Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
4. Klasifikasi media
Media dapat diklasifikasikan sesuai dengan cirri khusus masing-masing media. Berdasarkan persepsi dari
masnusia normal bahwa media dapat diklasifikasikan menjadi media auto, media video dan audio visual.
Berdasarkan cirri dan bentuk fisiknya media dapat dikelomokkan menjadi media proyeksi(diam dan gerak)
dan media non proyeksi(dua dimensi dan tiga dimensi). Sedangkan jika diklasifikasikan berdasarkan
keberadaannya, media dikelompokkan menjadi dua yaitu, media media yang berada di ruang kelas dan
media-media yang berada di luar ruang kelas. Masing-masing media tersebut memiliki kekurangan dan
kelebihan bila dibandingkan dengan media lain.
Anda tentu telah mengenal beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran. Setiap jenis media pasti punya kelebihan dan
kelemahan. Pemahanan masing-masing karakteristik media , akan membantu
Anda dalam pemilihan jenis media yang paling tepat untuk kegiatan
pembelajaran. Sebelum kita gunakan, media harus kita pilih secara cermat.
Memilih media yang terbaik untuk tujuan pembelajaran bukanlah pekerjaan yang
mudah. Pemilihan itu rumit dan sulit, karena harus mempertimbangkan berbagai
faktor.
Anderson (1976) mengemukakan adanya dua pendekatan/ model dalam proses
pemilihan media pembelajan, yaitu: model pemilihan tertutup dan model
pemilihan terbuka.
Pemilihan tertutup terjadi apabila alternatif media telah ditentukan “dari atas”
(misalnya oleh Dinas Pendidikan), sehingga mau tidak mau jenis media itulah yang
harus dipakai. Kalau toh kita memilih, maka yang kita lakukan lebih banyak ke arah
pemilihan topik/ pokok bahasan mana yang cocok untuk dimediakan pada jenis
media tertentu. Misalnya saja, telah ditetapkan bahwa media yang digunakan
adalah media audio. Dalam situasi demikian, bukanlah mempertanyakan mengapa
media audio yang digunakan, dan bukan media lain? Jadi yang harus kita lakukan
adalah memilih topik-topik apa saja yang tepat untuk disajikan melalui media audio.
Untuk model pemilihan terbuka, lebih rumit lagi.
Model pemilihan terbuka merupakan kebalikan dari pemilihan tertutup.
Artinya, kita masih bebas memilih jenis media apa saja yang sesuai dengan
kebutuhan kita. Alternatif media masih terbuka luas. Proses pemilihan terbuka lebih
luwes sifatnya karena benar-benar kita sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
yang ada. Namun proses pemilihan terbuka ini menuntut kemampuan dan
keterampilan guru untuk melakukan proses pemilihan. Seorang guru kadang bisa
melakukan pemilihan media dengan mengkombinasikan antara pemilihan terbuka
dengan pemilihan tertutup.
Mengapa Perlu Pemilihan Media?
Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran.
Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai
dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Ujung akhir dari pemilihan media
adalah penggunaaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media yang kita pilih.
Apabila kita telah menentukan alternatif media yang akan kita gunakan dalam
pembelajaran, maka pertanyaan berikutnya sudah tersediakah media tersebut di
sekolah atau di pasaran ? Jika tersedia, maka kita tinggal meminjam atau
membelinya saja. Itupun jika media yang ada memang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah kita rencanakan, dan terjangkau harganya. Jika media
yang kita butuhkan ternyata belum tersedia, mau tak mau kita harus membuat
sendiri program media sesuai keperluan tersebut.
Jadi, pemilihan media itu perlu kita lakukan agar kita dapat menentukan
media yang terbaik, tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasaran didik.
Untuk itu, pemilihan jenis media harus dilakukan dengan prosedur yang benar,
karena begitu banyak jenis media dengan berbagai kelebihan dan kelemahan
masing-masing.
Kriteria Pemilihan Media
Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan
didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik pemilihan
jenis media maupun pemilihan topik yang dimediakan, akan membawa akibat
panjang yang tidak kita inginkan di kemudian hari. Banyak pertanyaan yang harus
kita jawab sebelum kita menentukan pilihan media tertentu. Secara umum, kriteria
yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran diuraikan
sebagai berikut.
