Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
O
O
O O O
OH
O O
O
O
O
OH HO O
O O
O O
NH
HO HO O
1
Referensi
• Paul M. Dewick, 2002, Medicinal Natural Product A Biosynthetic
Approach, 2nd Ed., John Wiley and Sons, Ltd.
• Cannel R.J.P., 1998. How to Approach the Isolation of a Natural Product.
Natural Products Isolation, Totowa: Humana Press.
• Mann, J., et al., 1994, Natural Products: Their Chemistry and Biological
Significance, Longman, UK
• Samuelsson, G., 1999, Drugs of Natural Origin-A Textbook of
Pharmacognosy, 4th revised Ed., Apotekarsocieteten, Sweden
• Bruneton, J., 1999, Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Chemistry,
2nd Ed., translated by Halton, C.K., Intercept Ltd., New York
• Hänsel, R., Sticher, O. (Eds.), 2007, Pharmakognosie-Phytopharmazie,
8th Ed., Springer
• Jurnal-jurnal terkait
2
Alkaloid
RO
N CH3
H
H
HO
R = -H,
Morphine
Lateks
Papaver
somniverum
Apakah anda tahu
senyawa ini…..? H3C O
RO
O
O O
O N CH3
N CH3 HH
H
H H
HO H3C O
R = - H,
Morphine Heroin (diacetylmorphine)
R = -CH3, HO
Codeine
H3CO O
N CH3 N
H
H CH3
Hydrocodone
Pethidine
Dextromethorphan
Kenapa kita mempelajari
alkaloid?
5
Efek farmakologis Alkaloid
1. Analgesik dan narkotik: morfin dan kodein
2. Stimulansia sentral: kofein
3. Anti asma: efedrin
4. Antihipertensi: reserpin
5. Relaksan otot halus: atropin dan papaverin
6. Relaksan otot skeletal: tubocurarin
7. dll
6
7
Definisi alkaloid
8
Alkaloid
Definisi:
Alkaloid: „Alkali-like“
•Senyawa (basa) organik yang mengandung atom N yang berasal
dari asam amino (dan memiliki aktivitas farmakologis dalam
kadar rendah), secara organoleptis alkaloid memiliki rasa yang
pahit
9
Fakta mengenai alkaloid:
NH
O
O
10
Sejarah perkembangan alkaloida:
•Secara tradisional telah digunakan oleh manusia
•Baru pada abad 19, upaya isolasi senyawa aktif dilakukan
•Papaver somniverum yang pertama kali dilakukan isolasi
•Narkotina pertama kali diisolasi dari P. somniverum
•Morfina, dan diketahui bahwa sifat alkaloida BASA
•Alkaloida lain berhasil diisolasi spt. Kinina, strichnina
•Namun Penentuan struktur membutuhkan waktu lama
KLASIFIKASI ALKALOIDA (Hegnauer, 1960):
1. True alkaloids (Alkaloida sejati)
2. Proto alkaloids (Alkaloida sederhana)
3. Pseudo alkaloids (Alkaloida semu)
Ad 1. Alkaloida sejati
Ciri-ciri : a. Bersifat toksik/racun
b. Mempengaruhi fisiologis
c. Biogenetiknya dari asam amino
d. Mempunyai Atom –N- heterosiklik
e. Bersifat basa / alkalis
f. Terdapat dlm btk garam dg asam organik
O O
CH3O CH3
O OH
NH
CH3O NO2
O
OCH3
O
OCH3 OCH3
13. Kolkhisina 14. Asam aristolokhat-II
Perkecualian
13
14
Ad.2. Proto alkaloids (Alkaloida Sederhana)
Ciri-2: a. Merupakan molekul sederhana
b. Biogenetiknya dari asam amino
c. Mempunyai atom –N- bukan heterosiklik
c. Bersifat basa
d. Sering disebut Biological Amines
CH3O NH2
CH3
CH3O H H
OCH3 HO NH
CH3
15. Meskalina 16. Efedrina
O
O
Coniin
O
N HN
O
OH Aconitina
HO
O O CH3
O
N CH3 O CH3
H3C N
N
CH3 H
O N N
H3C H H
CH3
N
H3C
18. Konessina 19. Kaffeina
Note: Dari mana asal atom nitrogen pd alkaloida semu…?
