
TARIF
PAKET JKN

JASA Jasa
JASAPELA Jasa MGT
DOKTER Laborat
YANAN JASAPELA
Jasa Jasa
YANAN
Lainya
JASA Jasa Jasa
PERAWAT Farmasi Radiologi

Sumber : PMK Nomor 64 Tahun 2016.

Komponen-komponen medis pendekatan perhitungan biaya yang


yang sudah terhitung ke dalam tarif membebankan biaya sumber daya ke
ini INA-CBG's adalah sebagai objek biaya seperti produk, jasa atau
berikut: (a) Konsultasi dokter, (b) pelanggan berdasarkan aktivitas yang
Pemeriksaan penunjang, seperti dilakukan untuk objek biaya.
laboratorium, radiologi (rontgen), Anggapan dari pendekatan
dll, (c) Obat Formularium Nasional perhitungan biaya ini adalah bahwa
(Fornas) maupun obat bukan produk atau jasa perusahaan
Fornas, (d) Bahan dan alat medis merupakan hasil aktivitas dan
habis pakai, (e) Akomodasi atau aktivitas tersebut memerlukan
kamar perawatan, (f ) Biaya lainnya sumber daya yang menyebabkan
yang berhubungan dengan pelayanan timbulnya biaya. Biaya sumber daya
kesehatan pasien. dibebankan pada aktivitas
Dalam implementasi paket berdasarkan aktivitas yang
tarif INA- CBGs rumah sakit tidak menggunakan atau mengkonsumsi
diperbolehkan memberlakukan cost sumber daya (penggerak biaya untuk
sharing atau biaya tambahan kepada konsumsi sumber daya) dan biaya
peserta BPJS, bila masih terkait aktivitas dibebankan ke objek biaya
dengan indikasi penyakit yang berdasarkan aktivitas yang dilakukan
diderita oleh pasien BPJS (PMK No. untuk objek biaya (penggerak biaya
28 Tahun 2014) tetapi lebih dikenal untuk konsumsi aktivitas).
dengan istilah beban layanan gotong Perhitungan biaya berdasarkan
royong. Oleh karenanya rumah sakit aktivitas mengakui hubungan antara
harus dapat mengantisipasi dengan biaya sumber daya, penggerak biaya,
menyusun tarif yang dapat aktivitas objek biaya dalam
disesuaikan dengan paket tarif INA- membebankan biaya aktivitas dan
CBGs. kemudian pada objek biaya
Menurut Blocher, Stout dan
Cokins (2011:206). Perhitungan Mulyadi ( 2011:799),
biaya berdasarkan metode activity mengungkapkan beberapa realitas
based costing (ABC). Merupakan dari metode ABC system sebagai

ISSN: 2541-6669 21
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

berikut : (1) ABC system merupakan penelitian etnografi ini mengadakan


sistem analisis biaya berbasis penelitian secara mendalam dan
aktivitas untuk memenuhi kebutuhan bersifat partisipan. Etnografi juga
personel dalam pengambilan mempertimbangkan data dari sumber
keputusan, baik yang bersifat terbaik untuk studi perbandingan dan
strategik maupun operasional. (2) analisis. Secara singkat keuntungan
ABC system merupakan sistem pengunaan penelitian etnografi
informasi biaya yang dapat karena : (1) Mengasilkan
diterapkan dalam semua jenis pemahaman yang mendalam. Karena
organisasi –perusahaan manafaktur , yang dicari dalam penelitian ini
jasa dan dagang, serta organisasi bukan hal yang tampak, melainkan
sektor publik dan organisasi nirlaba. yang terkandung dalam hal yang
(3) ABC system mencakup seluruh nampak tersebut. (2) Mendapatkan
biaya. Dalam perusahaan atau memperoleh data dari sumber
manufaktur, ABC system mencakup utama yang berarti memiliki tingkat
biaya desain dan pengembangan, falidasi yang tinggi. (3) Mengasilkan
biaya produksi, biaya dukungan deskripsi yang kaya, penjelasan yang
intern, biaya pemasaran, biaya spesifik dan rinci. (4) Peneliti
distribusi, biaya layanan berinteraksi langsung dengan
purnajual.ABC system hanya akan masyarakat sosial yang akan diteliti.
optimal hasilnya jika (5) Membatu kemampuan beinteraksi
diselenggarakan dengan teknologi karena menuntut kemampuan
informasi. (4) ABC system bersosialisai dalam penelitian yang
mengubah cara menjelaskan bisnis, dicoba untuk dijelaskan.
oleh karena itu ABC system menjadi Penelitian Etnografi deskriptif
tanggung jawab semua personel, kualitatif, yang tujuannya untuk
terutama operating personnel. memberikan gambaran terhadap
pelayanan pasien BPJS kesehatan
METODE PENELITIAN pada rumah sakit, mengklarifikasi
Penelitian ini diklasifikasikan suatu kenyataan sosial, dengan jalan
sebagai penelitian Etnografi menganalisis tarif rumah sakit
merupakan jenis penelitian yang terhadap tarif paket BPJS kesehatan
bersifat kualitatif dalam mengkaji (INA-CBGs) dan efisiensi rumah
suatu permasalahan. Penelitian ini sakit terkait dengan layanan
bersifat mendalam dan peneliti kesehatan, dengan cara
langsung bersinggungan dengan mendiskripsikan sejumlah variabel-
permasalahan yang diteliti dengan variabel yang berkenaan dengan
mencari informan dari lingkungan masalah tarif dan kualitas pelayanan
yang terlibat dengan masalah yang rumah sakit terhadap pasien BPJS
ada. Penelitian etnografi memiliki kesehatan.
keunggulan dibandingkan dengan Teknik pengumpulan data
penelitian yang lain. Kekuatan dalam penelitian lapangan (etnografi)
penelitian etnografi ( Suryani, adalah sebagai berikut (1)
2008:124) dijelaskan bahwa Melakukan pengamatan, peneliti
etnografi menyediakan kesempatan melakukan pengamatan pada
yang lebih dalam mengumpulkan obyeknya, dengan melakukan
data yang komplit dan relevan dalam obsersivasi partisipatif, terhadap data
menjawab permasalahan karena dan informasi yang diperlukan untuk