1) Tujuan
Apa tujuan pembelajaran (TPU dan TPK ) atau kompetensi yang
ingin dicapai? Apakah tujuan itu masuk kawasan kognitif, afektif , psikhomotor atau
kombinasinya? Jenis rangsangan indera apa yang ditekankan: apakah penglihatan,
pendengaran, atau kombinasinya? Jika visual, apakah perlu gerakan atau cukup
visual diam? Jawaban atas pertanyaan itu akan mengarahkan kita pada jenis media
tertentu, apakah media realia, audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak
dan seterusnya.
2) Sasaran didik
Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media? bagaimana
karakteristik mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya,
apakah ada yang berkelainan, bagaimana motivasi dan minat belajarnya? dan
seterusnya. Apabila kita mengabaikan kriteria ini, maka media yang kita pilih atau
kita buat tentu tak akan banyak gunanya. Mengapa? Karena pada akhirnya sasaran
inilah yang akan mengambil manfaat dari media pilihan kita itu. Oleh karena itu,
media harus sesuai benar dengan kondisi mereka.
3) Karateristik media yang bersangkutan
Bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan kelemahannya,
sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan dicapai? Kita
tidak akan dapat memilih media dengan baik jika kita tidak mengenal dengan baik
karakteristik masing-masing media. Karena kegiatan memilih pada dasarnya adalah
kegiatan membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan lebih sesuai
dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis media tertentu,
pahami dengan baik bagaimana karaktristik media tersebut.
4) Waktu
Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan
untuk mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama
waktu yang tersedia / yang kita memiliki, cukupkah ? Pertanyaan lain adalah, berapa
lama waktu yang diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa lama
alokasi waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran ? Tak ada gunanya kita
memilih media yang baik, tetapi kita tidak cukup waktu untuk mengadakannya.
Jangan sampai pula terjadi, media yang telah kita buat dengan menyita banyak
waktu, tetapi pada saat digunakan dalam pembelajran ternyata kita kekurangan
waktu.
5) Biaya
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media.
Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media, jika
akibatnya justru pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria yang
harus kita pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk membuat, membeli
atau meyewa media tersebut? Bisakah kita mengusahakan beaya tersebut/ apakah
besarnya biaya seimbang dengan tujuan belajar yang hendak dicapai? Tidak
mungkinkan tujuan belajar itu tetap dapat dicapai tanpa menggunakan media itu,
adakah alternatif media lain yang lebih murah namun tetap dapat mencapai tujuan
belajar? Media yang mahal, belum tentu lebih efektif untuk mencapai tujuan belajar,
dibanding media sederhana yang murah.
6) Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita.
Adakah media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau di pasaran ?
Kalau kita harus membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu tenaga dan
sarana untuk membuatnya? Kalau semua itu ada, petanyaan berikutnya
tersediakah sarana yang diperlukan untuk menyajikannya di kelas? Misalnya, untuk
menjelaskan tentang proses tejadinya gerhana matahari memang akan lebih efektif
jika disajikan melalui media video. Namun karena di sekolah tidak ada aliran listrik
atau tidak punya video player, maka sudah cukup bila digunakan alat peraga
gerhana matahari.
7) Konteks penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi
bagaimana media tersebut akan digunakan. Misalnya: apakah untuk belajar
individual, kelompok kecil, kelompok besar atau masal ? Dalam hal ini kita perlu
merencanakan strategi pembelajaran secara keseluruhan yang akan kita gunakan
dalam proses pembelajaran, sehingga tergambar kapan dan bagaimana konteks
penggunaaan media tersebut dalam pembelajaran.
8) Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk memilih/membeli media siap pakai yang telah ada,
misalnya program audio, video, garafis atau media cetak lain. Bagaimana mutu teknis
media tersebut, apakah visualnya jelas, menarik dan cocok ? Apakah suaranya jelas dan
enak didengar ? Jangan sampai hanya karena keinginan kita untuk menggunakan media
saja, lantas media yang kurang bermutu kita paksakan penggunaannya. Perlu diinggat
bahwa jika program media itu hanya menjajikan sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukan
oleh guru dengan lebih baik, maka media itu tidak perlu lagi kita gunakan.