21
22
Keberadaan Alkaloid:
Umumnya terdapat dalam bentuk garamnya
dengan asam organik atau anorganik atau dalam
kombinasi dengan asam tertentu
Ada yang terdapat dalam bentuk glikosida,
misal α-chaconin
23
Keberadaan Alkaloid:
•Terdapat tidak di semua famili tumbuhan
•Monocotil: terbanyak di Liliaceae dan Amaryllidaceae
•Dicotil: terbanyak di Apocynaceae, Papaveraceae, Fabaceae
•Terdapat dalam jumlah sangat kecil (ppm) dalam Catharanthus
roseus sampai dengan 15% dalam kulit batang Cinchona
ledgeriana
•Dapat ditemui pada bakteri, algae, fungi dan lichen
•Contoh: pyocyanin dari P. aeruginosa; ergolin dari Claviceps
•Terdapat juga pada hewan: berang-berang, menjangan, red tide
24
KEBERADAAN ALKALOIDA :
N CH3
Terdapat pada daun Hyoscyamus niger,
H fam. Solanaceae
O N
CH2OH HO
O
H O
8. Hiosiamina
H3CO N O O
OH CH3
CH3 N CH3
O H
H3CO
HO
9. Vindolin 10. Morfina
Terdapat dalam daun Dalam lateks buah
Catharanthus roseus papaver somniverum
N
N NH
CH3O NH O
H H OH
OCH3
O OCH3
H N
CH3O O OCH3
H O
O OCH3
CH3O N O CH3
OCH3 O H
11. Reserpina O OH
12. Vinkristina
Catharanthus roseus (daun, 4 x 10-6 %)
CH3
CH3
N
N CH2OH
N O
O
1. Muskopiridina 2. Kastoramina 3. Derivat pirol
7. Likopodina
Lycopodium
Umumnya merupakan campuran kompleks dari
jalur biogenesis yang sama, yang didominasi
salah satu konstituen
27
Dapat ditemui di semua bagian tanaman tetapi umumnya
dominan di salah satu bagian, biasanya di kulit batang,
daun dan buah.
Biasanya terdapat dalam jaringan perifer
Beberapa terdapat dalam sel atau jaringan khusus misal:
•Alkaloid opium
•Alkaloid tropan
Dalam sel individu biasanya terdapat dalam vakuola dan
bukan pada protoplas atau dinding sel
28
Lokasi Alkaloid pada tumbuhan:
•Bagian yang mengandung alkaloid dalam jumlah
dominan belum tentu menunjukkan tempat produksi
misal:
•Nikotin dalam Nicotiana tabacum disintesis di
akar dan ditranfer ke daun
•Anabasin dalam Nicotiana tabacum dan N. rustea
dominan keduanya di akar, tapi merupakan
alkaloid dominan di dahan pada N. glauca
29
Fungsi bagi tumbuhan:
•Rasa pahit: deterrent terhadap herbivora
•Bagian dari pertahanan tubuh terhadap infeksi (fitoaleksin)
•Kompetisi
•Detoksifikasi
•Pirimidin nukleotida dan tetrapirol esensial bagi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman
•Atraktan: betalain terdapat pada bunga dan buah; beberapa
alkaloid pirolizidin meniru feromon kupu2
•Akumulasi di biji, untuk cadangan N, kandungan alkaloid
mencapai puncaknya pada akhir masa vegetasi tanaman (masa
berbunga dan pembentukan biji)
30
Sifat fisikokimiawi:
BM 100-900
31
Alkaloid yang tidak mengandung oksigen dalam
struktur kimianya biasanya pada suhu kamar
bersifat cair (nikotin, koniin, spartein)
32
O
N + -OH
N O
CH3 NH CH3 OCH3
N
21. Koniina
20. Nikotina
OCH3
(liquid) 22. Berberina
+ -
HO N O
O
(berwarna, visible, khromofor/ikatan
Rangkap terkonjugasi)
HO OH
NH
O O
23. Betanina
Stabilitas
Pengaruh pemanasan