ISSN: 2541-6669 22
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

penelitian ( Gerald D. Berremen dalam bentuk pernyataan kata-kata


1961: 347), dalam Kontjoroningrat atau gambaran tentang sesuatu yang
(1961:123-125). (2) Metode dinyatakan dalam bentuk penjelasan
pengumpulan data dengan tehnik dengan kata-kata atau tulisan. Dan
dokumentasi resmi, yaitu data kuantitatif dengan Analisis
pengumpulan data dengan cara deskriptif, tehnik statistik yang pada
menggunakan catatan-catatan yang umumnya digunakan untuk analisis
berkaitan dengan data historis (masa data deskriptif adalah : tabel, grafik
lalu) untuk meneliti masalah yang dan ukuran rata-rata (Kountur, 2009 :
ada (data primer). Dan data skunder 191).
data yang diperoleh dari hasil Menurut Patton (2002) dalam
penelitian orang lain atau data dari Raco (2010 : 51). Proses penyusunan
rumah sakit lain sebagai bahan studi kasus berlangsung dalam tiga
pembanding untuk memperkuat hasil tahap yaitu : (1) Pengumpulan data
penelitian ini (Bungin, 2007 : 126). mentah yang akan diolah sesuai
(3) Data primer rumah sakit : (a) dengan kebutuhan penelitian ini dari
Data dan perhitungan tarif layanan RS. (2) Menyusun atau menata data
rumah sakit (Non BPJS) dan dan informasi yang diperoleh melalui
perhitungan paket tarif rumah sakit pemadatan, meringkas data yang
terhadap pasien BPJS kesehatan, (b) masih berupa data mentah,
Laporan keuangan operasional mengklasifikasikan dan mengedit
(Laba/(Rugi). (c) Jumlah kunjungan dan memasukkannya dalam satu file
pasien rawat jalan dan rawat inap yang dapat diatur. (3) Wawancara
dan/atau kasus layanan pasien-pasien digunakan untuk lebih memperjelas
BPJS kesehatan. (d) Data klaim atau data dan informasi yang diperoleh
tagihan atas pelayanan pasien BPJS oleh peneliti kepada
kesehatan. (4) Wawancara digunakan manajemen/pimpinan dan karyawan
untuk lebih dapat memperjelas data RS. Wawancara dilakukan secara
dan informasi yang diperoleh oleh informal sambil bekerja dan ditempat
peneliti. Wawancara akan dilakukan kerja masing-masing. (4) Penulisan
dengan dokter (IGD, Dokter Bedah, laporan akhir penelitian dalam
Poliklinik, Dokter Ruangan) dan bentuk narasi dan penjelasan secara
karyawan rumah sakit ( keuangan detail.
dan akunansi, petugas BPJS, dan
perawat serta para medis lainnya), Kerangka pemikiran dirancang
dilakukan secara informal sambil dalam penelitian ini untuk
bekerja dan diruang kerja masing- memberikan gambaran alur
masing. pemikiran yang ditujukan untuk
mencapai hasil penelitian yang
Metode analisis data penelitian diharapkan.
akan menggunakan data kualitatif

