Você está na página 1de 142

Metabolit sekunder

O
O
O O O
OH

O O
O

O
O
OH HO O
O O
O O
NH
HO HO O

1
Referensi
• Paul M. Dewick, 2002, Medicinal Natural Product A Biosynthetic
Approach, 2nd Ed., John Wiley and Sons, Ltd.
• Cannel R.J.P., 1998. How to Approach the Isolation of a Natural Product.
Natural Products Isolation, Totowa: Humana Press.
• Mann, J., et al., 1994, Natural Products: Their Chemistry and Biological
Significance, Longman, UK
• Samuelsson, G., 1999, Drugs of Natural Origin-A Textbook of
Pharmacognosy, 4th revised Ed., Apotekarsocieteten, Sweden
• Bruneton, J., 1999, Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Chemistry,
2nd Ed., translated by Halton, C.K., Intercept Ltd., New York
• Hänsel, R., Sticher, O. (Eds.), 2007, Pharmakognosie-Phytopharmazie,
8th Ed., Springer
• Jurnal-jurnal terkait

2
Alkaloid

RO

N CH3
H
H
HO

R = -H,
Morphine

Lateks
Papaver
somniverum
Apakah anda tahu
senyawa ini…..? H3C O
RO

O
O O
O N CH3
N CH3 HH
H
H H
HO H3C O
R = - H,
Morphine Heroin (diacetylmorphine)
R = -CH3, HO
Codeine
H3CO O

N CH3 N
H
H CH3
Hydrocodone
Pethidine
Dextromethorphan
Kenapa kita mempelajari
alkaloid?

5
Efek farmakologis Alkaloid
1. Analgesik dan narkotik: morfin dan kodein
2. Stimulansia sentral: kofein
3. Anti asma: efedrin
4. Antihipertensi: reserpin
5. Relaksan otot halus: atropin dan papaverin
6. Relaksan otot skeletal: tubocurarin
7. dll
6
7
Definisi alkaloid

„An Alkaloid is like my wife.


I can recognize her when I see her but I can‘t define her“

8
Alkaloid
Definisi:
Alkaloid: „Alkali-like“
•Senyawa (basa) organik yang mengandung atom N yang berasal
dari asam amino (dan memiliki aktivitas farmakologis dalam
kadar rendah), secara organoleptis alkaloid memiliki rasa yang
pahit

•Hipotesis : Adanya unsur N pada struktur alkaloid diyakini


merupakan produk sampingan dari pembentukan protein

9
Fakta mengenai alkaloid:

Tidak semua senyawa yang mengandung


atom N adalah alkaloid, contoh: asam amino,
basa nukleat

Kebasaan alkaloid berbeda-beda bahkan ada


yang bersifat amfoterik misal chepalin dan O

asam, misal: kolkhisin O

NH

O
O
10
Sejarah perkembangan alkaloida:
•Secara tradisional telah digunakan oleh manusia
•Baru pada abad 19, upaya isolasi senyawa aktif dilakukan
•Papaver somniverum yang pertama kali dilakukan isolasi
•Narkotina pertama kali diisolasi dari P. somniverum
•Morfina, dan diketahui bahwa sifat alkaloida BASA
•Alkaloida lain berhasil diisolasi spt. Kinina, strichnina
•Namun Penentuan struktur membutuhkan waktu lama
KLASIFIKASI ALKALOIDA (Hegnauer, 1960):
1. True alkaloids (Alkaloida sejati)
2. Proto alkaloids (Alkaloida sederhana)
3. Pseudo alkaloids (Alkaloida semu)
Ad 1. Alkaloida sejati
Ciri-ciri : a. Bersifat toksik/racun
b. Mempengaruhi fisiologis
c. Biogenetiknya dari asam amino
d. Mempunyai Atom –N- heterosiklik
e. Bersifat basa / alkalis
f. Terdapat dlm btk garam dg asam organik
O O
CH3O CH3
O OH
NH
CH3O NO2
O
OCH3
O
OCH3 OCH3
13. Kolkhisina 14. Asam aristolokhat-II
Perkecualian

13
14
Ad.2. Proto alkaloids (Alkaloida Sederhana)
Ciri-2: a. Merupakan molekul sederhana
b. Biogenetiknya dari asam amino
c. Mempunyai atom –N- bukan heterosiklik
c. Bersifat basa
d. Sering disebut Biological Amines