sebagian besar terdekomposisi, beberapa
tersublimasi, contoh: kafein
Pengaruh asam
Asam kuat dalam keadaaan dingin/ asam lemah
dengan pemanasan menyebabkan perubahan
struktur kimia
34
a. Dehidrasi: morfin mjd apomorfin
b. N atau O-Demetilasi: kinin, kodein, papaverin,
narkotin
c. Hidrolisis:
Ester: kokain, atropin
Glikosidik: solanin: solanidin + ramnosa +
glukosa + galaktosa 35
Alkali:
•Larutan alkali encer (NH4OH atau NaOH) membebaskan alkaloid basa
dari garamnya
•Dapat membentuk garam dengan gugus COOH dari alkaloid, contoh
narcein
•Basa kuat (Na dan K) membentuk garam fenolat dengan alkaloid yang
mengandung fenol seperti morfin, cephalin
36
Ester alkaloid mengalami hidrolisis dengan adanya pemanasan
dalam suasana basa, contoh atropin dan kokain
Alkaloid dengan gugus lakton seperti pilokarpin mudah
terdekomposisi dalam suasana basa
37
Pembentukan artefak:
•DCM dan kloroform: alkaloid tersier mjd kuartener; reaksi
substitusi (berberin), pembentukan N-oksid (reserpin)
•Amoniak: ester dan keton
•NaOH: fenol mjd fenolat
O O
Larutan amoniak, RT
O O
Glucosyl-O O N
Gentiopikrosid Gentianin
38
HO HO
N N
N N
OCH3
O
O H
O
Sinar matahari (h > 300 nm) O
H
O
O
NH
NH
O O
O O
Colchicin Beta-lumicolchicin
39
Rasemisasi dengan adanya pengaruh asam-basa,
misal hyosiamin menjadi atropin
HN HN HN
H+, OH-
H H
N R N R N R
O OH O
40
Stereokimia:
41
42
Relative pressor activities* of D(–)-ephedrine and D(+) ephedrine: The
relative pressor activities of D(–)-ephedrine is found to be 36 with regard to
its D(+)-ephedrine isomer at ll i.e., the former is almost 3½ times more
active than the latter
45
Kebasaan
46
•• + – ••
R3N •• + H OH R3N H + •• OH
•• ••
[R3NH+][HO–]
Kb =
[R3N]
Menurut persamaan tersebut, dapat diprediksi :
1. Jika amina bebas terstabilkan relatif thd kationnya, maka amina itu
bersifat basa yang lebih lemah
2. Jika kation itu terstabilkan relatif thd amina bebasnya, maka amina
itu bersifat basa yang lebih kuat.
3. Karena semakin besar nilai Kb, sifat kebasaan semakin kuat
N
N N N
N N H
H N H H
33. Pirolidina
27. Piridina 28. Piperidina 29. Kuinolina 30. Isokuinolina 31. Pirol 32. Indol
N N N NH
H
N N
H H 49
50
Alkaloid basa biasanya terdapat di tanaman dalam bentuk garam
dengan asam mineral seperti HCl, H2SO4, HNO3, atau asam
organik seperti asam tartrat, sulfamat dan maleat, mekonat,
isobutirat dan benzoat, atau dalam kombinasi dengan tanin
51
TATA NAMA ALKALOIDA :
1. Diberi akhiran –ina
2. Diberi penamaan spt. Genus
3. Diberi penamaan spt. Species
4. Asal alkaloida
5. Aktivitas fisiologis
6. Diberi penamaan sbg. Penghargaan
Misalnya :
Atropina ---------------- Atropa belladona
Cocaina ---------------- Erythroxylon coca
Ergotamina ----------- Jamur Ergot (Clavicept purpurea)
Emetina ---------------- Efek Emetika / muntah
Pelletierina ------------ Nama Peneliti alkaloida Pelletiere
Prefixes and suffixes:
1 -Prefixes:
• ''Nor'' -designates N-demethylation or Ndemethoxylation, e.g .