ISSN: 2541-6669 23
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE
ABC

MUTU EFISIE
TARIF
TARIF PELAYA NSI
PAKET
UMUM N& BIAYA
INA-CBGs
RS BIAYA PELAY
ANAN
TARIF
PAKET CP

HASIL DAN PEMBAHASAN kesehatan rumah sakit yang ada


disekitarnya disekitarnya. Penentuan
Penelitian ini dilakukan di besar kecilnya tarif layanan hanya
rumah sakit tipe D. Mengacu pada untuk menentukan kemampuan atau
tujuan umum dan khusus untuk, kekuatan bersaing rumah sakit XXX,
tujuan pertama adalah : dengan rumah sakit yang dianggap
Mengevaluasi dan mengkaji apakah sebagai pesaingnya.
rumah sakit telah menggunakan
metode perhitungan tarif rawat jalan Maka bila tarif layanan
(klinik) dan tarif kamar perawata dari kesehatan yang diberlakukan kepada
masing-masing kelas sudah tepat, pasien umum atau perusahaan (Non
sesuai dengan metode yang berlaku BPJS) dipadukan dengan paket tarif
umum. INA-CBGs, rumah sakit akan
memberikan subsidi pada setiap
Perhitungan unit cost pada kasus (diagnosa) untuk rawat jalan
umumnya digunakan untuk ataupun rawat inap, relatif cukup
menentukan tarif layanan. Dengan besar.
unit cost dapat ditetapkan margin
keuntungan yang akan ditetapkan Dibawah ini adalah hasil
oleh manajemen perusahaan. Dari komparasi klaim biaya rawat inap
hasil penelitian, rumah sakit XXX pasien BPJS untuk kasus bedah dan
tidak melakukan perhitungan unit non bedah, dengn tarif layanan yang
cost untuk menentukan masing- diberlakukan untuk pasien umum
masing tarif layanan kesehatan yang dan perusahaan terhadap paket tarif
diberlakukan kepada pasien umum INA-CBGs selama semester
dan perusahaan (Non BPJS). Tarif pertama tahun 2017, Data dan
layanan kesehatan didasarkan atau informasi dibawah telah diolah oleh
disesuaikan dengan tarif layanan peneliti untuk memudahkan.

ISSN: 2541-6669 24
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

Tabel 3.1
Subsidi Biaya Layanan Tarif Umum VS paket tarif INA-CBGs

SUBSIDI SUBSIDI
JML PAKET PAKET
BULAN TARIF TARIF
KASUS RS. UMUM INA-CBGs
(Rp) (%)
-
JANUARI 116 470.544.339 374.776.800 -20,35%
95.767.539
-
FEBRUARI 94 382.735.517 328.301.200 -14,22%
54.434.317
-
MARET 150 558.759.222 495.686.700 -11,29%
63.072.522
-
APRIL 109 504.969.842 367.541.500 -27,22%
137.428.342
-
MEI 118 533.679.876 385.895.300 -27,69%
147.784.576
-
JUNI 66 288.270.537 199.251.700 -30,88%
89.018.837
-
TOTAL 653 2.738.959.333 2.151.453.200 -21,45%
587.506.133
Sumber data : Bagian BPJS RS. XXX Yang Diolah

Subsidi biaya layanan rawat Hal yang sama terjadi pada


inap 21.45% atau sebesar Rp. layanan rawat jalan ada beberapa
587.506.133,- selama semester kasus rawat jalan, rumah sakit
pertama tahun 2017. Jumlah tersebut memberika subsidi. Tetapi secara
relatif cukup tinggi dan sangat total layanan rawat jalan lebih
berpengaruh pada pendapatan rumah menguntungkan. Contoh untuk
sakit dan pendapatan dokter (pola kasus-kasus rawat jalan dengan
bagi hasil) secara keseluruhan. besarnya subsidi yang diberikan oleh
RS.

Tabel 3.2
Subsidi Paket Tarif Rawat Jalan INA-CBs VS Tarif Umum RS

NO CODING DIAGNOSA TARIF %


Fllow - up after other
1 Z09.8 Utama
treatment for condition
N2O.0 Sekunder Calculus of kidney
Diagnostic ultrasound of
88.75 Prosedur
urinary system
Paket tarif INA-CBGs 533.600
Paket tarif RS 955.230
Cost Recovery/Subsidi
421.630 44,14%
RS
Nonsuppurrative otitis
2 H65.9 Utama
media, unspeciffed

ISSN: 2541-6669 25
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

Sekunder -
18.11 Prosedur Otoscopy
Paket tarif INA-CBGs 185.500
Paket tarif RS 416.570
Cost Recovery/Subsidi
231.070 55,47%
RS
Fllow - up after other
3 Z09.8 Utama
treatment for condition
Chronic obstructive
J44.9 Sekunder pulmonary diseases,
unspecified
Diagnostic ultrasound of
88.76 Prosedur of abdomen and
retroperitoneum
Paket tarif INA-CBGs 533.600
Paket tarif RS 743.045
Cost Recovery/Subsidi
209.445 28,19%
RS
Fllow - up exam after
4 Z09.8 Utama other treatment for
condition
Hypertensive heart
I11.9 Sekunder diasease without heart
fallure
Paket tarif INA-CBGs 185.000
Paket tarif RS 259.855
Cost Recovery/Subsidi
74.855 28,81%
RS
Sumber Data : Bagian BPJS RS. XXX Yang Diolah

Tabel 3.3
Klaim Tagihan Rawat Jalan Paket Tarif INA-CBs VS Tarif Umum RS

TARIF
JML TARIF SELISIH
BULAN UMUM %
KASUS INA-CBGs TARIF
RS
JAN 778 149.279.100 112.135.336 37.143.764 33,12%
FEB 770 147.694.100 103.907.486 43.786.614 42,14%
MAR 932 178.937.500 138.013.806 40.923.694 29,65%
APR 880 171.646.700 127.045.148 44.601.552 35,11%
MEI 898 178.793.100 130.970.314 47.822.786 36,51%
JUNI 788 153.972.400 111.182.915 42.789.485 38,49%
TOTAL 5.046 980.322.900 723.255.005 257.067.895 35,54%
Sumber Data : Bagian BPJS RS. XXX Yang Diolah

ISSN: 2541-6669 26
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

Tabel 3.4
Besarnya Subsidi Yang Diberikan Tarif Umum VS INA-CBGs

TARIF INA SUBSIDI


KETERANGAN
UMU RS CBGS Rp. %
RANAP 2.738.959.333 2.151.453.200 - 587.506.133 -21,45%
RAJAL 723.255.005 980.322.900 257.067.895 35,54%
TOTAL 3.462.214.338 3.131.776.100 - 330.438.238 -9,54%
Sumber Data : Bagian BPJS RS. XXX Yang Diolah