CH3O NH2
CH3
CH3O H H
OCH3 HO NH
CH3
15. Meskalina 16. Efedrina

Lopophora williamsii Ephedra sinica


Ad. 3. Pseudo alkaloids (Alkaloida semu)
Ciri-2: a. bersifat basa lemah
b. bukan berasal dari asam amino
Misal : Alkaloid terpen (Aconotina : alkaloid diterpen);
Alkaloid dari jalur metabolisme asetat (coniin)
OH
O

O
O
Coniin
O
N HN
O
OH Aconitina
HO

O O CH3
O
N CH3 O CH3
H3C N
N
CH3 H
O N N
H3C H H
CH3
N
H3C
18. Konessina 19. Kaffeina
Note: Dari mana asal atom nitrogen pd alkaloida semu…?
21
22
Keberadaan Alkaloid:
Umumnya terdapat dalam bentuk garamnya
dengan asam organik atau anorganik atau dalam
kombinasi dengan asam tertentu
Ada yang terdapat dalam bentuk glikosida,
misal α-chaconin

23
Keberadaan Alkaloid:
•Terdapat tidak di semua famili tumbuhan
•Monocotil: terbanyak di Liliaceae dan Amaryllidaceae
•Dicotil: terbanyak di Apocynaceae, Papaveraceae, Fabaceae
•Terdapat dalam jumlah sangat kecil (ppm) dalam Catharanthus
roseus sampai dengan 15% dalam kulit batang Cinchona
ledgeriana
•Dapat ditemui pada bakteri, algae, fungi dan lichen
•Contoh: pyocyanin dari P. aeruginosa; ergolin dari Claviceps
•Terdapat juga pada hewan: berang-berang, menjangan, red tide

24
KEBERADAAN ALKALOIDA :
N CH3
Terdapat pada daun Hyoscyamus niger,
H fam. Solanaceae

O N
CH2OH HO
O
H O
8. Hiosiamina
H3CO N O O
OH CH3
CH3 N CH3
O H
H3CO
HO
9. Vindolin 10. Morfina
Terdapat dalam daun Dalam lateks buah
Catharanthus roseus papaver somniverum
N

N NH
CH3O NH O
H H OH
OCH3
O OCH3
H N
CH3O O OCH3
H O
O OCH3
CH3O N O CH3
OCH3 O H
11. Reserpina O OH

Rauvolfia serpentina (akar, 1%) H OCH3

12. Vinkristina
Catharanthus roseus (daun, 4 x 10-6 %)
CH3

CH3
N
N CH2OH
N O

O
1. Muskopiridina 2. Kastoramina 3. Derivat pirol

Tanduk menjangan Beaver sex pheromone insect


O
O
N CH3
O HOCH2 CH3
CH3 NH
H N
NH
HN + H
CH3
NH2
+
H2N N NH
5. Piosianina
OH
H Pseudomonas NH

4. Saksitoksina H3C 6. Khanoklavina-1


Claviceps purpurea
Gonyaulac catenela
(red tide)
N O

7. Likopodina
Lycopodium
Umumnya merupakan campuran kompleks dari
jalur biogenesis yang sama, yang didominasi
salah satu konstituen

Kandungan alkaloid dapat bervariasi pada tiap


tahap pertumbuhan tumbuhan

27
Dapat ditemui di semua bagian tanaman tetapi umumnya
dominan di salah satu bagian, biasanya di kulit batang,
daun dan buah.
Biasanya terdapat dalam jaringan perifer
Beberapa terdapat dalam sel atau jaringan khusus misal:
•Alkaloid opium
•Alkaloid tropan
Dalam sel individu biasanya terdapat dalam vakuola dan
bukan pada protoplas atau dinding sel

28
Lokasi Alkaloid pada tumbuhan:
•Bagian yang mengandung alkaloid dalam jumlah
dominan belum tentu menunjukkan tempat produksi
misal:
•Nikotin dalam Nicotiana tabacum disintesis di
akar dan ditranfer ke daun
•Anabasin dalam Nicotiana tabacum dan N. rustea
dominan keduanya di akar, tapi merupakan
alkaloid dominan di dahan pada N. glauca

