Você está na página 1de 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL


DENGAN ANTE PARTUM BLEEDING (APB)

1. DEFENISI
Ante Partum Bleeding (APB) atau Perdarahan antepartum adalah
perdarahan pervaginam semasa kehamilan di mana umur kehamilan telah
melebihi 28 minggu atau berat janin lebih dari 1000 gram (Manuaba, 2016).
Perdarahan Antepartum (APB) adalah perdarahan jalan lahir setelah
kehamilan 28 minggu yang sering digolongkan perdarahan pada
trimester ketiga.
Walaupun perdarahannya sering dikatakan terjadi pada trimester
ketiga akan tetapi tidak jarang juga terjadi sebelum kehamilan 28
minggu karena sejak itu segmen bawah uterus telah terbentuk dan
mulai melebar serta menipis. Dengan bertambah tuanya kehamilan
segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh
plasenta yang melekat disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari
dinding uterus. Pada saat itu mulailah terjadi perdarahan

2. ETIOLOGI
Perdarahan Antepartum dapat bersumber dari :
A. kelainan plasenta yaitu plasenta previa solusio plasenta
atau perdarahan antepartum yang belum jelas sumbernya
seperti insersio velamentosa, ruptur sinus marginalis dan
plasenta sirkumvalata
B. Bukan dari kelainan plasenta biasanya tidak begitu berbahaya
misalnya kelainan serviks dan vagina (erosio porsionis uteri,
polip serviks uteri, varises vulva, karsinoma porsionis uteri) serta
trauma
3. KLASIFIKASI
A. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta
berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah
rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaam jalan
lahir. macam-macam plasenta previa : Plasenta previa totalis :
seluruh pembukaan jalan lahir tertutup jaringan plasenta
B. Plasenta previa parsialis : sebagian pembukaan jalan lahir tertutup
plasenta
C. Plasenta previa marginalis : tepi plasenta berada tepat pada tepi
pembukaan jalan lahir
D. Plasenta letak rendah : plasenta terletak pada segmen bawah uterus
tetapi tak sampai menutupi pembukaan jalan lahir
E. solusio Plasenta
solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh jaringan
plasenta yang berimplantasi normal pada kehamilan diatas 22
minggu dan sebelum anak lahir
1) Solusio plasenta ringan Tanpa rasa sakit Perdarahan kurang 100
cc Plasenta lepas kurang dari 1/5 bagian igrinogen diatas 250
mg% solusio plasenta sedang Bagian janin masih teraba
Perdarahan antara 500-1000cc Plasenta lepas kurang dari 132
bagian
2) solusio plasenta berat Abdomen nyeri palpasi janin sukar Janin
telah meninggal Plasenta lepas atas 2-3 bagian Terjadi gangguan
pembekuan
4. PATOFISOLOGI
Perdarahan antepartum yang disebabakan oleh plasenta previa
umumnya terjadi pada trimester ketiga karena pada saat itu segmen
bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan berkaitan dengan
makin tuanya kehamilan.
Kemungkinan perdarahan antepartum akibat plasenta previa dapat
terjadi sejak kehamilan berusia 20 minggu. Pada usia kehamilan ini
segmen bawah uterus telah berbentuk dan mulai menipis. makin tua
usia kehamilan segmen bawah uterus makin melebar dan serviks
membuka. Dengan demikian plasenta yang berimplitasi dan akan
menimbulkan perdarahan. Darah berwarna merah segar, bersumber
pada sinus uterus atau robekan sinus marginali dali plasenta.
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan
pertama dari plasenta previa. Walaupun perdarahannya sering dikatakan
terjadi pada triwulan ketiga, akan tetapi tidak jarang pula dimulai sejak
kehamilan 20 minggu karena sejak itu segmen bawah rahim telah terbentuk
dan mulai melebar serta menipis. Dengan bertambah tuanya kehamilan,
segmen bawah rahim akan lebih melebar lagi, dan leher rahim mulai
membuka. Apabila plasenta atau ari-ari tumbuh pada segmen bawah rahim,
pelebaran segmen bawah rahim dan pembukaan leher rahim tidak dapat diikuti
oleh plasenta yang melekat disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari
dinding rahim. Pada saat itulah mulai terjadi perdarahan.
Sumber perdarahannya ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya
plasenta dan dinding rahim atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.
Perdarahannya tidak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot
segmen bawah rahim untuk berkontraksi menghentikan perdarahan itu, tidak
sebagaimana serabut otot uterus menghentikan perdarahan pada kala III
dengan plasenta yang letaknya normal, makin rendah letak plasenta, makin
dini perdarahan terjadi (Winkjodsastro H, 2015).
A. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Kehamilan :
Karena dihalangi oleh ari-ari maka bagian terbawah janin tidak
terdorong ke dalam pintu atas panggul, sehingga terjadilah kesalahan-
kesalahan letak janin seperti letak kepala yang mengapung, letak
sungsang atau letak melintang.
Sering terjadi persalinan prematur atau kelahiran sebelum
waktunya karena adanya rangsangan koagulum darah pada leher
rahim. Selain itu jika banyak plasenta atau ari-ari yang lepas, kadar
progesteron turun dan dapat terjadi kontraksi, juga lepasnya ari-ari
dapat merangsang kontraksi (Mochtar Restam, 2003)
B. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Persalinan
1) Letak janin yang tidak normal, menyebabkan persalinan akan
menjadi tidak normal
2) Bila ada plasenta previa lateralis, ketuban pecah atau dipecahkan
dapat menyebabkan terjadinya prolaps funikuli
3) Sering dijumpai inersia primer
4) Perdarahan (Mochtar Restam, 2011)
5. PHATWAY