Jenis Media
Gambar diam Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah Rendah
Gambar hidup Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang
Televisi Sedang Sedang Tinggi Sedang Rendah Sedang
Benda nyata Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah
Audio Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Sedang
Pembelajan terprogram Sedang Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang
Peragaan Rendah Sedang Rendah Tinggi Sedang Sedang
Buku Teks Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang
Sajian lisan Sedang rendah Sedang sedang rendah sedang
Matrik kemampuan setiap jenis media dalam mempengaruhi berbagai jenis belajar
Untuk menggunakan matrik di atas, terlebih dahulu kita mempelajari jenis belajar
mana yang akan dipelajari / harus dikuasai siswa, apakah informasi faktual, konsep,
keterampilan dan seterusnya. Setelah itu, kita bisa memilih jenis media yang sesuai
dengan jenis belajar tersebut. Caranya dengan melihat dalam kolom yang yang
berlabel “tinggi “ yang tertera di bawah kolom jenis belajar. Selanjutnya kita lihat
secara horizontal ke kolom paling kiri untuk memperoleh petunjuk jenis media mana
yang sebaiknya kita pilih. Jika media tersebut ternyata tidak tersedia, atau tidak
mungkin disediakan kareana mahal, tidak praktis, atau tidak sesuai dengan kondisi
siswa, dengan cara yang samamaka pilihan kita beralih pada jenis media yang
berlabel “ “sedang”. Ini berati kita telah memilih jenis media “terbaik kedua”, bukan
yang terbaik.
Sekali lagi, pertimbangan utama dalam memilih media adalah keseuaian
media tersebut dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. Jika
terdapat beberapa jenis media yang sama sama baik dan sesuai, maka prioritas kita
adalah memilih jenis media yang murah, lebih praktis dan yang telah tersedia di
sekitar kita.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Media pembelajaran
Dalam pendidikan dan pengajaran, untuk mencapai tujuan agar terdapat efisiensi dan
efektifitas, maka diperlukan suatu alat bantu yang dikenal dengan istilah “media belajar”.
Secara etimologi, media berasal dari kata “medium” yang berarti perantara atau pengantar .
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan1[1]. Sedangkan
menurut para ahli lain, menggunakan istilah media pembelajaran sebagai “teaching material”
atau instruksional material2[2], artinya identik dengan pengertian keperagaan yang berasal dari
kata “raga”, yaitu suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar dan yang dapat diamati
melalui indera kita.
Sedangkan pengertian media pendidikan secara definitive, para ahli memberi rumusan
yang berbeda, masing-masing memiliki wawasan dan orientasi yang berlainan, namun
demikian pada prinsipnya ada kesamaan pengertian yang mendasar. Dan dapat diambil
kesimpulan bahwa media pendidikan atau pengajaran adalah sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengiriman ke si penerima guna merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Sebagai pembawa (penyalur) pesan, media pengajaran tidak hanya digunakan oleh guru, tetapi
yang lebih penting dapat pula digunakan oleh siswa. Dengan demikian penggunaan media
dalam pembelajaran sangat penting dilakukan, karena media pada hakekatnya merupakan salah
satu komponen sistem pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian
integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Ujung akhir dari
pemilihan media adalah penggunaaan media yang memungkinkan siswa dapat berinteraksi
dengan media yang kita pilih.
Apabila kita telah menentukan alternatif media yang akan kita gunakan dalam
pembelajaran, maka pertanyaan berikutnya adalah sudah tersediakah media tersebut di sekolah
atau di pasaran ? Jika tersedia, maka kita tinggal meminjam atau membelinya saja. Itupun jika
media yang ada memang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah kita rencanakan, dan
terjangkau harganya. Jika media yang kita butuhkan ternyata belum tersedia, mau tak mau kita
harus membuat sendiri program media sesuai keperluan tersebut.
1[1] Dr. Arief S. Sadiman, M. Sc, Media Pendidikan : Pengertian, pengembangan dan
pemanfaatannya, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002, Hal 6.
2[2] Dr. Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Bandung : Alumni, 1986, hal 22
Jadi, pemilihan media itu perlu kita lakukan agar kita dapat menentukan media yang
terbaik, tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasaran didik. Untuk itu,
pemilihan jenis media harus dilakukan dengan prosedur yang benar, karena begitu banyak
jenis media dengan berbagai kelebihan dan kelemahan masing-masing.
3[3] Ibrahim, Media Instruksional, malang : Sub. Penulis buku pelajaran proyek peningkatann
perguruan tinggi, 1982, hlm. 13
Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan didasarkan atas
kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik pemilihan jenis media maupun pemilihan
topik yang dimediakan, akan membawa akibat panjang yang tidak kita inginkan di kemudian
hari. Banyak pertanyaan yang harus kita jawab sebelum kita menentukan pilihan media
tertentu. Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media
pembelajaran diuraikan sebagai berikut.
Tujuan
Apa tujuan pembelajaran, atau apa kompetensi yang ingin dicapai? Apakah tujuan itu
masuk kawasan kognitif, afektif , psikomotor atau kombinasinya?. Jenis rangsangan indera apa
yang ditekankan: apakah penglihatan, pendengaran, atau kombinasinya?. Jika visual, apakah
perlu gerakan atau cukup visual diam?, Jawaban atas pertanyaan itu akan mengarahkan kita
pada jenis media tertentu, apakah media audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak
dan seterusnya.