Dari total klaim tagihan pasien umum dan perusahaan


menggunakan tarif layanan untuk sebagai dasar acuan. Berapa
pasien umum dan perusahaan, kebijakan yang ditetapkan sebagai
sampai dengan semester pertama berikut : (1) Lama rawat (LOS)
tahun 2017, rumah sakit memberikan ditetapkan rata-rata 3(tiga). (2) Tarif
subsidi sebesar 9.54% atau sebesar kamar 50% dari tarif layanan umum,
Rp.330,438,238.- dari total tagihan pemeriksaan penunjang medis
sebesar Rp.3,462,214,338,- dengan margin keuntungan 20% dari
harga beli reagen/bahan kimia dan
Kondisi ini merupakan salah bahan lainnya sebelum PPN. (3)
satu penyebab, mengapa rumah sakit Obat dan alkes serta bahan habis
tidak memberikan layanan kesehatan pakai lainnya, ditetapkan dengan
secara maksimal untuk pasien-pasien margin keuntungan 20% dari harga
BPJS kesehatan. Dan paket tarif pembelian, setelah PPN. Untuk
INA-CBGS masih terlalu rendah bila pasien umum. (4) Untuk pasien
dibandingkan dengan tarif layanan dengan tindakan melalui kamar
kesehatan rumah sakit. operasi, dikelompokkan ; sedang dan
Tujuan kedua adalah : besar, untuk penentukan besarnya
Mengidentifikasikan serta mengkaji biaya dr.operator dan dr. Anesthesi
metode perhitungan tarif layanan (terkait dengan pola bagi hasil) serta
rumah sakit, dan metode yang sewa kamar operasi dan ruang
digunakan untuk menyesuaiakan tarif pemulihan (recovery room/RR).(5)
BPJS kesehatan yang terdapat pada Biaya administrasi rawat inap
INA – CBGs sebesar 3% dari jumlah transaksi
atau beban pasien rawat inap.
Rumah sakit menetapkan tarif
konsep clincal pathway untuk Dibawah ini contoh
pasien-pasien BPJS rawat inap rekapitulasi perhitungan biaya rawat
dengan menetapkan beberapa inap untuk beberapa kasus paket tarif
kebijakan sebagai dasar perhitungan konsep clinical pathway yang
unit cost dan margin keuntungan dikomparasikan dengan paket tarif
dengan menggunakan tarif layanan INA-CBS sebagai berikut :

ISSN: 2541-6669 27
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

Tabel 3.5
Komparasi Tarif Clinical Pathway VS INA-CBGs
DIAGNOSA : APENDIC & LAPARATOMY
KETERANGAN KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3
CLINICAL PATHWAY 9.425.310 8.910.310 8.393.310
INA-CBGs 7.279.500 6.239.600 5.199.600
SUBSIDI PBJS (Rp) -2.145.810 -2.670.710 -3.193.710
SUBSIDI PBJS (%) -22,77% -29,97% -38,05%
Sumber Data : Bagian BPJS RS. XXX Yang Diolah

Tabel 3.6
Komparasi Tarif Clinical Pathway VS INA-CBGs
DIAGNOSA : SECTIO
KETERANGAN KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3
CLINICAL PATHWAY 6.872.800 6.177.700 5.842.800
INA-CBGs 6.191.300 5.306.800 4.422.400
SUBSIDI PBJS (Rp) 681.500 870.900 1.420.400
SUBSIDI PBJS ( %) -9,92% -14,10% -24,31%
Sumber Data : Bagian BPJS RS. XXX Yang Diolah

Tabel 3.7
Komparasi Tarif Clinical Pathway VS INA-CBGs
DIAGNOSA : KURETASE
KETERANGAN KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3
CLINICAL PATHWAY 4.650.450 4.063.350 3.692.550
INA-CBGs 2.084.700 1.786.900 1.881.000
SUBSIDI PBJS (Rp) -2.565.750 -2.276.450 -1.811.550
SUBSIDI PBJS ( %) -55,17% -56,02% -49,06%
Sumber Data : Bagian BPJS RS. XXX Yang Diolah

Tabel 3.8
Komparasi Tarif Clinical Pathway VS INA-CBGs
DIAGNOSA : THYPOID
KETERANGAN KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3
CLINICAL PATHWAY 1.926.100 1.771.600 1.617.100
INA-CBGs 3.017.400 2.586.400 2.155.300
SUBSIDI PBJS (Rp) 1.091.300 814.800 538.200
SUBSIDI PBJS ( %) 56,66% 45,99% 33,28%
Sumber Data : Bagian BPJS RS. XXX Yang Diolah

Tabel 3.9
Komparasi Tarif Clinical Pathway VS INA-CBGs
DIAGNOSA : DHF
KETERANGAN KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3
CLINICAL PATHWAY 1.724.500 1.569.800 1.415.220
INA-CBGs 1.509.800 1.294.200 1.078.500
SUBSIDI PBJS (Rp) -214.700 -275.600 -336.720
SUBSIDI PBJS ( %) -12,45% -17,56% -23,79%
Sumber Data : Bagian BPJS RS. XXX Yang Diolah