norpseudoephedrine and normicotine.
• -''Apo'' -designates dehydration e.g .apomorphine.
• ''Iso''-, pseudo-, neo-, and epi-'' indicate different types of isomers.
2 -Suffixes:
• ''dine'' designates isomerism as in the case of the Cinchona
alkaloids, quinidine and cinchonidine are optical isomers of quinine
and cinchonine respectively.
• ''ine'' indicates a lower pharmacological activity e.g .ergotamine is
less potent than ergometrine.
53
Deteksi dan karakterisasi
Reaksi pengendapan
55
Pereaksi spesifik:
1. Alkaloid ergot:
Erlich (Van-Urk): p-dimetilaminobenzaldehida dalam
suasana asam memberi warna biru atau hijau-abu2
2. Alkaloid indol:
Cerric ammonium sulfat (CAS) dalam suasana asam
3. Alkaloid tropan: Vitali-Morin (ungu)
4. Alkaloid kina: Thaleoquine
5. Alkaloid purin: reaksi mureksid
6. Alkaloid morphin: Marquis
56
KLT:
•Silika gel, aluminium oksida, kieselgur, selulosa
•Pada basa kuat, silika gel yang bersifat asam lemah dapat
mengikat alkaloid (pada fase gerak netral)
•TLC: UV, Dragendorff (+NaNO2)
•Alkaloid dengan amina primer dan sekunder negatif palsu
•Kumarin, hidroksiflavon, triterpen dan kardenolida ttt
positif palsu
•Alkaloid purin: mureksid (Kalium perklorat + setetes HCl,
diuapkan, ditambah amoniak = ungu)
•Alkaloid morphin: reagen Marquis (H2SO4 + setetes
formaldehida = ungu)
57
Isolasi Alkaloid
•Ekstraksi dengan pelarut organik yang tidak campur air: kloroform,
eter, metilen klorida dan toluen, dilakukan dengan perkolasi atau
sokhletasi, dengan penambahan basa yang sesuai
•Alkaloid kuartener dan N oksid larut dalam air
•Ekstraksi dengan pelarut organik yang dapat campur dengan air
seperti etanol dan metanol
•Dapat melarutkan alkaloid basa dan garam
•Ekstraksi dengan terlebih dulu dilakukan pengasaman
•Pengendapan alkaloid dengan reagen pengendap alkaloid
•Penggunaan kation exchange resin
58
Material
PE
Fraksi PE Fraksi etanol atau metanol air
Kloroform dan
asam tartrat
Fraksi asam
Fraksi kloroform atau EtOAc
Penambahan basa
Alkaloid netral dan basa lemah
Kloroform atau EtOAc
59
Isolasi Alkaloid
•Basa kuat dibutuhkan untuk membebaskan garam alkaloid dengan
asam mineral kuat
•Alkaloid ester dan lakton membutuhkan basa lemah (Natrium
bikarbonat atau natrium karbonat) untuk menghindari hidrolisis
•Alkaloid fenolik: NH4OH (Amonium Hidroksida)
•Jika terdapat komponen yang berlemak, penggunaan basa kuat
dihindari karena dapat menimbulkan penyabunan
•NH4OH: disukai karena dapat membebaskan sebagian besar garam
alkaloid, dan mudah menguap
•Ca(OH)2 digunakan untuk alkaloid opium
•Garam alkaloid dengan asam tanat, diasamkan dulu dengan HCl encer
dan kemudian dibasakan 60
Analisis kuantitatif Alkaloid
1. Volumetri: berdasarkan sifat kebasaan alkaloid