Sasaran didik
Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media?, bagaimana karakteristik mereka,
berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, apakah ada yang berkelainan,
bagaimana motivasi dan minat belajarnya?, dan seterusnya. Apabila kita mengabaikan kriteria
ini, maka media yang kita pilih atau kita buat tentu tak akan banyak gunanya. Mengapa?,
Karena pada akhirnya sasaran inilah yang akan mengambil manfaat dari media pilihan kita itu.
Oleh karena itu, media harus sesuai benar dengan kondisi mereka.
Karateristik media yang bersangkutan
Bagaimana karakteristik media tersebut?, Apa kelebihan dan kelemahannya, sesuaikah
media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan dicapai?, Kita tidak akan dapat
memilih media dengan baik jika kita tidak mengenal dengan baik karakteristik masing-masing
media. Karena kegiatan memilih pada dasarnya adalah kegiatan membandingkan satu sama
lain, mana yang lebih baik dan lebih sesuai dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum
menentukan jenis media tertentu, pahami dengan baik bagaimana karaktristik media tersebut.
Waktu
Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengadakan
atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama waktu yang tersedia / yang kita
memiliki, cukupkah ?, Pertanyaan lain adalah, berapa lama waktu yang diperlukan untuk
menyajikan media tersebut dan berapa lama alokasi waktu yang tersedia dalam proses
pembelajaran ?, Tak ada gunanya kita memilih media yang baik, tetapi kita tidak cukup waktu
untuk mengadakannya. Jangan sampai pula terjadi, media yang telah kita buat dengan menyita
banyak waktu, tetapi pada saat digunakan dalam pembelajaran ternyata kita kekurangan
waktu.
Biaya
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media. Bukankah
penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media, jika akibatnya justru pemborosan.
Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria yang harus kita pertimbangkan. Berapa biaya
yang kita perlukan untuk membuat, membeli atau meyewa media tersebut?, Bisakah kita
mengusahakan beaya tersebut/ apakah besarnya biaya seimbang dengan tujuan belajar yang
hendak dicapai?, Tidak mungkinkan tujuan belajar itu tetap dapat dicapai tanpa menggunakan
media itu, adakah alternatif media lain yang lebih murah namun tetap dapat mencapai tujuan
belajar?, Media yang mahal, belum tentu lebih efektif untuk mencapai tujuan belajar,
dibanding media sederhana yang murah.
Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita. Adakah media yang
kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau di pasaran ?, Kalau kita harus membuatnya
sendiri, adakah kemampuan, waktu tenaga dan sarana untuk membuatnya?, Kalau semua itu
ada, petanyaan berikutnya tersediakah sarana yang diperlukan untuk menyajikannya di kelas?.
Misalnya, untuk menjelaskan tentang proses tejadinya gerhana matahari memang akan lebih
efektif jika disajikan melalui media video. Namun karena di sekolah tidak ada aliran listrik atau
tidak punya video player, maka sudah cukup bila digunakan alat peraga gerhana matahari.
Konteks penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi bagaimana media
tersebut akan digunakan. Misalnya: apakah untuk belajar individual, kelompok kecil,
kelompok besar atau masal ?, Dalam hal ini kita perlu merencanakan strategi pembelajaran
secara keseluruhan yang akan kita gunakan dalam proses pembelajaran, sehingga tergambar
kapan dan bagaimana konteks penggunaaan media tersebut dalam pembelajaran.
Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk memilih/membeli media siap pakai yang telah ada, misalnya
program audio, video, garafis atau media cetak lain. Bagaimana mutu teknis media tersebut,
apakah visualnya jelas, menarik dan cocok ?, Apakah suaranya jelas dan enak didengar ?,
Jangan sampai hanya karena keinginan kita untuk menggunakan media saja, lantas media yang
kurang bermutu kita paksakan penggunaannya. Perlu diinggat bahwa jika program media itu
hanya menjajikan sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukan oleh guru dengan lebih baik, maka
media itu tidak perlu lagi kita gunakan.
Kriteria lainnya yang dapat kita gunakan untuk memilih media pembelajaran yang tepat
dapat mempertimbangkan faktor Acces, Cost, Technology, Interactivity, Organization, dan
Novelty (ACTION). Penjelasan dari akronim tersebut sebagai berikut:
Acces, artinya media yang diperlukan dapat tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan siswa
Cost, artinya media yang akan dipilih atau digunakan, pembiayaannya dapat dijangkau.