ISSN: 2541-6669 28
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

Dari beberapa contoh konsep Oleh karenanya bahwa


paket tarif clinical pathway diatas, bersama dengan komite medik
untuk kasus atau diagnosa dengan rumah sakit secara periodik terus
tindakan yang menggunakan kamar melaksanakan riview, dan melakukan
operasi terjadi subsidi tarif relatif penyempurnaan dengan memperbaiki
cukup tinggi dari masing-masing setiap langkah pengobatan dan
kelas perawatan. Tetapi untuk kasus perawatan yang dilakukan oleh
non bedah bukan berarti bebas dari Dokter Penanggung Jawab
subsidi tarif. Dibandingkan dengan Pelayanan (DPJP), yang terkait
kasus bedah, perawatan dengan non dengan mutu dan biaya pasien BPJS
bedah relatif lebih menguntungkan kesehatan.
dengan masa rawat yang Dibawah ini rekapitulasi
pendek/LOS 3 s.d 4 hari. tagihan (klaim) paket tarif konsep
Dari hasil wawancara dengan clinical pathway terhadap paket tarif
pimpinan rumah sakit dan dokter INA-CBGs, selama semester
penanggung jawab pelayanan (DPJP) pertama tahun 2017 yang diajukan ke
bahwa, untuk saat ini rumah sakit BPJS oleh rumah sakit sebagai
dalam mengantisipasi tarif paket berikut :
INA-CBGs lebih tepat menggunakan
konsep clinical pathway.

Tabel 3.10
Komparasi Paket Tarif Clinical Pathway VS INA-CBGs

PAKET SUBSIDI SUBSIDI


JML PAKET TARIF TARIF
CLINICAL
BULAN KASUS INA-CBGs
PATHWAY Rp. %
JAN 116 387.257.991 374.776.800 - 12.481.191 -3,22%
FEB 94 341.400.081 328.301.200 - 13.098.881 -3,84%
MAR 150 501.207.022 495.686.700 - 5.520.322 -1,10%
APR 109 429.224.366 367.541.500 - 61.682.866 -14,37%
MEI 118 470.705.651 385.895.300 - 84.810.351 -18,02%
JUNI 66 246.759.580 199.251.700 - 47.507.880 -19,25%
TOTAL 653 2.376.554.690 2.151.453.200 - 225.101.490 -9,47%
Sumber Data : Bagian BPJS RS. XXX Yang Diolah.
Terjadi subsidi tarif paket clinical pathway terhadap INA-CBGs sebesar Rp.
225.101.490,- atau 9.47% dari total tagihan sebesar Rp. 2.376.554.690,- Subsidi
dengan jumlah relatif tinggi dalam semester pertama tahun 2017.

Untuk lebih dapat diketahui berapa besarnya subsidi yang diberikan untuk
masing-masing kelas. Dibawah ini alokasi subsidi dari masing-masing kelas
sebagai berikut :

Tabel 3.11
Subsidi Biaya Paket Tarif Clinical Pathway VS INA-CBGs

KELAS
TOTAL
1 2 3
KASUS 82 328 243 653

ISSN: 2541-6669 29
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

PAKET CP 349.614.657 1.065.824.996 961.115.037 2.376.554.690


INA-CBGs 329.239.200 1.065.186.700 757.027.300 2.151.453.200
NILAI
20.375.457 638.296 204.087.737 225.101.490
SUBSIDI
SUBSIDI -5,83% -0,06% -21,23% -9,47%
Sumber Data : Bagian BPJS RS. XXX Yang Diolah .
Dengan tarif konsep clinical
pathway yang digunakan oleh rumah Dibawah ini adalah total
sakit dalam mengantisipasi tarif tagihan selama semester pertama
paket INA-CBGS rumah sakit tetap tahun 2017, pasien-pasien BPJS tarif
masih memberikan subsidi kepada konsep clinical pathway yang
pasien-pasien BPJS kesehatan dikomparasikan dengan tarif paket
terutama untuk kelas 3(tiga). Total INA-CBGs Sebagai berikut :
subsidi dihitung secara rata-rata
setiap bulan sebesar Rp. 37,516,915,-

Tabel 3.12
Klaim Paket Tarif Clinical Pathway VS Paket Tarif INA-CBs

PAKET SUBSIDI SUBSIDI


JML PAKET
AKTIVITAS CLINICAL TARIF TARIF
KASUS INA-CBGs
PATHWAY Rp. %
-
Rawat Inap 653 2.376.554.690 2.151.453.200 -9,47%
225.101.490
Rawat Jalan 5.046 723.255.005 980.322.900 257.067.895 35,54%
TOTAL 3.099.809.695 3.131.776.100 31.966.405 1,03%
Sumber Data : Bagian BPJS RS. XXX Yang Diolah