29
Fungsi bagi tumbuhan:
•Rasa pahit: deterrent terhadap herbivora
•Bagian dari pertahanan tubuh terhadap infeksi (fitoaleksin)
•Kompetisi
•Detoksifikasi
•Pirimidin nukleotida dan tetrapirol esensial bagi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman
•Atraktan: betalain terdapat pada bunga dan buah; beberapa
alkaloid pirolizidin meniru feromon kupu2
•Akumulasi di biji, untuk cadangan N, kandungan alkaloid
mencapai puncaknya pada akhir masa vegetasi tanaman (masa
berbunga dan pembentukan biji)
30
Sifat fisikokimiawi:

Bentuk basa tidak larut dalam air (larut dalam


pelarut organik)

BM 100-900

Memiliki titik lebur yang tajam, tanpa


dekomposisi, biasanya di bawah 200C

31
Alkaloid yang tidak mengandung oksigen dalam
struktur kimianya biasanya pada suhu kamar
bersifat cair (nikotin, koniin, spartein)

Alkaloid yang mengandung oksigen akan


berbentuk kristal, umumnya kristal tidak
berwarna, pada kasus tertentu berwarna
(berberine), beberapa berupa amorph

32
O

N + -OH
N O
CH3 NH CH3 OCH3
N
21. Koniina
20. Nikotina
OCH3
(liquid) 22. Berberina

(Berwarna, visible, khromofor)


CH3O

+ -
HO N O
O
(berwarna, visible, khromofor/ikatan
Rangkap terkonjugasi)
HO OH
NH
O O
23. Betanina
Stabilitas
Pengaruh pemanasan
sebagian besar terdekomposisi, beberapa
tersublimasi, contoh: kafein

Pengaruh asam
Asam kuat dalam keadaaan dingin/ asam lemah
dengan pemanasan menyebabkan perubahan
struktur kimia
34
a. Dehidrasi: morfin mjd apomorfin
b. N atau O-Demetilasi: kinin, kodein, papaverin,
narkotin
c. Hidrolisis:
Ester: kokain, atropin
Glikosidik: solanin: solanidin + ramnosa +
glukosa + galaktosa 35
Alkali:
•Larutan alkali encer (NH4OH atau NaOH) membebaskan alkaloid basa
dari garamnya
•Dapat membentuk garam dengan gugus COOH dari alkaloid, contoh
narcein

•Basa kuat (Na dan K) membentuk garam fenolat dengan alkaloid yang
mengandung fenol seperti morfin, cephalin
36
Ester alkaloid mengalami hidrolisis dengan adanya pemanasan
dalam suasana basa, contoh atropin dan kokain
Alkaloid dengan gugus lakton seperti pilokarpin mudah
terdekomposisi dalam suasana basa

37
Pembentukan artefak:
•DCM dan kloroform: alkaloid tersier mjd kuartener; reaksi
substitusi (berberin), pembentukan N-oksid (reserpin)
•Amoniak: ester dan keton
•NaOH: fenol mjd fenolat

O O

Larutan amoniak, RT
O O

Glucosyl-O O N

Gentiopikrosid Gentianin

38
HO HO
N N

Eter yang mengandung


O
peroksida
R R

N N

Alkaloid chinarin Derivat N-oksid

OCH3

O
O H

O
Sinar matahari (h > 300 nm) O
H
O
O

NH
NH

O O
O O

Colchicin Beta-lumicolchicin

39
Rasemisasi dengan adanya pengaruh asam-basa,
misal hyosiamin menjadi atropin

HN HN HN

H+, OH-

H H
N R N R N R

O OH O

Asam Lisergat Asam isolisergat

40
Stereokimia:

Sebagian besar optik aktif (biasanya levorotatori), kecuali yang


termasuk gugus purin

41
42
Relative pressor activities* of D(–)-ephedrine and D(+) ephedrine: The
relative pressor activities of D(–)-ephedrine is found to be 36 with regard to
its D(+)-ephedrine isomer at ll i.e., the former is almost 3½ times more
active than the latter