Technology, artinya media yang akan digunakan apakah teknologinya tersedia dan mudah
menggunakannya.
Interactivity, artinya media yang akan dipilih dapat memunculkan komunikasi dua arah atau
interaktivitas. Sehingga siswa akan terlibat (aktif) baik secara fisik, intelektual dan mental.
Organization, artinya dalam memilih media pembelajaran tersebut, secara organisatoris
mendapatkan dukungan dari pimpinan sekolah (ada unit organisasi seperti pusat sumber belajar
yang mengelola).
Novelty, artinya media yang dipilih tersebut memiliki nilai kebaruan, sehingga memiliki daya
tarik bagi siswa yang belajar.
Media-media yang akan dipilih dalam proses pembelajaran juga harus memenuhi syarat-
syarat visible, intresting, simple, useful, accurate, legitimate, structure (VISUALS). Penjelasan
dari syarat tersebut adalah:
Visible atau mudah dilihat, artinya media yang digunakan harus dapat memperikan keterbacaan
bagi orang lain yang melihatnya
Interesting atau menarik, yaitu media yang digunakan harus memiliki nilai kemenarikan.
Sehingga yang melihatnya akan tergerak dan terdorong untuk memperhatikan pesan yang
disampaikan melalui media tersebut
Simple atau sederhana, yaitu media yang digunakan juga harus memiliki nilai kepraktisan dan
kesederhanaan, sehingga tidak berakibat pada in-efesiensi dalam pembelajaran
Useful atau bermanfaat, yaitu media yang digunakan dapat bermanfaat dalam pencapaian tujuan
pembelajaran yang diharapkan,
Accurate atau benar, yaitu media yang dipilih benar-benar sesuai dengan karakteristik materi
atau tujuan pembelajaran. Atau dengan kata lain media tersebut benar-benar valid dalam
pembuatan dan penggunaannya dalam pembelajaran
Legitimate atau Sah, masuk akal artinya media pembelajaran dirancang dan digunakan untuk
kepentingan pembelajaran oleh orang atau lembaga yang berwenang (seperti guru)
Structure atau tersetruktur artinya media pembelajaran, baik dalam pembuatan atau
penggunaannya merupakan bagian tak terpisahkan dari materi yang akan disampaikan melalui
media tersebut.
4[4] Nana Sujana dan A. Rivai, media pengajaran, Bandung : Sinar Baru, 1991, hlm 4
Menentukan apakah pesan yang akan kita sampaikan melalui media termasuk pesan
pembelajaran atau hanya sekedar informasi umum/hiburan. Jika hanya sekedar informasi
umum akan diabaikan karena prosedur yang dikembangkan khusus untuk pemilihan media
yang bersifat/untuk keperluan pembelajaran.
Menentukan apakah media itu dirancang untuk keperluan pembelajaran atau hanya sekedar
alat bantu mengajar bagi guru (alat peraga). Jika sekedar alat peraga, proses juga dihentikan
( diabaikan).
Menentukan apakah tujuan pembelajaran lebih bersifat kognitif, afektif atau psikomotor.
Menentukan jenis media yang sesuai untuk jenis tujuan yang akan dicapai, dengan
mempertimbangkan kriteria lain seperti kebijakan, fasilitas yang tersedia, kemampuan
produksi dan biaya.
Me-review kembali jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat atau masih terdapat
kelemahan, atau masih ada alternatif jenis media lain yang lebih tepat. Merencanakan,
mengembangkan dan memproduksi media.
BAB III
KESIMPULAN
Pemilihan media pendidikan sangat penting dilakukan, karena dengan perkembangan
zaman maka pembelajaran yang lebih menarik dapat dilaksanakan. Seorang pendidik harus
mampu memilih dan menentukan jenis media apa yang tepat dapat pembelajaran sesuai dengan
materi yang akan disajikan. Ada beberapa point penting yang menjadi pedoman agar pemilihan
media pemblajaran tersebut berjalan sesuai rencana dan tepat sasaran.
1. Faktor yang mempengaruhi pemilihan media pendidikan/pembelajaran
Faktor tujuan
Faktor Efektifitas
Faktor kemampuan guru dan siswa
Faktor fleksibilitas (Kelenturan), tahan lama dengan kenyataan
Faktor kesediaan media
Faktor kesesuaian antara manfaat dan biaya
Faktor kualitas dan tehnik.