Secara total klaim dengan tarif based costing (ABC) adalah


konsep clinical pathway sebesar Rp. perhitungan dengan pendekatan
3.099.809.695,- klaim dengan tarif aktivitas dan cost driver. Biaya
paket INA-CBGs sebesar disajikan dikelompokkan sebagai :
Rp.3.131.776.100,- rumah sakit unit level activity costs, fasility
mendapat kelebihan klaim sebesar sustaning activity costs dan batch
Rp.31.966.405,- related avtiity costs. ( Blocker, Stout,
Cokins, 2010 : 205).
Tujuan ketiga : Memberikan
alternatif perhitungan tarif rawat Hasil perhitungan dengan data
jalan dan rawat inap dengan metode dan informasi yang diperoleh dan
activity based costing (ABC), dan telah dikelompokan kedalam
hasil perhitungan digunakan sebagai kegiatan : (1) unit level activity cost.
dasar penetapan tarif layanan. (2) fasility sustaning activity costs,
Perhitungan harga pokok dan (3) batch related avtiity cost.
produksi dengan metoda activity

ISSN: 2541-6669 30
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

Tabel 3.13
Komparasi Hasil Perhitungan Metode ABC VS Tarif RS

UNIT COST METODE


TARIF JML JML
KELAS ABC
RS (Rp) PASIEN HR.RAWAT
Rp %
Klinik IGD 65.000 70.733 108,82% 1.785 0
Spesialis 100.000 48.175 48,18% 6.257 0
Kelas 1 350.000 207.481 59,28% 103 236
Kelas 2 250.000 69.901 27,96% 368 841
Kelas 3 150.000 71.433 47,62% 296 658
HCU 400.000 227.796 56,95% 46 106
ISOLASI 350.000 258.178 73,77% 53 122
PERINATOLOGI 300.000 335.535 111,84% 39 89

Dari hasil perhitungan dengan sebesar Rp.48.175,- atau


menggunakan metode ABC yang 48.18% dari tarif
didasarkan pada kegiatan di unit layanan spesialis sebesar
pelayanan masing-masing, terlihat Rp. 100.000,- artinya
bahwa : rumah sakit memiliki
1. Hasil perhitungan unit margin keuntungan
cost sebesar Rp. 70.733, sebesar 51.825%, relatif
bahwa kapasitas kegiatan masih dapat diterima.
dengan biaya yang Jumlah pasien BPJS
dikeluarkan oleh unit dalam satu semester
layanan tersebut terlalu 6.257 pasien, setiap
besar (inefisiensi) dengan bulannya rata-rata rumah
layanan pasien BPJS sakit melayani 1.043
sebanyak 1.785 dalam pasien BPJS.
satu semester. Dalam 3. Unit cost untuk kamar
waktu 6(enam) bulan, perawatan kelas 2 dan 3,
rata-rata per bulan pasien relatif cukup baik.
BPJS sebanyak 298. Rumah sakit masih
Dalam waktu 24 jam memiliki margin
rumah sakit melayani keuntungan diatas 50%.
pasien IGD/Umum Jumlah dan hari rawatnya
sebanyak 9 s.d 10 pasien /LOS, pasien BPJS untuk
perhari. Sebagai catatan kelas 2 dan 3 terhadap
bahwa pasien-pasien biaya layanan, sebagai
BPJS melalui IGD untuk beban aktivitas layanan
kasus emergency. relatif cukup terkontrol.
2. Berbeda dengan unit cost
tarif poliklinik 4. Unit cost untuk kamar
IGD/Umum. Tarif kelas 1, HCU dan Isolasi
layanan poliklinik sebesar 56,95% s.d
spesialis dengan 73.77%. Margin
perhitungan metode ABC keuntung yang diperoleh
di peroleh unit cost rumah sakit antara 30%

ISSN: 2541-6669 31
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

s.d 45%, relatif masih melakukan perhitungan atau evaluasi


cukup aman dan layanan yang terkait dengan mutu
terkontrol, terutama dan biaya layanan kesehatan.
untuk pasien-pasien
HCU dan Isolasi, adalah KESIMPULAN
pasien-pasien yang
memerlukan perhatian Konsep clinical pathway untuk
khusus, termasuk saat ini merupakan konsep yang
penyediaan obat dan paling tepat digunakan oleh RS,
alkes habis pakai. dalam melayani pasien BPJS
5. Untuk kamar kesehatan dengan tarif paket INA-
perinatologi rumah sakit CBS. Untuk kasus-kasus bedah yang
masih mensubsidi tarif menggunakan anesthesi umum,
layanan sebesar 11.84%. dengan konsep clinical pathway
Perlu pengkajian lebih rumah sakit masih memberikan
lanjut atas beban subsidi yang relatif cukup besar.
layanan, untuk kegiatan Untuk itu perlu pengkajian ulang
layanan di unit tersebut. atau memberikan masukan kepada
Bagaimana rumah sakit BPJS merubah tarif untuk kasus-
mengukur tingkat efisiensi kasus bedah dengan subsidi yang
menggunakan hasil perhitungan Unit besar. Untuk kasus non bedah
Cost metode ABC dalam dengan masa rawat/LOS rata-rata
menetapkan besarnya tarif layanan 3(tiga) hari tarif INA-CBGs relatif
kesehatan. Analisa metode ABC lebih menguntungkan bagi rumah
adalah, metode perhitungan unit cost sakit.
yang cukup simple, dengan Metode activity based costing (ABC)
menggunakan kegiatan layanan dan dapat digunakan oleh rumah sakit,
jumlah biaya yang dikeluarkan serta sebagai dasar penentuan tarif layanan
adanya faktor penggerak (driver) kesehatan untuk pasien BPJS dan
yang dijadikan ukuran unit cost. Dari pasien non BPJS. Metode ABC juga
hasil perhitungan unit cost untuk dapat menunjukan tingkat efisiensi
layanan pasien BPJS kesehatan di layanan dari masing-masing unit
RS. XXX, hasilnya sangat kegiatan, dengan melihat aktivitas
bervariatif, dan bahkan masih ada layanan dengan jumlah layanan yang
tarif layanan kamar yang di subsidi. di dapat serta biaya yang dikeluarkan
Hasil ini dapat dijadikan sebagai untuk layanan tersebut.
dasar perhitungan tarif layanan
khususnya untuk pasien BPJS DAFTAR PUSTAKA
kesehatan yang di tetapkan dalam Ahmad Ansyori 2014, Analisis Tarif
tarif paket INA-CBGS, dan hasil ini Rawat Inap Dengan
pula merupakan ukuran efisiensi Menggunakan Metode Biaya
yang dapat dievaluasi oleh Berbasis Aktivitas di RSNU
manajemen RS XXX. Rumah harus Banyuwangi. Skripsi tidak di
mampu menetapkan besar unit cost publikasikan.
dari masing-masing tarif layanan Azlika M, dkk. 2015. Hubungan
tersebut, dan secara periodik Antara Mutu Pendidikan