2. Gravimetri: menimbang residu alkaloid
3. Spektrofotometri: dengan penambahan pereaksi
warna
4. Fluorimetri: kinin dan kinidin
5. Polarimetri: optical activity
6. Kromatografi: KLT, KG, HPLC
61
Struktur Kimia Alkaloid
Struktur alkaloid dibagi atas 3 bagian :
a) Elemen yang mengandung N terlibat pada
pembentukan alkaloid
b) Elemen tanpa N yang ditemukan dalam
molekul alkaloid
c) Reaksi yg terjadi utk pengikatan khas
elemen2 pada alkaloid
62
Elemen yang mengandung N terlibat
pada pembentukan alkaloid
• Asam-asam amino : Lisin, Prolin, Histidin,
Fenilalanin, Triptofan
• Bukan asam amino : amoniak, xanthin,
piridin karbonat
63
Elemen tanpa N yang ditemukan dalam
molekul alkaloid (Buildingblocks)
64
Reaksi yg terjadi utk pengikatan
khas elemen2 pada alkaloid
• Pembentukan amida
• Transaminasi
• Kondensasi menurut cara pembentukan
basa Schiff
• Kondensasi Mannich
65
Pembentukan Amida
O O
R C + NH3 R C
OH NH2
66
Transaminasi
NH2
CH OH
R C
O
O
C OH + NH3
R C
O -CO2 H2
C
R NH2
Misal : Efedrin
67
Kondensasi Basa Schiff
O N R2
R C + H2N R2 R C
C R1 C R1
H2 H2
Misal : piperidin
68
69
Kondensasi Mannich
R1
O R3 R CH
R H + R1 C + R2 NH N R2
H R3
70
71
Penggolongan berdasarkan biogenesisnya:
A. Alkaloid heterosiklis yang berasal dari asam amino:
1. Ornithin
2. Lisin
3. Tirosin
4. Fenilalanin
5. Triptofan
6. Asam antranilat
7. Histidin
B. Alkaloid heterosiklis yang berasal dari nukleotid purin
C. Alkaloid yang terbentuk melalui transaminasi: terpenoid alkaloid
72
Tugas
• Cari masing-masing 3 contoh true-,proto-,
dan pseudoalkaloid beserta sumber
biosintesisnya!
• Apa efek farmakologi dari masing-masing
alkaloid tersebut?
• Faktor apa saja yang harus diperhatikan
ketika mengisolasi alkaloid?
73
74
75
Atropa belladona
Herba: 0,3 – 0,6% alkaloid terdiri atas (-)-hyosiamin, (-)-hyosin
Akar: 0,4 – 0,8% alkaloid terdiri atas (-)-hiosiamin, (-)-hyosin,
(-)-cuscohigrin
76
Datura stramonium
Datura metel 77
Mandragora officinarum
Duboisia myoporoides
Scopolia carniolica
78
Alkaloid tropan
Hiosiamin:
Antispasmodik (g.i), midriatik, antisekretori (saliva), antidot pada inhibitor
asetilkolinesterase (fisostigmin, neostigmin, organofosfat)
Hiosin (skopolamin): depresant CNS, anti motion-sickness
79
80
Erythroxylum coca
81
Mekanisme aksi cocain:
Cocain memodifikasi aksi dopamin di otak. Cocain berikatan dengan dopamin
reuptake-transporter pada presinaptik membran pada dopaminergik neuron. Ikatan ini
menghambat pelepasan dopamin dari celah sinaptik dan degradasi dengan MAO di
terminal saraf. Dopamin tetap berada di celah sinaptik sehingga bebas berikatan
dengan reseptornya di post sinaptik membran, menghasilkan impuls saraf lebih lanjut.