Antimigraine activity of (–)-ergotamine and (+)-ergotamine: It has been


observed that the antimigraine activity of (–)-ergotamine possesses 3-4
times more activity than its corresponding (+)-ergotamine isomer
Showing both (–)-and (+)-forms active pharmacologically:
In certain alkaloids, the (–) form as well as the (+) form are
medicinally useful. Examples: The (–)-Quinine is primarily
employed as a potent antimalarial agent; whereas the (+)-
Quinine, also known as quinidine, is solely used in restoring
cardiac arrythmia to normal rythm
Pengecualian : Tubocurarin hanya aktif
dalam bentuk d (+)

45
Kebasaan

Tergantung pada keberadaan lone pair elektron


dari atom N, tipe heterosiklis dan substitusinya

Electron withdrawing group yang dekat dengan


atom N menurunkan kebasaan

Elektron donating group menaikkan kebasaan

46
•• + – ••
R3N •• + H OH R3N H + •• OH
•• ••
[R3NH+][HO–]
Kb =
[R3N]
Menurut persamaan tersebut, dapat diprediksi :
1. Jika amina bebas terstabilkan relatif thd kationnya, maka amina itu
bersifat basa yang lebih lemah
2. Jika kation itu terstabilkan relatif thd amina bebasnya, maka amina
itu bersifat basa yang lebih kuat.
3. Karena semakin besar nilai Kb, sifat kebasaan semakin kuat

and pKb = - log Kb

Semakin kecil nilai pKb, sifat kebasaan semakin kuat


SIFAT KHEMIS : BASA (Sepasang elektron
bebas pada atom –N-)
Sifat ke-basa-an tergantung pada jenis substitusi pada atom –N-
- Electron donating :Pendonor/pemberi elektron
H3C
N
CH3 H3C
N
CH3 H
N
H
Mana paling basa.?
H
H3C CH3
25. Dietilamina
24. Trietilamina 26. Etilamina

N
N N N
N N H
H N H H
33. Pirolidina
27. Piridina 28. Piperidina 29. Kuinolina 30. Isokuinolina 31. Pirol 32. Indol

- Electron withdrawing : Penarik elektron


-C=O, menghilangkan Ik. Amida
sifat basa (menjadi
netral) Ik. Peptida
48
Kebasaan

•Piridin, kuinolin dan isokuinolin: basa


•Pirolidin merupakan basa kuat
•Pirol dan indol, bersifat asam

N N N NH
H

N N
H H 49
50
Alkaloid basa biasanya terdapat di tanaman dalam bentuk garam
dengan asam mineral seperti HCl, H2SO4, HNO3, atau asam
organik seperti asam tartrat, sulfamat dan maleat, mekonat,
isobutirat dan benzoat, atau dalam kombinasi dengan tanin

Alkaloid yang non basa adalah alkaloid amida, ammonium


kuartener, laktam, N-oxid

51
TATA NAMA ALKALOIDA :
1. Diberi akhiran –ina
2. Diberi penamaan spt. Genus
3. Diberi penamaan spt. Species
4. Asal alkaloida
5. Aktivitas fisiologis
6. Diberi penamaan sbg. Penghargaan

Misalnya :
Atropina ---------------- Atropa belladona
Cocaina ---------------- Erythroxylon coca
Ergotamina ----------- Jamur Ergot (Clavicept purpurea)
Emetina ---------------- Efek Emetika / muntah
Pelletierina ------------ Nama Peneliti alkaloida Pelletiere
Prefixes and suffixes:
1 -Prefixes:
• ''Nor'' -designates N-demethylation or Ndemethoxylation, e.g .
norpseudoephedrine and normicotine.
• -''Apo'' -designates dehydration e.g .apomorphine.
• ''Iso''-, pseudo-, neo-, and epi-'' indicate different types of isomers.
2 -Suffixes:
• ''dine'' designates isomerism as in the case of the Cinchona
alkaloids, quinidine and cinchonidine are optical isomers of quinine
and cinchonine respectively.
• ''ine'' indicates a lower pharmacological activity e.g .ergotamine is
less potent than ergometrine.