ISSN: 2541-6669 32
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

Dengan Kepuasan Pasien Dewi Basmalah, Dr, MARS. 2017.


Peserta Badan Strategi Pengelolaan
Penyelenggaraan Jaminan Pembiayaan RSUD Kota
Sosial (BPJS) Kesehatan di Bogor di Era BPJS Kesehata.
Ruang Rawat Inap Rumah Gabriela. 2012. Penerapan Activity
Sakit Islam (RSI) Sitti Maryam Based Costing Tarif Jasa
Kota Manado. Jurnal Ilmiah Rawat Inap Rumah Sakit
Farmasi – UNSRAT Vol.4 Umum Daerah di Makasar.
No.4 November 2015 ISSN Makasar : Universitas
2302 – 2493. Hasanuddin.
Blocker, Edward J. Stout, David E, Handoko, T.Hani. 2009. Manajemen
Cokins Gary. 2011. Cost BPEE – Yogyakarta: Fakultas
Management: Strategic Ekonomi Universitas Gajah
Emphasis (Manajemen Biaya Mada.
Penekanan Strategis) Edisi Hansen, R. Don, and Marryanne M.
Kelima, Penerbit Salemba Mowen.2004. Management
Empat. Accounting. Second Edition.
Bunga Miranti. Eri Triharyati. Cincinnati, Ohio: South-
AnalisisPenentuan Tarif Rawat Western Publishing Co.
Inap Dengan Metode Activity Hendra Kurniawan. 2013. Penerapan
Based Costing RSUD Hapsari Metode Activity Based Costing
Medika Kota Lubuklinggau. Sebagai Penentuan Tarif
Jurnal Ilmu Manajemen Vol.5 Pelayanan Rawat Inap (Studi
No.1 Desember 2015. Kasus pada RSU Dr. Wahidin
Burhan Bungin. 2007. Penelitian Sudiro Husodo Kota
Kualitatif, Edisi Kedua, Mojokerto).
Prenada Media Group. Jakarta. Horngren., Foster, dan Datar, 1987,
Carter, Wiliam K dan Milton F. Cost Accounting: A
Usry. 2006. Akuntansi Biaya, Managerial Emphasis, yang
Edisi Ketigabelas, Buku I, dialih bahasakan oleh Desi
Penerbit Salemba Empat, Andhariani, 2005, Akuntansi
Jakarta. Biaya: Suatu Pendekatan
Cecily A. Raiborn, Michael Manajerial, Erlangga, Jakarta.
R.Kinney. Cost Accounting Info BPJS Kesehatan Media Internal
Foundation and Evalutions Resmi BPJS Kesehatan. Edisi
(Akuntansi Biaya Dasar dan VIII Tahun 2014.
Perkembangan). Edisi 7, Ira Setyaningsih, dkk. 2013. Analisis
Penerbit Salemba empat tahun Kualitas Pelayanan Rumah
2016. Sakit Terhadap Pasien
Dedi Mulyadi, dkk. 2013. Analisis Menggunakan Pendekatan
Manajemen Pelayanan Lean Servperf. Spektrum
Kesehatan Pada Rumah Sakit Industri, Vol 11, No.2,117 –
Islam Karawang. Jurnal 242, ISSN: 1963-6590.
Manajemen Vol.10 No.3 April Jalib Umar Latuconsina, Hwihanus.
2013. 2016. Penerapan Meode
Activity Based Costing System

ISSN: 2541-6669 33
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

Dalam Penentuan Tarif Jawa Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya.