Peningkatan aktivias jalur dopaminergik reward menyebabkan perasaan euforia ‚high‘
82
Efek anastetik lokal cocain:
Cocain secara fisik memblokir sodium channel
melalui 2 mekanisme: jalur hidrofobik dan jalur
hidrofilik. Blokade mencegah voltage-dependent
Na+ conductance, sehingga memblok saraf secara
lokal
Gugus fungsional: aromatik ester karboksil dan 83
amino basis yang dipisahkan oleh rantai lipofilik
84
Symphytum officinale
Alkaloid Pirolizidin
85
86
Piper nigrum
87
88
Alkaloid yang berasal dari asam nikotinat
Alkaloid piridin
89
Nicotiana tabacum
90
91
92
Alkaloid yang berasal tirosin
H2N
HO O OH
tyrosine
93
Alkaloid Feniletil isokuinolin
Alkaloid fenil etil amin
Katekolamin:
Neurotansmiter
94
Alkaloid Benziltetrahidroisokuinolin
Chondrodendron tomentosum 95
Alkaloid Benziltetrahidroisokuinolin yang termodifikasi
96
Papaver somniferum
•Opium
•Laudanum
•Papaveretum: campuran garam HCl
•Opioid 97
98
99
100
101
Heroin memodifikasi aksi
dopamin di Brain‘s reward
pathway. Ketika melalui BBB,
heroin diubah menjadi morfin
yang berfungsi sebagai agonis
lemah pada delta dan kappa
suptipe opioid reseptor dan
agonis kuat pada mu subtipe
reseptor. Pengikatan ini
menghambat pelepasan GABA
dari terminal saraf,
menurunkan efek inhibisi
GABA terhadap neuron
dopaminergik. Hal tersebut
meningkatkan aktivitas neuron
dopaminergik dan pelepasan
dopamin ke celah sinaptik
mengakibatkan aktivasi
membran post sinaptik.
Aktivasi terus menerus jalur
dopaminergik reward
menyebabkan euforia ‚high‘
102
103
Papaver bracteatum
104
Alkaloid Feniletilisokuinolin
Colchicum autumnale
Cephaelis ipecacuanha
108
Alkaloid yang berasal dari triptofan
109
5-Hidroxytryptamine (Serotonin)
110
111
H H
N N
Asam atau
fosfatase
N N
OH
O OH
P
OH
O
Psilosin
Psilosibin (aktif)
(prodrug)
112
113
Rauwolfia serpentina
114
115
Catharantus roseus
116
117
118
Strychnos nux-vomica
119
120
Alkaloid Kuinolin
Cinchona ledgeriana
121
122
123
124
Camptotheca acuminata
125
Physostigma venenosum
126
127
Mekanisme aksi asetilkolinesterase:
Transmisi saraf cholinergik diakhiri
oleh enzim asetilcholinesterase
(AchE). AchE ditemukan baik di post
sinaptik membran dari sinaptik
cholinergik dan jaringan lain seperti
sel darah merah. Ach berikatan
dengan AchE dan dihidrolisis
menjadi asetat dan choline. Akibatnya
Ach tidak aktif dan impuls saraf
terhambat. AchE inhibitor mencegah
hidrolisis Ach, sehingga
meningkatkan konsentrasi Ach di
celah sinaptik; AchE inhibitor
digunakan dalam terapi Alzheimer
128
129
130
131
Alkaloid yang berasal dari Histidin
Alkaloid imidazole
Pilocarpus jaborandi
132
133
Alkaloid yang berasal dari fenilalanin
Ephedra sp.
134
135
Alkaloid purin
136
Alkaloid yang berasal dari reaksi transaminasi
Derivat asetat
Conium maculatum
137
Pseudoalkaloid
138
Alkaloid steroidal
139
140
141
142