2. Kriteria pemilihan pembelajaran
Tujuan
Sasaran didik
Karateristik media yang bersangkutan
Waktu, biaya
Ketersediaan
Konteks penggunaan
Mutu Teknis
3. Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran
Ketepatan dengan tujuan pembelajaran
Kemudahan memperoleh media,
Ketrampilan guru dalam menggunakan media,
Tersedia waktu untuk menggunakannya, serta sesuai dengan taraf berfikir siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Alasan pokok pemilihan media dalam pembelajaran adalah didasarkan pada konsep
pembelajaran sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat suatu totalitas yang terdiri attas
sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Jika dilihat dari prosedur
pengembangan desain pembelajaran, maka langkah-langkahnya diawali dari perumusan tujuan
(khusus dan umum), dilanjutkan dengan perumusan materi untuk menunjang ketercapaian tujuan,
penentuan strategi pembelajaran dan media yang sesuai dengan karakteristik siswa, serta penentuan
evaluasi yang tepat sesuai dengan tujuan. Mekanisme tersebut menggambarkan pendekatan sistem
dalam pembelajaran di mana media sebagai bagian dari sistem tersebut tentunya memiliki kedudukan
yang penting pula. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa pemilihan media dalam pembelajaran
harus juga memperhatikan prinsip-prinsip pendekatan sistem tersebut, sehingga penggunaan media
dalam pembelajaran akan memberikan kebermaknaan dalam belajar (meaningful learning).
Sebelum membicarakan kriteria dalam memilih media, terlebih dahulu harus dibedakan
antara 2 (dua) macam media, yaitu (1) media yang dimanfaatkan atau “media by utilization”, artinya
media jadi yang biasanya dibuat secara komersial dan terdapat di pasaran bebas dan tinggal memilih
dan memanfaatkannya. Seperti karton, tape, radio, buku, peta, dan lain sebagainya yang tersedia di
toko-toko buku atau swalayan. Dan (2) media yang dirancang atau “media by design” yaitu media yang
harus dipersiapkan, dirancang dan dikembangkan sendiri untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini
karena medianya belum ada di pasaran atau karena terbatasnya media yang tersedia.
1. Tujuan belajar (objective), yaitu tujuan yang akan dicapai dari penggunaan media dalam
pembelajaran. Apakah tujuan tersebut bersifat kognitif, afektif atau psikomotorik?, dan pada aspek
yang manakah titik beratnya? atau apakah materi yang diajarkan bersifat informasi verbal, materi
untuk menanamkan sikap atau untuk mengajarkan keterampilan tertentu?.
2. Karakteristik sasaran (Audience), yaitu kelompok atau subjek pembelajaran (apakah anak-anak, orang
dewasa atau masyarakat umum, dan juga apakah mereka memiliki kelebihan atau kekurangan dari sisi
prestasi akademik, social, ekonomi atau sisi yang lain).
3. Biaya (Cost), yaitu kemampuan finansial yang tersedia. Berapa banyak biaya yang dibutuhkan untuk
pengadaan media tersebut? apakah dana yang ada telah mencukupi, apakah media yang dikeluarkan
seimbang dengan kemungkinan hasil yang akan dicapai, dan apakah ada media lain yang lebih murah
tetapi tujuan tetap tercapai?.
4. Karakteristik media, yaitu kemampuan masing-masing media. Harus diingat bahwa jenis media
tertentu mungkin lebih cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu di banding media yang
lain.
5. Mutu Teknis, yaitu apakah medianya tergolong masih baik atau kurang dari segi audionya, visualnya
atau dari sisi elektronik lainnya. Jangan paksakan menggunakan media yang sudah kualitas gambar
dan suaranya jelek, hanya sekedar supaya ada variasi.
6. Kesesuaian di lapangan, yaitu medianya acceptable apa tidak. Kondisi lapangan perlu
dipertimbangkan. Misalnya adat istiadat, budaya, agama, fasilitas yang ada di lingkungan sekolah, dan
lain-lain
7. Ketersediaan dan Kelayakan, yaitu jenis media tersebut apakah tersedia di lingkungan kita atau
sekolah dan layak untuk di pakai atau tidak? Mungkinkah kita memperolehnya? Kalau ada, apakah
sekolah memiliki peralatan untuk menggunakannya, tenaga yang merawat atau mengoperasikannya?
Dan jika tidak ada dan harus membuat, adakah bahan-bahan, waktu dan tenaganya?