53
Deteksi dan karakterisasi
Reaksi pengendapan

Reagen Kandungan Hasil

Dragendorff K[BiI4] oranye

Mayer K2[HgI4] Kuning-putih

Garam Reinecke (NH4Cr[CNS]4(NH3)2) Pink,


mengambang
Scheiblers Wolframat-asam fosfat Kuning, amorph

Sonnenschein Molibdat-asam fosfat Kuning, lalu


biru hijau
Larutan tanin 5% dalam air Kecoklatan

Hager Asam pikrat jenuh Kuning

Wagner I/KI Merah coklat 54


Pereaksi warna:

1. Erdman: asam sulfat dengan sesepora asam nitrat


2. Froehd: asam sulfat yang mengandung asam molibdat atau
amonium molibdat
3. Marqui:asam sulfat mengandung formaldehid
4. Mandelin: asam sulfat yang mengandung asam vanadat atau
amonium vanadat

Positif palsu dengan komponen seperti senyawa pahit dan glikosida

55
Pereaksi spesifik:
1. Alkaloid ergot:
Erlich (Van-Urk): p-dimetilaminobenzaldehida dalam
suasana asam memberi warna biru atau hijau-abu2
2. Alkaloid indol:
Cerric ammonium sulfat (CAS) dalam suasana asam
3. Alkaloid tropan: Vitali-Morin (ungu)
4. Alkaloid kina: Thaleoquine
5. Alkaloid purin: reaksi mureksid
6. Alkaloid morphin: Marquis

56
KLT:
•Silika gel, aluminium oksida, kieselgur, selulosa
•Pada basa kuat, silika gel yang bersifat asam lemah dapat
mengikat alkaloid (pada fase gerak netral)
•TLC: UV, Dragendorff (+NaNO2)
•Alkaloid dengan amina primer dan sekunder negatif palsu
•Kumarin, hidroksiflavon, triterpen dan kardenolida ttt
positif palsu
•Alkaloid purin: mureksid (Kalium perklorat + setetes HCl,
diuapkan, ditambah amoniak = ungu)
•Alkaloid morphin: reagen Marquis (H2SO4 + setetes
formaldehida = ungu)
57
Isolasi Alkaloid
•Ekstraksi dengan pelarut organik yang tidak campur air: kloroform,
eter, metilen klorida dan toluen, dilakukan dengan perkolasi atau
sokhletasi, dengan penambahan basa yang sesuai
•Alkaloid kuartener dan N oksid larut dalam air
•Ekstraksi dengan pelarut organik yang dapat campur dengan air
seperti etanol dan metanol
•Dapat melarutkan alkaloid basa dan garam
•Ekstraksi dengan terlebih dulu dilakukan pengasaman
•Pengendapan alkaloid dengan reagen pengendap alkaloid
•Penggunaan kation exchange resin

58
Material

PE
Fraksi PE Fraksi etanol atau metanol air

Lemak dan lilin dipekatkan

Kloroform dan
asam tartrat

Fraksi asam
Fraksi kloroform atau EtOAc
Penambahan basa
Alkaloid netral dan basa lemah
Kloroform atau EtOAc

Fraksi kloroform atau EtOAc Fraksi basa


Alkaloid primer, sekunder dan tersier Alkaloid kuartener dan N-oksid

59
Isolasi Alkaloid
•Basa kuat dibutuhkan untuk membebaskan garam alkaloid dengan
asam mineral kuat
•Alkaloid ester dan lakton membutuhkan basa lemah (Natrium
bikarbonat atau natrium karbonat) untuk menghindari hidrolisis
•Alkaloid fenolik: NH4OH (Amonium Hidroksida)
•Jika terdapat komponen yang berlemak, penggunaan basa kuat
dihindari karena dapat menimbulkan penyabunan
•NH4OH: disukai karena dapat membebaskan sebagian besar garam
alkaloid, dan mudah menguap
•Ca(OH)2 digunakan untuk alkaloid opium
•Garam alkaloid dengan asam tanat, diasamkan dulu dengan HCl encer
dan kemudian dibasakan 60
Analisis kuantitatif Alkaloid
1. Volumetri: berdasarkan sifat kebasaan alkaloid
2. Gravimetri: menimbang residu alkaloid
3. Spektrofotometri: dengan penambahan pereaksi
warna
4. Fluorimetri: kinin dan kinidin
5. Polarimetri: optical activity
6. Kromatografi: KLT, KG, HPLC