MANIFESTASI KLINIS
mani1estasi klinis pada plasenta previa :
Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan yang terjadi
pertama kali biasanya tidak banyak dan tidak berakibat 1atal. Perdarahan
berikutnya hampir selalu lebih banyak dari sebelumnya
Pasien yang sedang dengan perdarahan plasenta previa tidak
mengeluh adanya
rasa sakit
Pada uterus tidak teraba keras dan tegang
Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul dan tidak
jarang letak bayi melintang+sungsang

mani1estasi klinis solusio plasenta :


1. Perdarahan pervaginam warna kehitam'hitaman yang sedikit
sekali
Tidak timbul rasa nyeri
nyeri tegang uterus
DJJ sulit dinilai
Air ketuban berwarna kemerahan
6. FAKTOR RESIKO
Ada beberapa kondisi yang menjadi Faktor resiko terjadinya
plasenta previa :
a) Pernah operasi sesar
b) Pernah dilakukan kuretase atau operasi pada rahim
(pengangkatan miom)
c) Pernah mengalami plasenta previa sebelumnya
d) Usia lebih dari 35tahun
e) merokok
f) saat ini mengalami kehamilan kembar

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. USG (ultrasonogra1i) : Dapat mengungkapkan posisi rendah
berbaring plasenta
b. Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin dan hematokrit menurun
c. Pengkajian vaginal : pengkajian ini akan mendiagnosa plasenta
previa tapi seharusnya ditunda jika memungkinkan hingga
kelangsungan hidup tercapai (lebih baik 34 minggu)
d. Amniosentesis : jika 35-36 minggu kehamilan tercapai panduan
ultrasound pada amniosentesis untuk menaksir kematangan paru
- paru
8. PENATALAKSANAAN
semua penderita perdarahan antenatal tidak boleh dilakukan
pemeriksaan dalam kecuali kemungkinan plasenta previa telah
disingkirkan atau diagnosa solusio plasenta telah ditegakkan Perawatan
konservati1 Dilakukan pada bayi prematur dengan TB0 2,00 g atau
umur kehamilan <37 minggu dengan syarat DJJ baik dan perdarahan
sedikit atau berhenti
a. Perawatan akti1
segera dilakukan terminasi kehamilan. 0ika perdarahan akti1
(perdarahan 9,00 cc dalam 30 menit) dan diagnosa sudah
ditegakkan segera dilakukan seksio sesaria dengan
memperhatikan keadaan umum ibu.
sedangkan pada pelaksanaan perdarahan solusio plasenta
dilakukan:
b. Perawatan konservati1 (ekspetati1)
Prinsipnya hanya menunggu samapi perdarahan berhenti dan partus
berlangsung spontan
c. Perawatan akti1 Amniotomi
Pelebaran dan peregangan serviks diikuti dengan pemasangan
cunam wilet gaus : atau 1ersbrakston-hick

Você também pode gostar