8. Waktu (Time), yaitu penggunaan media tersebut bagaimana dari sisi penggunaan waktunya, apakah
lebih cepat, lamban atau sedang. Sehingga kita bisa mengestimasi penggunaan media tersebut dari
segi ketersediaan waktu.
Pemilihan media dalam pembelajaran menurut Dick and Carey (1978) harus didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan : (1) Tujuan Prilaku Belajar, (2) Ketersediaan Sumber Setempat, (3)
Ketersediaan Dana, tenaga dan fasilitasnya, dan (4) Faktor keluesan, kepraktisan dan ketahanan media
dalam waktu lama. Sementara menurut Gerlach and Ely (1980) bahwa pertimbangan pemilihan media
juga didasarkan atas : kualitas teknis media, harga, ketersediaan, dan kemampuan guru dan siswa.
Dan Prof. Ely menegaskan pula bahwa pemilihan media itu hendaknya memperhatikan Tujuan, Isi
(materi), karakteristik siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan
sumber, dan prosedur penilaian.
Kriteria khusus lainnya yang dapat kita gunakan untuk memilih media pembelajaran yang
tepat dapat mempertimbangkan faktor Acces, Cost, Technology, Interactivity, Organization, dan
Novelty (ACTION). Penjelasan dari akronim tersebut sebagai berikut:
Acces, artinya media yang diperlukan dapat tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan siswa
Cost, artinya media yang akan dipilih atau digunakan, pembiayaannya dapat dijangkau.
Technology, artinya media yang akan digunakan apakah teknologinya tersedia dan mudah
menggunakannya.
Interactivity, artinya media yang akan dipilih dapat memunculkan komunikasi dua arah atau
interaktivitas. Sehingga siswa akan terlibat (aktif) baik secara fisik, intelektual dan mental.
Novelty, artinya media yang dipilih tersebut memiliki nilai kebaruan, sehingga memiliki daya tarik bagi
siswa yang belajar.
Media-media yang akan dipilih dalam proses pembelajaran juga harus memenuhi syarat-syarat
visible, intresting, simple, useful, accurate, legitimate, structure (VISUALS). Penjelasan dari syarat
tersebut adalah:
Visible atau mudah dilihat, artinya media yang digunakan harus dapat memperikan keterbacaan bagi
orang lain yang melihatnya;
Interesting atau menarik, yaitu media yang digunakan harus memiliki nilai kemenarikan. Sehingga
yang melihatnya akan tergerak dan terdorong untuk memperhatikan pesan yang disampaikan melalui
media tersebut;
Simple atau sederhana, yaitu media yang digunakan juga harus memiliki nilai kepraktisan dan
kesederhanaan, sehingga tidak berakibat pada in-efesiensi dalam pembelajaran;
Useful atau bermanfaat, yaitu media yang digunakan dapat bermanfaat dalam pencapaian tujuan
pembelajaran yang diharapkan,
Accurate atau benar, yaitu media yang dipilih benar-benar sesuai dengan karakteristik materi atau
tujuan pembelajaran. Atau dengan kata lain media tersebut benar-benar valid dalam pembuatan dan
penggunaannya dalam pembelajaran;
Legitimate atau Sah, masuk akal artinya media pembelajaran dirancang dan digunakan untuk
kepentingan pembelajaran oleh orang atau lembaga yang berwenang (seperti guru);
Structure atau tersetruktur artinya media pembelajaran, baik dalam pembuatan atau penggunaannya
merupakan bagian tak terpisahkan dari materi yang akan disampaikan melalui media tersebut.
Menurut wilkinson, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam memilih media
pembelajaran, yakni:
1. Tujuan
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Tujuan yang
dirumuskan ini adalah kriteria yang paling cocok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain
merupakan kelengkapan dari kriteria utama.
2. Ketepatgunaan
Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar seperti
bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajarai adalah aspek-aspek yang menyakut gerak,
maka media film atau video akan lebih tepat. Wilkinson menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan
yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapain akademik.
3. Keadaan siswa
Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari beda interindividual antara siswa.
Msialnya kalau siswa tergolong tipe auditif/visual maka siswa yang tergolong auditif dapat belajar
dengan media visual dari siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan menggunakan media
auditif.
4. Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tuuan pembelajaran, media tersebut tidak
dapat digunakan jika tidak tersedia. Menurut wilkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar,
peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru.
5. Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media, hendaknya benar-benar
seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.