61
Struktur Kimia Alkaloid
Struktur alkaloid dibagi atas 3 bagian :
a) Elemen yang mengandung N terlibat pada
pembentukan alkaloid
b) Elemen tanpa N yang ditemukan dalam
molekul alkaloid
c) Reaksi yg terjadi utk pengikatan khas
elemen2 pada alkaloid

62
Elemen yang mengandung N terlibat
pada pembentukan alkaloid
• Asam-asam amino : Lisin, Prolin, Histidin,
Fenilalanin, Triptofan
• Bukan asam amino : amoniak, xanthin,
piridin karbonat

63
Elemen tanpa N yang ditemukan dalam
molekul alkaloid (Buildingblocks)

• Inti C1 (gugus metil)


• Inti C2 (elemen asetat)
• Inti C5 (Isopren, biasanya dlm btk
monoterpen)
• Senyawa aromatik tipe fenilpropan (tipe
asam sinamat C6-C3 atau tipe asam
benzoat C6-C1)

64
Reaksi yg terjadi utk pengikatan
khas elemen2 pada alkaloid

• Pembentukan amida
• Transaminasi
• Kondensasi menurut cara pembentukan
basa Schiff
• Kondensasi Mannich

65
Pembentukan Amida

O O

R C + NH3  R C

OH NH2

Misalnya : Piperin, kapkaisin, galegin, kolkhisin

66
Transaminasi
NH2

CH OH
R C

O
O

C OH + NH3
R C

O -CO2 H2
C
R NH2
Misal : Efedrin
67
Kondensasi Basa Schiff

O N R2

R C + H2N R2 R C
C R1 C R1
H2 H2

Misal : piperidin
68
69
Kondensasi Mannich
R1

O R3 R CH

R H + R1 C + R2 NH N R2

H R3

70
71
Penggolongan berdasarkan biogenesisnya:
A. Alkaloid heterosiklis yang berasal dari asam amino:
1. Ornithin
2. Lisin
3. Tirosin
4. Fenilalanin
5. Triptofan
6. Asam antranilat
7. Histidin
B. Alkaloid heterosiklis yang berasal dari nukleotid purin
C. Alkaloid yang terbentuk melalui transaminasi: terpenoid alkaloid

72
Tugas
• Cari masing-masing 3 contoh true-,proto-,
dan pseudoalkaloid beserta sumber
biosintesisnya!
• Apa efek farmakologi dari masing-masing
alkaloid tersebut?
• Faktor apa saja yang harus diperhatikan
ketika mengisolasi alkaloid?

73
74
75
Atropa belladona
Herba: 0,3 – 0,6% alkaloid terdiri atas (-)-hyosiamin, (-)-hyosin
Akar: 0,4 – 0,8% alkaloid terdiri atas (-)-hiosiamin, (-)-hyosin,
(-)-cuscohigrin

76
Datura stramonium

Datura metel 77
Mandragora officinarum
Duboisia myoporoides

Scopolia carniolica

78
Alkaloid tropan
Hiosiamin:
Antispasmodik (g.i), midriatik, antisekretori (saliva), antidot pada inhibitor
asetilkolinesterase (fisostigmin, neostigmin, organofosfat)
Hiosin (skopolamin): depresant CNS, anti motion-sickness

79
80
Erythroxylum coca

Kandungan alkaloid: 0,7-2,5% (40-50% adalah


(-)-Kokain

81
Mekanisme aksi cocain:
Cocain memodifikasi aksi dopamin di otak. Cocain berikatan dengan dopamin
reuptake-transporter pada presinaptik membran pada dopaminergik neuron. Ikatan ini
menghambat pelepasan dopamin dari celah sinaptik dan degradasi dengan MAO di
terminal saraf. Dopamin tetap berada di celah sinaptik sehingga bebas berikatan
dengan reseptornya di post sinaptik membran, menghasilkan impuls saraf lebih lanjut.
Peningkatan aktivias jalur dopaminergik reward menyebabkan perasaan euforia ‚high‘
82
Efek anastetik lokal cocain:
Cocain secara fisik memblokir sodium channel
melalui 2 mekanisme: jalur hidrofobik dan jalur
hidrofilik. Blokade mencegah voltage-dependent
Na+ conductance, sehingga memblok saraf secara
lokal
Gugus fungsional: aromatik ester karboksil dan 83
amino basis yang dipisahkan oleh rantai lipofilik
84
Symphytum officinale