Rawat Inap Pada Rumah Sakit Universitas Gajah Mada, Edisi
Husada Utama Surabaya. Kelima, Unit Penerbit dan
Jurnal Ekonomi Akuntansi. Percetakan Sekolah Tinggi
Vol. 1, Nomor 1, April 2016. Ilmu Manajemen YKPN.
James C.Van Horne, John
M.Wachowicz,Jr. 2009. Mursyidi. 2010. Akuntansi Biaya
Fudamental of Financial Convensional Costing, Just in
Management (Prinsip-Prinsip Time, dan Activity Based
Manajemen Keuangan). Edisi Costing. Bandung PT. Refika
13. Penerbit Salemba Empat Aditama.
2013.
Jimmy Kamasih, dkk. Analisis Musramadoni. 2015. Pelaksanaan
Perhitungan Harga Pokok Badan Penyelenggara Jaminan
Produksi Dengan Metode Sosial (BPJS) Kesehatan Di
Tradisional Dan Activity Rumah Sakit Umum Daerah
Based Costing Pada UD.Cella (RSUD) Dr. Rasidin Padang
Cake Bakery Manado. Berdasarkan Undang-Undang
Jony Oktavian Haryanto dan Ollivia. Nomor 24 Tahun 2011 Tentang
2009. Pengaruh Faktor Rumah Badan Penyelenggara Jaminan
Sakit, Tenaga Medis, dan Sosial.
Kualitas Pelayanan Rumah Nurhidayat, dkk. 2014. Strategic
Sakit Terhadap Intensi Pasien General Hospital Bone
Indonesia untuk Berobat di Regency in Implementation Of
Singapura. Jurnal Ekonomi Prospective Payment System
Bisnis No. 2 Vol 14, Agustus Delivery Care Patients In
2009. Jamkesda Program. Jurnal
Maretandra Inti Putri. 2014. Analisis administrai Rumah Sakit
Perhitungan Tarif Rawat Inap Volume 1. Nomor, 2014.
Rumah Sakit Dengan Metode Peraturan Menteri Kesehatan
Activity Based Costing Di Republik Indonesia Nomor
RSUD Sunan Kalijaga. 27Tahun 2014. Tentang
Muh. Anwar Hafid. 2014. Hubungan Petunjuk Teknis Sistem
Kinerja Perawat Terhadap Indonesia Case Base Grups
Tingkat Kepuasan Pasien (INA-CBGs).
Pengguna Yankestis Dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Pelayanan Keperawatan di Republik Indonesia Nomor 64
RSUD Syech Yusuf. Kab. Goa:. Tahun 2016, Perubahatan Atas
Jurnal Kesehatan Volume VII Peraturan Menteri Kesehatan
No.2/2014. Nomor 52 Tahun 2016
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan Peraturan Menteri Kesehatan
dan Pengendalian Manajemen. Republik Indonesia Nomor 76
Universitas Gajah Mada, Edisi Tahun 2016. Tentang Pedoman
3, Penerbit Salemba Empat. Indonesia Case Base Grups
(INA-CBGs) Dalam

ISSN: 2541-6669 34
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 2 No.1 2018

Pelaksanaan Jminan Trisnantoro, Laksono. 2015.


Kesehatan. Memahami Penggunaan Ilmu
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Ekonomi Dalam Manajemen
Indonesia (PERSI). 2004. Rumah Sakit. Edisi Kelima,
Pedoman Akuntansi Rumah Gajah Mada University Press.
Sakit Non Pemerintah. Undang – undang Nomor 44 tahun
Primasari, dkk. 2014. Analysis of 2009 Tentang Rumah Sakit
National Health Insurance Widayanti. 2013. Perbandingan
Referal System in Public Tarif Jawa Rawat Inap Dengan
Hospital dr.Adjidarmo. Lebak: Unit Cost dan Activity Based
Jurnal administrai Rumah Sakit Costing System Pada Rumah
Volume 1. Nomor, 2014. Sakit (Studi Kasus Pada RSUD
Rully Astrini. 2012. Pengaruh Kota Yogyakarta).
Kualitas Pelayanan (Serqual) Yuda Supriyanto. 2012. Analisis
Rawat Inap Terhadap Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Kepuasan Pasien Rumah Sakit Harga, Dan Fasilitas Terhadap
Puri Cinere. Skiripsi Tidak Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di
Dipublikasikan. Rumah Sakit Kariadi Semarang.
Sandra Aulia, dkk. Program Vokasi Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Universitas Indonesia 2015. Nomor 2 Tahun 2016 tentang
Cost Recovery Rate Program Sistem Standarisasi
Jaminan Kesehatan BPJS Kompetensi Kerja Nasional
Kesehatan. Akuntabilitas Indonesia (Berita Negara
Vo.III, No.2, Agustus 2015 P- Republik Indonesia Tahun
ISSN :1979-858X. 2016 Nomor 257).
Silviana Agustini, dkk. Analisis
Perbandingan Sistem Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Tradisional Dengan Sistem Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Activity Based Costing Dalam Tata Cara Penetapan Standar
Perhitungan Harga Pokok Kompetensi Kerja Nasional
Produksi di PT. Pinda Indonesia (Berita Negara
(Persero). Republik Indonesia Tahun
Susi Andriani, dkk. 2009. Hubungan 2016 Nomor 258).
Kualitas Pelayanan Kesehatan
Dengan Kepuasan Pasien
Rawat Inap Di Badan
Pelayanan Kesehatan Rumah
Sakit Umum Daerah
Kabupaten Magelang. Jurnal
Kesehatan,ISSN 1979-7621,
Vol.2, No1, Juni 2009.
Toto Prihadi, 2013. Capital
Budgeting & Fixed Asset
Management. Cetakan I, PPM
Manajemen.

ISSN: 2541-6669 35

Você também pode gostar