Dengan kriteria pemilihan media di atas, guru dapat lebih mudah menggunakan media mana yang
lebih tepat untuk membantu mempermudah tugas-tugasnya sebagai pemelajar. Kehadiran media
dalam proses pembelajaran jangan dipaksakan sehingga mempersulit tugas guru, tetapi harus
sebaliknya yakni mempermudah guru dalam menjelaskan bahan pembelajaran. Sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Perhatian siswa terhadap pembelajaran sudah berkurang akibat “kebosanan” mendengarkan uraian
guru.
Bahan pembelajaran yang dijelaskan guru kurang dipahami siswa. Dalam situasi ini sangat bijaksana
apabila guru menampilkan media untuk memperjelas pemahaman siswa mengenai bahan
pembelajaran.
Terbatasnya sumber pembelajaran. Tidak semua sekolah mempunyai buku sumber, atau tidak semua
bahan pembelajaran ada pada buku sumber. Situasi seperti itu menuntut guru untuk menyediakan
sumber tersebut dalam bentuk media. Seperti peta, globe, model, diorama, media grafis, dan lain-
lain.
Guru tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pembelajaran melalui penuturan kata-kata (verbal)
akibat terlalu lelah disebabkan telah mengajar terlalu lama. Misalnya dengan menampilkan bagan
atau grafik dan siswa diminta untuk menganalisa materi yang ada pada bagan atau grafik tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan guru setiap akan memilih media, metode atau bahan-bahan yang
akan digunakan dalam pembelajaran, yaitu menyangkut (a) peserta didiknya, (b) tujuan belajarnya, (c)
lingkungan belajar, dan (d) ketersediaan sumber belajarnya.
Dalam pemilihan media ada beberapa model yang dapat digunakan. Model-model tersebut di
antaranya dengan menggunakan (1) model bagan arus yaitu dengan cara menggunakan sistem
pengguguran dalam keputusan pemilihannya, (2) model matriks yang menangguhkan keputusan
pemilihan sampai seluruh criteria pemilihannya diidentifikasi dan (3) model checklist yang juga
menangguhkan keputusan sampai semua kriteria terpenuhi.
Untuk jenis media pemanfaatan, Erickson dan Curl (1972) mengembangkan proses
pemilihannya dalam bentuk checklist sebagai berikut:
3. Apakah ada kaitan yang mengena dan langsung dengan tujuan khusus yang hendak dicapai?
4. Bagaimana format penyajiannya diatur memenuhi sekuensi atau tata urutan belajar?
9. Apakah pandangannya objekif dan tidak mengandung unsure propaganda dan sebagainya?
10. Apakah memenuhi standar kualitas teknis? (gambar, narasi, efek, warna, dan sebagainya)
12. Apakah sudah dimantapkan melalui proses uji coba atau validasi? Oleh siapa, kondisinya, karakteristik
sasarannya, dan sejauhmana hal tersebut berhasil?
Beberapa pertanyaan tersebut, perlu diketahui jawabannya. Sehingga media yang akan dipilih
adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan dari pertanyaan yang diajukan itu. Karena terkadang
orang memilih media bukan atas pertimbangan-pertimbangan akademik melainkan karena
kemauannya sendiri. Sehingga dalam penggunaannya tidak dapat memenuhi tujuan yang ingin dicapai
dalam pembelajaran tersebut.
Untuk jenis media rancangan, Anderson (1976) memakai pendekatan flowchart. Pendekatan
pemilihan media yang digunakannya berdasarkan pandangan bahwa pemilihan media merupakan
bagian integral dari pengembangan pembelajaran. Dalam pemilihan media ini, Anderson
mengemukakan 6 (enam) langkah penentuan media, sebagai berikut:
Langkah Pertama: Menentukan apakah pesan yang disampaikan itu untuk tujuan pembelajaran atau
hanya sekedar informasi atau hiburan. Kalau bukan untuk pembelajaran, maka diabaikan (STOP)
Langkah Kedua, Menetapkan apakah media itu dirancang untuk keperluan pembelajaran
(instruksional) atau alat bantu mengajar (alat peraga). Jika untuk alat bantu mengajar saja maka
diabaikan juga
Langkah Ketiga, Menentukan apakah dalam usaha mendorong kegiatan belajar tersebut digunakan
strategi afektif, kognitif atau psikomotorik
Langkah Keempat, Menentukan media yang sesuai dari kelompok media yang cocok untuk strategi
yang dipilih dengan mempertimbangkan ketentuan (criteria) kebijakan, fasilitas yang ada,
kemampuan produksi dan biaya
Langkah Kelima, Mereview kembali kelemahan dan kelebihan media yang dipilih bila perlu mengkaji
kembali dengan alternative nomor 4 sebelum mulai dengan proses selanjutnya