Alkaloid Pirolizidin

85
86
Piper nigrum

87
88
Alkaloid yang berasal dari asam nikotinat

Alkaloid piridin

89
Nicotiana tabacum

0,6-9% (-)-nikotin selain anabasin dan nornikotin


Di daun berada dalam bentuk garam dengan asam
sitrat atau malat
Nikotin dalam kadar rendah: stimulant pernafasan,
dalam kadar tinggi depressant pernafasan
Nikotin digunakan sebagai insektisida dan untuk
menghentikan kebiasaan merokok

90
91
92
Alkaloid yang berasal tirosin
H2N

Alkaloid fenil etil amin

HO O OH
tyrosine

93
Alkaloid Feniletil isokuinolin
Alkaloid fenil etil amin
Katekolamin:
Neurotansmiter

94
Alkaloid Benziltetrahidroisokuinolin

Chondrodendron tomentosum 95
Alkaloid Benziltetrahidroisokuinolin yang termodifikasi

96
Papaver somniferum

•Opium
•Laudanum
•Papaveretum: campuran garam HCl
•Opioid 97
98
99
100
101
Heroin memodifikasi aksi
dopamin di Brain‘s reward
pathway. Ketika melalui BBB,
heroin diubah menjadi morfin
yang berfungsi sebagai agonis
lemah pada delta dan kappa
suptipe opioid reseptor dan
agonis kuat pada mu subtipe
reseptor. Pengikatan ini
menghambat pelepasan GABA
dari terminal saraf,
menurunkan efek inhibisi
GABA terhadap neuron
dopaminergik. Hal tersebut
meningkatkan aktivitas neuron
dopaminergik dan pelepasan
dopamin ke celah sinaptik
mengakibatkan aktivasi
membran post sinaptik.
Aktivasi terus menerus jalur
dopaminergik reward
menyebabkan euforia ‚high‘
102
103
Papaver bracteatum

104
Alkaloid Feniletilisokuinolin

Colchicum autumnale

Penggunaan: gout (sebagai antiinflamasi)


Efek: antimitotik (poliploidi untuk mendapat tanaman varietas baru
akibat multiplikasi kromosomdi nukleus tanpa diikuti pembelahan
105
sel)
Alkaloid terpenoid tetrahidroisokuinolin

Cephaelis ipecacuanha

Efek: antiamuba, emetik, ekspektoran,


inhibitor sintesis protein (tahap
106
translokasi)
107
O-methypsychotrine: efek
inhibisi sintesis protein kecil tapi
menghambat HIV-reverse
transcriptase

108
Alkaloid yang berasal dari triptofan

Alkaloid terpen indol

109
5-Hidroxytryptamine (Serotonin)

110
111
H H
N N

Asam atau
fosfatase
N N
OH
O OH
P
OH
O
Psilosin
Psilosibin (aktif)
(prodrug)

112
113
Rauwolfia serpentina

114
115
Catharantus roseus

116
117
118
Strychnos nux-vomica

119
120
Alkaloid Kuinolin

Cinchona ledgeriana
121
122
123
124
Camptotheca acuminata

125
Physostigma venenosum

126
127
Mekanisme aksi asetilkolinesterase:
Transmisi saraf cholinergik diakhiri
oleh enzim asetilcholinesterase
(AchE). AchE ditemukan baik di post
sinaptik membran dari sinaptik
cholinergik dan jaringan lain seperti
sel darah merah. Ach berikatan
dengan AchE dan dihidrolisis
menjadi asetat dan choline. Akibatnya
Ach tidak aktif dan impuls saraf
terhambat. AchE inhibitor mencegah
hidrolisis Ach, sehingga
meningkatkan konsentrasi Ach di
celah sinaptik; AchE inhibitor
digunakan dalam terapi Alzheimer

128
129
130
131
Alkaloid yang berasal dari Histidin

Alkaloid imidazole

Pilocarpus jaborandi

132
133
Alkaloid yang berasal dari fenilalanin

Ephedra sp.

134
135
Alkaloid purin

136
Alkaloid yang berasal dari reaksi transaminasi

Derivat asetat

Conium maculatum

137
Pseudoalkaloid

138
Alkaloid steroidal

139
140
141
142

Você também pode gostar